Ketika Anak Lelakiku Disangka Anak Perempuan

by - 3:35 PM


Ketika Anak Lelakiku Disangka Anak Perempuan

"Cantik, yaa.."
"Dia laki-laki, Bu.."
"Oh, laki-laki? Rambutnya cantik kali, kayak perempuan."

"Cantiknya, Si Kakak.."
"Dia laki-laki, Mbak.. Adeknya panggil dia 'Mamas'."
"Oh, kok laki-laki rambutnya panjang seperti perempuan, sih?"

Begitulah kira-kira komentar nyeletug orang-orang ketika pertama kali bertemu dengan Aal. Entah kenapa, seriiiing sekali orang mengira Aal itu anak perempuan. Padahal bajunya kaos gambar mobilan, robot Optimus Prime, kemeja kotak-kotak, baju-baju anak laki-laki pada umumnya, dan tentu pembawaannya yang laki-laki banget juga. Tapi tetap saja disangka perempuan.

Suka kezel kadang, apa orang nggak melihat betul-betul, ya. Memang, sih, rambut Aal dari dulu panjang (gondrong), rambutnya juga lurus jatuh dan tampak sehat seperti iklan-iklan shampo gitu. Rambut emaknya aja kalah. Tapi apakah rambut bisa menjadi tolak ukur mutlak terhadap gender seseorang? "Rambut panjang berarti perempuan, dan rambut pendek berarti laki-laki." Begitu, kah?

Eh tapi, pernah juga Aal potong pendek tapi juga disangka perempuan karena wajahnya "cantik". Kan lucu.. Rambutnya pendek, pakaiannya pakaian laki-laki, tapi disangka perempuan dan terang-terang mengucapkannya langsung di depan anakku, "Oh, laki-laki... Kayak cewek, ya.. Wajahnya cantik". Aku hanya bisa menjawab sambil tersenyum basa basi, "Bukan, dia laki-laki. Adeknya yang perempuan."


Komentar-komentar seperti ini kami dengar sejak Aal bayi, lho. Sejak bayi, batita, hingga saat ini sudah 4,5 tahun usianya. Heran juga, ada apa dengan mata orang-orang? Hehehe. Memang nggak semua, tapi mayoritas. Keadaan ini membuat saya risih dan merasa harus berbuat sesuatu untuk "membentengi Aal". Saya tidak mau dan tidak suka kalau Aal mendengar komentar-komentar nggak penting seperti itu. Memang bagi kita biasa, tapi bagi anak di usia balita itu menjadi bahan cerna di dalam otaknya tentang jati diri dan fitrah seksualitasnya. (Baca juga: Mengembangkan fitrah seksualitas anak)

"Aku ini siapa?"
"Aku ini laki-laki atau perempuan?"
"Kalau aku laki-laki kenapa banyak yang mengira aku perempuan?"
"Mengapa orang bilang aku seperti perempuan?"

Mungkin begitulah kira-kira pertanyaan yang terbesit di benak mereka, yaa. Saya sadar, saya tidak bisa mengendalikan komentar-komentar orang, saya tidak bisa melarang orang-orang berkomentar atas dasar apa yang mereka pikirkan. Menurut saya, satu-satunya cara yang bisa saya lakukan adalah memberi pengertian dan penjelasan kepada Aal tentang dirinya, tentang gendernya, tentang rambutnya, tentang perbedaan laki-laki dan perempuan.

Jadi pernah hari itu kami bertemu dengan seseorang yang frontal banget komentarnya, suaranya keras, pakai pegang-pegang rambut Aal segala, "kok laki-laki rambutnya kayak cewek gini, sih??". Duh, syukurnya ini ibu-ibu itu sudah tua, jadi saya hanya bisa diam saja tanpa memberi tanggapan. Aal pun risih dipegang-pegang rambutnya sama orang lain dan nampak menarik badannya untuk menjauh.

Ini titik tertinggi kekesalan saya. Aal juga tampak kesal karena rambutnya sampai dipegang-pegang. Setelah ibu itu pergi, saya langsung bicara pada Aal.

"Sayang, Aal laki-laki atau perempuan?"

"Laki-laki, lah." Jawabnya.

"Mantap! Aal itu laki-laki. Banyak orang bilang rambut Aal kayak perempuan, itu nggak bener! Laki-laki juga boleh kok rambutnya panjang. Bahkan menurut kisahnya, Nabi Muhammad rambutnya juga panjang seperti Aal."

Dari Bara’ bin Azib, dia berkata, “Aku tidak pernah melihat rambut melampaui ujung telinga seorang pun yang lebih bagus dari (rambut) Rasulullah.” Dalam suatu riwayat lain, “Rambut Rasulullah sampai mengenai kedua bahunya.” (Hr. Muslim: 2337)
- Sumber -

"Nabi Muhammad rambutnya kayak Aal segini?" Tanyanya sambil memegang rambutnya, matanya berbinar.

"Yang Umi tahu seperti itu, ada di Hadist. Jadi, tidak benar kalau rambut panjang itu perempuan dan rambut laki-laki itu pendek. Yang benar itu anak perempuan ya berjilbab, seperti Umi, seperti Adek. Ya, kan?"

"Iya... Kayak gini, nih, anak perempuan!" Jawabnya sambil menunjuk Dek Maryam yang sedang tidur di gendongan Umi.

"Jadi kalau nanti ada lagi yang bilang rambut Aal panjang kayak perempuan, Aal harus jawab apa?"

"....hmmm." mikir dia, hehee.

"Jawab aja, 'maaf, Aal laki-laki. Rambut Aal panjang, tapi Aal laki-laki. Kalau perempuan, mah, pakai jilbab kayak Maryam' gitu, ya?"

"Iya...iya."



Beberapa hari kemudian...

"Ehh, ini Aal? Ya ampun, kok kayak cewek sih, rambutnya?"

"Aal laki-laki. Kalau cewek, mah, kayak Maryam tu berjilbab. Aal kan nggak berjilbab!" Dia protes, lho.. Dia jawab dengan wajah polos, tapi suaranya lantang dan ngena. Dalam hati saya, "Masya Allah, masih ingat dia yang saya bilang dulu."

"Oh iya juga, ya.." Lalu netijen tadi tertawa dan setengah kaget mendengar protes keras Aal.

Saat itu saya puas. Setidaknya Aal bisa membentengi dirinya, mempertegas jati dirinya bahwa dia laki-laki. Saya senang karena Aal berani melawan opini yang salah, yang mana menurut saya opini-opini tersebut bisa berdampak buruk pada dirinya.

Dan teruntuk kita semua (termasuk saya dan khususnya untuk saya), hati-hati dalam berkomentar. Hindari komentar frontal di depan orang yang bersangkutan tentang fisik orang tersebut (kalau komentar di belakang, biar jadi urusan masing-masing orang dengan Tuhannya), terlebih lagi jika dia anak-anak yang pemikirannya masih serba abstrak. Belum tahu mana yang benar dan mana yang tidak benar.

Dan menurut saya, komentar-komentar seperti yang di atas itu bisa berdampak kurang baik bagi fitrah seksualitas anak karena bisa membuatnya bingung dan ragu dengan gendernya sendiri.

Untuk kita, para orang tua. Kita harus peka terhadap lingkungan di sekitar anak. Kalaulah sekiranya ada yang salah, mengganggu atau membuat kita tidak nyaman, kita bisa kuatkan diri anak dengan cara kita. Kita yang paling mengenal anak kita, kita yang tahu bagaimana cara meyakinkan anak tentang suatu kebenaran.

Cukup tanamkan kebenaran, kuatkan kebenaran itu di dalam dirinya. Yang paling penting, minta sama Allah untuk selalu menjaga kita dari segala sesuatu yang menyesatkan dan semoga kita selalu berada di jalan kebenaran.

By the way... Adakah yang mengalami kisah yang sama seperti saya...?

You May Also Like

25 comments

  1. Salam kenal balik dari Bunda, ya. Btw cerita ini mengingatkan bunda ketika cucu bunda kedua digendong bunda di salah satu Mall juga sapaan beberapa Emak sama seperti sapaan kepada anak lelaki Juli. "Aduuuh, cantiknya, bla-bla-bla" Tapi setelah besar guantengnya bikin banggs Sang nenek deh.

    ReplyDelete
  2. Laki-laki boleh berambut panjang tapi kalau sekolah kok malah disuruh pendke ya mbak.
    Anak pertamaku juga pernah disangka perempuan dulu.
    Tapi skr aku selalu tanya dulu biasanya ini perempuan atau laki-laki takut salah panggil kalau ketemu anak kecil

    ReplyDelete
  3. Masukan lagi nih buat saya Mbak, perbedaan paling mendasar untuk laki dan perempuan adalah kalau eprempuan berhijab dan kalau ndak berarti laki-laki heheee. Soalnya di sekolah Fira, ada laki-laki juga yang rambutnya panjang, jadi Fira protes waktu itu, kenapa dia rambutnya panjang, padahal dia laki-laki, uhuhuu. Tks ya Mbak, sharingnya, jadi nambah ilmu baru

    ReplyDelete
  4. Aal pintar ya, bisa setegas itu ke orang. Kereeenn! :)
    Dulu Adek Fawwaz masih bayi juga sering disangka cewek Mbak, rambutnya yg bawaan lahir emang lebatlah yg jadi asal muasalnya. Bahkan pernah kurleb umur 4bulan, udah cukur botak, eehh mbak SPG masih aja sangkain cewek. Bilangnya, ihh lucu, cantiknyaaa. Lhaa, botak gini, bajunya juga udah dipakein baju cowok pula, ckckckk.
    Ku jawab aja "ini cewek, Tante" terus berlalu.. Hufft. Emang bikin gemesss ya komen2 itu.

    ReplyDelete
  5. Si bungsu waktu usia 1-3 bulan sering disangka perempuan karena kulitnya putih dan katanya alisnya kayak cewe sempet kesel juga aku mba klo jelasin baby aku cowo wkwkwk bersyukur sekarang udah 6 bulan mukanya keliatan laki banget jadi ga usah jelasin klo sibungsu cowok :D

    emang kalau komentar tuh mesti hati2 siapa tau kayak aku kalau lagi ga mood ditanyai ini cewe lgsg meriang..sempet juga suster nanya babynya cewe padahal udah jelas aku sebutin namanya cowo banget wkwkwk

    ReplyDelete
  6. Menurutku, yg anak2nya dah pada gede2, untuk anak2 identitas gendernya emang harus dibiasakan dari penampilan fisik mereka dulu. Krn identifikasi gender ya dimulai dari penampilan fisik. Jadi, kalo aku pribadi, pemilihan model rambut, model baju, warna baju, sebisa mungkin usahakan sesuai dg gendernya. Nanti setelah anak pra sekolah barulah dia sudah kuat dasar pemahamannya dia apa.

    ReplyDelete
  7. Noted nih..nggak semua orang bisa terima dengan komen yang asal keluar ya meski kita nggak tau niatnya apa.

    ReplyDelete
  8. Huehehe, i feel you mbaa. Anakku yg laki2 gondrong, mana matanya bulat berbinar, MasyaAllah. Selalu disangka perempuan

    ReplyDelete
  9. Sama mbak, anak kedua juga sering dikira perempuan. Jadi semenjak sekolah rambutnya selalu aku potong pendek.

    ReplyDelete
  10. Aku jadi ingat pas anak perempuanku rambut pendek trus ga pakai anting, jadi dikira anak laki. Hhheheeh

    ReplyDelete
  11. Pasti bete banget ya mba, heran ya sama orang suka mengomentari anak orang lain dengan bahasa yang tidak tepat. Pelajaran juga sih untuk saya supaya bisa berkomentar yabg baik

    ReplyDelete
  12. Anak keduaku juga mengalami hal yang sama mbak, selalu disangka cewek karena gondrong. Kadang caranya ngomong ngeselin banget Sampe aku udah malas jawab, aku cuekin aja terus orangnya berasa mungkin kalau aku gak suka :))

    ReplyDelete
  13. Padahal ya banyak laki-laki udah gede, rambutnya panjang. Tapi, suka heran aja kalau anak kecil laki-laki rambutnya panjang dibilang kayak perempuan. Kalau saya kebalikannya. Anak perempuan saya suka disangka laki-laki. Pernah juga diusir sama ibu-ibu saat dia lagi antre di toilet umum.

    Saya kadang-kadang suka kesel. Tapi, di depan anak berusaha santai aja menyikapinya. Tetap meyakinkan dia supaya jangan sampai bingung dengan gendernya

    ReplyDelete
  14. Kalau rambutnya kaya Aal sih aku masih mikir cowok tuh. Tapi ada tetanggaku kan baru pulang dari rantau. Anaknya cowok, dan keliatan cantik, rambut panjang mana dikuncir gitu. Jadi pernah deh manggil dia nduk, hehehe

    ReplyDelete
  15. Kalau saya kebalik, mba, anakku yang kecil perempuan pernah disangkain laki-laki, memang nggak saya pakaik rok-rok gitu, alasannya biar lebih simple dalam bergerak karena usia balita khan suka nggak mau diem, padahal dia pakai anting dan kalung, dan rambutnya sebahu, huhuhu

    ReplyDelete
  16. Anaku masih usia 5 tahun kebawah rambutnya panjang, karna susah utk disuruh potong ada beberapa org yang menghakimi.. Senyumin ajah

    ReplyDelete
  17. *Tunjuktangan*

    Anak bungsuku juga cowok yang sering disangka cewek sejak bayi padahal dia pake baju dan celana cowok.

    Ada hikmahnya dia speech delay, jadi yang berkomentar aneh tidak mempengaruhi dia.

    Sekarang, usia 9 dia sdh jauh lbh ngerti tapi sudah tidak ada yg judge dia cewek lagi. Sudah jauh lbh nyata kalo dia cowok hehe

    Aal keren, bisa bersikap tegas dan berani.

    ReplyDelete
  18. Anakku yang bungsu rambutnya panjang, bahkan sering ta kucir rambutnya kalau gerah

    ReplyDelete
  19. Rambutnya harus dipotong seperti tentara yaaa biar terciri anak laki2

    ReplyDelete
  20. Kebalikan sama anakku mba dulu waktu masih kecil selalu dibilang laki2, padahal udah pake baju perempuan. Emang sih belum pake jilbab waktu itu. Padahal menurutku ya wajahnya perempuan banget loh, kok ya dipanggil mas hehehee... Ada2 saja ya orang itu.

    ReplyDelete
  21. Anak aku yg perempuan malah suka dikira laki2 krn rambutnya seuprit dan dia emang anaknya aktif banget dan wajahnya lbh garang dibanding kakaknya yg laki2. Sampek udah dipakein jilbab ya msh ada yg nanya ini cowok apa cewek haha

    ReplyDelete
  22. Khalid juga begini pas bayi
    Tapi makin besar alhamdulillah
    Orang makin sadar klo doi laki2
    Hahahhahaa

    ReplyDelete
  23. saya kalo ketemu anak bayi, biasanya tanya dulu ke mamanya, apakah bayi-nya laki-laki atau perempuan karena takut salah panggil dan mamanya tersinggung

    ReplyDelete
  24. aku sempat mau panjangin rambut anakku tapi wajahnya dia kok ya lebih kayak cewek, ga jadi deh. Potong pendek aja.
    btw makasih lho ini mengingatkan aku agar lebih berhati-hati sebelum komentar ke anak.

    ReplyDelete
  25. Aku sering salah ketika ketemu anak laki yg emang parasnya ayu. Kalau ga tanya ibunya, walau rambutnya potong pendek dan pakai celana, tep aja suka salah nebak. Kalau perempuan, identitasnya lebih gampang pakai anting.

    ReplyDelete