Passion

by - 4:38 PM

Assalamu'alaikum readers...
Masih ingat jaman kita kanak-kanak? Ketika guru bertanya, "cita-cita kamu apa, nak?". Jawabanmu apa? Dokter, presiden, piot, atau guru. Saya menjawab dokter waktu itu. Ntah apa alasan saya bercita-cita menjadi dokter, ya hanya cita-cita nyablak di masa kecil saja.

Ketika SMA saya mulai tahu apa yang saya inginkan, mau jadi apa saya nanti. Saya mengagumi seorang guru BP di SMA tempat saya belajar, beliau bernama Ibu Titik. Bukan karena berkasus saya menjadi dekat dengan beliau, tetapi karena saya suka mendengarkan beliau berbicara, memberi nasihat, atau hanya sekedar mengobrol saja. Beliau banyak bercerita tentang ilmu psikologi. Psikologi manusia, psikologi anak, hubungan antar manusia, permasalahan antar manusia, dan lain sebagainya. Itu membuat saya penasaran dan berminat mengambil ilmu psikologi di perguruan tinggi setelah lulus dari SMA. Terlebih lagi, untuk mendukung cita-cita terbesar saya, yaitu seorang full time mommywife alias ibu rumah tangga. Ya, minimal ilmu psikologi bisa diterapkan di keluarga kecil saya. Bagaimana menghadapi tiap persoalan, bagaimana memahami suami lebih detail, bagaimana memahami anak-anak, dan lain sebagainya.

Kenyataannya saya belum mendapat kesempatan untuk mengambil studi ilmu psikologi saat itu. Ya, akhirnya saya kuliah jurusan akuntansi (tersesat di tempat yang terbaik, tapi bukan yang terbaik dan paling tepat). Itu adalah saran dan arahan dari orang tua saya. Menurut beliau-beliau, akuntansi akan lebih banyak dibutuhkan di dunia kerja dibandingkan dengan psikologi, selain itu di kota tempat saya tinggal belum ada perguruan tinggi yang menyediakan jurusan ilmu psikologi dan harus ke luar kota (masih belum rela pisah).

Alhamdulillah 3 tahun (Diploma 3) Akuntansi selesai saya jalani, Alhamdulillah juga saya lulus dengan predikat dengan pujian (cum laude). Alhamdulillah lagi saya sudah bekerja sebelum wisuda di bidang yang sama, akuntansi. Kurang lebih 2,5 tahun bekerja di bidang yang sama, saya merasa dunia ini bukanlah passion saya. Saya mulai muak dengan layar komputer yang isinya angka, uang, debit, kredit, kwitansi, nota, salah sedikit diomelin, laporan tidak balance bisa bikin tidur ngga nyenyak bahkan kebawa mimpi. Arrgghhhhh!

Otak saya mulai berputar, "Coba dulu saya kuliah psikologi, pasti ngga begini jadinya. Sekarang, kerja ngga semangat, bosenan, benci hari senin dan bahagia di hari jumat, daan banyak lagi.". Tapi saya diajarkan untuk tidak boleh menyalahkan takdir dan kenyataan. Karena kuliah disanalah saya mantap menggunakan kerudung, disanalah saya dipertemukan dan bersahabat dengan orang-orang sholihah yang baik hati, disanalah saya dipertemukan dengan suami (ihiiy!). Nah, bagaimanapun semua proses itu saya sangat syukuri.

Status saya sekarang yang sudah seorang menjadi istri dan seorang ibu, ternyata tidak menyurutkan keinginan saya yang dulu. Kuliah jurusan ilmu psikologi. Tetapi dibalik itu, cita-cita terbesar saya adalah menjadi full time mommywife yang alhamdulillah sudah tercapai saat ini. Ya, saya meninggalkan pekerjaan akuntansi saya untuk menjadi seorang full time mommywife. Alhamdulillah, begini sangat membuat saya nyaman dan bahagia, lengkap. Kata orang, jadi full time mommywife (Ibu Rumah Tangga) itu bakat-bakatan. Mungkin disini letak salah satu bakat saya, entahlah haha. Yang pasti saya selalu ingin menjadi yang lebih baik dan yang terbaik untuk keluarga kecil ini. Tetapi hal itu juga tidak menyurutkan keinginan saya untuk kuliah di jurusan ilmu psikologi (JIKA ADA KESEMPATAN). Tidak juga memaksakan HARUS, tetapi hanya mengikuti alur hidup yang telah tertulis indah oleh Sang Illahi. Keluarga tetap nomor 1, tugas saya sebagai fulltime mommywife tetap nomor 1. Itulah pekerjaan yang saya pilih, tidak bergaji, tidak ada kenaikan pangkat atau golongan berdasarkan masa kerja dan pendidikan saya. Biar saja jika orang bilang impian saya ini kolot, tidak berkembang, dan menyia-nyiakan pendidikan. Justru dengan bekal pendidikan itu saya ingin membesarkan keturunan yang hebat. Justru dengan profesi tak bergaji ini Allah bisa mengupah saya dengan apapun yang belum tentu bisa diberikan oleh manusia. 

Yes, this is my passion, not yours! 

Yes, i'm happy....for my Allah and my lil family.

Good Morning Moms,

Wassalamu'alaikum.

(Foto saya bersama calon orang hebat..InsyaAllah)

You May Also Like

0 comments