• Home
  • About Me
  • Category
    • Sharing
    • Info & Tips
    • Parenting
    • Family
    • Homeschooling
    • Review
    • Traveling
    • Tentang Buku
    • Gelora Madani Batam
    • Event
Youtube Instagram Twitter Facebook

Cerita Umi


Buku I Am Sarahza

11 Tahun Memperjuangkan Kehadiran Buah Hati, Sang Perempuan Pejuang Kehidupan #ReviewBuku I AM SARAHZA - Saya menangis membaca buku ini! Buku yang mengisahkan tentang perjuangan pasangan suami istri untuk mendapatkan buah hati (Sarahza). Segala cara dilakukan, bahkan sampai ke luar negeri. Satu kalimat yang menjadi penguat selama 11 tahun berikhtiar; Di Mana Ada Harapan, Di Situ Ada Kehidupan. Dan inilah #reviewbuku I AM SARAHZA!


Judul buku I AM SARAHZA, karya sepasang suami istri Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Halmahendra. Buku ini diterbitkan oleh Republika Penerbit pada tahun 2018 hingga 3 kali cetakan, dan saat ini buku I AM SARAHZA menjadi buku yang Best Seller. Buku ini terdiri dari 370 halaman, lumayan tebal. Tapi entah kenapa, kisah nyata yang tertuang di dalam buku ini membuat 370 halaman menjadi tidak terasa.

Tulisannya ringan, ya, bagaikan bercerita biasa. Membaca buku ini membuat saya ikut merasakan apa yang penulis rasakan dan berhasil membuat saya menangis berkali-kali. Uniknya, buku ini menceritakan 3 sudut pandang sekaligus: Hanum, Rangga dan Sarahza yang masih berupa ruh. Penambahan dialog fiktif Sarahza ini membuat cerita semakin menyentuh, seakan-akan ia bisa menyaksikan dan merasakan bagaimana orang tuanya jatuh bangun untuk menghadirkannya ke dunia.


"Sarahza = Perempuan Pejuang Kehidupan"

Sarahza Reashira Almahendra adalah nama gadis kecil yang Hanum dan Rangga perjuangkan selama 11 tahun. Buku ini ditulis oleh Hanum dan Rangga setelah beberapa bulan setelah kelahiran Sarahza. Hanum dan Rangga menempuh banyak sekali lika-liku kehidupan berumah tangga, khususnya dalam menanti Sarahza. Enam kali bayi tabung, empat kali inseminasi, puluhan kali terapi, ratusan jarum suntik, beberapa kali sayatan pisau operasi hingga menuai badai depresi. Bahkan, Hanum harus menerima kenyataan pahit dalam hidupnya yang menjadi 'tak sempurna' karena upayanya.

"Di Mana Ada Harapan, Di Situ Ada Kehidupan" - I AM SARAHZA


Dibalik segala jalan terjal yang Hanum dan Rangga lalui, satu hal yang tidak boleh mereka hilangkan, yaitu harapan. Harapan pada Illahi, Sang Pencipta manusia, berserah diri pada Allah dengan sepenuhnya. Hanum dan Rangga memberi motivasi melalui buku ini, bagaimana arti ikhtiar dan tawakkal yang sebenarnya, bagaimana berjuang yang tidak setengah hati, melainkan harus setengah mati, kemudian menyadari bahwa tidak ada perjuangan yang sia-sia di dunia ini.

Hanum pun berpesan bagi para perempuan yang sedang memperjuangkan buah hati, tetaplah berjuang sampai akhir! Seberapa besar keyakinan kita terhadap Allah, maka semakin besar pula keyakinan Allah pada kita bahwa kita layak menerima titipan-Nya.

Bagi yang ingin membaca buku I AM SARAHZA, tersedia di Gramedia dengan harga sekitar Rp65.000-75.000 atau bisa juga dibeli secara online di Shopee, Tokopedia atau yang sejenisnya.

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Jangan Marah-Marah, Ibu… #ReviewBuku Don’t Be Angry, Mom - Upss, judulnya! Saya rasa, banyak ibu-ibu yang merasa tertunjuk dengan tulisan berwarna merah di cover buku ini. Tulisan itu merupakan judul buku karya dr. Nurul Afifah (@bundatalk), “DON’T BE ANGRY, MOM – Mendidik Anak Tanpa Marah”. Buku ini terbit pada bulan Januari 2019, covernya simple, warna putih menjadi warna yang dominan. Di depannya ada gambar seorang ibu yang sedang memeluk erat anaknya, membuat buku ini semakin menarik dan tampak bermakna sangat dalam.

Buku ini tidak terlalu tebal, hanya terdiri dari 164 halaman. Harusnya, tidak butuh waktu lama untuk membaca buku ini, ya. Harusnya. Hehehe. Menurut saya, buku ini sangat recommended untuk dibaca, khususnya untuk para ibu-ibu atau para calon ibu untuk menambah ilmu. Bahasa yang digunakan di dalam buku ini juga mudah dicerna, tidak menggurui, dan banyak menggunakan sudut pandang Islam sebagai pedoman utamanya.

Di bawah ini, saya akan menceritakan sedikit poin-poin yang terkandung di dalam buku “DON’T BE ANGRY, MOM” ini.  Setidaknya, teman-teman yang membaca artikel saya ini bisa mempertimbangkan, perlu atau tidak teman-teman memiliki dan membaca buku ini. =)

Menjadi seorang ibu itu tidak mudah. Jelas, jika mudah, cukup piring cantik yang menjadi hadiahnya. Bukan surga. Menjadi seorang ibu itu harus punya stok sabar yang luar biasa. Tidak ada istilah “sabar itu ada batasnya”, melainkan “sabar itu tak terbatas, luas, hanya kematian yang bisa menjadi batasnya”. Sedalam itu. Tapi, meskipun hati sudah bertekad untuk bersabar, sebagai manusia biasa pastilah pernah terlepas dalam mengontrol emosi. Akhirnya…kemarahan, bentakan, omelan, atau bahkan pukulan pun terjadi terhadap anak kita. Jika hal tersebut sudah terjadi, tidak ada yang lain selain penyesalan yang kita rasakan.

Kata-kata yang paling saya sukai.

Nah, di lembar pertama buku ini tertulis pesan singkat penulis untuk kita: For Parents, Salurkan Kemarahan Dengan Benar. Marah itu wajar, marah itu salah satu bentuk emosi dasar manusia. Hanya saja, kemarahan kita kadang ibarat peluru salah sasaran. Marahnya ke siapa, tapi siapa pula yang kena getahnya. Nah, sebelum masuk ke pembahasan lebih jauh, penulis mengajak kita untuk lebih mengenal, "apa itu marah?"

Buku ini mengingatkan saya kembali tentang apa itu marah, seperti apa marah yang wajar dan tidak wajar, serta sebab akibatnya kemarahan. Penulis menyajikannya secara detail, membuat saya intropeksi diri lebih dalam lagi. Saya tersentil, karena pernah marah dengan cara yang tidak semestinya, hanya karena hal-hal kecil. Saya akui.

Sudut pandang. Ini dia! 'Hal kecil bisa menjadi besar jika kita memandangnya dengan sudut pandang negatif'. Mungkin di situ letak kelemahan saya. Memperbaiki sudut pandang, bisa menjadi salah satu upaya untuk mencegah rasa marah dan meningkatkan kesabaran. Adakah yang pernah merasakan hal yang sama dengan saya?

Satu hal yang harus kita ingat bahwa anak-anak adalah peniru ulung. Jika kita kerap menjadi ibu yang gemar marah-marah, besar kemungkinan anak akan meniru. Orang tua, khususnya ibu, memang diharapkan bisa menahan amarahnya atau bisa mengatur emosinya. Itu yang dinamakan kecerdasan emosional. Di dalam buku ini tertulis pula bagaimana kiat-kiat meredam amarah. Redam amarah ibu lebih dulu tentunya, ya, baru kemudian kita mengajarkannya ke anak-anak.

Niat yang baik, namun disampaikan dengan cara yang kurang baik, tentu hasilnya pun kurang baik. Niat baik, tentu harus disampaikan dengan cara yang baik pula. Nah, apakah kemarahan adalah cara yang baik untuk mendidik? Tentu tidak.

Banyak orang tua yang menyalahgunakan kemarahan sebagai alat ajar meraka kepada anak-anak. "Memang harus kena marah dulu, biar dia mau dengar," atau "memang harus dipukul dulu ya, baru kamu mau diam di rumah," dan banyak lagi. Bagaimana menurut teman-teman? Bukankah cara itu justru malah menimbulkan luka di hatinya? Mungkin, saat itu memang cara itu berjalan sesuai keinginan kita. Anak nurut. Tapi, siapa yang tahu isi hatinya? Siapa yang tahu bagaimana keadaan sel-sel saraf di otaknya?

Di dalam buku ini juga dituliskan, bagaimana cara terbaik mendidik anak-anak dengan elegan, membangun kedisiplinan anak dan banyak lagi. Tentunya tanpa marah-marah, tanpa menoreh luka di dalam hati mereka.

Jangan marah-marah, Ibu. Baca buku "Don't Be Angry Mom, Mendidik Anak Tanpa Marah" untuk mengisi amunisi hati dan emosi. Untuk teman-teman yang ingin memiliki buku ini, saya tidak tahu, buku ini tersedia di Gramedia atau tidak. Untuk lebih mudahnya, kita bisa mendapatkan buku ini secara online di Shopee, Tokopedia atau semacamnya. Harganya nggak mahal, kok, sekitar Rp50.000-70.000.

Itulah dia, review singkat saya tentang buku karya dr. Nurul Afifah ini. Semoga bermanfaat dan bisa menjadi pertimbangan teman-teman untuk memiliki dan membaca buku ini atau tidak. Saya harap, sih, miliki dan baca, ya! Hehehe. Saya bukan lagi promosi, lho, tapi honest review dari saya pribadi kalau buku ini recommeneded. Hihi.

Terima kasih sudah membaca dari awal sampai akhir... =)
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Sekolah renang Batam

Studio Renang: Sekolah Renang Terbaik di Batam - Bahagia rasanya ketika kita menemukan sesuatu yang memang sedang kita cari. Saya memang sedang mencari guru renang atau tempat les renang atau sekolah renang di Batam yang pas untuk anak saya. Beberapa informasi dan refrerensi tentang sekolah renang saya dapatkan, hingga akhirnya saya memilih Studio Renang sebagai tempat yang tepat untuk anak saya belajar berenang.

Saat masih dalam masa pencarian, tiba-tiba saya mendapat informasi dari adik ipar saya tentang Free Trial Class yang diadakan oleh Studio Renang. Nah, Studio Renang ini salah satu sekolah renang yang menjadi incaran saya. Kebetulan sekali ada free trial class, kesempatan saya untuk mencoba dulu, kira-kira cocok atau tidak dengan anak saya. Sayang, kan, kalau sudah bayar tapi anaknya malah nggak cocok.

Studio Renang memberikan kesempatan free trial class selama 4 kali pertemuan, seminggu sebanyak dua kali, hari Selasa dan Kamis. Anak-anak excited banget, luar biasa. Bukan cuma anaknya, emaknya juga excited. Kenapa? Karena saya penasaran dengan fasilitas yang tersedia di Studio Renang ini. Mereka punya ruangan khusus yang dijadikan sebagai kelas (kolam indoor) untuk belajar berenang. Karena kolamnya di dalam ruangan, anak-anak bisa belajar lebih nyaman, tanpa khawatir cuaca hujan, panas atau berangin. Di sinilah free trial class dilaksanakan.

Hari pertama free trial class pun dimulai, anak-anak semangat bukan main. Untuk mengikuti kelas renang ini, anak-anak harus memakai baju renang dan kaca mata berenang. Btw, mereka pakai baju renang baru, dong, karena baju renangnya sudah kecil dan sudah tidak layak pakai. Begitu juga dengan kaca mata renang, sebelumnya mereka memang belum punya kaca mata renang. Hehehe. Untung saja, ada yang jual baju renang dan kaca mata renang yang bagus dengan harga yang terjangkau di salah satu marketplace langganan saya dan langsung dikirim via ojek online.


Pertama Kali Belajar Renang di Free Trial Class hingga Akhirnya Mendaftar Sebagai Siswa di Studio Renang

Suasana free trial class di kolam indoor Studio Renang.
Mereka memang belajar renang dari nol, sama sekali belum bisa renang sebelumnya. Jangankan berenang, memasukkan  kepala ke dalam air saja belum bisa. Beberapa kali diajak ke kolam renang, mereka hanya jalan-jalan di kolam renang anak yang dangkal atau hanya main-main air di tepi kolam sampai bosan. Abinya, sih, bisa berenang, tapi anak-anak belum dapat feel untuk belajar renang dengan benar bersama abinya.

Singkat cerita, akhirnya anak-anak melewati free trial class di Studio Renang. Mereka dilatih oleh coach yang profesional dan sudah bersertifikat untuk melatih anak-anak berenang, bahkan melatih bayi sekalipun. Alat-alatnya lengkap, warna warni memancing perhatian mata anak-anak. Anak-anak belajar di kolam indoor menggunakan air hangat, nyaman dan tidak kedinginan. Waktu belajar 30 menit, setelah waktu belajar habis, mereka lanjut berenang bebas di kolam outdoor sampai puas. Untuk anak yang terdaftar di free trial class, berenang di kolam outdoor tidak lagi dipungut biaya apaun.

Banyak sekali kemajuan yang didapatkan oleh anak saya, Aal. Takjub saya, di pertemuan ketiga free trial class yang lalu, Aal sudah mulai berani memasukkan kepala ke dalam air. Dia semakin percaya diri untuk lebih berani di dalam kolam renang yang sedalam pundak sampai lehernya. Tentu saja dalam pengawasan orang dewasa (coach), ya.

Free trial class berakhir, dia nagih. Dia mendapatkan feel yang baik untuk berenang, ya, meskipun belum menggunakan gaya renang yang benar. Setidaknya, dia mulai nyaman dan percaya diri untuk mencoba berbagai gaya renang sesukanya. Dia juga semakin kuat menyelupkan kepala ke dalam air, 5-10 detik bisalah.

Selepas itu, Aal selalu meminta saya untuk membawanya ke kolam renang. Ketertarikannya terhadap olahraga renang semakin bertambah. Saya dan abinya mempertimbangkan agar Aal masuk kelas Studio Renang agar bisa terus belajar dan mengembangkan kemampuannya.

Ya...setelah beberapa lama kami mempertimbangkan, akhirnya Aal kami daftarkan di kelas pre-school Studio Renang. Tapi kami mendaftarkannya di kolam outdoor saja (yang lebih murah, cuyy), setiap Selasa jam 15.00 sore. Saat itu harganya Rp1.000.000 untuk 12 kali pertemuan, harga bulan Desember 2019. 2020 harga sudah beda, Shaay...

Ini sudah dalam minggu ke-4 pertemuan, coach selalu lapor kemajuan, perkembangan, maupun kendala selama Aal belajar renang bersama beliau. Saya semakin bangga dengan kemajuan dan keberanian Aal yang insyaAllah semakin melesat. Setidaknya, renang bisa menjadi salah satu olahraga andalannya saat ini, karena renang sangat baik untuk tubuh dan pernafasannya.

Pertama kali belajar ngapung di free trial class, masih tegang.

Setelah mengikuti kelas dan sudah beberapa kali pertemuan, lebih santai dan sudah bisa mengapung sendiri.

Studio Renang, Sekolah Renang Terbaik di Batam.

Itu pendapat saya secara personal. Tiap orang tua pasti punya pertimbangan yang berbeda-beda dalam memilih tempat belajar renang yang terbaik untuk anak-anaknya. Soal kebisaan anak, menurut saya itu tergantung anaknya. Belajar renang di Studio Renang tidak menjamin anak pasti akan segera langsung bisa renang. Tentu banyak faktor lain yang harus mendukung anak agar bisa berenang dengan baik. Termasuk bagaimana latar belakang anak terhadap air? Pernah trauma, kah? Atau tidak biasa mandi berguyur (langsung siram dari atas kepala) dan lain sebagainya.


Saya berpendapat bahwa Studio Renang adalah sekolah atau tempat belajar renang terbaik baik di Batam karena beberapa fasilitasnya yang unggul, diantaranya:

1. Studio Renang sendiri lebih memfokuskan diri pada pendidikan akuatik dimana keterampilan anak dalam menyelamatkan diri sendiri di dalam air. Di beberapa negera luar, pendidikan akuatik ini sudah dijadikan salah satu kurikulum wajib untuk dipelajari anak-anak sejak dini.

2. Kolam indoor berair hangat yang menggunakan Sinar UV dan Ozone untuk memastikan kualitas air tetap Higienis dan bebas dari bakteri bakteri jahat yang tidak bisa di atasi oleh sistem filtrasi kolam konvensional tanpa menggunakan banyak bahan kimia. Itu membuat anak belajar renang lebih nyaman, bahkan bisa diikuti oleh anak bayi mulai dari usia 6 bulan. Tanpa takut dingin, angin kencang atau hujan deras.


3. Kolam outdoor pun tidak kalah bagusnya. Lokasi kolam renang selalu bersih, air jernih dan nyaman menjadi tempat belajar renang anak-anak. Biasanya anak-anak pre school ke atas yang belajar di kolam outdoor, tentunya mereka sudah lebih tahan dengan suhu air sejuk dan angin-angin yang lalu lalang di sekitar kolam.


4. Coach profesional dan bersertifikasi. Coach-nya sudah terdidik untuk melatih anak mulai dari bayi hingga usia sekolah. Mereka melatih anak berenang dengan cara yang fun dan tidak membosankan. Misalnya dengan mengajak anak bermain, tertawa, bernyanyi dan lain sebagainya.

5. Tersedia ruang tunggu full AC. Ruangan ini khusus untuk orang tua yang menunggu anaknya belajar. Ruangannya cukup luas, tersedia 3 sofa untuk duduk dan menunggu. Tersedia juga 1 meja bundar untuk anak beserta kursi-kursi kecilnya, bisa dipakai untuk anak-anak yang sedang menunggu jadwalnya, atau adik-adik yang menunggu kakaknya sedang belajar renang. Oh ya, ruang tunggu ini mempunyai jendela besar yang menghadap langsung ke arah kolam renang, jadi orang tua tetap bisa memantau anaknya yang sedang belajar renang.




6. Kamar mandi dan toilet yang memadai dan bersih. Ini penting. Saya suka ilfeel dengan tempat umum yang toiletnya 'nggak banget', entah itu karena kotor, bau, apalagi kalau nggak ada airnya. Di sini tersedia 4 kamar mandi, 2 toilet, 1 westafel dan cerminnya, airnya dijaga agar selalu full seember besar dan ada shower juga untuk kamar mandinya.

6. Lifeguard yang selalu stanby memantau di area kolam renang, tatapannya seperti siap meloncat ke dalam air untuk menolong anak-anak yang tenggelam atau mengalami masalah di dalam air. Ya, semoga tidak pernah terjadi apa-apa, ya. Tapi setidaknya, kita tahu harus minta tolong ke siapa jika terjadi masalah di dalam air.


Itu dia beberapa fasilitas Studio Renang yang menurut saya menjadikan Studio Renang terbaik di Batam. Semoga tulisan ini bermanfaat dan bisa menjadi referensi bagi teman-teman yang sedang mencari tempat les atau sekolah renang untuk anak-anaknya, ya.

Tonton juga video di youtube Cerita Umi tentang Studio Renang di bawah ini untuk tahu lokasi Studio Renang dan pengalaman anak saya belajar renang di sana, ya!



Share
Tweet
Pin
Share
2 comments
Newer Posts
Older Posts

About Me




Hai, saya Juli Yastuti, akrab dipanggil Juli atau Yasti. Bagi saya, menulis adalah cara menebar manfaat termudah. Mau tahu lebih lengkap tentang saya?


Baca Selengkapnya >

Contact


Email : ceritaumi2017@gmail.com / Whatsapp : 083184213939

Find Me Here

Followers

Part Of



My Books




Recent Post

Popular Posts

  • Pohon Literasi, Stimulasi Anak Suka Membaca
  • Aku Sayang Ibu, Catatan Literasi Pertama Aal
  • Review Materi Bunda Sayang Sesi 5: MENSTIMULASI ANAK SUKA MEMBACA
  • Pengalaman Melepas IUD Lama dan Memasang IUD Baru. Kapok?
  • Belajar Memanah Di Mall, Asyik Juga!

Member Of




Categories

  • Sharing
  • Info & Tips
  • Parenting
  • Family
  • Traveling
  • Institut Ibu Profesional (IIP)
  • Homeschooling
  • Batam
  • Review
  • Event
  • Tentang Buku
  • Kuliner
  • Gelora Madani Batam
  • Kolaborasi Blog
  • Mahasiswa
  • Puisi

Blog Archive

  • ►  2011 (11)
    • Jun 2011 (5)
    • Jul 2011 (6)
  • ►  2012 (2)
    • Nov 2012 (2)
  • ►  2013 (7)
    • Jan 2013 (1)
    • Feb 2013 (3)
    • Mar 2013 (1)
    • May 2013 (1)
    • Jun 2013 (1)
  • ►  2014 (13)
    • May 2014 (4)
    • Jun 2014 (4)
    • Jul 2014 (3)
    • Sep 2014 (2)
  • ►  2015 (3)
    • May 2015 (2)
    • Nov 2015 (1)
  • ►  2016 (3)
    • Jan 2016 (2)
    • Mar 2016 (1)
  • ►  2017 (56)
    • Feb 2017 (1)
    • Jun 2017 (1)
    • Aug 2017 (10)
    • Sep 2017 (1)
    • Oct 2017 (5)
    • Nov 2017 (25)
    • Dec 2017 (13)
  • ►  2018 (142)
    • Jan 2018 (21)
    • Feb 2018 (15)
    • Mar 2018 (18)
    • Apr 2018 (13)
    • May 2018 (17)
    • Jun 2018 (7)
    • Jul 2018 (9)
    • Aug 2018 (11)
    • Sep 2018 (5)
    • Oct 2018 (8)
    • Nov 2018 (7)
    • Dec 2018 (11)
  • ►  2019 (67)
    • Jan 2019 (8)
    • Feb 2019 (6)
    • Mar 2019 (7)
    • Apr 2019 (4)
    • May 2019 (5)
    • Jun 2019 (10)
    • Jul 2019 (6)
    • Aug 2019 (3)
    • Sep 2019 (6)
    • Oct 2019 (5)
    • Nov 2019 (2)
    • Dec 2019 (5)
  • ▼  2020 (28)
    • Jan 2020 (7)
    • Feb 2020 (3)
    • Mar 2020 (4)
    • Apr 2020 (1)
    • May 2020 (3)
    • Jun 2020 (3)
    • Jul 2020 (2)
    • Aug 2020 (1)
    • Oct 2020 (1)
    • Nov 2020 (1)
    • Dec 2020 (2)
  • ►  2021 (28)
    • Jan 2021 (1)
    • Apr 2021 (2)
    • May 2021 (2)
    • Jun 2021 (2)
    • Jul 2021 (4)
    • Aug 2021 (4)
    • Sep 2021 (1)
    • Oct 2021 (4)
    • Nov 2021 (4)
    • Dec 2021 (4)
  • ►  2022 (14)
    • Mar 2022 (2)
    • Apr 2022 (1)
    • May 2022 (1)
    • Jun 2022 (2)
    • Jul 2022 (2)
    • Aug 2022 (2)
    • Sep 2022 (3)
    • Oct 2022 (1)
  • ►  2023 (6)
    • Jan 2023 (3)
    • Feb 2023 (2)
    • Mar 2023 (1)

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates