• Home
  • About Me
  • Category
    • Sharing
    • Info & Tips
    • Parenting
    • Family
    • Homeschooling
    • Review
    • Traveling
    • Tentang Buku
    • Gelora Madani Batam
    • Event
Youtube Instagram Twitter Facebook

Cerita Umi


Pengalaman Jalan-Jalan Naik Bus Trans Batam Bersama 2 Balita - Sudah beberapa kali anak-anak minta naik "Tayo", Alhamdulillah hari ini kesampaian sudah. Sebenarnya ini kali kedua kami naik Bus Trans Batam, cuma yang pertama dulu nggak terlalu berkesan karena jaraknya yang dekat (Pelabuhan Sekupang ke Sei Harapan Sekupang).

Nah, hari ini kami jalan-jalan naik Bus Trans Batam dengan jarak yang cukup jauh. Jauh sekali malah, hampir 2 jam kami di perjalanan hingga akhirnya sampai ke tujuan, yaitu rumah papa mama saya, kakek neneknya anak-anak di Sekupang. Sebenarnya perjalanan di bus tidak makan waktu lama, tapi nunggu busnya datang itu lhoo.. Lebih dari 15 menit yang dijanjikan.

MasyaAllah, senangnya yang mau naik bus..
Kami mulai perjalanan kami dari rumah menggunakan mobil sampai ke pertokoan dekat Halte Dotamana. Halte Dotamana adalah salah satu halte yang Bus Trans Batam singgahi dari rute Nongsa - Batam Centre. Yes, kami harus 2 kali naik bus jika tujuan ke Sekupang. Pertama, kita harus naik bus trayek Nongsa - Batam Centre lalu Batam Centre - Sekupang. Fiuhh, bawa 2 anak naik bus ternyata seru juga!

Di Halte Dotamana, kami menunggu cukup lama, sekitar 40 menitan. Anak-anak sempat bosan, beberapa kali mereka bertanya "Mana Tayonya?" Di sini saya melatih mereka untuk bisa bersabar, beginilah hidup, nggak bisa seenak dan semudah yang kita inginkan. Eaaa.

Alhamdulillah, girangnya mereka ketika melihat wajah bus dari kejauhan mendekati kami. Busnya berhenti dan pintu pun terbuka. Petugasnya baik dan ramah. Dia membantu saya mengangkat anak-anak masuk ke dalam bus lalu segera mengambil posisi duduk yang bersebelahan. Maryam nggak mau dipangku, maunya duduk sendiri berdua dengan mamasnya. Ok deh.. Syukurnya sepi, jadi mereka bisa duduk dimanapun mereka inginkan dan saya bisa duduk di kursi seberangnya untuk menjaga mereka. Takutnya belokan tajam dan anak-anak pada oleng. Hehehe.
Tiket dibeli di dalam bus. Rp6.000,- saja untuk kami bertiga.

Dek Maryam awalnya agak tegang, tapi dia senang.
Sepanjang perjalanan, tidak banyak komentar yang keluar dari mulut anak-anak. Mereka duduk dengan tenang sambil melihat kesana kemari, mereka menikmati. Sesekali saya ajak bernyanyi, "The wheel on the bus go round and round..round and round, round and round" tapi sepertinya mereka kurang minat bernyanyi. Mereka benar-benar menikmati perjalanan di dalam bus, sedikit tegang kayaknya. Hehehe.

Sampailah kami di Halte Alun-Alun. Ini pertama kalinya saya masuk ke dalam halte yang sudah seperti terminal kecil. Di sini ada loket tiket, ada toilet, ada mushola kecil, ada ruang tunggu yang berAC. Sejuk, cukup nyaman. Halte ini terdapat 2 pintu, pintu yang sebelah kanan untuk menurunkan penumpang (kedatangan), dan pintu yang kiri untuk menaikkan penumpang (keberangkatan).

Hanya saja, mereka kurang konsisten, beberapa kali saya lihat penumpang naik dari pintu sebelah kanan. Harusnya bisa lebih konsisten, pintu sebelah kanan menjadi pintu kedatangan saja, dan pintu sebelah kiri menjadi pintu keberangkatan saja. Jadi, penumpang tidak bertabrakan, berebut yang satu mau masuk dan yang satu mau keluar.

Di Halte Alun-Alun, mereka ng-prank "Hei..Hei.. Hei Tayo.. Hei Tayoo dia bis kecil ramah.." 

Setelah menunggu kurang lebih 20 menit, bus kami pun datang. Wahh, senangnyaa! Penumpang cukup ramai saat itu, tapi Alhamdulillah saya dan anak-anak mendapatkan tempat duduk. 5 menit berjalan, Maryam mulai ngantuk dan tertidur. Bus yang kami naiki ini termasuk bus yang terbaru. Sejuk dan nyaman sekali. Sedangkan Aal, dia tetap menikmati perjalanan ini sambil sesekali kami bercerita.

Tidak terasa, akhirnya kami sampai di halte tujuan, Halte Sei Harapan. Papa sudah duduk dan menunggu untuk menjemput kami di sana, Alhamdulillah kami sampai dengan selamat.

Informasi harga tiket:
1. Umum Rp4.000,-
2. Pelajar Rp2.000,-

Untuk anak di bawah 5 tahun, tidak dikenakan tiket. Tapi tadi saya bawa 2 anak balita dikenakan 1 tiket saja. Jadi, sekali naik bus saya mengeluarkan uang sebesar Rp6.000,- saja. Karena saya 2 kali naik busnya, jadi total habis Rp12.000,- ongkos dari Dotamana ke Sekupang. Murah dan hemat lah untuk jarak sejauh itu. Kalau naik taxi online bisa Rp80.000an. Hehehhe.

Cuma ya itu, kita harus lebih sabar untuk menunggu, dan kita mau berbagi sama orang lain. Bukan hanya kita yang memakai bus ini, tetapi orang lain pun memakainya juga. Saling bertoleransi, prioritaskan tempat duduk untuk orang-orang tua, ibu hamil, penyandang disabilitas dan ibu yang menggendong anak.


Ayo, kemana kita ngebuuss...hehe.

Begitulah cerita perjalanan hari ini. Oh ya, jangan lupa bawa botol air minum sendiri dan cemilan-cemilan untuk anak-anak, yaa. Karena sepanjang perjalanan saya tidak melihat penjual minuman dan cemilan. Apalagi kita bawa anak, anak-anak kan suka tiba-tiba minta minum atau ngemil. Bawa sendiri lebih baik dari pada sibuk mencari-cari warung kecil, untuk menghindari keribetan juga.

Itu saja pesan saya. Semoga di lain kesempatan akan ada lagi cerita-cerita yang bisa saya tuliskan. Terima kasih yang sudah membaca.. ^^

Tonton juga video cerita perjalanan kami naik Bus Trans Batam di bawah ini:



Share
Tweet
Pin
Share
4 comments

7 Cara Mengatasi Anak Susah Makan - Anak susah makan itu biasa, rasanya tiap anak usia balita di mana pun pasti pernah mengalami fase susah makan. Meskipun biasa, tetap saja ini sangat meresahkan emak-emaknya. Ya, kan? Pasti kita khawatir dan nggak santai banget kalau anak sudah "kumat" susah makannya. Beda sama bapak-bapak yang cenderung lebih santai menghadapi anak yang susah makan. Benar apa benar?

Ya, kebanyakan bapak-bapak kalau anaknya nggak mau makan, mereka lebih pada yang menyerahkan semua sama anaknya. "Yaudah, ntar juga lapar." Emak-emak mana bisa begini, iya nggak sih? Bukan saya doang kan ya? Emak-emak biasanya lebih mutar otak bagaimana caranya supaya anak mau makan.

Termasuk saya, saya paling khawatir kalau anak saya menolak makan. Biasanya ketika dia sakit, bisa seharian dia nggak makan apa-apa. Itu mengerikan bagi saya, karena akan kelihatan sekali dengan badannya yang menyusut. Sediiiih, hati rasanya tercabik-cabik!

Tapi tenang, emak-emak di luar sana juga mengalami hal yang sama, kok. Untuk menghadapi fase ini, kita harus tenang agar tetap bisa berpikir bagaimana menciptakan atmosfer positif dalam diri anak supaya tidak susah makan lagi. Di bawah ini ada beberapa tips untuk mengatasi anak susah makan, disimak yah...

7 Cara Mengatasi Anak Susah Makan:


1. Ajak makan bersama-sama

Kadang anak merasa nggak asyik kalau makan sendirian, coba ajak makan bersama-sama. Dudukkan dia di kursi makan atau duduk melingkar bersama-sama di lantai ruang keluarga untuk makan bersama. Pernah kan kita nggak pengen makan, karena melihat orang berselera makan kita jadi ikutan pengen makan. Nah, ini pengalaman saya. Saya makan dengan lahap dan penuh selera, akhirnya anak saya terpancing untuk mau makan juga. Tapi, makanan yang sama dari piring saya, bukan piringnya. Nggak masalah jika anak sudah berusia 1 tahun ke atas.

2. Buat rutinitas atau kebiasaan makan yang tetap

Membuat rutinitas atau kebiasaan ini maksudnya menjalankan jadwal makan dengan sebaik-baiknya. Kalau misalnya sarapan jam 8 pagi, camilan jam 10 pagi, makan siang jam 12.30, camilan sore jam 16.30, makan malam jam 19.00, maka itu terus dijalankan sesuai jadwal setiap harinya dimanapun kita berada. Sebagai contoh, jam 12.30 itu kita lagi di luar rumah, mall misalnya, maka tetap siapkan makanan agar bisa dimakan anak jam 12.30 di mall tersebut. Jangan sampai molor atau bahkan tertinggal.

Dengan adanya rutinitas yang tetap, perut anak akan otomatis terpasang alarm rasa lapar pada jam-jam yang sudah terjadwal tersebut. Nanti bila saatnya dia "kumat" susah makan, alarm tersebut berbunyi dan mengisyaratkan bahwa dia lapar dan butuh makan.

3. Batasi pemberian minuman pada saat mendekati jadwal makan utama

Kebanyakan minum bisa membuat kembung dan tidak selera makan, kan? Apalagi susu atau jus ya. Ini harus sangat dihindari untuk diberikan menjelang jam makan utamanya. Anak-anak bisa kita berikan susu atau jus di jam ngemilnya. Lagi-lagi, kita harus menjaga konsistensi terhadap jadwal makannya.

4. Ajak si kecil masak bersama

Mulai dari belanja bersama, diolah bersama, hingga dimakan bersama. Ajak anak berjalan-jalan ke pasar melihat berbagai jenis ikan, ayam, daging sapi, dan aneka sayuran sambil bercerita. Banyak hal yang bisa mereka pelajari di pasar, salah satunya kita bisa memberikan kepercayaan kepada mereka untuk memegang uang dan membeli beberapa bahan makanan sambil kita dampingi. Ini seru!

5. Variasikan menu makanannya.

Anak bisa bosan juga dengan makanan yang itu-itu saja. Next, bisa divariasikan menu makanannya supaya lebih menarik dan menggugah seleranya. Jaman sekarang tidak ada lagi yang tidak bisa masak. Kita bisa melihat tutorial memasak salah satu menu makanan via Youtube, Instagram, bahkan ada aplikasi khusus resep-resep makanan yang sudah lengkap. Jadi jangan ragu untuk mencoba menu-menu baru setiap harinya.

6. Lebih kreatif dalam hal penyajian makanan

Yuk, putar otak lagi untuk berkreasi dengan makanan di piringnya supaya lebih menarik! Misalnya, kreasikan makanannya dengan cetakan nasi yang lucu-lucu, atau gunakan alat makan yang menarik atau sesuaikan dengan mainan atau karakter kesukaannya.

Nggak usah khawatir dan bingung nyari cetakan nasi dan alat makannya di mana, sekarang kan jamannya belanja online. Kita bisa pilih satu yang kira-kira cocok dan menarik untuk anak-anak kita cuma lewat smartphone.



7. Suasana yang menyenangkan

Meskipun anak sedang susah makan, tetaplah bangun suasana menyenangkan. Jangan lihatkan wajah khawatir kita karenanya yang susah makan. Ajak anak bermain atau bercerita untuk memotivasinya agar mau makan. Suasana yang positif akan menciptakan hasil yang positif pula. Hindari memarahi anak yang susah makan, apalagi ancaman.

---

Nah, itu dia 7 cara mengatasi anak susah makan. Inti dari semuanya adalah sabar. Sabar bisa membuat otak kita berpikir dengan lebih kreatif, sabar membuat kita tetap tenang dan dengan mudah menciptakan suasana makan yang lebih menyenangkan.

Semoga fase anak susah makan ini segera terlewati dan anak kembali bersemangat makan dan menghabiskan makanannya dengan lahap.

Selamat berjuang!
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Pentingnya Memaksimalkan 1000 Hari Pertama Kehidupan Anak - "Kualitas manusia ditentukan oleh 1000 hari pertama kehidupannya." Kalimat ini saya dapatkan dari artikel Departemen Kesehatan sekitar tahun 2017 lalu. Rada berat ya, pesannya dalam banget gitu. Tapi memang benar, 1000 hari pertama manusia itu nggak bisa dipandang enteng. Saat itulah otak manusia mulai berkembang dengan sangat pesat, sistem metabolisme dan kekebalan tubuh manusia mulai dibentuk.

Gambar: sarihusada.com
Buat para gadis atau para calon ibu, yuk, sama-sama kita concern terhadap hal ini. Sebelumnya kita ketahui dulu, 1000 hari pertama kehidupan itu dihitung sejak kapan, sih? Ternyata 1000 hari kehidupan manusia itu terhitung sejak hari pertama konsepsi lalu terbentuklah embrio hingga anak berusia 2 tahun. Ya, ketika ibu dikatakan positif hamil, saat itulah kehidupan seorang manusia dimulai. Malah biasanya kita baru ketahuan hamil paling cepat sudah di minggu ke 4, ya. Nah, bagaimana dengan minggu-minggu sebelumnya? Apakah kita sudah memberikan segala yang terbaik untuk calon bayi? Asupan, vitamin, atau meninggalkan kebiasaan yang kurang baik bagi pertumbuhan janin?

Makanya, di atas tadi saya menyebut para gadis-gadis, para wanita yang sedang menunggu kehadiran sang buah hati untuk bisa mempersiapkan diri sejak awal. Nanti akan saya bahas tentang apa saja yang harus kita lakukan untuk memaksilmalkan 1000 hari pertama kehidupan anak. Sebelumnya, mari kita simak dulu apa yang terjadi jika kita tidak memaksimalkan 1000 hari pertama kehidupan anak di bawah ini:

  1. Terjadinya malnutrisi, kurang gizi, bahkan stunting (gagal tumbuh)
  2. Mudah terserang penyakit (daya tahan tubuh lemah) sehingga mengakibatkan angka kematian balita meningkat
  3. Penurunan kecerdasan (IQ) anak
Yang paling banyak dibahas beberapa waktu belakangan ini adalah soal stunting. Stunting adalah kondisi keterlambatan pertumbuhan pada anak, baik itu pertumbuhan tubuh maupun otak akibat kekurangan gizi dalam jangka waktu yang lama. Jangka waktu yang lama itu ya di 1000 hari pertama kehidupan si anak, di sinilah masa-masa emas pertumbuhannya. Di Indonesia sendiri tercatat presentasi balita stunting masih lebih tinggi dari standar yang ditetapkan oleh WHO. Nah, kalau bukan kita para orang tua yang mengubahnya, siapa lagi??

Gambar: indonesiabaik.id

Lalu apa yang harus kita lakukan untuk memaksimalkan 1000 hari pertama kehidupan anak? Simak pembahasan di bawah ini:

1. Mulai sejak merencanakan kehamilan


Gambar: orami.co.id

Setelah menikah, sebagian besar pasangan pasti ingin segera memiliki seorang anak. Perhatikan asupan yang masuk ke dalam tubuh di masa-masa ini, karena kadang kita tidak menyadari kapan fase pembuahan itu terjadi hingga terjadilah kehamilan. Tinggalkan kebiasaan yang kurang baik seperti minum minuman bersoda, berkafein, merokok, dan lain sebagainya yang kurang baik bagi pertumbuhan janin. Perbanyak asupan asam folat, vitamin, dan sebagainya. Mengkonsumsi susu khusus untuk ibu yang sedang melakukan program hamil juga boleh menjadi pilihan. Silahkan berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan (Obgyn) sejak kita memulai program hamil agar mendapat informasi dan saran-saran baik yang harus kita jalani.

2. Pada masa kehamilan

Gambar: hipwee.com
Setelah mengetahui kehamilan, sebaiknya kita segera memeriksakan diri ke dokter kandungan (Obgyn) atau bidan yang berkompeten. Minta saran tentang asupan yang boleh atau tidak boleh dikonsumsi atau mungkin kita membutuhkan suplemen tambahan. Biasanya, ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang lebih banyak dari pada biasanya (sebelum hamil). Ibu hamil juga membutuhkan sumplen penambah darah atau makan makanan yang dapat mencegah anemia. Anemia pada ibu hamil itu berbahaya karena bisa menyebabkan bayi lahir prematur atau komplikasi lain saat melahirkan.

Periksakan kehamilan secara rutin sesuai dengan jadwalnya. Siapkan rencana proses melahirkan secara matang. Pelajari bagaimana proses melahirkan secara normal, olahraga hamil yang bisa memperlancar proses persalinan, dan lain sebagainya. Jangan lupa pula pelajari proses melahirkan secara sesar untuk antisipasi, agar kita tidak kaget dan stres jika takdir mengharuskan kita untuk melahirkan secara sesar.

3. Pada saat bayi baru lahir sampai berusia 6 bulan

MasyaAllah. Maryam 14 hari.
Setelah bayi lahir, usahakan untuk melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD). IMD adalah salah satu proses penting untuk memudahkan bayi dalam proses menyusui. Bayi yang baru lahir diletakkan di dada ibu untuk mencari langsung sumber Air Susu Ibu (ASI). Proses ini biasanya membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam. Perlu juga dikonfirmasi ke pihak klinik atau rumah sakit bahwa kita ingin adanya proses IMD, apalagi jika kita melahirkan secara sesar. Karena tidak semua rumah sakit mengizinkan IMD jika kita melahirkan secara sesar.

Tapi jika kondisi ibu atau bayi tidak memungkinkan untuk melakukan IMD, tidak masalah. Segera susui bayi jika sudah rawat gabung dan jangan biarkan bayi minum ASI/susu formula menggunakan botol susu dot karena bisa menyebabkan bayi bingung puting dan  mempersulit proses menyusui secara langsung dari payudara ibu. Sebagai pengganti dot, berikan bayi ASI/susu formula menggunakan sendok atau cup khusus bayi baru lahir.

MasyaAllah. The best moment!
Berikan ASI saja selama 6 bulan semaunya bayi, sesering mungkin. Jangan batasi misalnya 1 jam sekali, 2 jam sekali saja. Bayi tahu kapan dia ingin menyusui, jangan berikan empeng jika bayi terlihat ingin selalu menyusu, tapi berikan ASI. Memang begitulah bayi baru lahir, dan memang begitulah perjuangan seorang ibu untuk anaknya yang baru lahir. Usahakan menyusui langsung dari payudara ibu, tidak menggunakan media lain kecuali karena satu dan lain hal yang mendesak. Menyusui lansung dari payudara ibu mempunyai kelebihan lain selain memberikan nutrisi, juga mentransfer kasih sayang dan bonding yang kuat antara ibu dan bayi. Jadi, jangan sampain tinggalkan moment menyusui ini karena masa ini tidak akan pernah bisa terulang lagi.

Lakukan pijat bayi setiap hari, lakukan sendiri tanpa perlu mengeluarkan uang untuk membawa bayi ke baby spa. Memijat bayi juga salah satu moment mentransfer rasa cinta melalui sentuhan dan jangan lupa untuk mengajak bayi berbicara ketika kita memijatnya. Memijat bayi sangat bermanfaat untuk tubuhnya dan stimulasi perkembangannya. Pijat bayi tidak sulit kok, tidak perlu keahlian khusus karena lebih pada usapan-usapan cinta saja. Pelajari cara pijat bayi sendiri di rumah di sini.

Dan satu lagi, jangan lupa melakukan vaksinasi terhadap bayi sebagai salah satu ikhtiar kita untuk menjaga kesehatannya dan menghindarkannya dari penyakit. Pantau tumbuh kembang bayi secara rutin ke puskesmas/posyandu/rumah sakit terdekat setiap bulannya.

4. Bayi 6 bulan sampai 2 tahun


MasyaAllah, Aal & Maryam.
Melewati usia 6 bulan, bayi mulai dikenalkan. dengan Makanan Pendamping ASI (MPASI) sehat, alami, variatif dan bergizi seimbang. Bayi sudah bisa makan makanan keluarga di usia 1 tahun ke atas. Makanan keluarga itu adalah makanan yang sama dengan anggota keluarga lainnya tanpa harus dihaluskan lagi makanannya. Hindari pemberian penguat rasa, lebih baik hanya gunakan gula dan garam saja sebagai penambah gurih rasa makanan.

Kalau menurut saya, bayi-bayi jangan dikenalkan "makanan-makanan enak" dulu. Makanan enak itu yang mengandung penguat rasa (micin) atau perisa yang lumayan kuat, seperti ciki-ciki, jajanan, dan lain semacamnya. Karena menurut pengalaman saya, ini berpengaruh terhadap selera makannya yang bertema menu sehat, lho. Kalau bayi tidak terbiasa dengan "makanan enak" tersebut, biasanya dia mau-mau saja makan sayuran, atau masakan rumah yang sehat (tanpa penguat rasa). Bahkan, anak saya bisa makan brokoli rebus dengan sedikit gula dan garam tanpa komplain. Berbeda jika dia sudah tahu rasa makanan enak, dia malah menolak makanan sehat dengan alasan makanan itu "tidak enak".

Selain itu, tetap lanjutkan ASI sampai usia 2 tahun. Mulai persiapkan bayi untuk disapih ketika dia berusia di atas 1 tahun. Pada usia ini, ASI berperan sebagai asupan pendamping sedangkan makanan dan minumannya adalah asupan yang utama.

Sering-seringlah ajak bayi berinteraksi dan bermain. Perbanyak melakukan kontak fisik agar bonding kita dan bayi semakin kuat. Hindari bayi dari gadget pada usia ini, biarkan ia bereksplorasi dengan sekitarnya. Tetap periksakan pertumbuhan dan perkembangannya ke klinik/posyandu/puskesmas/rumah sakit terdekat dan lakukan vaksinasi rutin sesuai jadwalnya.

---

Itu dia beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk memaksimalkan 1000 hari pertama kehidupan anak. Keberhasilan kita dalam memaksimalkan 1000 hari pertama anak sama juga dengan memaksimalkan kualitas generasi penerus masa depan.

Jangan sampai lengah, perhatian kita sangat dibutuhkan di sini.

Pesan ini bukan hanya untuk para IBU-IBU saja, tapi untuk SEMUA WANITA karena kelak akan menjadi seorang IBU.

Maksimalkan ikhtiar dan doa untuk anak-anak kita, semoga anak-anak kita tumbuh menjadi manusia yang berkualitas karena cukup gizi sejak 1000 hari pertama kahidupannya.
Share
Tweet
Pin
Share
5 comments

Komunitas Homeschooler Batam dan Pentingnya Komunitas Bagi Para Praktisi Homeschooling - Komunitas Homeschooler Batam adalah sebuah komunitas atau kelompok para praktisi homeschooling yang ada di Kota Batam. Komunitas ini terbentuk secara tidak sengaja sejak bulan Oktober 2018 lalu oleh Bibi Lina dan Bibi Ratih (Bibi dan Paman adalah panggilan untuk para orang tua di komunitas ini). Berawal dari obrolan ringan yang sama-sama sedang mencari praktisi homeschooling yang ada di Batam. Hingga akhirnya dipertemukan dengan beberapa orang praktisi homeschooling, lalu berinisiatif membentuk sebuah grup Whatsapp dan Alhamdulillah berjalan hingga sekarang ini.

Saat ini, ada 30 member atau partisipan di Komunitas Homeschooler Batam (atau sebut saja HS Batam). Nggak nyangka, akhirnya bertemu banyak keluarga yang memilih homeshcooling sebagai jalur pendidikan anak-anaknya. Terharu...karena mengingat homeschooling masih terdengar awam bagi sebagian orang, masih banyak juga yang meragukan bahwa homeschooling itu bisa menjadi alternatif jalur pendidikan selain pendidikan formal seperti pada umumnya.

Saya sendiri mengetahui adanya Komunitas Homeschooler Batam ini dari postingan salah seorang teman saya di sosial media. Saat itu, anak-anak HS Batam berkunjung ke perusahaan air di Kota Batam, PT. Adhya Tirta Batam (ATB). Dalam hati saya berbisik, "Wahh, apa ini? HS Batam? Wahh..wahhh.." Saya langsung mencari tahu tentang komunitas ini dan...dapat!

Tanggal 2 Januari 2019, saya bergabung di grup Whatsapp HS Batam ini. Betapa senang dan kagumnya saya dipertemukan dengan ibu-ibu para praktisi homeschooling yang sudah berpengalaman dan keren-keren seperti mereka.

Pertemuan pertama kali dengan member HS Batam.

Hari Kamis, tanggal 10 Januari 2019 adalah moment pertama kalinya saya bertemu dengan mereka di Kiddy Kiddy Playground, Mall Botania 2. Mayoritas dari mereka sudah saya kenal dari Komunitas Ibu Profesional, ya, bertemu lagi di "rumah" yang bebeda tapi tetap dengan visi yang sama. Senangnyaa... Saat itu anak-anak bebas berbaur dan bermain sedangkan kami para ibu-ibunya asyik mengobrol dan berdiskusi tentang agenda HS Batam selanjutnya.

Berdiskusi dan masing-masing menuang harapan terhadap komunitas HS Batam.

Hari Kamis berikutnya, tanggal 17 Januari 2019, kami mengadakan kopdar lagi di alun-alun Engku Putri. Kali ini kami sudah punya agenda belajar untuk anak-anak, yaitu anak-anak belajar tentang tubuh manusia. Seruu banget! Kegiatan dimulai jam 9.30, anak-anak berkumpul mendengar Bibinya berbicara untuk memulai pelajaran. Circle time dibuka oleh Bibi Lina, lalu dilanjutkan oleh Bibi Ayu untuk pengenalan Our Body dengan menggunakan fun english ke anak-anak.

Bibi Ayu memperkenalkan anggota tubuh manusia menggunakan bahasa Inggris.

Selanjutnya, anak-anak dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu toodler (below 6yo) dan kids 6+. Untuk toodler, agendanya mereka belajar mengenal panca indera melalui permainan sensorik. Mereka menganal aneka macam rasa seperti asin, manis, asam, dan lain sebagainya menggunakan lidah. Setelah itu mata mereka ditutup dan menebak masing-masing rasanya. Seruuu! Harusnya anak saya, Aal, ada di grup ini. Tapi dia malah gabung ke grup kids 6+, walaupun pada akhirnya dia juga "mencicipi" main tebak rasa di akhir kegiatan.

Bibi Lina memandu anak-anak untuk mengenal aneka rasa menggunakan lidah.

Mata ditutup dan anak menebak rasa.

Nah, untuk kelompok kids 6+, mereka belajar menganal organ tubuh manusia dan DIY organ tubuh menggunakan kain flanel. Ini kreatif banget, saya langsung terinspirasi untuk berkreasi dengan kain flanel membentuk organ tubuh manusia seperti itu. Bahannya mudah, kain flanel, jarum jahit, benang (boleh benang biasa atau wol), dacron, dan velcro untuk menempel organ-organnya sesuai dengan posisinya di dalam tubuh kita.

Mengenal organ tubuh manusia dari kain flanel oleh Bibi Syafri.

Anak-anak antusias banget. Akhirnya mereka diberi kesempatan untuk membuat sendiri organ tubuh menggunakan kain flanel. Kali ini mereka bermain dengan gunting dan jarum. Saat itu Aal memilih membuat paru-paru, dia ngeri-ngeri gimana gitu waktu saya ajarkan menjahit tepi flanelnya. Akhirnya saya yang jahit, dia yang memasukkan dacron ke dalamnya. Jadilaah, sebelah paru-paru karya Umi dan Aal. Baru sebelah, agak-agak sesak gitu yaa nafas kalau cuma sebelah. Hehehe. Pengen dilanjutkan di rumah, tapi bahan-bahannya belum ada. Order dulu, deh, jadi next kegiatan kami di rumah nantinya.

DIY organ tubuh manusia dari kain flanel.

Paru-paru Aal yang baru jadi sebelah, hehehe.

Setelah semua agenda selesai, anak-anak bermain bebas. Mereka berbaur, bermain, dan berlari di lapangan alun-alun yang luas. Di hari kerja seperti ini alun-alun memang sepi sekali, memudahkan kami untuk memantau mereka yang berlarian kesana kemari sambil menikmati potluck dan ngobrol santai.

Next kopdar insyaAllah hari kamis berikutnya di rumah Bibi Icha. Kopdar di adakan setiap hari Kamis di tempat-tempat dan agenda yang berbeda. Nah, bicara soal komunitas HS ini, memangnya seberapa penting sih untuk diikuti para praktisinya? Khususnya untuk saya, praktisi HS yang masih fakir ilmu soal HS, yang masih butuh suntikan semangat dan refrensi kuat soal HS.

Pentingkah Komunitas Bagi Praktisi Homeschooling? Penting, menurut saya. Berikut ini adalah alasan mengapa komunitas itu penting bagi praktisi homeschooling:

1. Ajang silaturrahmi dan sosialisasi

Banyak yang bilang anak homeschooling (HS) itu nggak bersosialisasi karena di rumah saja. Beda dengan sekolah pada umumnya yang mamang banyak teman-temannya. Salah. Anak HS bersosialisasi dimana-mana, dengan siapa saja dan lintas usia. Salah satunya dengan ikut komunitas, di sana ada anak-anak HS lainnya. Mereka bisa berbagi cerita dan kegiatan di rumah masing-masing (bagi anak yang sudah di atas 6 tahun).

Selain itu, masing-masing orang tua juga pasti menyediakan kegiatan untuk anak-anaknya bersosialisasi. Kalau saya, Aal saat ini sedang mengikuti tarung drajat di komplek. Teman-temannya ada yang dari dalam maupun luar komplek, ada yang seusia dan ada juga yang di atasnya. Pernah juga kami makan malam di angkringan favorit kami di dekat rumah. Di sana Aal kami beri challange untuk berkenalan dengan seorang teman dan mengajaknya menggambar bersama. Dan dia bisa, mereka asyik bercerita dan menggambar di buku yang Aal siapkan. Bahkan lucunya, dia sampai meminta nomor Whatsapp ibunya supaya bisa chatting dan bertemu lagi di lain hari. Duh, anak jaman now yaaa. Hehehe.

2. Tempat berbagi informasi tentang homeschooling

Bisa dibilang, saat ini homeschooling masih minoritas, antimainstream kalau kata Bibi Lina. Melalui komunitas, kita bersatu saling bertukar ilmu, bertukar informasi tentang homeschooling, tentang kegiatan anak-anak, tentang bahan ajar atau buku-buku anak, dan banyaaak lagi.

Bukan hanya untuk anak, ibu dan ayahnya juga belajar. Melalui komunitas kita bisa berbagi informasi jika ada seminar/webinar, kuliah Whatsapp (kulwap) atau apapun tentang pengembangan diri dan pengetahuan orang tua sebagai pendidik utama anak.

3. Merancang aneka kegiatan bersama

Bersama komunitas kita bisa merancang kegiatan bersama-sama, seperti misalnya kunjungan ke perkebunan hidroponik, mengadakan kegiatan belajar dan mengajar di ruang terbuka seperti yang kami lakukan beberapa hari yang lalu, kunjungan ke pemadam kebakaran, berkemah, dan banyak lagi. Seru!

4. Komunitas sebagai rumah kedua

Belajar di rumah adalah yang utama, dan komunitas adalah rumah keduanya. Ya, dari ke 3 alasan di atas, jelas sekali komunitas ini sangat penting diikuti oleh para praktisi HS. Komunitas banyak membawa manfaat tidak hanya untuk anak-anak, namun juga untuk orang tua. Orang tua bersama-sama di sini, di rumah ini, kita satu visi, kita punya pandangan yang sama tentang HS. Tidak dipungkiri, kadang kita lelah, kadang kita ragu di tengah-tengah perjalanan. Komunitas ini yang membakar kembali semangat juang dan meyakinkan kita untuk lanjutkan perjuangan (lagi).

Kita mulai bersama-sama, kita tumbuh bersama-sama, kita belajar bersama-sama, kita sukses bersama-sama. Itulah di atas, 4 alasan pentingnya komunitas bagi praktisi homeschooling. Untuk Komunitas Homeschooler Batam, semoga bisa terus saling "memeluk", tumbuh bersama-sama dengan anak-anak untuk mewujudkan cita-cita bahwa kita bisa sukses dari rumah.

"Rumah adalah ruang ilmu terbesar bagi anak-anak, bahkan sejak mereka lahir ke dunia."
- www.ceritaumi.com -
Share
Tweet
Pin
Share
7 comments

Pengalaman Menginap di Swiss Belinn Batam -Rasanya sudah lama sekali tidak jalan-jalan ke daerah Nagoya, Jodoh dan sekitarnya. Padahal masih satu kota ya, hehhee. Inilah efeknya tinggal di daerah yang semua sudah serba ada, rasanya buat apalagi ke tempat jauh kalau ada yang lebih dekat dengan rumah. Ya, khann? Nah, jadi...kemarin akhirnya diberi kesempatan untuk main dan berjalan-jalan di sekitar Nagoya dan Jodoh lagi. Ya, kami sekeluarga menginap di Swiss Belinn yang letaknya di tengah-tengah keramaian antara Nagoya dan Jodoh.

Alhamdulillah, rejeki lagi untuk libur sehari dari tugas kerumahtanggan. Nggak perlu beberes kamar, pagi-pagi nggak repot mikir sarapan apaan. Bedanya, kali ini kami ramean, sama papa mama juga di hotel yang sama (kamar yang berbeda pastinya, kalau nggak nanti jadi sarden sempit-sempitan, dong..).

Swiss Belinn Batam

Tampak depan Swiss Belinn Batam. Sumber: Website Swiss Belinn Batam
Lokasinya di Jl. Prambanan No.1 Jodoh, Batam, tepat di belakang Hotel Planet Holiday Batam. Sesampainya di sana, kami langsung memarkirkan mobil di parkiran depan gedung utamanya. Dengan diiringi riang tawa bahagianya anak-anak, kami masuk menuju lobby. Mendadak lobby yang tadinya hening menjadi ramai karena keberadaan anak-anak kami, Al Fatih (AAL) dan Maryam.

Sofa berwarna cream di lobby Swiss Belinn Batam.

Sambutan hangat petugas receptionist mengundang senyuman saya pula untuk membalasnya, lalu saya check in dan memesan 2 kamar untuk keluarga kami. Kamar kami berada di satu lantai yang sama, di lantai 2. Kamar kami ini kamar type Superior Room dengan 1 bed cover ukuran queen. Fasilitas semuanya standart hotel pada umumnya, ada lemari, mini bar, dan lain sebagainya. Toiletnya juga lengkap dengan handuk dan perlengkapan mandi pada umumnya.

Lobby hotel.
Hanya saja, kamar Superior Room yang kami tempati sedikit agak sempit, berbeda dengan foto kamar type Superior Room yang ada di website atau situs pemesaan hotel online. Apalagi kamar yang ditempati papa mama saya, lebih sempit lagi. Jarak ujung kasur dengan tembok hanya seukuran badan saya yang langsing ini (acieileee...), bahkan saya harus berjalan miring supaya tidak nabrak TV yang ditempel di dinding kamar hotel bintang 3 ini. Sayang sekali, saya tidak sempat mengabadikan gambar kamar kami waktu itu.

Foto kamar type Superior Room di website & situs pemesanan hotel online, bukan foto kamar yang kami tempati.
Tapi melihat papa mama dan anak-anak saya sangat menikmati dan bahagia, persoalan ukuran kamar menjadi tidak terlalu masalah bagi saya. Anak-anak malah lebih banyak bermain di kamar kakek dan neneknya yang mereka panggil dengan panggilan papa dan mama juga (papa mama saya ingin selalu terkesan muda, hihihi).

Kebersamaan kami hari itu, kebahagiaan kami hari itu, semua tak ternilai harganya dari apapun juga.
- www.ceritaumi.com -

MasyaAllah Tabarakallah. Papa mama dan 2 cucunya.

Sore harinya, kami berkeliling hotel dan mencari kolam renang yang ada di Swiss Belinn ini. Fasilitas yang sangat kami dambakan yaitu kolam renang. Tiap menginap di hotel, anak-anak paling senang kalau main di kolam renangnya. Kolam renang Swiss Belinn ini letaknya di paling bawah, tampak berada di belakang hotel tetangga, Planet Holiday Hotel. Kita jalan melewati jalanan kecil yang asri, kanan kiri dihiasi tanaman dan bunga. Tampak juga di sebelah kiri jalan ada balcon kamar hotel dan terdapat kursi santai di depannya.

MasyaAllah..Mama, lupa bawa baju renang, akhirnya cuma nonton kami berenang saja. Hehehe.
Setibanya di kolam renang, wuaaahh, syegerrr sekali. Konsep kolam renangnya Island Swimming Pool, jadi berasa di pantai karena ada pohon-pohon kelapa di tepi kolamnya. Tapi sayang, tidak ada kolam khusus anak-anak di sini. Paling dangkal ketinggian kolam ini 1.5 meter, paling dalam sampai 2 meter. Syukurnya anak-anak tetap bisa berenang ditemani papa dan abinya. Saya juga nyebur tapi hanya berani di tepi kolam saja, hehe. Maklum, kemampuan renang masih nol besar. Hehehe.

Berasa di kolam renang rumah sendiri.

Kolam renangnya bersih, airnya juga bersih dan tidak pedih di mata. Sore hari itu waktu terasa kurang untuk kami bermain di kolam renang. Kolam renang berasa milik pribadi, karena tidak ada yang berenang selain keluarga kami. Hehehe. Tidak terasa hari mulai gelap, kami bergegas naik ke kamar hotel lagi.

Potret kolam renang ketika hari mulai menggelap.

Malam harinya, kami makan malam di pinggir jalan pertokoan Jodoh. Ada nasi goreng yang katanya enak di sana, Nasi Goreng Tresnoku namanya. Alhamdulillah, kenyang makan nasi goreng kambing seharga Rp25.000/porsi. Porsinya cukup banyak, daging kambingnya banyak, dan rasanya juga tidak mengecewakan. Setelah makan malam, kami kembali ke hotel untuk beristirahat.

Penampakan Nasi Goreng Kambing - Nasi Goreng Tresnoku.

Pagi harinya, kami sarapan pagi di restaurant Swiss Belinn yang berada di lantai Ground Floor, sebelah kiri receptionist. Restaurantnya menarik, desainnya modern. Menu makanannya juga bervariasi mulai dari Indonesian dan international food semuanya enak-enaak. Mbak-mbaknya juga ramah-ramah, mereka menawarkan kami teh hangat, air putih, dan lain sebagainya yang kami butuhkan. Nyaman dan...kenyang.

MasyaAllah Tabarakallah. Dek Maryam yang asyik menikmati buah semangka segar sebagai salah satu menu sarapan paginya.
Setelah bersantap pagi, kami kembali ke kamar untuk bercengkerama. Kami berkumpul di kamar papa mama. Anak-anak nonton siaran kartun di TV, kami ngobrol dan saling melempar canda tawa sampai akhirnya waktu menunjukkan pukul 11.30 siang. Kami bersiap untuk check out jam 12 siang dan mengakhiri cerita liburan kami di Swiss Belinn hari itu.

Itulah cerita liburan kami, pengalaman menginap di Swiss Belinn Batam. Alhamdulillah, puas dan menyenangkan.

Gimana? Mau coba liburan dan menginap ke Swiss Belinn Batam juga?


Jl. Prambanan No. 1 Jodoh, Batam - Indonesia 


Telepon: +62 778 430 500 
E-mail: fomsibt@swiss-belhotel.com
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Perjalanan Panjang Demi 5 Tempat Wisata Edukatif Di Bandung Ini - Bandung adalah kota yang saya rindukan. Setiap sudut kota Bandung itu menarik menurut saya. Rasa rindu itu muncul karena dulu saya pernah tinggal di sana selama kurang lebih satu bulan untuk belajar. Satu bulan berada di Bandung itu rasanya belum cukup, banyak tempat-tempat yang ingin sekali saya kunjungi dan belum bisa terealisasi dan berharap suatu saat nanti bisa terpenuhi.

Semakin kesini, Bandung tumbuh menjadi kota yang semakin saya kagumi. Pesona alamnya itu menggoda hati untuk segera datang dan menikmati. Yang membuat semakin menarik, Bandung juga mempunyai banyak tempat wisata yang bisa memberikan edukasi untuk anak-anak. Wah, asyik nih kalau bisa liburan sambil belajar bersama anak-anak.

Saya suka membawa anak-anak liburan sambil belajar di tempat wisata yang bisa memberikan edukasi untuk mereka. Tempat wisata edukatif di Batam memang belum sebanyak Bandung, diantaranya yang pernah kami kunjungi adalah ke Taman Rusa dan Taman Kelinci, Masjid Cheng Ho yang bersejarah, dan 3Leaves Farm kebun sayur organik dan hidroponik. Semuanya asyik dan meninggalkan kesan tersendiri bagi anak-anak.

Saat ini, saya merencanakan liburan dan berkunjung ke beberapa tempat wisata edukatif di Bandung. Tapi bagi saya dan keluarga, ke Bandung itu nggak afdol kalau nggak lewat Jakarta. Karena di Jakarta itu banyak sekali saudara dekat, rasanya kalau tidak mampir itu berasa ada yang terlangkahi. Mau nggak mau, ya harus menikmati perjalanan panjang dulu sebelum liburan ke Bandung. Silaturrahmi dulu, liburan kemudian..

Jadi, kami akan memilih naik pesawat dari Batam menunju Jakarta, Soekarno Hatta (CGK). Biasanya kami pasti menginap di rumah saudara untuk melepas rindu dan berbagi banyak cerita, semalam di Jakarta Pusat dan semalam di Tangerang Selatan. Setelah bersilaturrahmi kepada saudara terpenuhi sudah, kami bisa segera berangkat ke Bandung, biasanya kami menggunakan travel rute Tangerang Bandung. Asyik, nih, naik Tayo! Hehehe.

Lalu, bagaimana Bandung? Apa saja tempat wisata edukatifnya? Yuk, coba kita lihat 5 tempat wisata edukatif di Bandung yang harus kita kunjungi bersama anak-anak!

1. Farmhouse Lembang Bandung

Sumber foto: alampriyangan.com
Tempat ini sejuk, udaranya segar karena berada di lokasi pegunungan dan jauh dari keramaian kota. Farmhouse Lembang ini desainnya seperti gaya farming di Eropa. Kita bisa menyewa kostum gaya Eropa dan berfoto di depan rumah model klasik Eropa jaman dulu.

Terdapat banyak hewan-hewan ternak yang jinak di sana, seperti kelinci, burung, kambing, kuda dan lain sebagainya. Kita bisa memberi makanan dan juga berinteraksi bersama mereka. Kebayang, kan, gimana serunya berlibur ke tempat ini bersama anak-anak.

2.  De Ranch


Sumber foto: tempatwisataunik.com
De Ranch adalah tempat wisata menunggang kuda yang masih berlokasi di Lembang, Bandung. Di sini kita bisa merasakan serunya menjadi cowboy, lengkap dengan baju dan sepatunya. Dewasa dan anak-anak bisa berkeliling sambil menunggang kuda sambil melewati perkebunan, peternakan kuda, dan peternakan sapi. Selain itu, di De Ranch juga tersedia area permainan seru seperti balon air, peti seluncur, area pemancingan dan lain sebagainya.

3. Padepokan Dayang Sumbi


Sumber foto: wisatasekolah.com
Ulat sutera ini dikenal sebagai penghasil benang sutera. Kain atau pakaian yang terbuat dari benang sutera ini halus dan harganya terkenal cukup mahal. Di Padepokan Dayang Sumbi kita bisa berkenalan dengan ulat sutera, memberi makan ulat sutera, memegang ulat sutera, melihat proses menenun benang sutera hingga menjadi sebuah kain.

4. Saung Angklung Udjo

Sumber foto: tempatwisataunik.com
Saung Angklung Udjo adalah tempat dimana kita bisa mengenal alat musik tradisional Indonesia yaitu angklung. Anak-anak juga diajarkan bagaimana memainkan angklung sebagai alat musik dari lagu daerah, di sini juga bisa menonton pertunjukan angklung. Keberadaan Saung Angklung Udjo ini bertujuan agar anak-anam kita mengenal dan mau melestarikan budaya Indonesia di setiap zamannya.

5. Taman Bunga Begonia Lembang

Sumber foto: tempatwisataunik.com
Namanya saja taman bunga, pastinya tempat ini penuh dengan keindahan aneka bunga. Ada berbagai macam bunga yang ada di sini, anak-anak bisa belajar mengenal berbagai jenis dan nama-nama bunga. Anak-anak juga bisa belajar bagaimana cara merawat tanaman yang baik dan benar, mulai dari pemberian pupuk, menyiram dan lain sebagainya.

---

Itulah 5 tempat wisata edukatif di Bandung yang harus kita kunjungi bersama anak-anak. Adakah list tempat wisata edukatif lainnya? Yuk, beri tahu saya di kolom komentar, yaa..

Dan terakhir, saya mau berbagi pesan dari orang tua saya yang selalu saya ingat: "Janganlah kita lupa bersilaturrahmi kepada sanak saudara jika kita sedang berada di sekitar tempatnya tersebut. Terlebih jika itu adalah tempat yang sangat jarang kita datangi. Sesungguhnya silaturrahmi dapat membuka pintu rezeki."

Semoga bermanfaat, ya. Semoga pesan ini bukan hanya untuk saya, tapi untuk kita semua. Jalin silaturrahmi, buka pintu rezeki. :)

Share
Tweet
Pin
Share
5 comments

Melarang Anak Dengan Cara Selow, Begini Caranya! - Yang namanya mamak-mamak kalau belum heboh kayaknya belum afdol jadi mamak-mamak, ya. Heboh boleh, tapi tidak ketika melarang anak. Heboh ketika bermain dan ekspresif agar anak tertawa bahagia yaa jelas tak mengapa. Tapi kalau melarangnya heboh juga, bikin anak kaget, bikin anak takut, malu, bahkan sampai trauma. Jangan sampai ya, Mak..

Pernah nggak mendengar kehebohan mamak-mamak waktu melarang anaknya dengan cara seperti ini,

"Betii!! Siapa suruh kau ambil hp mamak? Sini! (rampas) Dasar kau, ya! Awas kubilang nanti sama bapakmu!" Lalu si anak nangis terisak-isak.

Atau gini,.

"Eh, jangan main di sana! Di sana ada hantu.."

Atau gini,

"Eh, jangan kau main ke rumah si Anu. Marah bapaknya nanti."

Ehmm, maafkan kok berasa kayak potongan dialog video Mamak Beti, ya. Hehehee. Ya, kira-kira seperti itulah. Melarang anak penuh dengan ancaman, kalimat menakut-nakuti dan parahnya 'mencemarkan nama baik' orang lain seakan-akan bapaknya si Anu itu pemarah dan galak gitu.

Tidak dipungkiri, mungkin cara seperti itu banyak terdengar dari bawaan orang-orang tua kita terdahulu. Mungkin menurut mereka, dengan ancaman dan kalimat yang menakut-nakuti itu anak jadi lebih cepat menuruti perintah kita. Bisa jadi anak jadi lebih cepat nurut, tapi sadar nggak kalau itu berefek pula pada jiwa dan psikologisnya.

Ya, secara tidak langsung, dia akan terbentuk menjadi anak yang penakut, peragu, tidak percaya diri, kurang kreatif, bahkan mempengaruhi prestasinya nanti, lho. Nggak mau kan, Mak?

So, yuk kita belajar jadi mamak-mamak atau bapak-bapak yang lebih selow. Jaman sekarang sudah serba maju, segala ilmu bisa kita dapatkan hanya dari genggaman. Termasuk ilmu pengasuhan anak, ilmu yang tidak pernah ada di kurikulum sekolah manapun. Jangan hanya mengandalkan 'ilmu turunan' dari orang-orang tua kita dulu. Bukannya tidak boleh mengikuti, tapi cukup ambil yang baik dan ganti yang kurang baik menjadi yang lebih baik lagi.

Baca juga : Tips Mengajarkan Anak Berjilbab Sejak Dini

Lalu, bagaimana cara melarang anak dengan cara yang selow? Simak tips ala saya di bawah ini:

1. Kontrol intonasi suara

Entah mamak atau bapak pasti mengontrol intonasi suara ini cukup sulit dipraktekkan. Dalam keadaan apapun, bahkan ketika hendak melarang anak, tetaplah jaga intonasi suara kita. Tetaplah bernada rendah dan stabil, jangan meninggi dan keras karena itu membuat anak tidak nyaman dan tidak suka.

Intonasi suara yang tinggi justru tidak akan didengarkan oleh anak, lho. Malah dia akan bersikap lebih acuh dan tidak mau menurut. Selow saja, kalem saja, sampaikan dengan tenang dan pelan padanya. Salah seorang ahli teraphist menyarankan, berbisik justru lebih ampuh untuk menertibkan atau mendisiplinkan anak. Dekap tubuh anak, dekatkan mulut kita ke telinganya dan bisikkan, "Adek anak sholehah, duduk di sini dan makan makanannya ya.."

2. Beri pilihan

Memberikan pilihan kepada anak juga melatih dia berpikir dan menimbang mana yang lebih baik untuknya. Misalnya, ketika anak meminta sesuatu di supermarket, "Ma, abang mau permen ini..". Lalu berikan dia pilihan lainnya, "Hmm, bagaimana kalau biskuit saja? Ini enak, lho, rasa keju kesukaan abang."

Dengan begitu dia akan belajar bahwa kita menolak permintaannya tapi dengan cara yang halus. Lalu bagaimana jika dia kekeuh minta permen? Jelaskan padanya, "Abang mau jajan? Boleh, Bunda kasih pilihan abang mau biskuit atau roti? Kemarin sudah makan permen, sekarang coba jajanan yang lain.."

3. Tegas tapi tetap selow

Tegas bukan keras, ya. Tegas itu adalah cara kita konsisten mengajarkan dan memberikan keputusan pada anak. Biasanya anak bisa melakukan cara lain agar permintaannya dipenuhi, dengan berteriak atau menangis kencang misalnya. Nah, tetaplah berpegang teguh pada aturan dan ketentuan, tanggapi tangisannya dengan selow, "kamu boleh kok menangis, tetap tidak akan Bunda izinkan kamu membeli permen hari ini."

---

Ayoo ambil nafas dalam-dalam, set hati dan pikiran kita untuk tetap tenang dan lebih tenang. Semoga kita semua bisa menjadi orang tua yang bisa lebih selow, tidak menggebu-gebu dan cenderung melampiaskan emosi di depan anak.

Tulisan ini dibuat bukan karena saya sudah hebat dalam mengasuh anak, bukan. Tulisan ini sebagai salah satu sarana saya belajar. Jadi tidak hanya membaca, namun saya juga menuliskannya, kemudian saya belajar mempraktekkannya.

Sama-sama belajar jadi lebih baik ya... Semoga bermanfaat. :)
Share
Tweet
Pin
Share
3 comments
Bangkitkan Keberanian dan Percaya Diri Anak Dengan Cara Ini - Beberapa waktu lalu saya takjub sekali dengan Aal. Untuk pertama kalinya saya melihat dia berani dan percaya diri bermain di area outbond. Ya, libur panjang yang lalu kami membawa anak-anak ke Taman Kelinci Sekupang. Di sana ada area outbond untuk anak-anak. Saat ini tempatnya jauh lebih baik dan lebih menarik dari pada terakhir kali saya ke sana, sekitar bulan Mei 2018 lalu.

Sebelum saya bercerita tentang aksi menakjubkan Aal, saya akan cerita dulu tentang bagaimana Aal sebelumnya. Aal, anak pertama saya ini bisa dibilang anaknya slow banget orangnya. Kalau dibawa ke playground, dia nggak heboh berlarian naikin area outbond dan main seluncuran. Main, sih, tapi nggak lama. Sekali atau dua kali aja dia sudah berpaling. Dia lebih memilih main pasir, main peran sebagai dokter, chef, lego, atau mobilan saja. Pokoknya semua mainan yang nggak butuh fisik banyak, lah.

Robot humanoid dari lego buatan Aal.

Alhamdulillah, Aal memang lebih unggul menggunakan motorik halusnya seperti menulis, menggambar, menyusun lego, dan lain sebagainya yang tidak menggunakan fisik lebih keras. Sedangkan di motorik kasarnya dia rada ketinggalan. Makanya, untuk menyeimbangkan motorik halus dan motorik kasar ini, saya harus memberi rangsangan atau stimulasi lebih dan fokus untuk mengejar ketinggalan motorik kasarnya itu. Misalnya, dia harus sering diajak bermain di outdoor atau lapangan, main di area playground atau outbond.

Pertama kali saya ajak ke area outbond yang lebih menantang, Aal sangat bersemangat. Berbagai macam arena dia ikuti dengan baik meskipun dia terlihat masih harus berusaha lebih kuat lagi untuk mengejar anak-anak lain. Apalagi ketika dia harus memanjat tali, dia tampak kesulitan dan ingin menyerah. Saya terus menyemangatinya. Syukurnya ada seorang bapak yang membantu Aal memanjat tali itu dan akhirnya sampai ke puncak dengan selamat (saat itu Abinya sedang ada urusan dan tidak ikut berkegiatan bersama kami).

Aal (dulu) ketika ragu untuk memanjat di jaringan tali. 

Flying fox, ini yang ditunggu-tunggu. Saya deg-degan, apakah Aal mau dan berhasil menaiki flying fox, secara flying foxnya cukup tinggi. Dengan semangat dia menaiki anak tangga menuju puncak flying fox. Teman-teman lainnya meluncur dengan riangnya, bahkan ada yang sampai mau mau lagi. Namun Aal, dia mundur saat sudah tiba di puncak, saat petugas hendak memasangkan safety belt flying foxnya. Dia nggak mau, dia mau turun lewat tangga saja.

Foto sebelum menaiki menara flying fox.
Sesampainya di bawah, saya tetap sambut dia dengan senyuman. Dia semangat menceritakan aksi teman-temannya yang terbang dan meluncur dengan flying fox. Lalu saya bertanya, "kenapa Aal tidak ikut terbang dan meluncur?"

Jawabannya, "iya, Aal nggak berani." Ngeri-ngeri ngilu kali, ya, lihat tempat setinggi itu dan meluncur. Hehehe. Pernah juga di salah satu playground yang ada flying foxnya, dia juga nggak mau, dia khawatir dan takut jatuh. Hmm..

Singkat cerita, saya takjub sekali karena Aal sekarang sudah melepas semua rasa khawatir dan takutnya. Itu terbukti dengan aksinya yang gagah berani menguasai area outbond seperti memanjat tangga, manjat dan berjalan di jejaringan tali yang tinggi, lalu terbang dan meluncur menggunakan flying fox di Taman Kelinci Sekupang beberapa waktu lalu. Ya, dia melakukan itu! Bahkan dia naik flying fox sampai 2 kali, dan sekarang dia selalu bilang dia ingin naik flying fox yang lebih tinggi lagi. Sebagai emaknya, saya amazed. MasyaAllah.

Dengan semangat dia mulai menaiki tangga.

Naik dan berjalan di atas jaring tali yang tinggi.

Hampir sampai di atas.

Meluncur dengan flying fox, dan dia ketagihan!

Lalu apa rahasianya? Kenapa tiba-tiba Aal mau dan berani menguasai area outbond itu?

Hmm, ternyata saya pernah "mencuci otak"nya untuk bisa melakukan hal itu, menghilangkan rasa khawatir dan takutnya. Ini tips ala saya, semoga bermanfaat yaa..

Bangkitkan Keberanian dan Percaya Diri Anak Dengan Cara Ini:

1. Beri kepercayaan

Anak-anak itu bisa mengontrol dan menjaga dirinya, kok. Dia anak manusia yang berakal, dia bisa berpikir tentang 'bagaimana caranya agar saya tidak jatuh'. Beri kepercayaan, mereka bisa melakukan itu. Jangan banyak melarang apalagi dengan kalimat yang menakut-nakuti anak.

Dengan kita memberikannya kepercayaan, mereka pun akan percaya pada dirinya sendiri bahwa dia bisa. Dia pasti bisa asal dia mau mencoba dan berusaha, setidaknya dia mau maju untuk mencoba.

2. Jangan tampakkan wajah kekhawatiran kita

Emak-emak bawaannya khawatir, ya. Apalagi kalau dia manjat kesana kemari, tinggi pula tempatnya. Khawatir jatuh, pastilah. Tapi jangan lebay, jangan nampak kali (bahasa apa ini, wkwk). Karena ketika dia menangkap ekspresi kekhawatiran kita itu, dia pun jadi ikut khawatir dan takut untuk melakukan apapun itu.

Misalnya, dia mau naik flying fox, tiba-tiba kita khawatir dan terucap "Duh, itu safety belt nya aman nggak, ya? Takutnya jatuh pula dia nanti." Tambah lagi pasang mimik wajah khawatir khas mamak-mamak. Hmm, anak pun bisa jadi kalah sebelum berperang, Makk... Pastikan bahwa permainan itu aman, tanya petugas soal safety dan lainnya. Setelah yakin, majuu!

Jadi, meskipun rasa khawatir itu ada, tetaplah tenang. Yakinkan dia bisa, yakinkan semua aman, dan berdoa pastinya.

3. Bercerita

Kelihatannya receh, tapi bercerita itu ampuh, lho. Ceritakan saja kalau dia adalah anak yang gagah dan berani, yang bisa menjaga adiknya,  Umi dan Abi serta keluarganya. Jadi, nggak perlu takut dengan apapun selain Allah. Awalnya kami bercerita tentang superhero.

"Umi, spiderman itu ada atau enggak? Itu cuma film dan buatan komputer, ya?" Aal memulai pembicaraan.

Saya pun menjawab, "Ya, Sayang. Di dunia nyata, spridermna itu nggak ada, hanya di film saja."

"Tapi Aal bisa jadi kayak Spiderman, kan? Manjat di jaring tali yang kayak jaring laba-laba itu?" Tanyanya lagi, mungkin dia ingat jaringan tali yang ada dikebanyakan playground tempt ia bermain.

"Kalau itu bisa, dong. Kan ada tuh di area outbond. Itu untuk melatih kekuatan kaki. Aal juga harus berani, pura-puranya Aal lagi kayak spiderman naik ke jaring laba-laba. Trus Aal meluncur pakai flying fox. Nggak perlu khawatir, kalau oomnya bilang aman, insyaAllah aman. Kan ada safety beltnya.. Flying fox itu seru, lho. Nanti Aal merasa Aal bisa terbang. Dulu pernah outbond, teman-temannya pada minta lagi, kan? Ingat nggak?" Cerita saya.

"Iya, ingat.. Kita nggak jatoh?" Pertanyaannya.

"InsyaAllah mah enggak. Tanya dulu ke oomnya, bisa atau tidak Aal naik flying foxnya, aman atau tidak. Kalau kata oomnya bisa dan aman, yakin aja, Nak. Aal pasti bisa. Aal kan anak yang gagah berani!" Jawab saya.

Ternyata cerita kami sebelum tidur saat itu begitu menempel di otaknya. Cerita itu merubah isi kepalanya tentang kekhawatiran dan ketakutan yang pernah ada. Sekarang dia jadi anak yang gagah berani. Dengan percaya dirinya dia menaiki satu demi satu tangga yang terbuat dari kayu, dia berjalan menaiki jaring-jaring tali, berjalan di atasnya sampai ke puncak dan meluncur dengan flying fox.

"Aal... Aal keren banget! Aal bisa naik dan berjalan di jaring laba-laba itu dan Aal terbang dengan flying fox. Mantaaappp!" Saya benar-benar amazed.

"Iya, kan di bawah jaring tali itu kan ada jaring tali lagi. Jaring tali yang di bawah itu fungsinya untuk mengamankan Aal kalau Aal jatuh. Jadi kalau jatuh nggak langsung ke tanah, tapi ditahan di jaring itu. Jadi aman, kok. Flying fox juga aman, kan pakai sefety belt." Jawabnya yakin sambil tersenyum puas tanda berhasil.

Alhamdulillah, sekarang Aal tampak banyak bergerak dengan fisik. Motorik kasarnya tampak bagus berkembang mengejar ketinggalannya selama ini. Kalau dibawa ke playground dia langsung lari, memanjat, naik beberapa plosotan. Beda sekali dengan Aal di masa lalu.

Oh ya, untuk mencapai tujuan ini tidaklah instan. Butuh waktu berhari-hari, bahkan berbulan-bulan untuk membangkitkan keberanian dan percaya diri anak. Poin nomor 3 tetang bercerita itu sangat baik di praktekkan untuk segala permasalahan anak. Lakukan itu sesering mungkin, terlebih lagi di waktu malam hari menjelang tidur malamnya. Bercerita juga bisa mengikat bonding antara ibu dan anak juga, kan..

Sekian dulu cerita saya tentang Aal dan tipsnya. Itu sedikit tentang pengalaman saya ketika berusaha membangkitkan keberanian dan rasa percaya diri anak saya, dan juga sebagai sarana belajar untuk mengembangkan motorik kasarnya. Semoga bermanfaat, yaaa... :)

 
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

About Me




Hai, saya Juli Yastuti, akrab dipanggil Juli atau Yasti. Bagi saya, menulis adalah cara menebar manfaat termudah. Mau tahu lebih lengkap tentang saya?


Baca Selengkapnya >

Contact


Email : ceritaumi2017@gmail.com / Whatsapp : 083184213939

Find Me Here

Followers

Part Of



My Books




Recent Post

Popular Posts

  • Pohon Literasi, Stimulasi Anak Suka Membaca
  • Aku Sayang Ibu, Catatan Literasi Pertama Aal
  • Review Materi Bunda Sayang Sesi 5: MENSTIMULASI ANAK SUKA MEMBACA
  • Pengalaman Melepas IUD Lama dan Memasang IUD Baru. Kapok?
  • Menyenangkan! Pengalaman Berlayar Menggunakan Kapal Roro Dari Batam ke Riau Selama 18 Jam

Member Of




Categories

  • Sharing
  • Info & Tips
  • Parenting
  • Family
  • Traveling
  • Institut Ibu Profesional (IIP)
  • Homeschooling
  • Batam
  • Review
  • Event
  • Tentang Buku
  • Kuliner
  • Gelora Madani Batam
  • Kolaborasi Blog
  • Mahasiswa
  • Puisi

Blog Archive

  • ►  2011 (11)
    • Jun 2011 (5)
    • Jul 2011 (6)
  • ►  2012 (2)
    • Nov 2012 (2)
  • ►  2013 (7)
    • Jan 2013 (1)
    • Feb 2013 (3)
    • Mar 2013 (1)
    • May 2013 (1)
    • Jun 2013 (1)
  • ►  2014 (13)
    • May 2014 (4)
    • Jun 2014 (4)
    • Jul 2014 (3)
    • Sep 2014 (2)
  • ►  2015 (3)
    • May 2015 (2)
    • Nov 2015 (1)
  • ►  2016 (3)
    • Jan 2016 (2)
    • Mar 2016 (1)
  • ►  2017 (56)
    • Feb 2017 (1)
    • Jun 2017 (1)
    • Aug 2017 (10)
    • Sep 2017 (1)
    • Oct 2017 (5)
    • Nov 2017 (25)
    • Dec 2017 (13)
  • ►  2018 (142)
    • Jan 2018 (21)
    • Feb 2018 (15)
    • Mar 2018 (18)
    • Apr 2018 (13)
    • May 2018 (17)
    • Jun 2018 (7)
    • Jul 2018 (9)
    • Aug 2018 (11)
    • Sep 2018 (5)
    • Oct 2018 (8)
    • Nov 2018 (7)
    • Dec 2018 (11)
  • ▼  2019 (67)
    • Jan 2019 (8)
    • Feb 2019 (6)
    • Mar 2019 (7)
    • Apr 2019 (4)
    • May 2019 (5)
    • Jun 2019 (10)
    • Jul 2019 (6)
    • Aug 2019 (3)
    • Sep 2019 (6)
    • Oct 2019 (5)
    • Nov 2019 (2)
    • Dec 2019 (5)
  • ►  2020 (28)
    • Jan 2020 (7)
    • Feb 2020 (3)
    • Mar 2020 (4)
    • Apr 2020 (1)
    • May 2020 (3)
    • Jun 2020 (3)
    • Jul 2020 (2)
    • Aug 2020 (1)
    • Oct 2020 (1)
    • Nov 2020 (1)
    • Dec 2020 (2)
  • ►  2021 (28)
    • Jan 2021 (1)
    • Apr 2021 (2)
    • May 2021 (2)
    • Jun 2021 (2)
    • Jul 2021 (4)
    • Aug 2021 (4)
    • Sep 2021 (1)
    • Oct 2021 (4)
    • Nov 2021 (4)
    • Dec 2021 (4)
  • ►  2022 (14)
    • Mar 2022 (2)
    • Apr 2022 (1)
    • May 2022 (1)
    • Jun 2022 (2)
    • Jul 2022 (2)
    • Aug 2022 (2)
    • Sep 2022 (3)
    • Oct 2022 (1)
  • ►  2023 (6)
    • Jan 2023 (3)
    • Feb 2023 (2)
    • Mar 2023 (1)

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates