Belakangan ini saya sering menemukan kata2 "kids jaman now" di dunia per-sosmed-an. Memanglah saya tidak se-update mamah2 muda lainnya tentang istilah2 begini. Tapi karena sadar diri bahwa saya adalah seorang mamak dan mempunyai 2 orang anak yang lahir di jaman now, saya harus segera update dan kepo tentang fenomena ini.
Hal pertama kali saya lakukan adalah mencari tau di mesin pencarian Google dengan kata kunci Kids Jaman Now. Hasilnya? Ampun dah, ga ada yang bener. Ada anak kebanyakan makan micin lah, ada anak masih bau bedak baby udah pacaran mesra parah, anak SD foto sexy ala2 lah, dann seriuus...ga ada yang bener!
Lalu, apa yang bisa kita banggakan dengan Kids Jaman Now itu? Saya sebagai seorang mamak malah miris, sedih. Kadang saya membayangkan bagaimana pergaulan di jamannya Aal dan Maryam pada remaja kelak. Merasa di masa depan itu ada musuh besar yang bisa saja "merusak" anak2 kita. Apa karena pada banyak makan micin??
...
Note To My Self |
Ibu adalah arsitek Peradaban. Di tangan kitalah masa depan anak2 kita berada. Kitalah yang menanam benih keimanan, melahirkan kembali indahnya tata krama dan kesopanan. Seorang ibu harus sadar bahwa ia tidak boleh terhanyut oleh keterpurukan jaman. Masihkah menganggap tugas seorang ibu itu mudah di jaman now? Susah dan berat, mak.
Kembali ke Allah,
kembali ke pedoman hidup kita, Al-Quran.
kembali ke pedoman hidup kita, Al-Quran.
Fenomena jaman now tidak bisa kita kendalikan, tidak bisa kita hentikan dan kita tutupi. Jaman now haruslah kita hadapi dengan berpegang teguh pada tali Allah. Membangun kembali fitrah keimanan di dalam diri pribadi dan juga di dalam diri anak tercinta. Memahami anak di tiap rentang usia dan pendidikannya, agar kelak tumbuh sesuai fitrah dan kokoh menghadapi jaman.
Di balik ikhtiar kita selalu beriringan dengan doa. Doa adalah senjata untuk kita berlindung dari serangan musuh manapun. Karena hanya kepada Sang Khalik kita meminta-Nya untuk merapihkan jalan hidup kita ketika kita merasa sulit. Kepada-Nya kita serahkan hidup kita, juga hidup anak2 kita.
Ingatlah ibu,
Tugasmu yang berat itu karena Allah percaya bahwa kau adalah makhluk mulia.
Bangunlah benteng kemuliaan, kemudian lukislah peradaban di masa depan.
Tugasmu yang berat itu karena Allah percaya bahwa kau adalah makhluk mulia.
Bangunlah benteng kemuliaan, kemudian lukislah peradaban di masa depan.
Salam,
Juli Yastuti.
Juli Yastuti.