Assalamu'alaikum... Apa kabar embun? Sudahkah ia hiasi dedaunan pagi? Rasanya seperti hanya aku yang masih terjaga di malam sepi (sepi selama anakku masih tidur nyenyak :-D).
Asyiknya punya bayi, kebiasaan begadangku kumat lagi.. Terakhir waktu dulu musim Tugas Akhir alias diary akhir kuliah. Setelah berkeluarga, begadangku mulai kumat saat aku hamil trimester 3, berlanjut naik level saat bayiku lahir. And that's fun! Syukuri. ^^
Malam ini disaat suami dan bayiku tertidur lelap, timbul beberapa sketsa masa yang lalu. Awalnya karena beberapa obrolan ringan bersama suamiku, berlanjutlah memory itu menari-nari di pikiranku.
Who am i..? Siapa aku..? Jangan salah paham, aku tidak amnesia, aku hanya ingin cerita tentangku di masa lalu.
Aku seorang anak perempuan yang seperti pada umumnya. Yah sempat mengalami fase "alay" di antara fase remaja dan dewasa.. Sebagai orang yang beragama Islam, sejak SMP orang tuaku sudah menyarankan agar aku menutup aurat. Lucunya, seusiaku saat itu aku menganggap cewek berjilbab itu kuno, ga gahol, kurang fashionable gituh (mendadak mual). Orang tuaku tidak pernah memaksakanku tentang hal itu, tetapi sangat sering menyarankanku untuk berjilbab jika keluar rumah, dan aku hanya berkata "nanti ada waktunya..".
Juli 2009, aku memutuskan untuk belajar menutup auratku. Saat itu kami sekeluarga berencana untuk jalan-jalan ke Mall. Terlihat wajah kaget mamaku, aku keluar kamar dengan menggunakan jilbab, baju kaos lengan panjang dan celana jeans panjang. Yuhuu!!
Setelah pemikiran dan perenungan panjang, sejak saat itu komitmen sudah aku bangun, Alhamdulillah hingga detik ini.
Agustus 2009, aku mulai masuk kuliah yang di awali dengan masa orientasi mahasiswa. Saat itu, jilbabku menjadi perantara Allah sebagai pelindung dari tradisi-tradisi orientasi yang menurutku cukup memprihatinkan. Di saat yang lainnya digembleng yang "aneh-aneh", aku beserta mahasiswi baru yang berjilbab lainnya dipisahkan, kami dikumpulkan dan disuruh membaca beberapa ayat-ayat pendek Al-Qur'an. Luwar biasa, Subhanallah.. Jilbabku membawaku ke arah yang jauh lebih bermanfaat saat itu.
Waktu terus berjalan, mengantarkan aku mengenal lingkungan kampus lebih dalam, mengenal teman-teman baru, banyak juga teman-teman lama yang berasal dari sekolah sebelumnya..
Memasuki bangku perkuliahan, ada satu pesan abangku yang ku ingat, "kuliah itu jangan hanya terfokus pada kuliahnya saja, ikuti organisasi, belajar di organisasinya juga..".
Yaaaa ...... aku mencoba mengenal satu persatu organisasi yang ada di kampus dan akhirnya siap mengincar beberapa organisasi mahasiswa. Sejak SMA, aku aktif di salah satu organisasi Palang Merah Remaja (PMR), dan paling semangat untuk mengikuti pelatihan di alam bebas, biasanya kami camping/berkemah. Dengan bermodalkan karpet saja, kami bisa tidur di alam, berlantai bebatuan dan beratap bintang-bintang. Dan ketika memasuki fase mahasiswa, keinginan untuk semakin dekat dengan alam pun terbesit, asik nih!! Di kampus tercinta, Politeknik Negeri Batam, organisasi yang meng-alam adalah K-PAL (Komunitas Pecinta Alam), aku mencari tau review tentang organisasi mahasiswa yang dominan anggotanya laki-laki itu. Seru sekali kegiatannya, tapi hatiku berbisik lain. Keinginan untuk bergabung pun sirna, karena apa? Karena jilbabku. Lah...apakah jilbabku itu malah menjadi penghalang? BUKAN ITU. Tidak ada larangan, banyak mahasiswa berjilbab yang tergabung dalam pecinta alam. Tapi saat itu hatiku berkata, "tidak usah ya, say..". Ntah kenapa....dan aku turuti hatiku dan mencari organisasi lainnya..semangat!! ^^
Keinginanku kuat untuk mengikuti organisasi yang lebih religius, Ikatan Mahasiswa Muslim Politeknik Batam (IMMPB), yah awalnya untuk penunjang jilbabku, agar bisa memantaskan diri yang kata orang "menjilbabkan hati".
Selain IMMPB, organisasi mahasiswa oncaranku berikutnya adalah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Ini dia, kata 'eksekutif' seakan menambah daya tarik sendiri, hehe. Oke, cukup 2 saja... ^^
Selama berjalan di bangku perkuliahan beserta pengalaman organisasinya, aku tidak pernah sendirian. Bisa dikatakan, di tengah perjalanan inilah aku temukan sahabat yang menuntunku menjadi THE BEST OF ME. Persahabatan yang alhamdulillah terjalin hingga detik ini. ^^
Sahabat Pada Pandangan Pertama
Bukan cuma cinta yang bisa, sahabat juga bisa. Di dalam lingkup persahabatan pun ada cinta, ada kasih sayang, namun ya jelas beda dengan pasangan dong.. Saya..eh..kami pun merasakan itu, "sahabat pada pandangan pertama".
Tia Maria Sembiring namanya, panggil saja Tia. Pertama kali berjumpa saat Masa Orientasi Mahasiswa di kegiatan indoor yang cukup mengantukkan karena memang kami pada kurang tidur dan kecapaian.
Saat itu, Allah menempatkan ia duduk tepat di sebelah kananku. Penampilannya tidak karuan, mukanya muka bosan dan ngantuk berat tetapi mencoba untuk menahannya, memasang wajah oke termaksimal saat ada kamera dokumentasi panitia tepat di depannya.. hahaha. (Maaf yank, semua yang aku gambarkan sama seperti keadaan aku saat itu juga, hehe)
Ntah siapa duluan yang menyapa, tetapi saat itulah hubungan kami bermula. (Pasti dia geli bacanya..)
Wajah kami berdua sama, sama-sama pasaran. Kami berdua sama-sama punya perasaan "kok kayaknya pernah kenal sebelumnya yaa...". Setelah saling mengkonfirmasi, kami tidak pernah satu sekolah, satu organisasi, satu satu lainnya, kami belum pernah mengenal sebelumnya. Tapi ntah kenapa perasaan "sepertinya pernah kenal.." itu sama-sama kami rasakan. Sejak itulah, kami merasa cocok. Saat itu juga, persahabatan mulai terasa. Kami saling menjaga, menjaga apa? Menjaga kesempatan tidur sambil duduk. Ya.. karena sama-sama tidak karuan efek ngantuk berat, kami tidur duduk bergantian. Ketika dia tidur sambil berpangku tangan sambil duduk, aku menjaganya dari serangan para senior, dan menjaga 'pose' saat ada kamera dokumentasi panitia yang mau menjepret, kan ga oke kalau posenya pose tidur ayam.. Dann begitu juga sebaliknya ketika aku yang tidur.. Pengalaman lucu kalau dibayangkan ekspresi kami saat itu, ngga ada cantiknya..haha.
Singkat cerita, Allah pun menyatukan kami di satu kelas, duduk pun selalu bersebelah, bercerita, dan terus saling mengenal.
Di tengah hubungan kami berdua semakin terjalin erat, muncullah seorang gadis berjilbab lebar yang ku kenal sejak SMP dan SMA yang berjumpa lagi di kuliah..
Nadra Anasis namanya, panggil saja Nadra. Dia berjilbab sejak kecil, oh iya, si Tia pun juga wanita berjilbab, kami bertiga berjilbab.
Nadra orangnya pendiam, sampai-sampai pernah dalam sehari aku tidak mendengar suaranya saking pendiamnya.. (yang kenal pasti ga percaya..)
Meskipun kami berasal dari sekolah yang sama sebelumnya, aku belum mengenalnya, hanya "tau" saja..
Karena berasal dari organisasi yang sama denganku, hubungan kami dimula..
Tia sedikit berbeda, dia tidak seaktif aku dan Nadra di organisasi. Tapi itulah kami. Sahabat tidak mesti harus wajib selalu sama, karena perbedaan bukan penghalang hati yang melekat dalam naungan persahabatan.
Tidak jarang, intensitas kebersamaan cenderung ada padaku dan Nadra karena banyak kegiatan organisasi yang kami ikuti bersama tanpa Tia. Tapi sekali lagi, it's ok tanpa mempengaruhi hubungan kami. Itulah kami.. :-)
Singkat cerita, kami belajar bertiga, saling menuntun, membimbing..
Nadra adalah seorang Akhwat. Pakaiannya cantik. Jilbabnya lebar, berbaju panjang dan selalu memakai rok kemanapun ia pergi. Berbeda denganku yang cuma punya 3 rok, rok sekolah, rok pink dan rok hitam pemberian mama yang tidak pernah ku pakai..ngenes. Saat itu, celana jeans yang paling nyaman. Akibat tuntutan kuliah jurusan Akuntansi yang wajib pakai rok, aku mulai punya beberapa rok dan memakai rok hanya saat kuliah saja. Jeans tetap favorit saat itu dan akhirnya berubah seiring waktu.
Lambat laun, jeans tidak lagi pakaian yang nyaman di badanku, rok lebih baik dan lebih menyamankan aku dari segi pemakaian dan syar'i-nya pakaianku.
Persahabatan kami adalah salah satu perantara Allah mengubah gaya berpakaianku. Koleksi rok pun mendominasi lemariku.
Di satu hari aku hanya termenung melihat tumpukan celana jeans yang mayoritas ketat di lemari, mencoba menginat lagi kenapa aku menyukai pakaian ini dulu... Akhirnya celana-celana itu ku keluarkan dari lemari dan kulipat satu persatu. Celana-celana itu aku hibahkan, tak mau memakai celana lagi.
Saat itu, aku selalu memakai rok kemanapu aku pergi. Seperti Nadra, she is my inspiration.. Begitu juga Tia..sama sepertiku yang perlahan meninggalkan celana dan setia pada rok. Tia is my inspiration too, tidak pernah bosan belajar dan memantaskan diri sebagai wanita Islam.
Alhamdulillah, semua berjalan dan terjalin hingga detik ini. Hubungan kami, juga pakaian kami.. ^^
Sungguh sangat luar biasa Alhamdulillah..melalui mereka aku menemukan aku dan semakin mengenal aku..
Semoga persahabatan ini terus mengantarkan kita menjadi Muslimah yang selalu saling mengingatkan, istiqomah, semoga persahabatan ini kekal hingga akhir nanti dan dipertemukan kembali di akhirat nanti. Aamiin.
Personil Lain..
Satu lagi sahabat kami, seorang lelaki bermata minimalis. Deni Setiawan namanya, panggil saja Deni. Akan diceritakan di lembaran lain ya, sob.. Ini edisi wanita..ok. ^^