Kisah Siti Maryam, Wanita Suci Ibunda Nabi Isa AS
Siti Maryam adalah putri dari Imran dan ibunda dari Nabi Isa AS. Ia adalah wanita suci yang selalu menjaga dirinya dan taat beribadah pada Allah SWT.
...
Dikisahkan bahwa Siti Maryam adalah wanita terbaik, mulia lagi suci sepanjang masa. Dalam Al-Quran bahkan disebutkan bahwa Maryam adalah seorang wanita yang begitu suci dan ia adalah wanita pilihan Allah.
"Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita yang ada di dunia. (QS Ali Imran, 42)."
Apa yang membuat Maryam dikatakan sebagai wanita paling istimewa, mulia dan suci? Dalam Al-Quran dan Hadist disebutkan bahwa Maryam adalah sosok wanita yang begitu mulia. Ia selalu menjaga dirinya dari segala perbuatan buruk. Ia juga menjaga kesucian lahiriah maupun batiniahnya. Maryam, yang merupakan putri dari pasangan Imran seorang tokoh Ulama Bani Israel dan seorang perempuan yang tak lain adalah saudara ipar Nabi Zakaria AS (Hannah). Maryam adalah seorang wanita yang begitu sabar, tulus dan tawakal dalam beribadah kepada Allah SWT.
Sebelum kelahiran Maryam, Imran dan istri telah lama menikah tapi tak kunjung mendapatkan buah hati. Lantas, siang malam mereka berdoa dan meminta kepada sang pencipta agar diberikan buah hati. Mereka meminta seorang anak laki-laki dan bernazar bahwa mereka akan menyerahkan putranya ke Baitul Maqdis agar ia bisa mengabdikan dirinya di sana.
"(Ingatlah) ketika istri Imran berkata: Ya, Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba shalih dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu, terimalah (nazar) itu padaku. Sesungguhnya, Engkau Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Ali Imran, 35).
Allah pun memberikan janin di perut istri Imran. Baik Imran maupun sang istri begitu bahagia. Sayang, belum sempat melihat buah hatinya lahir ke dunua, Imran meninggal dunia. Tinggallah istri Imran yang telah menjadi janda sendiri. Ia pun akhirnya melahirkan. Namun janin yang lahir bukan bayi laki-laki seperti yang menjadi doa Imran selama ini. Bayi tersebut adalah bayi perempuan. Apapun dan bagaimanapun bayinya, Hannah tetap menerimanya dengan lapang dan merawatnya dengan sangat baik di jalan Allah.
Suatu malam, Hannah mengantarkan bayinya tersebut ke Baitul Maqdis dan menyerahkannya kepada pendeta di sana. Ia mengatakan bahwa ia memenuhi janjinya untuk menyerahkan anaknya kepada Allah agar ia menjadi hamba yang mengabdikan diri serta berdakwah di jalan Allah. Di rumah suci (Baitul Maqdis) Maryam dirawat oleh sang paman yang tak lain adalah Nabi Zakaria AS. Nabi Zakaria merawatnya dengan sangat baik seperti anaknya sendiri. Dari hari ke hari, Maryam tumbuh menjadi wanita yang cantik, berbudi pekerti baik dan mulia serta selalu menjaga dirinya dari godaan laki-laki.
Tumbuh menjadi wanita dewasa yang cantik dan anggun tidak membuat Maryam menjadi tergoda saat dirayu laki-laki. Ia juga bukan seorang wanita yang pernah apalagi suka menggoda dan merayu laki-laki. Ia adalah seorang wanita mulia yang selalu tawakal dan menjaga diri. Ia adalah seorang wanita yang taat beribadah kepada Allah SWT dan mengabdikan dirinya hanya kepada Allah.
Karena ketaatan yang ia lakukan, dikatakan Allah begitu memuliakan Maryam. Pernah suatu hari Nabi Zakaria AS tidak sengaja menemukan makanan di kamar Maryam yang seharusnya makanan tersebut tak ada di musim tersebut. Nabi Zakaria AS lantas bertanya pada Maryam dimana ia mendapatkan buah tersebut. Dengan penuh sopan santun dan kejujuran Maryam berkata,
"Sesungguhnya Allah memberikan rizki kepada orang yang dikehendaki-Nya dengan tanpa hisab (hitungan). (QS. Ali Imran, 33).
Kemuliaan Maryam tak hanya sampai di situ saja. Ia telah menjelma menjadi wanita yang begitu agung di mata Allah. Allah pun lantas meniupkan janin ke perut Maryam. Memang, secara rasional hamil tanpa berhubungan badan atau menikah adalah suatu hal mustahil. Tapi, jika Allah telah berkehendak, apa yang awalnya mustahil akan tetap terjadi. Maryam mengandung seorang anak laki-laki yang langsung diberikan oleh Allah untuknya.
Hamil tanpa seorang suami dikatakan telah membuat Maryam dibenci dan dihina banyak orang. Tapi, ia tetap sabar dan tawakal bahwa apa yang terjadi padanya adalah kehendak Allah dan itulah yang terbaik yang diberikan Allah untuknya. Ia menjaga kandungannya dengan sangat baik sembari selalu tawakal menjalankan ibadah. Ia akhirnya melahirkan seorang putra yang juga tak kalah mulia darinya. Ia adalah Nabi Isa AS.
Itulah kisah mengenai Siti Maryam. Semoga, kita semua bisa mengambil hikmah dan pelajaran berharga dari kisah ini. Semoga, kita semua bisa berlaku baik dan tawakal, atau setidaknya mau berusaha meneladani kemuliaan-kemuliaan wanita shalihah seperti halnya Maryam ini.
sumber: Klik Disini