Sosialisasi Anak Homeschooling: Anak Homeschooling, Anak Rumahan dan Kurang Bersosialisasi? #HStory

by - 6:41 AM


Sosialisasi Anak Homeschooling: Anak Homeschooling, Anak Rumahan dan Kurang Bersosialisasi? - Suatu ketika saya berkenalan dengan seorang temannya teman saya. Berkenalan biasa dan memulai obrolan ringan. Bertanya nama, anak berapa, usia anak berapa dan lainnya, hingga muncul pertanyaan "si abang sudah sekolah?"

Sayapun menjawab, "Hmm, dia nggak dimasukkan ke sekolah umum. Di rumah saja."

"Oh, itu ya namanya, hmm..apa? Oh ya, homeschooling??" Beliau menangkap maksud dari jawaban saya, meskipun sempat lupa. Hehe.

"Iyaa, insyaAllah mereka homeschooling." Jawab saya yakin.

"Iyaa, saya pernah denger. Bagus, sih. Tapi gimana belajarnya di rumah aja? Dan homeschooling itu sosialisasinya yang kurang." Begitu reaksi dan pendapat beliau tentang homeschooling.

"Hehe. Dia tetap bersosialisasi, kok." Jawab saya singkat sambil tersenyum manis (sok manis lebih tepatnya, wkwk).

Sebenarnya gatal mulut ini, ingin sekali memberikan jawaban yang lebih panjang soal homeschooling dan sosialisasinya. Tapi apa daya, saat itu sedang tidak memungkinkan dan saya juga sedang tidak selera untuk banyak berbicara topik yang serius saat itu.

So, mari kita bahas di sini saja yaa... ;)

Anak Homeschooling, Anak Rumahan dan Kurang Bersosialisasi?

MasyaAllah. Aal (anak laki-laki paling kecil) ikut outing class dari tempat les Bahasa Inggrisnya.

Menurut pandangan banyak orang, anak homeschooling itu kurang bersosialisasi, anak rumahan, dan susah bergaul. Secara, mereka tidak sekolah alias tidak keluar rumah dan tidak punya teman-teman sekelas seperti anak-anak pada umumnya. Pikir mereka.

Mendengar pendapat orang seperti itu, saya hanya senyum saja. Wajar, mungkin mereka belum mempelajari homeschooling lebih dalam karena memang, yaa...mereka tidak butuh. Jadi, tidak ada yang harus dipermasalahkan dari pendapat orang yang seperti itu.

Tapi, di tulisan ini, saya ingin sedikit memberikan gambaran tentang sosialisasi anak homeschooling menurut saya dan yang saya rasakan sejauh ini.

Banyak yang beranggapan bahwa anak homeschooling itu anak rumahan, anak yang di rumah saja. Padahal, itu tidak benar. Anak homeschooling juga berkegiatan di luar rumah. Misalnya, ikut kegiatan mengaji di Masjid, les/kursus di bidang yang anak sukai, ikut berbagai kegiatan komunitas, magang atau ikut ayah dan ibunya bekerja dan lain sebagainya.

Menurut saya, anak homeschooling bersosialisasi dengan caranya sendiri. Tergantung bagaimana orang tua memberinya stimulasi untuk bersosialisasi. Tapi, dari yang saya ketahui, biasanya anak homeschooling justru mempunyai jangkauan sosialisasi yang lebih luas.

Mengapa saya bilang anak homeschooling mempunyai jangkauan sosialisasi yang lebih luas? Ya, karena anak homeschooling biasa bersosialisasi secara horizontal (seusia) maupun secara vertikal (lintas usia). Dia bisa bergaul dengan anak seusianya, di atasnya, di bawahnya, bahkan dengan orang-orang yang jauh di atas usianya. Mereka belajar untuk mampu menempatkan diri dan beradaptasi di lingkungannya yang selalu berbeda-beda hampir disetiap harinya.

MasyaAllah. Baca buku bersama di mushola, setelah selesai sholat berjamaah dan mengaji. 

Kalau disekolah umum, biasanya, anak hanya bersosialisasi secara horizontal (seusia) dengan teman-teman yang cenderung sama. Ingat, biasanya, lho ya.. Banyak juga kok anak sekolahan yang punya banyak teman baik horizontal maupun vertikal. Dan ada juga anak homeschooling yang cenderung tertutup, sulit bersosialisasi baik itu horizontal maupun vertikal. Terlepas dari keduanya, keluarga adalah faktor yang sangat mempengaruhi kemampuan sosialisasi anak.

Fakta bahwa manusia adalah makhluk sosial itu tak dapat dipungkiri. Memang setiap manusia tidak bisa hidup tanpa manusia lainnya, dan setiap manusia pasti bisa bersosialisasi. Tidak perlu men-judge satu kelompok tertentu sebagai orang-orang yang tidak bisa bersosialisasi, tidak bisa bergaul, sulit berteman, dan lain sebagainya. Apalagi jika kita belum terlalu mempelajari tentang kelompok tersebut.

Saya sudah membaca buku "Pembelajar Mandiri" karya Yudhisira Gowo Samiaji, buku yang berisi kisah seorang anak homeschooling menjalani hari-harinya sebagai pembelajar mandiri. Saya tidak menemukan cerita yang membahas tentang kesulitannya bersosialisasi. Justru Yudhis mempunyai jaringan sosial yang sangat luas, baik itu vertikal maupun horizontal.

Saat ini, Yudhis sudah dewasa dan kuliah Universitas Indonesia. Lho, kok bisa? Seorang anak yang tidak pernah mengenyam sekolah umum bisa kuliah di Universitas Indonesia..? Bagi yang penasaran, silahkan beli bukunya dan baca kisahnya, Gaes...hehehe.

Itu kisah Yudhis, bagaimana dengan anak-anak saya yang masih pada kecil? Apakah mereka sulit bersosialisasi? Bagaimana cara saya mengajaknya belajar bersosialisasi?..

Baca juga: Cerita Kami Memilih Homeschooling

Sosialisasi paling dekat, membangun hubungan baik dengan keluarganya. MasyaAllah, ini foto Aal dan adiknya, Maryam.
Anak saya yang paling besar usianya 5 tahun 8 bulan, di usia ini saya memberikan ia kesempatan bermain lebih banyak. Untuk bersosialisasi, saya tidak merasakan ada kesulitan dari dirinya. Dia selalu ikut kemanapun saya dan Abinya pergi, bertemu banyak orang, kadang juga ikut Abinya bekerja atau berkegiatan yang mayoritas bersama mahasiswa.

Dia juga bergabung dalam komunitas playdate, dia juga sering saya ajak mengunjungi teman-teman dan saudara. Saat ini, dia sedang mengikuti kursus Bahasa Inggris dan renang. Tidak ada ekspektasi saya untuknya dalam mengikuti les Bahasa Inggris, di sana adalah tempatnya mencari kawan bagi saya. Di sana, dia berteman dengan anak-anak yang usianya berada di atasnya, sekitar kelas 1-3 SD. Alhamdulillah, tidak hanya mudah membaur dengan teman-teman sekelasnya, dia juga bisa akrab dengan Mister yang mengajarkannya Bahasa Inggris. Hehehe.

Berbeda dengan les Bahasa Inggris, untuk les renangnya saya memang berharap berenang menjadi salah satu olahraga yang ia bisa dan syukurnya ia pun suka. Selain baik untuk tubuh dan pernafasannya, di tempat les berenang pun juga bisa menjadi sarana mencari kawan. Bahkan di sana banyak anak yang komunikasinya berbahasa Inggris, begitu pula dengan coach-nya yang juga berbahasa Inggris campur Indo. Lumayan, kan, sekalian praktek berbahasa Inggris di kehidupan nyata. Hehehe.

Anak saya yang kedua, usianya sudah hampir menginjak angka 3 tahun. Ia cenderung mengikuti mamasnya, kadang dia ikut berbaur dengan teman-teman mamasnya. Dia juga cepat akrab dengan anak-anak lainnya, baik itu anak seusianya, di bawahnya atau di atasnya. Tapi, dia masih dalam masa egosentris, kadang-kadang ia sulit berbagi mainannya. Apalagi kalau dia dalam keadaan ngantuk atau lapar. Hehhee. Tapi itu normal, untuk anak usia 3-4 tahunan.

Seperti yang saya sampaikan di atas, keluarga adalah faktor utama pembentuk anak dan lingkungan adalah faktor yang mempunyai pengaruh cukup besar untuk mengubah pribadi anak. Kita, nih, sebagai orang tuanya yang harus terus menjaga pengaruh baiknya dan menghalangi pengaruh buruknya.

Yang penting, kita terus membangun rasa percaya diri anak, jangan "mengecilkan" dia, jadilah motivator terbaik untuk anak-anak. Dengan percaya diri yang baik, anak akan dengan mudah berada dalam lingkungan sosial manapun, baik vertikal maupun horizontal.

Sekian dulu pembahasan tentang sosialisasi anak homechooling yang ternyata tidak se-kuper (kurang pergaulan) itu, lho. Kalau masih belum jelas, yuk, pelajari homeschooling lebih dalam... Hati-hati tertarik, lho! Hehehe.

You May Also Like

5 comments

  1. Saya sudah baca..terima kasih atas materinya, anak saya juga sering ngajak ngobrol teman saya yg kebetulan kami kunjungi. Apa itu termasuk sosialisasi...? Saya pikir itu kurang sopan. Tapi setelah baca materi diatas, sepertinya saya harus banyak belajar dan dan memahami lebih jauh ttg sosialisasi anak yaa...
    Thanks again!

    ReplyDelete
  2. Saya sudah baca..terima kasih atas materinya, anak saya juga sering ngajak ngobrol teman saya yg kebetulan kami kunjungi. Apa itu termasuk sosialisasi...? Saya pikir itu kurang sopan. Tapi setelah baca materi diatas, sepertinya saya harus banyak belajar dan dan memahami lebih jauh ttg sosialisasi anak yaa...
    Thanks again!

    ReplyDelete
  3. MasyaAllah, selalu meleleh lihat foto deketnya mas aal sama Maryam��
    Jazakillahu khair sharingnya mii❤

    ReplyDelete
  4. Iya ya, kalau orang yang belum bersinggungan langsung dengan homeschooling mungkin akan mikirnya gitu.. tapi lama-lama mungkin akan makin banyak yang mengerti..hehe..

    ReplyDelete