Mengatasi Keinginan Batita

by - 5:55 AM

Mainan adalah benda yang sangat akrab dengan anak-anak. Tak jarang bagi beberapa orang tua kewalahan menghadapi tingkah anaknya yang sering sekali merengek meminta mainan yang mereka inginkan. Tidak beda juga dengan Aal. Anak sholeh ini juga sering meminta mainan yang dia inginkan. Apalagi kalau habis nonton film kartun dan melihat ada mobil, robot, gitar, piano, dll apapun itu yang menarik perhatiannya. Kami punya cara sendiri untuk mensiasati keinginan Aal yang tidak memaksa, tapi penuh dengan kode mendalam. hahaha. 😂

Berikut cara kami mengatasi keinginan-keinginan Aal:

1. Jelaskan bahwa kita harus menjauhi perilaku konsumtif.

Perilaku konsumtif adalah perilaku membeli barang/jasa yang berlebihan, walaupun tidak dibutuhkan. Tentunya kita jelaskan kepada anak-anak dengan bahasa yang mudah mereka pahami ya..

2. Ajarkan menabung.

Untuk memenuhi keinginannya, Aal kami ajarkan untuk menabung. Dia boleh membeli dan memilih sendiri apa yang paling dia inginkan, misalnya saat itu lego. Dan dia niatkan menabung untuk membeli lego. Uangnya ya dari kita umi abinya, kadang dari nenek kakeknya juga, siapapun yang ingin memberi. TAPI, saya tidak mengajarkan dia untuk meminta. Kalau dikasih sama umi, abi, mbah putri, atau mama....Alhamdulillah, itu namanya rejekinya Aal. Tapi tidak boleh meminta-minta. Saya biasanya tiap dua hari sekali kasih sih, bisa dari kembalian beli sarapan atau lainnya.. Dan ketika dia mendapatkan lego dari hasil tabungannya sendiri, masyaAllah bahagiaaanyaa dia. 😘

3. Ajarkan berbagi dengan sesama.

Menabung selain untuk membeli apa yang dia inginkan, ajarkan juga untuk bersedekah atau berbagi dengan orang yang membutuhkan. Misalnya, untuk saudara yang sedang sakit dan susah, infaq ke Masjid, dsb. "Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah..", "Bersedekah tidak akan mengurangi harta kita..", dll.. jelaskan dengan bahasa yang ringan dan mudah  ia pahami sambil bercerita santai.

4. Bersyukur.

Dengan banyaknya permintaan/keinginan anak, kita harus mengajarkannya tentang bersyukur. Bahwa segala yang kita punya adalah datang dari Allah melalui umi/abi/lainnya. Bersyukur, karena banyak anak-anak lain yang mungkin tidak seberuntung Aal. Mereka bahkan tidak punya satupun mainan, bahkan unuk makan saja susah. Bersyukur, maka kita akan senang dengan apa yang sudah kita punya. Berbagi dan memberi juga bagian dari rasa syukur kita. Tentunya buanyaak sekali pertanyaan yang muncul setiap yang kita ajarkan/kenalkan. Menjawab dengan sebenar-benarnya, sabar, dan menggunakan bahasa ringan untuk anak-anak adalah tugas kita. 

5. Be more creative.

Saya lebih support Aal untuk membeli lego. Karena lego bisa membuatnya lebih kreatif. You can make your own toys, dear! "Aal bisa bikin banyak mainan loh dari lego. Aal bisa bikin mobil, bisa bikin robot, ayo coba deh.", dia sangat antusias ketika saya berkata begitu. Dan benar, he can be creative more than i think.

Yaa begitulah cara umi abinya Aal. Cara tiap orang tua mendidik anaknya tidak sama dan tidak harus sama, karena tiap anak itu unik dan tidak bisa disamakan. Pada intinya, kita harus mendukung dan  menghargai sekecil apapun karyanya, sehingga dengan sendirinya dia bisa mengatasi sendiri segala kemauannya. "Aku pengen mainan mobil dump truck, bikin dari lego ah..", begitu kira-kira ketika dia percaya diri dengan hasil karyanya sendiri, tidak harus membeli.

Semogaa cerita umi bisa menginspirasi dan bermanfaat yaa... 😍😊

#Aal2Tahun

Helikopter karya Aal






You May Also Like

0 comments