Sakit Yang Tersakit

by - 5:09 PM


Hari itu benar-benar hari yang terberat bagi kami. Tidak ada semangat bermain, yang ada terasa hanya sesak, tidak enak badan dan ingin berbaring. Aal kurang sehat, hari sabtu malam minggu itulah puncaknya, sakitnya yang tersakit.

Aal alergi debu, kalau terpapar debu dia bereaksi batuk dan pilek. Kuatnya angin dan akhir-akhir ini memang sudah jarang hujan membuat debu jalanan tertiup dan masuk ke halaman rumah bahkan masuk ke dalam rumah. Apalagi saat Aal bermain sore hari di luar rumah, hmm, debunya ampun.

Berawal dengan pilek disertai batuk, hari berikutnya dia mulai sesak ringan, lalu disusul pula dengan demam 38°. Saat itu dia sudah mulai lemas, maunya baring saja, bermain pun sambil baring. Hari Sabtu menjelang sore harinya dia mulai sesak, sebelumnya tidak pernah dia sesak sekuat itu. Saya khawatir banget, tapi terus observasi.

Karena sesaknya yang membuat dia lemas, saya dan suami membawanya ke klinik terdekat. Dokter bilang, ya ini sesak nafas karena batuknya. Aal dikasih obat dan dokter berpesan agar segera ke IGD kalau malam ini sesaknya makin kuat.

Dan benar, semakin malam sesaknya semakin kuat. Ya Allah, mengalir air mata saya. Kata-kata yang paling sering dia ucapkan adalah "Aal ngga enak badan, Umi..", "Umi, Aal sayang Umi.. Aal mau sama Umi.."

Saat itu pukul 22.00 wib malam, karena takut dan semakin khawatir dengan kondisi Aal, kami segera ke IGD. Disana Aal diuap untuk mengurangi sesaknya. Drama dong. Aal tidak mau dipasang alat uap tersebut di wajahnya, dia pun ketakutan dan menangis.

Saat itu saya kebingungan, khawatir takut sesaknya semakin jadi karena dia menangis.

Saya pun berkata, "Aal percaya Umi? Tolong ya mau diuap dulu, biar sesaknya hilang. Aal percaya kan?"
"Nggak mau, Umi... Nggak mau diuap.." katanya sambil terus menangis.
"Umi sayang Aal, Umi nggak bisa lihat Aal sesak begitu, Umi sedih.. Aal mau Umi sedih, ya?" saya terus berusaha bicara dari hati ke hati
"Nggak mau!", jawabnya.
"Kalau gitu diuap ya? Umi yang pasangin ya?" bujuk saya. Akhirnya dia mau.. Alhamdulillah.

Dokter bilang, Aal juga berpotensi asma karena reaksi alergi dan memang keturunan dari Kakek saya yang juga asma. Semoga kami bisa senantiasa menjaga dan merawatnya, semoga dia selalu tumbuh jadi anak yang kuat dan sehat.

Besoknya, sesaknya mulai hilang dan mulai semangat bermain lagi. Sore dan malam harinya sudah bisa aktif dan ceria lagi, Alhamdulillah.

Ini adalah pengalaman tersakit ketika saya melihat dia sakit. Rasanya ingin sekali sakitnya dibagi ke saya. Dibalik kekhawatiran saya tetap harus berusaha tenang agar dia mau diuap, pendekatan dari hati ke hati adalah cara ampuh untuk menaklukkan perasaannya.

Badai sudah berlalu, Alhamdulillah dia sudah kembali sehat dan ceria lagi..

Sehat selalu, sayang...
Umi sayang Aal...

You May Also Like

2 comments

  1. Mbaa jul, samaan. Faris kmrn juga diuap 2x per 10menit jeda 15menit karena batuk parah n nafas pun samnpe bunyi ngik2. Alhamdulillah ga jd dirawat inap krn udah membaik, rawat jalan aja. Debunya jahat bgt, faris jg alergi dingin n debu hiks

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kesamaan kita lagii mbak... Sedih ya mbak.... 😭

      Delete