Menyenangkan! Pengalaman Berlayar Menggunakan Kapal Roro Dari Batam ke Riau Selama 18 Jam

by - 7:12 AM

Kapal Roro Batam ke Mengkapan (Buton) Riau

Menyenangkan! Pengalaman Berlayar Menggunakan Kapal Roro Dari Batam ke Riau Selama 18 Jam - Beberapa waktu yang lalu, kami sekeluarga baru saja pulang dari perjalanan yang sangat berkesan. Diawali dengan menaiki kapal roro selama 18 jam dari Pelabuhan ASDP Telaga Punggur - Batam menuju Pelabuhan Mengkapan (Buton) - Siak, Riau. Tujuan utama kami sebenarnya adalah kampung halaman kedua orang tua saya di daerah Baruh Gunuang, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.

Perjalanan menuju kampung halaman bisa lebih ringkas jika kita berangkat menggunakan pesawat udara ke kota Padang atau Pekanbaru. Tapi, pulang kampung kali ini berbeda, memang niat ingin mengunjungi beberapa saudara yang tinggal di daerah Riau juga, yang selama ini belum pernah dikunjungi. Makanya, pulang kampung membawa kendaraan sendiri menjadi pilihan.

Kapal Roro Dari Pelabuhan ASDP Telaga Punggur, Batam - Pelabuhan Mengkapan (Buton), Siak, Riau

Jadwal keberangkatan kapal Roro dari Pelabuhan ASDP Telaga Punggur, Batam menuju Pelabuhan Mengkapan (Buton), Siak, Riau selalu ada setiap hari kecuali hari Rabu dan Kamis. Disarankan datang ke Pelabuhan ASDP Telaga Punggur untuk booking hari semiggu sebelum keberangkatan. Cukup tinggalkan nama lengkap dan nomor polisi mobil yang akan kita bawa naik ke atas kapal.

Kenapa sebaiknya kita booking hari seminggu sebelum keberangkatan? Ya, untuk mamastikan tanggal keberangkatan kita. Sayang, kan, kalau tiba-tiba kita datang di hari H dan ternyata sudah full dan batal berangkat di hari yang sudah direncanakan? Tentunya peraturan tiap pelabuhan berbeda, ya. Cara ini tidak berlaku pada Pelabuhan Mengkapan (Buton) jika kita hendak pulang kembali ke Batam nantinya. Di sana tidak ada yang namanya booking hari, tapi datang langsung dan antri fisik.

Untuk ongkos kapal roro, itu tergantung kendaraan yang kita ikut sertakan, ya. Tarif kendaraannya dibeda-bedakan tiap golongannya. Mungkin teman-teman bisa Googling mengenai tarif kapal roro Batam - Siak untuk lebih lengkapnya. Namun, untuk mobil yang kami ikut sertakan ini (Suzuki Ertiga) termasuk ke dalam Golongan IVa yaitu tarifnya sebesar Rp1.540.000. Harga tersebut sudah termasuk kendaraan dengan supir dan  penumpangnya 4 orang dewasa, pas untuk kedua orang tua saya, saya dan suami. Tambahan, nih, karena kami bawa 2 anak juga, jadi harus nambah ongkos anak sebesar Rp61.000 saja per anak (anak di bawah 3 tahun belum dikenai tarif, Maryam aman, hihihi). Yaa...ditotal-total ongkos kami naik kapal roro ini habis Rp1.601.000 untuk mobil dan kami sekelurga besar. Lumayan banget, kan, yaa... Mengingat ongkos transportasi udara sekarang aduhai mahalnya, menggunakan kapal sekarang menjadi alternatif yang bisa dipertimbangkan.

Oh ya, meskipun tadi kita sudah booking hari keberangkatan, kita tetap harus datang lebih awal ke pelabuhan. Sekitar jam 10 pagi boleh, lah, dan tiket kapal dibeli di hari keberangkatan. Sebelum jam 2 siang kita sudah bisa memasuki kapal, lalu memarkirkan kendaraan kita di tempat parkir kapal yang sudah disediakan. Jadwal kapal roronya berangkat itu sekitar jam 2.30, ya cukuplah waktu kurang lebih satu jam untuk merapihkan parkiran kendaraan.

Persiapan Untuk Berlayar

Menggambar sambil menunggu kapal datang.
Ini pengalaman pertama saya menyeberang pulau naik kapal dalam waktu yang cukup lama bersama keluarga dan juga anak-anak, sekitar 18 jam. Artinya, kita menghabiskan satu semalam penuh di atas kapal. Awalnya deg-degan, khawatir anak bosan, rewel, sehingga perjalanan kami jadi kurang bisa dinikmati. Tapi syukurnya, Alhamdulillah semua kekhawatiran saya tidak terbukti. Justru mereka sangat menikmati perjalanan ini.

Sebelum berangkat, saya sudah mencari tahu seperti apa kapal roro Batam - Siak lewat video-video para travel vlogger di Youtube. Ini penting dilakukan supaya kita jangan sampai buta benar-benar buta, setidaknya kita harus cari tahu agar kita punya bayangan dan bisa mengantisipasi barang-barang atau keperluan-keperluan yang kita butuhkan selama bermalam di atas kapal.

Barang-barang dan berbagai keperluan saya siapkan, keperluan untuk istirahat, tidur malam (khususnya untuk anak-anak), bekal makanan berat yang tidak mudah basi, minuman, cemilan dan beberapa buku dan mainan anak-anak supaya mereka tidak cepat bosan. Ada, sih, yang jual makanan di kapal. Tapi kalau bisa dibawa sendiri sesuai selera, kenapa enggak?

Saya sudah mempersiapkan diri untuk tidur di sudut ruangan kapal. Ruangan untuk penumpang ada 2, ruangan terbuka dan yang tertutup. Ada AC di ruangan tertutup, tapi cenderung pengap dan berasap karena masih banyak orang yang tetap merokok di dalam ruangan ini. Padahal seharusnya, merokok itu dilakukan di ruangan terbuka. Pliss, deh, kzl sama orang-orang yang begini.

Nah, sebagai tambahan, beberapa hal di bawah ini yang saya lakukan agar bisa tetap menyenangkan di atas kapal selama 18 jam bersama anak-anak:

Persiapkan Kebutuhan di Atas Kapal

1. Siapkan karpet berukuran sedang yang nyaman.  Karpet ini salah satu kebutuhan yang penting sebagai alas duduk atau alas tidur kita selama di kapal.

2. Kalau bisa, bawa bekal makanan berat yang tidak mudah basi. 18 jam di perjalanan setidaknya kita butuh makan berat 2 kali (ini mah eike..). Hmm, ada juga yang butuhnya sekali saja, sesuai kebutuhan pemirsa. Siapkan juga sarapan cepat saji untuk keesokan paginya. Misalnya, Pop Mie, kalau anak-anak bisa Koko Crunch yang sudah di mangkok dan ada susunya sekaligus itu. Luamayan buat ganjel perut sebelum kapal bersandar.

3. Siapkan keperluan anak-anak yang cukup, misalnya diapers, susu, cemilan, tisu basah dan lain sebagainya.

4. Membawa keperluan tidur seperti bantal dan selimut boleh juga, apalagi untuk anak-anak dan orang tua. Sebisa mungkin, pastikan tidur mereka tetap nyaman dan nyenyak.

5. Siapkan pakaian ganti anak-anak kalau memungkinkan untuk mandi, atau hanya sekedar mengelap mereka dengan tisu basah. Kalau pakaian ganti kita, ya boleh bawa ke kapal, boleh juga enggak. Saya sih enggak, hehe, hampir 20an jam nggak mandi, dong.. Hahhaa.

6. Bawa buku atau mainan supaya anak-anak tidak merasa bosan. Siapkan atau download video-video menarik yang biasa jadi tontonan anak-anak, supaya mereka bisa mengisi waktu selama di atas kapal sambil menonton. Di kapal sinyal hilang-hilang, lho. Jadi pastikan video bisa ditonton meskipun dalam keadaan offline. Tetap perhatikan jadwal menonton anak-anak, jangan sampai bablas, anak jadi ketagihan dan ia melupakan buku dan mainannya, ya.

Kurang lebih itu saja keperluan kita selama 18 jam di kapal. Keperluan lainnya silahkan menyesuaikan sendiri sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Nah, sekedar tambahan tips dari saya, ada beberapa hal yang harus dilakukan kalau kita mau berlayar dalam jangka waktu yang lama bersama anak-anak.

Lakukan beberapa tips di bawah ini sebelum mengajak anak-anak naik kapal dalam jangka waktu yang cukup lama!

1. Sounding sejak jauh-jauh hari. Ceritakan pada anak-anak tentang kapal besar yang menyenangkan. Ajak mereka nonton video tentang kapal tersebut, beri pemahaman kepada mereka kalau naik kapal itu asyik, menyenangkan, kita bisa lihat laut, melihat matahari tenggelam, matahari terbit, pulau-pulau, dan lain sebagainya.

2. Ajak anak-anak mempersiapkan keperluannya sendiri. Misalnya, ke supermarket untuk membeli bekal selama di kapal, menyiapkan baju, tisu basah, mainan dan lain sebagainya yang akan di bawa ke dalam kapal.

Begitulah kira-kira persiapan kita membawa anak-anak berayar dalam jangka waktu yang lama. Setidaknya kita menanamkam mindset kalau naik kapal itu seru, asyik, menyenangkan. Sehingga anak-anak tidak merasa bosan atau rewel di perjalanan, justru sangat menikmati perjalanan.

Berlayar Selama 18 Jam dari Batam Menuju Mengkapan (Buton), Riau


Ini yang saya suka kalau naik kapal, menikmati waktu dengan melihat pemandangan laut yang sangat luas. Seakan tidak ingin kehilangan moment, kami selalu mengejar waktu  sore hari dan pagi hari untuk melihat sunset dan sunrise.

Perjalanan kapal dari Batam menuju Riau ini melewati Selat Singapura, kita benar-benar berada di antara Batam dan Singapura. Terlihat lebih jelas gedung-gedung di Singapura, yang tampak samar kalau dilihat dari Batam.

Melewati Selat Singapura, kapal kita berada jauh dari daratan. Daratan nyaris tak terlihat, kadang terlihat juga tapi jauh dan tampak hutan saja. Sinyal menghilang, hari sudah mulai gelap. Kami menghabiskan waktu di dalam kapal untuk makan, anak-anak sibuk dengan mainannya, nonton video, dan akhirnya tidur malam.

Oh ya, di kapal roro juga ada mushola. Jadi kita bisa tetap melakukan kewajiban sholat 5 waktu di mushola kapal roro. Musholanya agak sempit, kalau kita datang di pas waktu sholat, ya kita harus menunggu untuk bergantian dengan orang-orang yang lainnya.

Sesampainya waktu subuh tiba, kami bangun dan mempersiapkan barang yang akan dibawa. Sebagian barang yang berat, satu per satu dibawa kembali ke dalam mobil yang diparkir. Parkirannya sempit, kendaraan tersusun rapi dan rapat sekali. Tapi cukuplah dilewati satu orang dan kebetulan posisi mobil kami parkir di paling ujung, masih bisa membuka pintu samping dan memasukkan barang kedalamnya. Lumayan, kan, nanti pas turun kapal sudah nggak bawa barang banyak lagi.

Kami menikmati waktu pagi sambil menyeduh Pop Mie Panas dan anak-anak makan Koko Crunch, roti, dan minum susu. Di atas kapal ada yang jual minuman hangat juga, seperti teh dan kopi. Udara sejuk meskipun agak berkabut. Ya, pagi itu kami sudah memasuki Riau, tepatnya muara Sungai Siak.

Menikmati pemandangan di atas kapal.

Kabut asap nampak dari atas kapal.
Riau sedang berasap (lagi) saat itu, syukurnya masih dalam kategori ringan. Tapi tetap saja, pemandangan jadi kurang jelas dan kurang indah. Tak lama kemudian, sampailah di Pelabuhan Mengkapan (Buton). Kapal bersandar, dan kami siap untuk turun dan naik kembali ke atas mobil lalu melanjutkan perjalanan darat.

Sidak ke ruangan nahkoda sebelum turun kapal. Hehhee.
18 jam berlalu. Alhamdulillah semua aman, selamat, dan menyenangkan. Khususnya anak-anak, ya. Mereka sangat menikmati waktu-waktu selama di kapal dengan riang.

Dari atas kapal kami melihat satu per satu kendaraan mulai keluar dari kapal, sebagian lagi masih pada pemanaskan mesin mobilnya. Kami turun ke arah parkiran mobil untuk mencari mobil kami, ketemu, dan kami buru-buru naik dan masuk ke dalamnya sambil menggendong anak-anak. Di parkiran penuh asap kendaraan, pengap dan sesak banget. Alhamdulillah aman setelah kami sudah masuk ke dalam mobil.

Pelan-pelan mobil mulai berjalan keluar kapal, Alhamdulillah kami sampai di Riau dengan selamat dan semangat mengeksplor Riau!

Begitulah cerita pengalaman saya dan keluarga di perjalanan, berlayar selama 18 jam dari Batam menuju Mengkapan (Buton), Riau. Semoga bermanfaat untuk teman-teman yang membaca, khususnya yang berencana berlayar dari Batam menuju Riau juga, ya... Hehehe.

Enjoy your trip and write!

Tonton juga video perjalanan kami dari Batam menuju Mengkapan (Buton), Riau di sini:


You May Also Like

1 comments