Aliran Rasa Terakhir di Kelas Bunda Sayang Institut Ibu Profesional (IIP)
Aliran Rasa Terakhir di Kelas Bunda Sayang Institut Ibu Profesional (IIP) - Setahun lamanya, saya dan teman-teman mengikuti Kelas Bunda Sayang Institut Ibu Profesional (IIP). Sekarang saya bisa bernafas lega, karena akhirnya saya bisa menyelesaikan perjuangan ini sampai akhir.
Bagi saya, perjuangan selama setahun ini tuh nggak mudah, karena musuh saya adalah diri saya sendiri. Semangat saya naik turun, bahkan jujur saja, tekad ini pernah berada di bawah dan berpikir untuk berhenti dan menyerah saja. Lalu saya kembali teringat lagi, bahwa saya lernah berjanji kepada diri sendiri untuk menyelesaikan semua yang sudah saya mulai. Alhamdulillah, semua selesai dan saya bisa. Saya bisa, berarti kamu juga bisa! (Untuk yang masih berjuang di kelas Bunda Sayang)
Selama setahun, kami belajar beberapa ilmu pengasuhan. Mencoba mempraktekkan materi dalam sebuah tantangan yang disebut sebagai tantangan 10 hari. Ada 12 tantangan dalam 12 materi, saya gagal 2 kali berturut-turut. Kalau saja saya gagal 3 kali berturut-turut, mungkin saya tidak bisa menulis artikel berjudul "Aliran Rasa Terakhir di Kelas Bunda Sayang" ini.
![]() |
12 Materi kelas Bunda Sayang IIP. |
"Ojo kalah karo wegah.."
(Jangan kalah sama malas..)
Inilah slogan yang selalu saya ingat sejak berada di kelas matrikulasi lalu, sebelum memasuki kelas bunda sayang. Tambah lagi, saya menantang diri sendiri untuk selalu menulis review tiap materi dan aliran rasa ke dalam blog ini sebagai kenangan. Jadi, jika saya tidak berhasil menyelesaikan kelas Bunda Sayang ini, saya punya kekecewaan sendiri karena tulisan di blog saya tentang Bunda Sayang menjadi tidak tuntas.
Alhamdulillah, tantangan untuk diri sendiri pun terpenuhi. Inilah salah satu alasan kenapa saya tidak boleh menyerah. Ternyata, menantang diri sendiri itu berdampak baik, ya. Hehehe. Sebanyak 12 review materi dan 12 aliran rasa berhasil publish di dalam blog ini, berharap suatu saat nanti bisa saya baca-baca kembali atau mungkin bisa bermanfaat bagi orang lain yang membutuhkannya.
Baca di sini tentang kelas Bunda Sayang IIP
Fasilitator dan Teman-Teman
Fasilitator kami ada 2, yang pertama Mbak Rahmah (Amma), fasilitator di semester pertama kelas Bunda Sayang yang saya ikuti. Lalu yang kedua adalah Mbak Ika. Keduanya adalah fasilitator kesayangan. Salut sama mereka yang mau meluangkan waktunya untuk melayani kami di sela-sela kesibukan mereka masing-masingnya.
Terima kasih, Mbak Amma dan Mbak Ika. Semoga Allah membalas segala kebaikan dan ilmu yang bermanfaat kepada Mbak berdua. Aamiin.
Untuk teman-teman seperjuangan, senang sekali bisa mengenal kalian. Serunya ketika pertama kali kita bisa menyapa dan bertatap muka secara online saat penyampaian materi terakhir yang lalu, ketika itu tema materi kita adalah Keluarga Multimedia. Saat itulah kita bisa saling memandang wajah, termasuk bersama fasilitator kedua kami, Mbak Ika. Ternyta Mbak Ika orangnya manis, euy! Hehehe.
Berakhirnya kelas Bunda Sayang, semoga tidak berakhir pula silaturrahmi kita. Berakhirnya kelas Bunda Sayang, bukan berarti berakhir pula proses belajar kita. Bukan. Belajar terus, belajar terus sampai kita tidak bisa belajar lagi. Setelah ini, kelas Bunda Cekatan pun menanti, hehehe.
![]() |
Tahapan belajar di Institut Ibu Profesional. |
Bukankah seorang Ibu adalah Madrasah pertama dan utama bagi anak-anaknya..?
Saya hanya ingin membangun madrasah terbaik untuk anak-anak saya salah satunya melalui Institut Ibu Profesional.
Terima kasih, Institut Ibu Profesional..
40 comments
Aku penasaran pingi jadi anggota komunitas ibu professional. Gimana caranya?
ReplyDeleteAyo diterusin lagi saja tulisannya yg tidak tuntas itu. Kan masih ada waktu
ReplyDeletewah, banyak ilmu yg di dapat ya...semoga dapat terus berinovasi menjadikan anggota komunitas ibu profesional mencetak prestasi.
ReplyDeletememang, musuh terbesar adalah diri sendiri ya mbak..
ReplyDeleteMasih ada kelas selanjutnya gak mbak, semangat ya....
Aku pingin gabung di Institute Ibu Profesional gimana caranya mba? Pingin memperbaiki diri dan cara oengasuhan anak biar lbh baik nih
ReplyDeleteJadi inget nasehat emakku, wong males ki ora hasil, oranf malas gk akan menghasilkan apa-apa, katanya. :)
ReplyDeleteBeneran baru pertama kali denger, Ibu-ibu punya institut juga? Luar biasa sekarang ini yaks, kalau dulu otodidak belajar dari tetangga atau turun temurun sekarang bahkan udah ada institutnya, salut!
ReplyDeleteKeren zaman sekarang. Menjadi seorang ibu juga ada sekolahnya :)
ReplyDeleteFasilisatornya Mbak Amma yang Mbak Rahmah? We O We.. aku baru sampai game level 4, Mbak. Itupun rasanya megap-megap nulis tantangan 10 harinya, apalagi nyari idenya, hihihi. Aku tak lihat tugasnya Mbak Juli ya sambil nyari ide *tutup muka*
ReplyDeleteselamaaat ya mba! so happy for you! You have proven that there is nothing you can do if you have set your heart on it!
ReplyDeleteSetuju banget sama closingnya...
ReplyDelete"Ibu adalah madrasah pertama ananda!"
Selamat ya, mba...!
Ojo kalah Karo wegah <-- setuju banget deh statement ini karena salah satu tantangan terbesar adalah mengalahkan rasa malas, dan aku masih sering kalah! Hehe.. TFS mba .
ReplyDeletekalau belum jadi ibu boleh gabung ga ya kak? Penasaran deh, soalnya banyak sekali ilmu yang bisa diserap ya
ReplyDeleteWOW ternyata ada kelas menjadi ibu profesional ya? Aku jadi pengen ikutan huhuhu... Secara nih masih suka emosian sekarang jadi ibu hohohoho
ReplyDeleteOjo kalah karo wegah. Reminder untuk aku banget itu karena kadang aku sering ogah begini dan ogah begitu. Masih labil banget sih aku soalnya.
ReplyDeleteKalau belajar ada fasilitator tuh berasa selalu ada yang mengingatkan ya, mba, jadinya ada tuntunannya,apalagi ini ilmu pengasuhan anak yang memang mesti dipraktekkan
ReplyDeleteSetuju kalau ibu adalah madrasah pertama dan utama untuk anak-anaknya, saya pun lagi belajar banyak nih mendidik anak, semoga kita bisa mengajarkan kebaikan dunia akhirat ya untuk mereka.
ReplyDeleteUdah lama tertarik gabung di IIP, caranya gimana sih mba? karena kalau baca-baca dari artikel yang dishare membernya, MasyaAllah ilmunya keren2 semua :)
ReplyDeleteMbak tinggal di kota apa? IIP ada di tiap kota / daerah kita tinggal, mbak..
DeleteWhat a cool mom! Semenjak rajin Bw saya jadi banyak belajar dengan Blogger emak2 yang sangat antusias, merasa bangga dan termotivasi
ReplyDeleteJujur aku baru tahu soal INSTITUT IBU PROFESIONAL (IIP). Mungkin karena belum jadi ibu-ibu ya heheehhehe. Tapi kelas atau kegiatan ini bener-bener sangat membantu banget ibu-ibu buat mendidik anak-anaknya jadi lebih baik lagi. Aku bersyukur bisa baca tulisan Mba Juli hehehehe
ReplyDeleteSaya juga lagi belajar menjadi ibu yang baik untuk anakku nih, salah satunya dengan mengurangi memegang gadget saat bersamanya dan berusaha meredam emosi yang selalu muncul saat ia mulai rewel
ReplyDeleteBagus sekali ya ada institut ibu profesional. Dan aku tetap dukjng agar tetap ada. Nggak mudah untuk menjadi madrasah pertama untuk anak anak
ReplyDeleteAllhamdulillah kelas terakhir sukes dilalui ya, tapi perjuangan seoang ibu masih berlanjut terus pastinya buat anak-anak
ReplyDeleteAlhamdulillah ya, Mbaa. Bisa bertahan dan komitmen hingga akhir. Ilmu yang didapat pasti sangat berguna ya :)
ReplyDeleteAku salut banget sama IIP dan program2nya, pun sama emak2 yg konsisten menimba ilmu sampai akhir. Dulu pas di bekasi, ada temen deket saya aktif bgt mbak di IIP sana. Selamat ya makkk, finally lulus, barakallahu~
ReplyDeleteaku tu mbak punya temen blogger uang ikut komunitas IIP juga, progranya keen2.. aku cuma bisa kab=gumin mereka
ReplyDeleteJadi pengen gabung nih mba, suka banget sama motonya. Malas itu harus kita lawan sebelum menjadi kebiasaan
ReplyDeleteLuar biasa nih ilmunya. Pengen belajar juga tapi masih kalah dengan rasa malas wkwk
ReplyDeleteTerima kasih sudah jadi bagian dalam perjalanan saya untuk jadi ibu yang baik
ReplyDeleteBerjuang terus di level selanjutnya ya
Keren-keren ya programnya IIP. Ibu harus profesional juga dong ya
ReplyDeletesayapun sudah selesai level 12 alhamdulillah, dan baru aja kelar acara wisuda, tapi untuk matriks 6 dan bunda sayang 2, saya jadi panitia wisudanya hehe
ReplyDeleteInstitut Ibu Profesional gini membantu banget ibu muda yang butuh bimbingan mendidik anak-anak. Andai jaman dulu ada, aku pasti gabung
ReplyDeleteliat member IIP tuh keren bisa pada menyempatkan ikut berkomunitas di sela-sela kesibukan yang profesinya pada macem-macem. Jadi ibu ga boleh brenti belajar
ReplyDeletehuaa, iri saya lihat Ibu-ibu yang punya totalitas belajar seperti ini.
ReplyDeletepengeen jugaaa. tapi tidak yakin dengan diri sendiri bisa fokus dan konsisten, huhuhh.
harus ada yg lecutin niih agar bisa seperti kalian, Bunda-Bunda hebat :)
baru tahu mba ada insitut khusus untuk ibu. Semangat untuk semua ibu yang masih belajar sampai saat ini.
ReplyDeleteMau join deh kalau nanti udah jadi ibu. ibu.Soa kalau belum nikah pasti belum bisa join kan Mbak?
ReplyDeleteBisa kk sayang. IIP bs juga untuk para gadis yang mau bljr bagaimana ketika menjadi ibu atau mempersiapkan diri menjadi ibu. Bisa cari info di IIP kota mba tinggal.. :)
Deletemusuh terbesar mmg diri sendiri sih, belum jd ibu nih, boleh join?
ReplyDeleteBoleh, mbak. IIP untuk para calon ibu (single), para ibu, dan juga single mother. :)
DeleteMungkin bisa cari IIP di kota tempat mbak tinggal.. :)