Curahan Hati Tentang Pandemi Virus Corona (COVID19) #ayolawancorona #dirumahaja - Jujur, saya sedih banget dengan keadaan dunia akhir-akhir ini. Sejak bulan Januari 2020, virus corona mulai muncul di Kota Wuhan, China. Penyebarannya sangat cepat, hari demi hari angka pasien-pasien yang terjangkit kiat melejit.
Keadaan Kota Wuhan, sorang petugas kesehatan berpakaian alat pelindung diri lengkap. Sumber gambar: nytimes.com |
Virus ini tuh tergolong virus baru, masih saudaraan sama flu dan sejenisnya yang menyerang sistem pernafasan manusia. Hanya saja, virus corona alias COVID-19 ini belum ada obatnya (saat ini sih sudah mulai ditemukan obat dan vaksinnya dan sedang dalam masa uji coba), gejalanya juga lebih berat, bisa sampai mengalami gagal nafas dan kematian.
Serem, kan?
Ya, serem.. Tapi suka kesel sama orang-orang tidak bertanggungjawab yang suka nyebarin berita hoax. Virus corona disamain sama film-film zombie, dimana orang-orang yang kena virus itu bisa tiba-tiba tumbang dan meninggal.
Padahal, nggak segitunyaa.... Orang yang terjangkit virus corona itu gejalanya mirip flu, dan sakitnya bertahap. Mulai dari rasa nggak enak di tenggorokan, batuk, demam, mulai sesak nafas dan tubuh terasa lemas. Jadi nggak tiba-tiba jatuh, kejang-kejang dan tewas kayak film zombie gitu.. Nggak.
Meskipun tidak separah film zombie, namun keadaan Kota Wuhan tampak mencekam, 'bak kota mati' begitu kata media-media di elektronik dimana-mana. Kosong, semua akses ditutup, semua orang berada di dalam rumah masing-masing agar terhindar dari virus corona. Lockdown, begitu istilahnya.
Jumlah pasien yang terjangkit terus bertambah, Warga Negara Indonesia yang masih berada di sana pun panik, minta agar segera dipulangkan ke tanah air agar mereka dapat merasa aman dari ancaman virus corona.
Permintaan saudara dan saudari kita diindahkan oleh pemerintah, pesawat dari Indonesia Batik Air tipe Airbus A-330 milik Lion Air dikerahkan untuk menjemput 238 WNI dari China, khususnya Wuhan untuk pulang ke Indonesia.
Para WNI yang tiba di Indonesia dari Wuhan, langsung disemprot disinfektan. Sumber gambar: liputan6.com |
238 orang WNI yang dievakuasi dari Wuhan pun tiba di Indonesia, mendarat di Batam dan langsung terbang menuju Natuna untuk dikarantina selama 14 hari, termasuk pilot dan para awak pesawat yang terlibat. Mereka akan diobservasi, apakah ada tanda-tanda atau gejala bahwa mereka terinfeksi?
14 hari karantina berlalu, mereka dinyatakan sehat dan akhirnya dipulangkan ke daerah masing-masing. Saat itu mereka sudah bisa bernafas lega. Tinggal di daerah asal masing-masing, berkumpul dengan keluarga di Indonesia tercinta, jauh dari ancaman virus corona.
Lalu si virus corona tadi mulai menyebar luas ke negara-negara sekitar China, bahkan sampai pula ke Amerika. Beberapa negara-negara yang bertetanggaan dekat dengan Indonesia pun juga sudah kena, seperti Malaysia dan Singapura.
Kecenya, Indonesia masih aman dong. Belum ada data yang membuktikan adanya orang yang terjangkit virus corona di Indonesia saat itu.
Tapi dalam hati saya agak kurang yakin, secara Indonesia dekat sekali dengan negara tetangga yang notabenenya sudah menjadi negara yang terjangkit. Apalagi saya yang tinggal di Batam, Batam ke Singapura itu dekat sekali. Nongkrong di pinggir pantai aja bisa keliatan tuh Marina Bay. Banyak orang Batam yang lalu lalang ke Singapura, begitu pula sebaliknya.
Lalu, apakah kita benar-benar masih bebas dari virus corona?
Saya sih nggak percaya. Bukan nggak percaya sama pemerintah, tapi lebih kepada was-was diri sendiri. Sejak saat itu saya sudah mulai membatasi diri untuk keluar-keluar rumah kalau nggak penting. Apalagi ke mall yang sering banyak pendatang dari negara sebelah.
Plis, jangan anggap saya lebay, saya orangnya emang gitu, cepat antisisapi...eh, antisipasi. Cari aman, lebih tepatnya.
Status virus corona di dunia semakin meluas, sampai-sampai Arab Saudi menutup sementara jalur umroh dari segala penjuru negara guna membatasi penyebaran virus corona, Ka'bah di sterilisasi. Indonesia kena imbasnya. Ribuan calon jemaah umroh di Indonesia menangis, harus ikhlas pada takdir Allah yang menunda niat baiknya ke tanah suci.
Kondisi Ka'bah yang sedang disterilisasi. Sumber gambar: viva.com |
Dan saat itu, kasus corona di Indonesia masih saja nol.
Indonesia mah penuh humor dan kreatif orang-orangnya, virus corona banyak dijadiin guyonan dan leluconan. Segala dikata virus coronanya minder masuk ke Indonesia lantaran di sini banyak virus atau penyakit menular lain yang sama-sama menakutkan, kayak TBC, malaria, DBD dan lain sebagainya.
Beragam meme-meme lucu tentang virus corona cukup banyak bersliweran di sosial media yang banyak dibagikan oleh para penggunanya. Lucu? Hmm...mungkin iya untuk saat itu, tapi nggak untuk sekarang!
Bulan Maret 2020, akhirnya dicatatlah 2 orang WNI di Depok yang positif terjangkit virus corona. Kedua pasien tersebut langsung di isolasi dan pendapatkan perawatan khusus. History mereka pun disisir, dengan siapa saja mereka pernah berkontak selama dua minggu terakhir.
Puluhan angka orang-orang yang kontak dengan kedua pasien tersebut pun didapat dan langsung dilakukan pengecekan. Kemungkinan besar banyak yang sudah terjangkit, ya, kemungkinan bisa berubah menjadi kenyataan. Who knows?
Benar, dong. Satu per satu orang-orang yang positif terjangkit pun terdeteksi di bulan Maret 2020 ini. Mulai dari 2 orang, 4, 6, 19, 27, 34,..........., 450, dan saat ini 514 orang (22/03/2020). Bahkan sudah ada 48 orang yang meninggal dunia dan 29 orang yang dinyatakan sembuh.
Sumber gambar: detik news |
Angka kematian akibat virus corona di Indonesia cukup tinggi, lebih tinggi dari pada pasien yang sembuh. Apa artinya ini? Apakah sebenarnya kita sudah lama terjangkit, hanya selama ini belum terdeteksi? Alhasil semua tidak ditangani dengan tepat, drop dan nggak sanggup lagi bertahan? Wallahu'alam. :(
Pemerintah menganjurkan seluruh masyarakat agar melakukan social distancing atau jaga jarak dengan manusia lainnya setidaknya selama 14 hari ini untuk menekan laju penyebaran virus corona di Indonesia.
Masih nanya juga apa itu social distancing? Hmm, gini ya..
"Kalau lo gak paham inti dari SOCIAL DISTANCING, coba lo inget-inget lagi pas lo minjem duit ke temen, terus pas ditagih, pasti ngindar-ngindar, kan? Nah! Persis kaya gitu. Menjauh! 😤", begitu kata Kak Dewa Eka Prayoga menganalogikan social distancing pada kehidupan para utangers. (Utangers = orang yang suka ngutang ke temen-temen dan menghindar ketika ditagih, bahkan bisa lebih galak dari pada yang menagih)
Kita juga dianjurkan untuk #dirumahaja, tidak keluar dari rumah jika tidak ada kepentingan mendesak. Pak Presiden Jokowi Dodo menyarankan kita untuk belajar di rumah, bekerja di rumah, olahraga di rumah, dan beribadah di rumah. Hindari berkumpul, beramai-ramai bersama orang-orang lainnya agar memutus rantai penyebaran virus corona ini.
Ini nih yang agak susah, orang kita banyak yang masih pada bandel dan nggak nurut dengan anjuran pemerintah. Banyak yang masih pada nongkrong, ngumpul-ngumpul, berpesta dan hura-hura di luar sana.
Apalagi untuk para muda mudi, nih. Sekolah dan kuliah diliburkan malah pada ambil kesempatan jalan-jalan dan kongkow. Tolong lah, jangan cari resiko. Karena resikonya bukan hanya pada diri kalian, tapi orang-orang sekitar kalian, ibu bapak kalian, kaka atau adik kalian.
Apa susahnya sih di rumah aja? Pemerintah itu nggak nyuruh kita macam-macam, kok. Pemerintah nyuruh kita untuk di rumah aja, stay at home, nang omah wae, ayo tambahi bahasa apa lagi biar kalian ngerti?! (
Sebagian orang menganggap berita tentang corona adalah berita yang menyeramkan. Karena itu, mereka memilih untuk menutup mata dan telinga dari segala update perkembangan corona di Indonesia. Jadi makan cemas, jadi takut, jadi parno, itu alasannya.
Wajar sih ya, apalagi anggota keluarga mereka masih ada yang harus keluar rumah untuk bekerja. Tapi plis, jangan takut kawan, jangan parno...justru berita-berita tentang virus corona ini harus membuat kita semakin belajar, bagaimana caranya agar kita terhindar. Even kita masih harus keluar rumah untuk bekerja, kita bisa pelajari bagaimana caranya agar kita terhindar dan tidak membasa virus masuk ke dalam rumah.
Di Youtube banyak kok video podcast yang mengedukasi tentang mencegah virus corona, tapi saya suka podcastnya Atta Halilintar bersama Dokter Jaka Pradipta, salah satu dokter yang menangani pasien virus corona di Jakarta. Nonton deh, ini linknya https://youtu.be/uQMlLaC-TBs.
Tapi kita harus cerdas mencerna berita, jangan mentah-mentah diterima padahal itu hoax. Ikuti berita yang resmi dari pemerintah atau organisasi kesehatan dunia (WHO). Hindari menyebarkan berita-berita yang nggak jelas asalnya, biasanya berantai via pesan di whatsapp atau sosial media lainnya. Ingat, harus jelas sumbernya!
Hmm, tulisan sepanjang ini saya tulis selama 2 hari. Maklum, berbagai iklan harus saya lewati (job desc ibu rumah tangga dan emak-emak). Pagi hari ini (23/03/2020), saya sedih lagi. Melihat perbedaan angka yang naik cukup drastis di negeri ini dan dibandingkan dengan yang terjadi di Italia.
Mereka pun sama, berawal dari angka yang sedikit, mereka nggak menaati anjuran pemerintah untuk social distancing dan di rumah aja, akhirnya angka naik berkali-kali lipat drastisnya. Bahkan, angka kematiannya sampai melampaui China.
Bagaimana dengan kita? Ya, Allah...hanya Kau sebaik-baiknya penulis skenario makhluk di bumi ini, dan hanya pada Engkau kami berharap sedalam-dalamnya harapan.
Tentu kita nggak ingin hal itu terjadi pada kita, Indonesia. Makanya...belajar yuk kita, belajar dari pengalaman negara lain. Baca beritanya dan ambil pelajarannya. Plisss, nurut sama pemerintah.....
Tolong, jangan anggap remeh situasi ini. Tolong, be aware sama diri kita, karena dengan itu kita bisa menolong orang-orang sekitar kita agar tidak terjangkit pula.
Tolong, jaga kebersihan, makan yang bergizi, jangan merokok (karena kita buruh paru-paru untuk bernafas dengan baik), tidur dan olahraga yang cukup. Tolong...di rumah aja.
Bumi, mungkin kini saatnya dia me-restart kembali dirinya. Mungkin selama ini tangan kita sudah terlalu banyak merusaknya, saatnya kita kembali sesuai dengan fitrah sebagai makhluk bumi.
Allah, mungkin Dia sedang menguji kita dengan menurunkan sebuah makhluk super mini, agar kita kembali pada fitrahnya sebagai makhluk-Nya. Tentunya Allah sudah siapkan pula solusi dari semua masalah yang terjadi. Sabar dan doa adalah kunci yang bisa kita perbuat saat ini.
Jikalau kemarin ada rasa sombong yang sedikit menyelinap di hati, ada lalai yang hinggap di hati kita, mohon ampunlah pada Dia, Allah Sang Pemilik Kehidupan. Virus corona menjadi saksi bahwa nggak ada gunanya kesombongan kita selama ini, buktinya kita pun kewalahan hanya karena dia si makhkuk mini.
Itu aja sih, yang bisa saya tuliskan hari ini. Tetang curahan hati mengenai virus corona yang sudah menjadi pandemi (penyakit tingkat dunia).
Semoga kita semua bisa melewati ini dengan baik. Semoga kita bisa berjumpa dan bercengkerama lagi.
Lekas pulih, kita...
Dengerin lagu ini deh, karya Fiersa Besari untuk kita.