Duh, saya bukan penggemar politik, serius. Tapi menjelang pilpres 2019 ini, saya berharap untuk tetap jaga hubungan persaudaraan agar tetap erat! Kenapa? Karena saya lelah dengan "perseteruan kosong" yang dewasa ini mulai bergentayangan kembali menjelang pilpres 2019.
Sadar nggak, sih? Akibat persoalan politik, sampai ada yang putus hubungan dengan saudaranya, mendadak musuhan dengan sahabatnya, menjauh dari teman-temannya, bahkan sampai ada yang saling unfriend/unfollow di sosial media. Sebegitunya, kah? Apakah mereka-mereka (wong gede) itu tahu, seberapa dekat hubungan kita dengan saudara dan sahabat kita? Sampai-sampai, perbedaan pilihan saja bisa memutuskan hubungan baik yang sudah terjalin lama. Sadarlah wahai netijen!
Yang paling sedih itu ketika membuka notifikasi grup whatsapp keluarga. Rata-rata isinya tentang pembelaan pada pilihan masing-masing. Kalau hanya membagikan berita baik dan menarik tentang pilihan mereka sebagai bentuk dukungan (meskipun nggak penting, sih), nggak masalah. Tapi bukan, yang dibagikan itu berita-berita serangan kepada lawan pilihannya yang belum tentu berita itu benar alias hoax. Tagline beritanya saja sudah membakar ubun-ubun, belum lagi caption tambahanya, bikin meledak pembaca awam.
Baca juga: Ayo, Lawan berita HOAX!
Ada maksud hati ingin mengingatkan para sanak saudara yang gemar membagikan berita seperti itu, tapi kembali saya sadar diri bahwa saya masih "anak kecil" di dalam ruang grup itu. Salah-salah, malah dikira pendukung lawannya. Bahhh, beta mana ngarti opo-opo!
Sedih.. Jadi rindu kehangatan keluarga besar, saling menyapa menanyakan kabar. Padahal tujuan adanya grup whatsapp keluarga itu kan untuk mendekatkan yang jauh, berbagi informasi yang bermanfaat, temu kangen via online, sharing kabar, dan lain sebagainya. Tapi realita tetap tak seindah ekspektasi ketika kita sudah diracuni hujan informasi yang belum tentu terbukti akurasinya.
Ada lagi yang bikin status di media sosial tentang persoalan ini juga, dikomentari oleh seseorang yang kontra, lalu terjadi perdebatan, tambah lagi pakai mention teman yang lainnya untuk mencari dukungan. Kolom komentar semakin ramai saling sindir dan saling serang bagaikan tawuran pendapat. Semua merasa paling benar, semua merasa sudah mengikuti dan memilih "manusia" yang benar. Siapa yang bisa menjamin kalau pilihan mereka sudah benar? Hubungan persaudaraan dengan enteng kita korbankan.
Kalaulah iya pilihan kita menang, lalu apa yang kita dari mereka? Modal usaha? Tidak, kan? Yang ada kita merugi karena sudah kehilangan hubungan baik dengan saudara/sahabat yang dulu pernah dekat. Rugi karena putusnya hubungan silaturrahmi, bukankah itu masalah buat diri kita?
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwasahnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya (kata) rahmi diambil dari (nama Allah) ar-Rahman. Allah berkata, “Barangsiapa menyambungmu (rahmi/kerabat), Aku akan menyambungnya; dan barangsiapa memutuskanmu, Aku akan memutuskannya.” (HR. al-Bukhari).
Nah, untuk itu, saudara-saudari yang di rahmati Allah.. Marilah kita tetap menjaga hubungan baik kita, jangan sampai terpecah belah oleh perkara yang di luar bagian (urusan) kita, di luar pengetahuan kita. Ingat, banyak sekali berita palsu yang sengaja dibuat untuk memprovokasi kita, memecah belah kita. Dan kita ikuti, kita terprovokasi, kita kalah? Jangan!
Pikirkan kembali sebelum membagikan berita, pikirkan kembali sebelum menulis caption dan komentar. Saudara dan sahabatmu yang akan datang dan menolongmu ketika susah, bukan mereka yang sedang bertarung merebut sebuah kekuasaan. Back to real life, please. Come on!
Adakah yang merasakan hal yang sama dengan saya?
Semoga kita semua bisa saling menjaga hubungan baik dengan siapapun, terlepas apapun pilihannya, apapun perbedannya.
Karena hanya Allah Yang Maha Tahu atas apa yang tidak kita ketahui. Hanya Allah Yang Maha Benar atas apa yang kita kira selama ini sudah paling benar.
Sukses Pilpres 2019! Jangan lupa tetap jaga hubungan persaudaraan dan persahabatan agar tetap erat. :)