• Home
  • About Me
  • Category
    • Sharing
    • Info & Tips
    • Parenting
    • Family
    • Homeschooling
    • Review
    • Traveling
    • Tentang Buku
    • Gelora Madani Batam
    • Event
Youtube Instagram Twitter Facebook

Cerita Umi


GEMA Batam Menyelenggarakan Webinar "Mencintai Tanpa Syarat, Mendidik Anak Sesuai Bakat" - Setahun setengah pandemi menyerang bumi, membuat segala aktifitas kita semua menjadi sangat terhambat. Termasuk kegiatan "rumah kami", Gelora Madani Batam (GEMA Batam). Segala rencana agenda mau tidak mau diundur sampai batas waktu yang belum bisa ditentukan, mengingat rencana agenda kami itu kebanyakan harus mengumpulkan banyak orang, baik anak-anak maupun para orang tua.

Lelah dengan kondisi akibat pandemi, akhirnya GEMA Batam menyelenggarakan event parenting lagi, insyaAllah. Kali ini kita akan menyelenggarakan seminar online (webinar) parenting Nasional sekaligus memperingati Hari Anak Nasional tahun 2021 ini.

InsyaAllah webinar diselenggarakan pada,
Hari & Tanggal : Sabtu, 24 Juli 2021
Pukul : 09.00 wib sd Selesai
Via : Zoom meeting

Webinar Parenting Nasional "Mencintai Tanpa Syarat, Mendidik Anak Sesuai Bakat"

Mengambil tema "Mencintai Tanpa Syarat, Mendidik Anak Sesuai Bakat", GEMA Batam mengundang para narasumber yang berkompeten. Diantaranya, Juli Yastuti sebagai Penulis Buku Mencintai Tanpa Syarat sekaligus Pembina Yayasan Gelora Madani Batam dan Yuditia P., M.Psi., sebagai Psikolog sekaligus Akademisi dan Pengurus Himpunan Psikolog (HIMPSI) Kepulauan Riau.

Kenapa para orang tua perlu mengikuti webinar ini?

Penting! Karena para orang tua nanti akan diingatkan kembali bahwa anak-anak itu adalah amanah terbesar dari Allah SWT, bagaimana kita mendampinginya, bagaimana kita mengasihi dan mencintainya. Sudahkah kita mencintai mereka tanpa syarat? Atau ternyata kita mencintai mereka dengan deretan syarat-syarat?

Orang tua juga akan mendapatkan materi seputar mendidik anak sesuai bakat langsung dari psikolog. Orang tua juga bisa "curhat" langsung mengenai permasalahan dalam mendidik anak melalui google form pendaftaran yang disediakan dengan harapan orang tua bisa mendapat pencerahan atau titik terang dari narasumber.

Webinar ini juga akan dibuka oleh Ibu Hj. Dewi Kumalasari Ansar (istri Gubernur Kepulauan Riau) selaku Ketua TP PKK Provinsi Kepulauan Riau, dimoderatori oleh Rizqi Utami., S.ST., M. Biomed dan dipandu oleh Nur Murni.

Syarat mengikuti webinar ini mudah sekali! Calon peserta cukup mengisi google form yang disediakan oleh panitia dan silahkan berinvestasi seikhlasnya. Seikhlasnya dan tidak wajib.

Lalu kalau memilih tidak berinvestasi bagaimana? Ya, tidak apa-apa, monggo ikut saja dan kita belajar sama-sama. :)

InsyaAllah, webinar ini juga akan banjir hadiah dari para sponsor. Makanya, rugi kalau melewatkannya, Bund.. Hehe.

Sampai saat ini sampai H-1 webinar, GEMA Batam akan terus membuka pendaftaran. Bagi para bunda atau ayah yang ingin bergabung untuk belajar bersama, silahkan isi google form pendaftaran di link ini: https://bit.ly/gema2107

Jika ada pertanyaan atau membutuhkan informasi lebih lanjut, silahkan hubungi narahubung via Whatsapp (chat only): wa.me/628975130675

Terima kasih sudah baca tulisan ini sampai akhir, semoga kita bisa berjumpa di acara ini nanti ya.. :)






Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Kita Butuh Imun, Kita Butuh Bahagia #LawanCovid19 - Haii, semuanya! Ini tulisan dadakan, tanpa rencana. Kali ini aku mau ngomong santai aja, karena memang ini seperti luapan uneg-unegku saat ini.

Sedih banget ya lihat berita sekarang-sekarang ini. Covid makin merajalela, korban makin banyak, nakes pada lelah bahkan tumbang, usaha-usaha rakyat kecil banyak yang jatuh banget, dan setiap hari kita disuguhi berita duka. Innalillahi wainnailaihiroji'un.

Satu-satunya yang kita butuhkan saat ini adalah imun. Imun tubuh yang baik, imun tubuh yang kuat untuk melawan virus jahat ini. Salah satu cara agar imun tubuh kita baik itu adalah kita harus bahagia, jangan stres.

Yaa, ada banyak cara lain untuk meningkatkan imun. Seperti makan makanan sehat, minum air putih banyak, olahraga, dan lain sebagainya. Cuma yang agak sulit kita kontrol itu kayaknya mengelola stres, atau kesehatan mental.

Katanya Covid ini menyerang mental, aku setuju dengan ini. Yang tadinya kita baik-baik aja, cuma karena mental yang udah kena serang, ya kita bisa down. Nah, kenapa mental kita bisa sampai diserang? Karena media sosial yang kita konsumsi salah satunya.

Beberapa hari ini aku cukup banyak buka Instagram karena sedang mempromosikan event yang akan Gelora Madani laksanakan bulan Juli ini. Nah, secara nggak langsung aku banyak baca berita Covid, berita duka kesedihan, cerita-cerita bahwa Covid varian baru ini mengerikan, menyakitkan, menyiksa. Degg! Mentalku sempet goyang. Apalagi suamiku kerja work in office dan beberapa orang di circlenya juga positif. Apa nggak parno, kan?

Kita semua pastilah nggak mau sakit, tapi kita nggak bisa menghindar. Covid udah dimana-mana, nggak bisa lagi ditracking ini dari siapa atau dari mana. Bisa aja itu Covid udah bertengger di ganggang pintu Alfamart deket rumah, jadi nggak bisa lagi kita menduga-duga ini tertular si A atau si B.

Jadi, yang bisa kita lakuin adalah lawan! Perang, say... Kalau ada orang lagi berantem, terus kena hajar, boleh nggak bilang "Sakit, ini menyiksa, stop, udah deh, dll"? Alamat lah kita jadi lemah dan kalah, dan lawan kita jadi bangga karena merasa menang. Begitu juga Covid ini, jangan kalah, please.. Ayo, lawan aja. Memang sakit, memang menyiksa, tapi bilang aja "Aku lebih kuat dari pada kamu, Vid! Aku pasti bisa melawanmu dan mengalahkanmu!!"

3 bulanan lalu, kami sekeluarga juga positif Covid. Baca ceritanya di sini. Gejala kami bisa dibilang ringan, Alhamdulillah. Tapi saat itu kan kita nggak tau ya, gejala itu bisa aja makin berat. Jadi kadang saya makan sambil bicara dalam hati kepada diri sendiri, "Makan, ya.. Aku kasih amunisi untuk imun-imun tubuhku, kalian kuat ya, kita kuat ya!"

Begitu juga ke anak-anak, waktu kami sakit, aku selalu bilang, "Kita lagi perang ngelawan Covid di tubuh kita, jangan mau kalah, dia cuma virus kecil dan kita lebih besar. Makan dan minum yg banyak, istirahat cukup, dan kita harus senang-senang. Itu yang dibutuhkan para tentara imun untuk mengalahkan musuh (virus)."

Jadi, buat teman-teman yang saat ini sedang positif, yuk semangat! Nggak usah diucapkan di media sosial sakitnya, ucapkan ke diri sendiri kalau aku bisa, aku kuat, aku mampu, aku sehat. Keluhnya diadukan aja langsung ke Allah (selain ke dokter yaa pastinya), agar Allah selalu berikan kekuatan untuk menghadapinya. Karena ucapan itu adalah doa, ucapan itu adalah sugesti untuk diri sendiri dan orang-orang yang mendengar atau membaca ucapan kalian. Yuk, kita sebar vibes positif. Yuk, kita sebar semangat kalau kita semua bisa melawan ini dan bisa melewati ini semua.

Kita memang tidak bisa mengontrol orang-orang di media sosial, tapi kita bisa mengontrol diri kita dalam menggunakan media sosial. Stop sementara dari media sosial nggak masalah, atau sekedar mengurangi pun tidak apa-apa. Demi kesehehatan mental, demi terjaganya kebahagiaan dan demi imun baik yang meningkat, bukan malah berkurang.

Semoga yang membaca tulisan ini bisa sama-sama menebar vibes positif dan semangat, yaaa... Kita sama-sama berjuang! Yang sehat, kita semangati yang sedang sakit. Yang sakit, ayoo sehat, kami tunggu kemenangan kalian.

Stay safe, teman-teman. Jaga protokol kesehatan lebih ketat, banyak berdoa, vaksinlah jika ada kesempatan, sama-sama kita harus kuat untuk segera keluar dari masa pandemi ini.

Terima kasih sudah baca tulisan ini sampai akhir.. Mohon maaf lahir dan bathin jika aku ada salah.. :)
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Finally, 30 Years Old! - Alhamdulillah, bersyukur sekali Allah kasih kesempatan hidup sampai di usia 30 tahun hari ini. 6 Juli 1991, 30 tahun lalu saya dilahirkan sebagai anak kedua, anak bontot.

Saya bersyukur dilahirkan di keluarga saya yang sederhana, papa saya yang pekerja keras, mama saya yang pintar mengurus rumah dan keluarganya, serta saudara laki-laki yang asyik diajak main pada jaman bocah dulu.

Setiap berulang tahun, saya selalu flashback ke masa-masa lalu saya. Jaman anak-anak, masa remaja, masa-masa baru menginjak dewasa, sampai saat ini. Ada sedikit penyesalan ketika di masa muda, seperti perasaan, "Kenapa ya dulu aku begini, kenapa ya dulu aku nggak begitu?"

Yaa, itulah hidup, tidak ada yang sempurna. Dari kekurangan atau kesalahan yang lalu kita bisa ambil pelajaran dan hikmahnya saat ini.

Salah satu pencapaian impian saya dulu adalah menikah muda. Saya menikah di usia 22 tahun, sudah lulus Diploma 3 dan sudah bekerja. Saya ingin menikah muda karena saya ingin punya anak di usia muda, supaya saat anak-anak besar nanti saya belum tua-tua amat. Hehe.

Alhamdulillah, Allah lancarkan. Saat ini saya sudah punya 2 anak, Aal 7 tahun dan Maryam 4,5 tahun.

Ternyata menikah di usia mudah itu tidak mudah, dan saya harus berpikir jauh lebih dewasa dibanding teman-teman seusia saya lainnya yang masih pada asyik bermain dan menikmati masa mudanya.

Insecure? Pernah. Cuma saya nggak mau rasa itu terus tertanam, karena bahaya. Saya hanya berpikir simple, "Allah izinkan saya menikah muda dan menjadi ibu muda, berarti Allah percaya saya bisa dan saya mampu. Ya sudah, tinggal dijalani saja.. Sangat banyak ladang pahala di jalan yang saya tempuh saat ini, harusnya saya banyak bersyukur."

Semakin bertambah usia, saya semakin bersyukur. Satu per satu impian saya lainnya terwujud. Saya bisa menulis buku antologi bersama teman-teman komunitas, lalu saya menulis buku solo pertama yang berjudul "Mencintai Tanpa Syarat". Menjadi penulis, kadang saya ragu untuk melabeli diri saya sebagai seorang penulis. Tapi saya senang ketika dilabeli sebagai seorang penulis. Entah itu penulis buku, penulis blog, atau penulis daftar belanjaan. Hehe.

Masih banyak impian yang ingin saya wujudkan lagi kedepannya. Membuat buku lagi salah satunya. Lalu saya juga ingin kuliah lagi dan menjadi sarjana, bukan lagi sarjana muda nggak masalah, jadi mommy sarjana pun menarik juga. Hehe.

Soal gaya hidup, saya juga punya impian di usia 30 ke atas. Saya ingin hidup lebih sehat lagi, mulai dari makanan yang lebih sehat, rutin berolahraga, rajin skincare-an, semua saya ingin lakukan karena saya sayang diri saya sendiri.

Saya juga ingin hidup lebih lama, menua bersama-sama dengan suami saya, bersama-sama melihat anak-anak saya mencapai satu per satu impiannya, melihat mereka berkeluarga dan bahagia dengan kehidupannya masing-masing.

Ahh, 30 tahun hari ini membuat saya banyak merenung. Merenungi masa lalu, membayangkan masa depan, berdoa semoga Allah selalu memberikan hal-hal baik kepada saya dan keluarga, memudahkan saya menghadapi ujian hidup, dan yang terpenting saat ini adalah kesehatan.

Kalau cerita soal kesehatan, saya jadi ingat lagi soal pandemi yang belum berakhir, jumlah kasus justru semakin melonjak. Rumah sakit penuh, orang yang tadinya sehat bisa tiba-tiba sakit dan meninggal. Hampir setiap hari saya terima berita duka dari circle saya.

Ya Allah, dari semua harapan-harapan yang dibuat manusia, memang hanya takdirMu lah yang paling pasti. Semoga Allah senantiasa mengizinkan harapan-harapan kita dan menyudahinya dengan sebaik-baiknya akhir dari semua harapan.

Saya rasa itulah impian akhir dan terbesar dari semua manusia, meninggal dalam keadaaan beriman, bertakwa dan khusnul khatimah.

Ah, selalu sedih kalau membahas ini, mengingat diri ini masih banyak kurang dan merasa belum menjadi sebaik-baiknya manusia.

Yaa, begitulah cerita saya di usia baru 30 tahun ini. Banyak hal yang harus disyukuri, jangan berhenti bermimpi, tapi tetap harus ingat hari akhir.

“Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau akan hidup selamanya. Dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok pagi.”

Terima kasih teman-teman yang sudah membaca tulisan ini sampai akhir... :)

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Kenapa Nonton Drama Korea (Lagi)? - Beberapa hari yang lalu ada sebuah komentar baru yang masuk di postingan blog saya berjudul "Selamat Tinggal Drama Korea". Tulisan itu saya post sekitar 4 tahunan lalu.

Merasa diingatkan lagi, "Ealaah, iya, pernah ya aku nulis begini.." Lalu ketawa sendiri saat baca tulisan itu lagi. Di situ saya cerita bagaimana saya suka nonton drama Korea sejak jaman kuliah sampai punya anak satu. Lalu, ada suatu masa dimana saya memilih untuk berhenti nonton drama Korea. (Dibaca aja tulisan lamanya, ya..hihiy)

Nah, sekarang ini saya kembali menikmati drama Korea. Drama Korea menjadi salah satu cara saya menikmati me time disela-sela aktivitas rutin lainnya.

Semua berawal (mulai lagi) kurang lebih satu tahun lalu, jaman itu baru-barunya muncul virus yang namanya Corona alias Covid 19 yang menyebabkan pandemi tidak berkesudahan sampai saat ini.

Lockdown, aktivitas luar rumah semua terhenti mendadak. Agak kaget, kadang agak stres karena saya orangnya suka banget keluar, jalan-jalan, ikut kegiatan atau bikin kegiatan. Padahal, banyak agenda Gelora Madani (GEMA) yang sudah kami rancang di tahun 2020 tapi qadarullah semua mesti batal, diundur sampai jangka waktu yang kita semua nggak tahu kapan.

Mulailah, saya mulai nonton drama Korea lagi sebagai pengalih. Saat itu lagi heboh-hebohnya drama "The World Of Marriage" dan saya pun ikut nonton.

Lalu berlanjut ke satu judul lain, ke judul lain dan judul lainnya lagi. Sampai saat ini.

Kalau dipikir-pikir, saya lebih bisa menemukan "makna" di drama Korea saat menontonnya sekarang-sekarang ini, dibandingkan dulu pas jaman masih kuliah. Ya, mungkin dulu saya hanya mau nonton drama yang aktornya ganteng dan aktrisnya cantik saja, selain itu ogah. Sekarang beda, sekarang saya nonton karena lihat review ceritanya, bagus nggak? Tentang apa ceritanya?

Banyaaaak sekali drama Korea yang memberikan pelajaran hidup, tentang orang tua, tentang rumah tangga, tentang persahabatan, tentunya ada juga yang romantis yaa, biar makin bucin sama suami. Hehe.

Salah satu drama Korea yang saya suka judulnya 18 Again, ini drama tentang rumah tangga. Suami istri beranak 2 ini keadaannya udah nggak baik, nyaris pisah. Tapi tiba-tiba keajaiban datang menimpa suaminya, ia kembali muda lagi, seusia dengan anak pertamanya yang perempuan. Saat itu mereka seperti kembali diingatkan lagi, kenapa dulu mereka berdua saling suka dan jatuh cinta, kenapa memilih dia sebagai istri dan suami. Kayak diingatkan lagi sama masa-masa indah dulu, sampai pada akhirnya rumah tangga mereka kembali baik-baik saja. Ah, nonton drama ini membuat saya berderai-derai air mata!

Secara nggak langsung, saya jadi teringat lagi masa-masa dulu saat bertemu suami, kenapa saya memilih dia sebagai suami. Ya, meskipun keadaan rumah tangga saya nggak seburuk cerita di drama itu ya, cuma ya, kembali mengingatkan saya lagi untuk bersyukur (alias makin bucin). Rasa tidak bersyukur itu membuat hati kita jauh pergi dan melupakan sepenting apa orang yang ada di samping kita saat ini.

Ada lagi drama Korea yang judulnya Reply 1988, ceritanya tentang kilas balik masa lalu di tahun 1988. Gimana harmonisnya tinggal di sebuah perumahan sederhana dengan orang-orang yang punya nilai kekeluargaan yang tinggi. Tetangga-tetangga adalah keluarga terdekat, sahabat-sahabat baik, teman sekolah, teman main, selalu sama-sama. Orang-orang tuanya pun saling berteman baik dan saling membantu dan berbagi makanan satu sama lainnya. Namun, waktu terus berlalu. Anak-anak tumbuh dewasa, menikah, satu-satu pergi, satu-satu mereka pindah dari lingkungan itu. Sepi, bak kota mati. Lingkungan yang dulunya penuh kehangatan dan kasih sayang, sekarang sudah tidak ada lagi. Drama itu mengingatkan saya dengan kampung halaman, kenangan-kenangan indah masa kecil bersama teman-teman kecil pun tiba-tiba terlintas lagi.

Baru-baru ini saya nonton drama Korea yang judulnya Dr. Romantic 1 dan Dr. Romantic 2. Drama ini cukup panjang sampai ada 2 season, kabarnya malah akan ada season 3 di akhir tahun 2021 ini. (Eh, nggak panjang-panjang amat kok, Bund. Satu season hanya 20 episode saja, nggak sampai ratusan.) Ini drama kedokteran terbaik yang pernah saya tonton. Seru, hangat, banyak pesan moralnya juga di dalamnya. Ceritanya tentang seorang dokter baik yang prinsipnya hanya satu, "selamatkan pasien, apapun caranya." Nggak peduli dengan uang, kekuasaan, dll. Beliau juga mendidik para dokter muda sesuai dengan caranya, jadilah dokter yang baik yang hebat, jangan terayu oleh kekuasaan, harta, sedangkan pasienmu mati tanpa ada pertolongan dari tanganmu.

Drama tentang percintaan atau romance saya suka banget sama yang judulnya Crash Landing On You, kisah cinta antara tentara Korea Utara dengan wanita Korea Selatan yang sempat terdampar di perbatasan Korea Utara karena kecelakaan.

Ada banyak lagi judul drama Korea yang bagus, seperti It's Okay To Be Not Okay tentang menyembuhkan luka masa lalu, Itaewon Class tentang membangun bisnis kuliner, Start Up tentang membangun bisnis start up atau digital, dan beberapa judul lainnya. Kayaknya saya nggak akan bahas tentang drama Korea di blog, tapi saya suka berbagi opini atau tanggapan saya tentang drama Korea yang pernah saya tonton di story Instagram saja. 

Gitu aja cerita tentang saya balik lagi suka nonton drama Korea. Merasa pengen cerita aja, karena dulu pernah cerita stop nonton kaan...hehe.

Syukurnya saya nggak candu banget untuk nonton, harus marathon sampai berepisode-episode, kayak jaman kuliah dulu. Sehari paling sejam atau sejam setengah waktu saya untuk nonton di sela-sela mendampingi anak-anak dan mengurus urusan rumah.

Nah itu, pastikan kerjaan rumah beres dan anak-anak aman sebelum nonton yaa, Bund. Jangan sampai jadi kecanduan yang berdampak buruk ke sekitar, apalagi anak-anak, suami dan keluarga. Dan yang utama, pastikan dapat izin suami. Hehe. Bahaya kalau suami dongkol karena kitanya suka nonton drama Korea.

Adakah yang sama dengan saya di sini? Yang suka nonton drama Korea seperti saya? Ikutan cerita yuk, di kolom komentar..

Terima kasih yaa, bagi yang sudah baca sampai akhir.. :)
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

About Me




Hai, saya Juli Yastuti, akrab dipanggil Juli atau Yasti. Bagi saya, menulis adalah cara menebar manfaat termudah. Mau tahu lebih lengkap tentang saya?


Baca Selengkapnya >

Contact


Email : ceritaumi2017@gmail.com / Whatsapp : 083184213939

Find Me Here

Followers

Part Of



My Books




Recent Post

Popular Posts

  • Pohon Literasi, Stimulasi Anak Suka Membaca
  • Aku Sayang Ibu, Catatan Literasi Pertama Aal
  • Review Materi Bunda Sayang Sesi 5: MENSTIMULASI ANAK SUKA MEMBACA
  • Pengalaman Melepas IUD Lama dan Memasang IUD Baru. Kapok?
  • Menyenangkan! Pengalaman Berlayar Menggunakan Kapal Roro Dari Batam ke Riau Selama 18 Jam

Member Of




Categories

  • Sharing
  • Info & Tips
  • Parenting
  • Family
  • Traveling
  • Institut Ibu Profesional (IIP)
  • Homeschooling
  • Batam
  • Review
  • Event
  • Tentang Buku
  • Kuliner
  • Gelora Madani Batam
  • Kolaborasi Blog
  • Mahasiswa
  • Puisi

Blog Archive

  • ►  2011 (11)
    • Jun 2011 (5)
    • Jul 2011 (6)
  • ►  2012 (2)
    • Nov 2012 (2)
  • ►  2013 (7)
    • Jan 2013 (1)
    • Feb 2013 (3)
    • Mar 2013 (1)
    • May 2013 (1)
    • Jun 2013 (1)
  • ►  2014 (13)
    • May 2014 (4)
    • Jun 2014 (4)
    • Jul 2014 (3)
    • Sep 2014 (2)
  • ►  2015 (3)
    • May 2015 (2)
    • Nov 2015 (1)
  • ►  2016 (3)
    • Jan 2016 (2)
    • Mar 2016 (1)
  • ►  2017 (56)
    • Feb 2017 (1)
    • Jun 2017 (1)
    • Aug 2017 (10)
    • Sep 2017 (1)
    • Oct 2017 (5)
    • Nov 2017 (25)
    • Dec 2017 (13)
  • ►  2018 (142)
    • Jan 2018 (21)
    • Feb 2018 (15)
    • Mar 2018 (18)
    • Apr 2018 (13)
    • May 2018 (17)
    • Jun 2018 (7)
    • Jul 2018 (9)
    • Aug 2018 (11)
    • Sep 2018 (5)
    • Oct 2018 (8)
    • Nov 2018 (7)
    • Dec 2018 (11)
  • ►  2019 (67)
    • Jan 2019 (8)
    • Feb 2019 (6)
    • Mar 2019 (7)
    • Apr 2019 (4)
    • May 2019 (5)
    • Jun 2019 (10)
    • Jul 2019 (6)
    • Aug 2019 (3)
    • Sep 2019 (6)
    • Oct 2019 (5)
    • Nov 2019 (2)
    • Dec 2019 (5)
  • ►  2020 (28)
    • Jan 2020 (7)
    • Feb 2020 (3)
    • Mar 2020 (4)
    • Apr 2020 (1)
    • May 2020 (3)
    • Jun 2020 (3)
    • Jul 2020 (2)
    • Aug 2020 (1)
    • Oct 2020 (1)
    • Nov 2020 (1)
    • Dec 2020 (2)
  • ▼  2021 (28)
    • Jan 2021 (1)
    • Apr 2021 (2)
    • May 2021 (2)
    • Jun 2021 (2)
    • Jul 2021 (4)
    • Aug 2021 (4)
    • Sep 2021 (1)
    • Oct 2021 (4)
    • Nov 2021 (4)
    • Dec 2021 (4)
  • ►  2022 (14)
    • Mar 2022 (2)
    • Apr 2022 (1)
    • May 2022 (1)
    • Jun 2022 (2)
    • Jul 2022 (2)
    • Aug 2022 (2)
    • Sep 2022 (3)
    • Oct 2022 (1)
  • ►  2023 (6)
    • Jan 2023 (3)
    • Feb 2023 (2)
    • Mar 2023 (1)

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates