Perjalanan Batam - Jakarta - Semarang, SyawalTrip #1 - Tanggal 19 Mei 2022 adalah hari dimana kami sekeluarga terbang dari Batam menuju Semarang melewati Jakarta. Hari itu adalah hari yang selama ini didoakan, agar kami bisa kembali pulang ke kampung halaman (suami) lagi untuk melepas rindu dan bersilaturrahmi di bulan Syawal ini.
Hasrat untuk pulang kampung lagi sebenarnya sudah lama terpendam, tapi terkendala karena pandemi. Alhamdulillah, setelah 4 tahun lamannya, Allah kabulkan doa kami. Inilah waktu terbaik, kesempatan terbaik..menurut Allah.
Sesuai rencana dari jauh hari, kami berangkat sekeluarga besar, bersama orang tua saya juga, beliau sangat ingin mengunjungi keluarga besan mereka di tanah Jawa. Kehadiran kami sudah di tunggu oleh kedua mertua saya yang lebih dulu tiba di kampung halaman sebelum malam lebaran lalu. Silaturrahmi adalah tujuan besar kami, menjemput berkah, menjalin tali keluarga yang harapannya terhubung selalu baik.
"Menikah bukan hanya tentang dua orang, tetapi dua keluarga."
Tulisan blog ini adalah cerita tentang pengalaman perjalanan kami, saya hanya ingin mengikat kenangan dengan menuliskannya. Semoga teman-teman yang pun berkenan untuk membaca, yaa.. :)
Penerbangan Dari Batam - Jakarta - Semarang
Penerbangan tujuan Semarang dari Batam saat ini harus transit ke Jakarta. Pesawat kami lepas landas dari Batam sekitar pukul 8.45 WIB dan mendarat di Jakarta sekitar pukul 10.00. Alhamdulillah, schedule berjalan tepat waktu dan sangat mudah.
Anak-anak excited bisa naik pesawat lagi setelah 3 tahun yang lalu terbang dari Padang menuju Batam. Asyik banget bawa anak-anak traveling sekarang, mereka sudah lebih besar, jadi kami bisa lebih enjoy dalam perjalanan.
Sesampainya di Jakarta, kami hanya bisa berkeliling sekitaran terminal 3 Bandara Soekarno Hatta saja. Ya, namanya juga transit kan.. Gate penerbangan kami yang berikutnya cukup jauh bahkan nyaris ujung, gate 27. Syukurnya ada mobil golf/golf cart/buggy car yang bolak balik dari ujung ke ujung gate untuk membantu para penumpang prioritas agar tidak jalan kaki terlalu jauh. Papa dan mama naik buggy ke gate 27, sedangkan saya, suami dan anak-anak jalan kaki hitung-hitung olahraga. Hihi.
(Penumpang prioritas: lansia, ibu hamil, ibu dan bayi)
Penerbangan menuju Semarang sekitar pukul 14.50 WIB. Cukup lama waktu yang kami habiskan selama di ruang tunggu gate 27 Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta. Tapi entah kenapa, waktu terasa cepat saja berlalu. Kami duduk-duduk sambil ngobrol, makan siang, sholat, anak-anak sempat tidur sebentar, kemudian kami siap untuk masuk ke dalam pesawat.
Hati mulai berdebar karena sesaat lagi akan menginjak kampung halaman. Apalagi kali ini orang tua saya juga ikut bersilaturrahmi. Semoga pada betah, semoga cocok dengan semua yang ada di sana.
Penerbangan ke Semarang terasa sangat cepat, hanya sekitar 1 jaman saja kami pun mendarat di Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang. "Sugeng Rawuh" adalah kata-kata pertama yang menyambut kami di sana. Saya agak takjub, sepertinya Bandara Jenderal Ahmad Yani ini sudah sangat banyak berubah setelah 4 tahun yang lalu.
Sudah sampai di Semarang, kami langsung menuju Demak menggunakan mobil yang dikendarai paklek kami, Desa Mlaten, Mijen, kampung halaman suami. Hari sudah mulai gelap, waktu maghrib pun tiba, padahal masih jam 17.30 di sini. Kami berniat mampir ke Masjid Agung Demak untuk melaksanakan sholat Maghrib, namun urung karena hujan. Kasihan anak-anak dan orang tua kami kalau harus hujan-hujanan, pikir kami.
Karena sudah malam, sebelum sampai rumah kami mau mampir makan malam. Tadinya pengen makan pinggir jalan, tapi karena hujan, jadi kami pilih opsi lain yang sedikit aman dari hujan. Akhirnya kami memilih Sop Balungan, kebetulan tadinya kelewatan dan putar balik lagi. Sudah lapar, sudah malam, dan hujan.. Jadi bakal seger nih kalau sop hangat-hangat.
Ternyata Sop Balungan ini termasuk tempat makan yang cukup terkenal, terlihat pengunjung yang cukup ramai, banyak foto-foto para pesohor pernah makan di sini. "Wah, semoga nggak salah pilih," pikir kami.
Dan benar, Alhamdulillah, kami nggak salah pilih. Sop balungannya enakk, super seger, tambah lagi tahu isi seporsi 4 biji dan super gede-gede. MasyaAllah, nikmatnya!
Begitu perut sudah kenyang, kami lanjut perjalanan ke desa yang sudah tidak jauh lagi. Mungkin hanya sekitar 30 menitan lagi kurang lebih.
Malam hari, jam 20.30, kami sampai di Desa Mlaten, Mijen, Demak. Kampung halaman.. Kami disambut hangat dengan keluarga besar di sana. Rasanya masih sama seperti 4 tahun yang lalu, hanya saja kurang satu orang bulek kami yang sudah lebih dahulu meninggalkan kami, satu senyuman dan kehangatan hilang.
Pertemuan selalu membawa kebahagiaan, inilah cerita pertemuan kami dan kenangan yang akan kami tinggalkan selama beberapa hari di sini.
#Bersambung...
(Sepekan di Desa Mlaten, Demak)