• Home
  • About Me
  • Category
    • Sharing
    • Info & Tips
    • Parenting
    • Family
    • Homeschooling
    • Review
    • Traveling
    • Tentang Buku
    • Gelora Madani Batam
    • Event
Youtube Instagram Twitter Facebook

Cerita Umi

Foto setahun yang lalu, ketika Aal membuat tabungannya sendiri dari toples seadanya.

Mamak kembali belajar lagi setelah lamanya libur lebaran. Iya, kuliahnya mamak-mamak juga ada liburannya, kok. Nah, pas banget materinya kali ini tentang "Melatih Anak Cerdas Finansial Sejak Dini", secara anak-anak baru pada dapat uang THR. Mungkin anak-anak bunda lainnya sudah pada dipakai atau tabung, ya? Lha, uangnya Aal & Maryam masih mendekam di dompetnya aja, tuh. Hehehe.

Baca juga: Review Materi Sesi #7, Semua Anak Adalah Bintang

Seperti materi-materi sebelumnya, saya menulis review materi. Saya ceritakan kembali, ya, tujuan saya me-review tiap materi yang saya dapatkan di kelas bunda sayang adalah sebagai cara belajar diri saya sendiri. Dengan membuat review, saya membaca materi berulang kali, saya renungkan dengan kehidupan sehari-hari, saya tuliskan kembali, lalu saya terapkan. Begitulah kira-kira.

Balik lagi ke review materi. Materi sesi 8 kali ini tentang "Melatih Anak Cerdas Finansial Sejak Dini", materi yang sangat menarik!

Apa itu cerdas finansial? Seperti apa yang dikatakan cerdas finansial?

Menurut para ahli, cerdas finansial itu adalah kemampuan seseorang dalam mendapatkan dan mengelola keuangan. Nah lho, anak-anak sudah belajar mengelola keuangan??

Iya, penting itu, Mak!

Kalau mantranya Ibu Profesional seperti ini:

Rejeki Itu Pasti, Kemuliaanlah Yang Harus Dicari..

Jadi, untuk apa kita menstimulus kecerdasan finansialnya?
Jawabannya adalah agar kemuliaannya meningkat.

Pahami dulu, bahwa rejeki kita sudah diatur dan dijamin oleh Allah. Kita hanya harus berusaha untuk mendapatkan dan mengejar rejeki tersebut dengan cara yang baik dan mulia. Jika anak memahami bahwa kemuliaanlah yang ia cari, maka ia akan mengerti bagaimana cara memperoleh harta dan memanfaatkannya sesuai ajaran agama, bagaimana pertanggungjawabannya, bagaimana rancangan budget sederhana sesuai skala prioritasnya (antara kebutuhan dan keinginan), dan percaya diri dengan 'gaya hidup' sesuai realita dan fitrahnya, tidak mengikuti gaya hidup orang lain.

Yang terakhir ini berat, banyak anak-anak jaman now yang gaya hidupnya hampir menyamai sosialita. Berat ini, Mak! Itulah mengapa pentingnya kita melatih kecerdasan finansial anak sejak dini.

Berikut ini adalah beberapa cara melatih kecerdasan finansial anak sejak dini:

1.  Memberi pemahaman kepada anak bahwa Allah yang memberi rejeki. Rejeki yang Alah berikan itu sangat luas, bukan hanya sekedar gaji orang tua. Jangan batasi mimpi anak karena kondisi rejeki orang tua saat ini. Karena Allah Maha Kaya, dan anak-anak bukanlah milik orang tua, melainkan milik Allah Yang Maha Kaya.

2. Ajarkan anak untuk meminta sesuatu hanya kepada Allah. Ajak anak berdoa jika menginginkan atau memimpikan sesuatu, karena hanya pada Allah saja kita meminta.

3. Beri penjelasan tentang kebutuhan dan keinginan. Dengan memberinya pemahaman tentang kebutuhan dan keinginan, kita bisa membantunya menentukan skala prioritas dan membuat mini budget sederhana.

4. Ajarkan anak berkomitmen dan bertanggungjawab jika budget yang ia buat sudah disetujui oleh orang tua. Latih anak mengelola keuangannya, menerima konsekuensi apapun atas segala kesepakatan yang telah dibuatnya.

5. Beri apresiasi atas perkembangan dan kemajuannya dalam berlatih mengelola keuangan sederhananya.

Prinsipnya: Latih - Percayai - Jalani - Supervisi - Latih Lagi

Dan yang tidak kalah penting, ini satu lagi mantra Ibu Profesional:

For This to Change, I Must Change First..

Segala apapun yang kita ajarkan kepada mereka, sejatinya inilah proses untuk kita belajar pula. Inilah yang disebut sebagai Learning by Teaching. 

Buka mata, buka hati, belajar dan mengajarkan. Bukan hanya mengajarkan!

Karena sesungguhnya proses pembelajaran yang tertinggi adalah KETELADANAN.

Sekian review materi sesi #8 Kelas Bunda Sayang Institut Ibu Profesional, semoga tulisan ini bisa memberikan sedikit manfaat.

Selamat belajar, para bunda pembelajar! ^^
Share
Tweet
Pin
Share
9 comments
Restaurant Seafood Pak Long, Sembulang, Batam.

Hari ini rencana awalnya kami ingin nyebrang ke Pulau Mubut bersama keluarga besar. Rencana sudah disusun rapi dan kami siap berangkat sejak pukul 07.30 pagi, karena ingin menghabiskan waktu seharian bermain di Pantai Mubut. Tapi apalah daya, rencana yang sudah dirancang pun terbelok, kami malah menikmati wisata kuliner dadakan di Restaurant Seafood Pak Long, Sembulang, Batam.

Hujan lebat dan kabut sejak pagi akhirnya menggeser rangkaian rencana itu. Keinginan keluarga untuk menikmati Pantai Mubut ternyata butuh ujian kesabaran. Sesampainya di Pelabuhan Sembulang yang posisinya di jembatan 4 Pulau Galang (Barelang), hujan masih mengguyur dengan derasnya. Langit gelap dan pemandangan terhalang. Kami pun ragu untuk melanjutkan perjalanan ke Pantai Mubut saat itu. Apalagi, kami membawa bocah-bocah dan orang tua. Butuh pertimbangan ekstra untuk melakukan perjalanan dengan keadaan yang agak menantang.

Hari semakin siang, perut semakin tidak bersahabat. Kami memang sengaja tidak membawa perbekalan untuk makan siang dengan alasan supaya tidak ribet bawa barang naik pompong. Secara kami bawa bocah-bocah dan orang tua, kan. Beli makan siang di Pantai Mubut saja biar simple, itulah kesepakatan kami sebelumnya.

Karena masih terjebak hujan dan keraguan, kami hanya terdiam di parkiran pelabuhan. Beberapa menit waktu habis untuk kami berpikir, 'kemana lagi kita?'. Akhirnya kami putuskan untuk cari makan dulu, biar bisa mikir kemana tujuan liburan alternatif yang tidak jauh dari situ.

Ketika akan keluar dari kawasan Pelabuhan Sembulang, tiba-tiba papa teringat ada sebuah reastaurant melayu yang pernah beliau kunjungi zaman dulu (entah beberapa tahun yang lalu). Penasaran, kami pun mencarinya, siapa tahu memang ada atau masih ada.

Tampak depan, ada tulisan Restaurant Seafood Pak Long.

Alhamdulillah, kami ketemu sebuah restaurant melayu yang cukup ramai pengunjungnya saat itu. Restaurant itu benama Restaurant Seafood Pak Long, sudah kelihatan kalau ini adalah restaurant melayu dari namanya, ya.. Tanpa berpikir lama, kami segera parkir dan turun ke restaurant untuk mengisi perut.

Ujung pelantar dengan pemandangan aduhai.

Kami memilih tempat di ujung pelantaran, supaya bisa menikmati view laut yang Subhanallah indahnya. Viewnya langsung ke Pulau Mubut, sayangnya saat itu cuacanya mendung dan kabut, jadi agak kurang terlihat jelas. Pramusaji pun datang, kami segera memesan beberapa menu yang akan kami eksekusi siang itu.

Menu di restaurant ini kurang lebih sama seperti restaurant seafood lainnya. Tapi bagi kami sekeluarga, ikan asam pedas, ranjungan saos padang dan gonggong adalah menu kesukaan yang wajib untuk dipesan. Selain itu, kami juga memesan ikan bakar yang tidak pedas untuk makanannya anak-anak, sayur cah kangkung dan kailan. (Maafkan nggak sempat foto, karena riweh sama bocah, hehe)

Pemandangannya yang asyik membuat kami lengah waktu menanti makanan datang. Jam 12 siang perlahan langit semakin cerah, hujan semakin reda. Harapan kami untuk bisa nyebrang ke Pulau Mubut pun juga ikut cerah. Pada penasaran dengan Pantai Mubut nan indah, katanya.

Kepiting Saos Padang. Photo by Haryadi Bakri.

Setelah makanan datang, kami menyantap makanan dengan lahapnya. Karena kelaparan, makanan jadi terasa sangat nikmat. Apalagi cuaca dingin-dingin manjah siang itu. Lucu juga ternyata, wisata kuliner dadakan di restaurant seafood yang belum pernah kami ketahui sebelumnya. Hanya mengandalkan ingatan masa lalu papa, itu juga lupa dan hanya sekedar menebak-nebak saja, benar atau tidak ini restaurant yang dimaksud. Hehe.

Ikan Bakar. Photo by Haryadi Bakri.

Cah Kangkung. Photo by Haryadi Bakri.

Syukurnya, kami semua puas dengan makanannya. Enak dan tidak mengecewakan. Kalau teman-teman berencana ke Sembulang, atau Pulau Mubut, bisa singgah menikmati makanan di Restaurant Seafood Pak Long ini.

Lokasinya tidak jauh dari pelabuhan Sembulang, jembatan 4 Barelang. Sebelum ke pelabuhan, ada simpang ke arah kiri. Di situ ada kantor camat dan beberapa kantor pemerintahan lainnya seperti Kantor Urusan Agama (KUA) dan Badan Amil Zakat (BAZ). Lurus terus, dan posisi restaurant berada di pinggir laut (sebelah kanan jalan).

Soal harga, menurut saya harganya normal seperti restaurant seafood lainnya. Cuma harga sayur per porsinya agak tinggi, cah kangkung Rp30.000/porsi, dan kailan Rp45.000/porsi. Untuk makanan lainnya, ikan bakar Rp50.000/porsi (1 ekor ikan ukuran standart), gonggong Rp70.000/porsi, ranjungan saos Rp150.000/1kg, ikan asam pedas Rp80.000/porsi, nasi putih Rp7.000 dan teh hangat Rp5.000.

Kembali ke cerita, akhirnya liburan kami ke Pulau Mubut tercapai juga. Cuaca lumayan cerah setelah kami selesai makan siang dan sholat dzuhur. Begitulah rencana Allah, kami yang tidak siap bekal makan siang ternyata harus cobain dulu makan siang di restaurant seafood terdekat sebelum menyebrang. Perut kenyang, tenaga dan semangat full lagi untuk melanjutkan perjalanan ke Pulau Mubut. Yiey!!

Teman-teman pernah punya pengalaman yang sama, kah? Liburan dengan beberapa tujuan dadakan yang membuat perjalanan menjadi semakin seru dan menyenangkan. Sharing di kolom komentar, yah, tentang keseruannya.. ^^

 
Share
Tweet
Pin
Share
22 comments

Moment hari raya atau hari lebaran adalah hari yang dinanti-nanti oleh umat muslim. (Baca juga: Moment yang dirindukan di hari raya). Berkumpul bersama keluarga besar sangat menyenangkan, makan bersama, bercerita, mengobati rindu karena lama sudah tak bertemu.

Tapi tak jarang, moment berkumpul ini pun menjadi menakutkan karena pertanyaan-pertanyaan 'horor' yang keluar dari keluarga. Bagi sebagian orang, munculnya pertanyaan-pertanyaan ini bisa membuat opor ayam mendadak hambar, kue lebaran berubah pahit, enggak enak, lho!

Segitunya? Memangnya apa saja, sih, pertanyaan-pertanyaan horor yang biasanya keluar dihari lebaran itu? Simak, ya..

1. Udah lulus? Kapan wisuda?

Biasanya dialami oleh muda-mudi mahasiswa. Siapalah yang tahu kalau pikirannya lagi kalut dengan pesoalan skripsi dan ingin sejenak berlibur sambil me-refresh pikiran dari segala masalahnya.

Eh, tiba-tiba pertanyaan "udah lulus? kapan wisuda?" keluar dari mulut salah seorang keluarga. Apalagi kalau ditambahi embel-embel "kok lama banget nggak lulus-lulus.." Gagal refreshing dan malah galau, kasian, kan?

2. Udah kerja?

Jaman sekarang serba susah mencari pekerjaan, kuliah tinggi bukan jaminan kita bisa cepat dapat pekerjaan. Pertanyaan horor yang satu ini sering kali muncul di hari lebaran.

Bagi sebagian orang, pertanyaan ini menakutkan. Apalagi kalau netijen sampai membanding-bandingkannya dengan orang lain. "Kamu S1 kan? Kok masih nganggur, sih? Si Anu saja sudah kerja, lho.." Sabar-sabar aja ya, Gaes!

3. Kapan nikah?


Nah, ini pertanyaan lagendaris yang memang cukup menusuk orang yang ditanyakan. Kalau ditanya pertanyaan "kapan nikah?", rasanya bibir mendadak kaku dan kaki terasa dingin.

Pertanyaan ini bisa 'menyakiti' orang yang ditanya, lho. Lebih baik, hindari pertanyaan ini, deh. Sensitif abis!

4. Kapan punya anak?

Setelah menikah, bukan berarti kamu aman dan terhindar dari pertanyaan horor, ya. Masih adaa aja pertanyaan horor lainnya yang bikin geram hati. "Kapan punya anak?", ini pertanyaan sama dengan pertanyaan "kapan nikah?"

Hati-hati, hindari mengeluarkan pertanyaan ini kepada pasangan yang memang kita ketahui sudah lama belum dikaruniai buah hati. Pertanyaan ini benar-benar bisa mempengaruhi mental pasangan tersebut, khususnya sang istri. Jadi biar aman, hindari, deh!

5. Kapan punya adek? (nambah anak)

"Wah, Maryam sudah besar, ya... Kapan punya adek?" Lucunya kadang pertanyaan ini dilontarkan langsung ke si bocah untuk menyindir orang tuanya. Lalu dia harus jawab apa??

Pertanyaan ini yang menakutkan bagi saya saat ini. Kenapa harus buru-buru Maryam punya adek? Anak dua saja masih butuh penyesuaian, apalagi buru-buru nambah jadi tiga. Hehehe.

Itulah dia 5 pertanyaan 'horor' yang sering bergentayangan di hari lebaran. Bagi kamu yang sering jadi korban pertanyaan di atas, jangan terlalu jadi beban pikiran, ya. Mungkin seperti itu cara orang berbasa-basi. Hadapi saja dengan santai, anggap saja sebagai do'a.

Dan bagi kita semua, termasuk saya, melontarkan pertanyaan seperti ini kadang bisa membuat orang lain sedih dan stres, lho. Jadi lebih baik kita pilah-pilih lagi pertanyaan atau perkataan yang sekiranya bisa membuat mood orang lain jadi down. Apalagi di moment yang seharusnya menyenangkan, kan?

Sesungguhnya yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca, masih dalam proses belajar untuk menjaga lisan yang kadang terlontar tidak sengaja. Maafin, yaa..

Nah, komentar dong, apa pertanyaan dari orang lain yang 'horor' menurutmu?

Share
Tweet
Pin
Share
28 comments
Image source: motivaksi.blogspot.com

Alhamdulillah, setelah sebulan lamanya kita berpuasa, tibalah kita di hari kemenangan yaitu Hari Raya Idul Fitri. Moment hari raya Idul Fitri adalah moment yang paling dinanti dan dirindukan bagi banyak orang. Karena pada saat inilah keluarga yang jauh menjadi dekat, dan yang pergi pun akhirnya pulang.

Beberapa moment hari raya Idul Fitri ini menjadi kebiasaan yang sangat 'menempel' bagi sebagian umat muslim. Rasanya kurang afdol kalau tidak ada 6 hal ini di hari raya.

Apa saja, sih, moment hari raya Idul Fitri yang dirindukan itu? Simak, yuk!

1. Aneka kue

Photo by: Dwi R
Kue kering khas hari raya rasanya tidak pernah ketinggalan. Yang jarang nongkrong di dapur pun jadi semangat ke dapur karena membuat kue ramai-ramai bersama keluarga sambil bercengkerama.

Bahkan di moment ini bisa menjadi sebuah moment langka. Suka cita menyambut hari raya mampu menyatukan keluarga yang biasanya jarang duduk lama bersama-sama.

Tak ketinggalan, para penjual kue pun pada berlomba-lomba membuat kue dan memasarkannya. Mall dan pertokoan pun dihiasi stand kue kering khas hari raya lengkap dengan hiasan Idul Fitri yang meriah.

2. Ketupat

Image source: Tribun Lampung
Hari raya Idul Fitri identik dengan ketupat. Disemua pusat keramaian penuh hiasan kertas berbentuk ketupat, membuat emak-emak berpikir keras, menu-menu apa lagi yang asyik dijadikan temannya si ketupat.

Karena si ketupat juga, keluarga pada ngumpul duduk bersama membuat simpul ketupat, atau memasak ketupat bersama, atau makan ketupat bersama.

3. Baju baru

Baju seragam keluarga besar. Photo by: Butik Cantik Aila
Kalau baju baru menurut saya, sih, tidak harus punya. Tapi bagi sebagian orang jika ada rezeki lebih, pasti mengusahakan adanya baju baru di hari raya. Apalagi kalau order baju seragaman dengan keluarga besar, bisa sekalian jadi moment foto keluarga besar setahun sekali.

Makanya, tak heran jika sosial media akan dibanjiri foto keluarga orang-orang yang ingin menyimpan moment hari rayanya di laman sosial media.

4. Makan enak

Mencicipi hidangan hari raya bersama keluarga. Photo by: Omanya Aal & Maryam
Goal banget, ya. Setelah sebulan puasa, di hari raya kita bisa menikmati beragam makanan enak dimana-mana. Meja makan dan meja ruang tamu penuh makanan. Dari aneka cemilan, kue-kue, makanan berat, dan banyak lagi. Belum lagi kalau kita silaturrahmi ke rumah saudara dan diminta mencicipi hidangan yang ada pula. Harus siap-siap space perut, mak! Diet? Maaf, nggak kenal sama diet.

5. Amplop

Amplop custom, nggak pasaran. Order di @anasisshop.
Nah, ini paling berkesan waktu saya masih cilik. Kemana-mana dikasih salam tempel. Malu menerima tapi di belakang girangnya luar biasa. Tapi berbeda ketika saya sudah bekerja dan menikah, sekarang saya yang memikirkan nominal amplop yang bakal dijadikan salam tempel ke anak-anak kecil.

Amplop hari raya tahun ini berasa spesial karena ada nama kami berempat. Cantik, kan? Amplop custom yang membuat salam tempel lebih..gimana gitu. Padahal isinya nggak seberapa.

6. Kumpul keluarga

Indahnya berkumpul bersama keluarga. Image source: motivaksi.blogspot.com
Ini moment paling yang dirindukan. Di hari raya, kita bertemu saudara yang sangat jarang kita temui, saudara yang bekerja jauh di perantauan, saudara yang sibuk sampai tak ada waktu bertemu meskipun satu kota.

Di hari raya, orang tua bisa berkumpul lengkap dengan anak-anaknya, cucu-cucunya. Melepas rindu yang terpendam lama, bernostalgia. Di hari raya pula, suasana hangat dan riang tercipta. Suasana yang akan selalu dirindukan dan menjadi alasan untuk nanti kembali pulang di hari raya berikutnya.

Itu dia 6 moment di hari raya idul fitri yang dirindukan bagi orang-orang yang merayakannya. Ada rasa sedih di hati melepas moment ini berlalu, mengantar kembali saudara untuk pergi ke rantauan dan kembali pada kesibukan.

Kita hanya bisa berdoa, semoga di tahun depan kita bisa bertemu hari raya lagi, menciptakan moment-moment indah bersama lagi.

Selamat hari raya Idul Fitri..
Maafkan lahir dan bathin..
Dari saya yang mulai bersedih di hari ke-3 Idul Fitri ini, karena moment ini sebentar lagi akan pergi..
Share
Tweet
Pin
Share
2 comments

Materi kelas bunda sayang sesi #7 kali ini bertema "Semua Anak Adalah Bintang". (Baca: Review Materi Semua Anak Adalah Bintang). Materi ini sangat bermanfaat bagi saya. Membuka kembali mata para emak-emak untuk melihat cahaya bintang yang indah di dalam diri masing-masing anaknya.

Tidak bisa dibandingkan, karena tiap anak tidak harus sama. Mereka terlahir berserta keunggulannya masing-masing. Lalu tugas kita apa? Membantu mereka untuk terus menyinari cahayanya, bukan malah meredupkannya.

Ada satu bahasan yang saya suka di materi sesi #7 ini, berikut saya tuliskan sedikit, ya!

"Anak-anak bukanlah milik kita, dia adalah milik zamannya. Maka didiklah mereka sesuai zamannya. Mereka akan belajar mengapa mereka dilahirkan di zaman sekarang ini, dan apa saja tantangan yang harus mereka hadapi. Bantu anak untuk mempersiapkan dirinya sehingga percaya diri menghadapi zamannya."

Di masa sekarang, teknologi dan sosial media menjadi juara. Bahkan anak kecil sudah punya akun sosial media, sampai-sampai anak kecil sudah punya akun youtube segala. Salahkah? Tidak, kok. Justru buatlah mereka harus menaklukkan teknologi, bukan mereka yang diperalat oleh teknologi.

Saya tidak melarang Aal memakai gadget, tapi saya hanya membatasi porsinya. Di gadget, Aal menggunakan aplikasi untuk belajar anak sesusianya, tapi kadang tak sengaja dia bisa melihat iklan game yang tidak pernah saya izinkan untuk dia mainkan.

Dia penasaran dan bertanya, tapi saya selalu bilang, "itu gamenya kurang bermanfaat, lah, nggak ada pelajarannya untuk usia Aal. Kan Aal suka menggambar, bagus-bagus banget gambarnya. Nanti Aal bisa buat game yang bagus dan bermanfaat untuk teman-teman Aal. Ada waktunya nanti Aal boleh pakai laptop dan menggambar di laptop, biar bisa jadi game, buku, atau film gambarnya. Keren, kan?" Matanya pun berbinar..

Saya melihat ada cahaya di wajahnya saat ia menggambar dan menceritakan gambarnya. Saya berusaha agar ia percaya pada dirinya, bahwa Allah sudah menitipkan suatu kelebihan pada dirinya, dan saya ingin membantunya menemukan jawaban mengapa ia dilahirkan di muka bumi.

Jangan lupa bekali mereka dengan iman dan akhlak yang baik pula. Agar mereka tidak keluar jalur dan tidak mudah terpengaruh oleh kejamnya dunia.

Sayang sekali, di materi yang bermanfaat ini saya gagal lagi menyelesaikan tantangan 10 hari. Sedih. Entah kenapa, waktu yang biasa saya sisihkan untuk menulis  malah selalu terpakai untuk tidur. Masa' bulan puasa yang saya jadikan alasan? Mungkin saya yang belum bisa konsisten mengatur waktu, masih harus belajar lagi.

Ini adalah kali kedua saya gagal menyelesaikan tantangan 10 hari. Jika saya gagal lagi nanti, siap-siaplah dikeluarkan dari kelas. Hiks... Jangan sampai, Ya Allah. Perjuangan sudah lebih dari setengah jalan.

Semoga di materi dan tantangan sesi 8 nanti saya bisa menyelesaikan tantangan 10 hari. Semoga lulus bersama-sama dengan teman-teman yang juga berjuang dari awal. Bismillah, semangat, Juli!

#AliranRasa
#SemuaAnakAdalahBintang
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Memilih untuk menikah di usia muda dan menjadi seorang ibu muda itu tidak menutup kemungkinan kita untuk tetap produktif. Setelah berhenti bekerja di tahun 2014 setelah kelahiran Aal dan menjadi full time mom atau ibu rumah tangga tidak membuat saya merasa "kosong" dan mati gaya. Kenapa? Karena zaman sekarang sudah ada teknologi yang membuat ibu-ibu seperti saya tetap bisa produktif walaupun hanya dari dalam rumah.

Dengan adanya teknologi yang lekat dengan keseharian saya yaitu smartphone, saya bisa melakukan banyak hal yang bermanfaat tentunya. Apa saja sih kegiatan saya agar tetap produktif dari dalam rumah dengan teknologi (smartphone)?

1. Jualan Online

my LOVE in PILLOW
A post shared by GALLERY 📕 BANTAL FOTO MURAH (@bantalfotomurahbdg) on Apr 9, 2017 at 3:14pm PDT

Ini sudah saya jalani sejak kuliah. Menerima pesanan bantal foto printing yang bisa untuk kado atau dekorasi rumah. Berawal dari membeli kado dan pengennya kado yang unik dan tidak pasaran. Karena suka dengan hasilnya, akhirnya saya putuskan untuk menjualnya pula. Alhamdulillah sampai sekarang, meskipun promosinya yang sekarang masih pasang surut.

Jualan online ini bisa dicoba untuk ibu rumah tangga yang tetap ingin produktif, aktifitasnya tidak memerlukan banyak keluar rumah dan meninggalkan anak-anak. Bisa juga mencoba sistem reseller dan dropshipper, atau kerja sama untuk memasarkan suatu produk. Luamayan loh, untuk beli bedak dan gincu, hehehe.

Dengan bermodal smartphone saja, kita bisa membuka toko dimana-mana dan promosi pada semua orang se-Indonesia. Apalagi banyaknya aplikasi-aplikasi lapak jualan yang bisa kita gunakan dengan mudah seperti shoppee, tokopedia, lazada, dan sebagainya. Ayo kita manfaatkan lapak-lapak ini!

2. Belajar/Kuliah Online

Saya bersama teman-teman Komunitas Ibu Profesional saat mengadakan seminar parenting.

Seorang ibu itu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Ibu itu adalah seorang pengajar terbaik untuk anak-anaknya. Oleh karena itu, seorang ibu tidak boleh berhenti belajar.

Menjadi seorang ibu rumah tangga, pastinya sulit untuk memutuskan kuliah lagi. Apalagi anak-anak masih pada kecil.. Berjauhan dengan mereka terasa sulit bagi saya.

Nah, lagi-lagi karena kemajuan teknologi, kita tidak akan stuck sampai di sini. Banyak sekali penawaran kuliah-kuliah online yang bisa kita ikuti, kita bisa belajar dimana saja, termasuk dari dalam rumah.

Saat ini saya sedang belajar di sebuah Institut Ibu Profesional. Hampir 10 bulan lamanya saya belajar online di sini sejak dimulai dengan kelas matrikulasi. Ini adalah wadah bagi saya untuk belajar menjadi ibu yang profesional dalam menjalankan beberapa perannya. Secara menjadi seorang ibu rumah tangga banyak banget tugasnya, sebagai istri, pengasuh anak, sebagai "inem", sebagai koki, tukang laundry, dan banyak lagi peran lainnya.

Menjadi seorang istri dan seorang ibu diusia muda harus banget belajar tentang be a professional mom ini. Karena ilmu ini tidak kita temukan di bangku sekolah dan kuliah selama ini, kan?

Kuliah online menjadi mudah karena adanya Google Classroom yang membuat kita berada di dalam ruang kelas secara online. Di situlah pengajar/fasilitator memberikan materi, diskusi, dan penyampaian dan pengumpulan tugas.

Untuk pengumpulan tugas, bisa menggunakan Google Docs dan Google Form. Perangkat lainnya seperti office juga tersedia di smartphone. Makanya, untuk membuat word, excel, presentasi, atau tugas-tugas lainnya saya hanya menggunakan smartphone saja.

Belum mau terikat dengan perkuliahan? Ikuti seminar online (webinar) atau kuliah singkat seperti kuliah whatsapp (kulwapp) saja. Ah, banyak sekali tempat untuk kita tetap bisa belajar hanya dari dalam rumah karena kemajuan teknologi. Hayo, tidak ada lagi alasan untuk kita tidak belajar..

3. Blogging

Saya bersama Blogger Kepri dan rekan lainnya saat grand opening oleh-oleh Batam milik Arie Untung, Bolu Awak.

Mulai menulis di blog sejak tahun 2010-2011, tapi saya timbul tenggelam sampai tahun 2017 karena berbagai kesibukan. Bergabung di komunitas Blogger Kepri melahirkan kembali semangat ngeblog saya yang sempat lama tenggelam. Rasanya pas banget untuk saya kembali menulis lagi saat ini. Menulis di blog menjadi salah satu catatan sejarah keluarga saya, karena di dalam blog ini banyak cerita tentang anak-anak saya.

Blog menjadi tempat untuk saya menitipkan cerita dan kisah perkembangan anak-anak saya agar kelak mereka bisa membacanya. Entah, apakah diusia dewasa mereka nanti blog ini masih ada atau sudah punah. Paling tidak, teman-teman yang pernah membaca cerita saya bisa membantu saya menceritakannya kembali pada mereka nantinya.

Dari blog pula kita bisa berkompetisi dan berpenghasilan, loh. Banyak sekali ajang lomba menulis blog yang bisa kita ikuti untuk mengasah keterampilan menulis dan juga banyak job-job menulis, content placement, promosi atau review produk yang hasilnya lumayan bikin makin semangat.

Saya ngeblog hanya bermodal smartphone saja. Menulis, editing, menambahi gambar, video, link, dan lainnya saya kerjakan via smartphone. Hanya saat mengubah themes dan layout saja yang harus dikerjakan di laptop. Itu juga hanya sesekali.

Nah, itu dia 3 kegiatan saya agar tetap bisa produktif dari dalam rumah dengan teknologi dan hanya bermodal smartphone. Karena saya di rumah bersama anak-anak, tentunya memakai smartphone tidak bisa kapan saja sesuka hati saya. Apalagi saya yang sangat amat membatasi anak-anak saya bermain gadget.

Berikut ini ada sedikit tips memakai gadget ala saya:

1. Saat bersama anak, pakai seperlunya. Kalau memang penting, biasanya saya izin ke Aal. Kadang ada waktunya anak pengin main sendiri, saat ini saya bisa sambil nulis. Kadang ada waktunya pula anak pengin main ditemani oleh saya, saat ini saya meletakkan hp saya jauh-jauh untuk bermain bersamanya  Jadi, sesuai kondisi saja.

2. Optimalkan produktifitas saat mereka tidur. Biasanya saat mereka tidur siang adalah waktu saya bergriliya dengan gadget. Atau bisa juga saat anak-anak sedang quality time dengn Abinya, nah, itu kesempatan saya untuk ber-gadget ria di kamar sambil berleha-leha.

3. Beritahu anak tentang kegiatan kita menggunakan gadget.. Saya dan anak-anak selalu bercerita tentang apapun. Sesederhana ini, "Sayang, Umi tadi nulis tentang Aal di blog Umi, loh. Mau lihat?", "Sayang, ada foto Aal dan adek, loh, di blog Umi..", "Sayang, ada yang pesan bantal foto, loh...tadi Umi edit fotonya." Jadi anak tahu, kalau kita memakai gadget bukan untuk bermain-main. Karena di hp saya juga tidak ada game sama sekali, hehee.

Sekian tips singkat dari saya untuk menutup cerita tentang menjadi ibu produktif dari dalam rumah dengan teknologi. Tak dipungkiri, kemajuan teknologi memang membawa pengaruh bagi hidup kita, baik itu pengaruh positif atau pengaruh negatif.

Kendali berada di tangan kita. Bagaimana kita memanfaatkan kemajuan teknologi tersebut? Ingin kita gunakan untuk hal yang bermanfaat atau malah terjebak ke dalam hal yang sia-sia yang tidak bermanfaat?

Baca juga yuk tulisannya Uni Eka tentang teknologi, seorang emak yang memang jago IT dan melek teknologi..
Share
Tweet
Pin
Share
15 comments
Picture by Aal 4yo.

Beraktifitas bersama buku dan pena adalah kegemaran Aal sejak usia 2 tahunan. Dia bisa menghabiskan waktu berjam-jam lamanya untuk menulis atau menggambar. Semakin kesini, gambarannya semakin jelas dan berkonsep. Seperti kemarin, Aal menggambar pesawat untuk JNE.

Namanya anak-anak, pemikirannya selalu out of the box. Tapi jangan salah kira, kreatifitasnya yang kadang kita anggap sepele itu sebenarnya penuh dengan ide-ide dan inovasi yang luar biasa. Seperti pesawat untuk JNE yang Aal gambarkan ini, saya kagum sekali dengan gambar dan deskripsinya.

Saking bangganya, saya sebagai emaknya pun menulis dan mengabadikan karya anaknya di blog ini. Siapa tau, kelak dia bisa membaca tulisan ini kembali sebagai kenangan. Atau bahkan, memang dia yang akan membuat desain pesawat di tahun 2040 nanti. Who knows? Wallahua'lam (hanya Allah yang tahu).

Eh tapi, kenapa pesawatnya untuk JNE? Seperti yang kita tahu, JNE adalah perusahaan jasa pengiriman barang/paket. Ketahuan deh, Uminya suka belanja online, makanya Aal sampai hafal dengan Oom JNE yang suka kirim paket ke rumah. Hehehe.

Nah, begini kira-kira deskripsi pesawat untuk JNE ala Aal yang ia ceritakan kepada saya:


Aal: "Aal gambar pesawat untuk JNE. Pesawat ini nggak ada kursi penumpang, karena dia nggak mengangkut orang. Ini pesawat yang membawa barang/paket yang akan dikirim ke luar angkasa."

Umi: "Loh, memangnya paket untuk siapa? Kok ke luar angkasa?"

Aal: "Untuk Om dan Tante astronot yang kerja di luar angkasa. Kasihan mereka kerjanya jauh, jauh dari keluarga. Di sana mereka kerjanya melayang-layang, jadi nanti om kurirnya pun melayang-layang antar paketnya."

Umi: "MasyaAllah. Jadi dia bisa nerima paket dari keluarganya, ya? Bisa ngirim kado ulang tahun juga, dong?"

Aal: "Iya. Ya pengirimannya pakai pesawat JNE khusus untuk ke luar angkasa ini. Laju dan besar banget pesawat ini.. Ini bumi yang kelihatan dari luar angkasa, ini ada bintang dan ada Om astronot yang lagi melayang-layang juga.."




Begitulah Aal mendeskripsikan gambarnya, dengan nada khas balita yang menggemaskan tapi pembahasannya cukup "wow" menurut saya.

Mendengar penjelasannya itu membuat saya berpikir, bisa jadi beberapa tahun lagi akan ada pesawat seperti ini. Bisa jadi perjalanan ke luar angkasa itu sudah menjadi perjalanan yang biasa. Atau, bisa jadi nanti dia salah satu orang yang menciptakan pesawat itu? Wallahua'lam.

Ah, MasyaAllah. Saya hanya bisa kagum sambil berdoa, semoga Aal tumbuh menjadi anak yang bermanfaat bagi orang banyak kelak, selalu dalam lindungan Allah, dan dimudahkan segala urusan di dunia dan akhiratnya. Aamiin.

Pesan untuk diri saya sendiri dan para orang tua yang membaca tulisan ini, dampingi aktifitas anak. Lewat bermain dan beraktifitas bersama, lahirlah ide-ide cemerlang yang kadang tidak kita sangka-sangka. Apresiasi, keluarkan kata-kata positif yang memotivasi, dan jangan lupa lantunkan doa-doa terbaik agar ia tumbuh menjadi insan terbaik.

Sekian dulu cerita saya tentang karya Aal, pesawat untuk JNE. Dan kepada JNE, ini gambar pesawat karya anak saya, Muhammad Al Fatih (AAL) yang berusia 4 tahun. Gambar ini spesial ia buat untuk JNE..
Share
Tweet
Pin
Share
15 comments
Newer Posts
Older Posts

About Me




Hai, saya Juli Yastuti, akrab dipanggil Juli atau Yasti. Bagi saya, menulis adalah cara menebar manfaat termudah. Mau tahu lebih lengkap tentang saya?


Baca Selengkapnya >

Contact


Email : ceritaumi2017@gmail.com / Whatsapp : 083184213939

Find Me Here

Followers

Part Of



My Books




Recent Post

Popular Posts

  • Pohon Literasi, Stimulasi Anak Suka Membaca
  • Aku Sayang Ibu, Catatan Literasi Pertama Aal
  • Review Materi Bunda Sayang Sesi 5: MENSTIMULASI ANAK SUKA MEMBACA
  • Pengalaman Melepas IUD Lama dan Memasang IUD Baru. Kapok?
  • Belajar Memanah Di Mall, Asyik Juga!

Member Of




Categories

  • Sharing
  • Info & Tips
  • Parenting
  • Family
  • Traveling
  • Institut Ibu Profesional (IIP)
  • Homeschooling
  • Batam
  • Review
  • Event
  • Tentang Buku
  • Kuliner
  • Gelora Madani Batam
  • Kolaborasi Blog
  • Mahasiswa
  • Puisi

Blog Archive

  • ►  2011 (11)
    • Jun 2011 (5)
    • Jul 2011 (6)
  • ►  2012 (2)
    • Nov 2012 (2)
  • ►  2013 (7)
    • Jan 2013 (1)
    • Feb 2013 (3)
    • Mar 2013 (1)
    • May 2013 (1)
    • Jun 2013 (1)
  • ►  2014 (13)
    • May 2014 (4)
    • Jun 2014 (4)
    • Jul 2014 (3)
    • Sep 2014 (2)
  • ►  2015 (3)
    • May 2015 (2)
    • Nov 2015 (1)
  • ►  2016 (3)
    • Jan 2016 (2)
    • Mar 2016 (1)
  • ►  2017 (56)
    • Feb 2017 (1)
    • Jun 2017 (1)
    • Aug 2017 (10)
    • Sep 2017 (1)
    • Oct 2017 (5)
    • Nov 2017 (25)
    • Dec 2017 (13)
  • ▼  2018 (142)
    • Jan 2018 (21)
    • Feb 2018 (15)
    • Mar 2018 (18)
    • Apr 2018 (13)
    • May 2018 (17)
    • Jun 2018 (7)
    • Jul 2018 (9)
    • Aug 2018 (11)
    • Sep 2018 (5)
    • Oct 2018 (8)
    • Nov 2018 (7)
    • Dec 2018 (11)
  • ►  2019 (67)
    • Jan 2019 (8)
    • Feb 2019 (6)
    • Mar 2019 (7)
    • Apr 2019 (4)
    • May 2019 (5)
    • Jun 2019 (10)
    • Jul 2019 (6)
    • Aug 2019 (3)
    • Sep 2019 (6)
    • Oct 2019 (5)
    • Nov 2019 (2)
    • Dec 2019 (5)
  • ►  2020 (28)
    • Jan 2020 (7)
    • Feb 2020 (3)
    • Mar 2020 (4)
    • Apr 2020 (1)
    • May 2020 (3)
    • Jun 2020 (3)
    • Jul 2020 (2)
    • Aug 2020 (1)
    • Oct 2020 (1)
    • Nov 2020 (1)
    • Dec 2020 (2)
  • ►  2021 (28)
    • Jan 2021 (1)
    • Apr 2021 (2)
    • May 2021 (2)
    • Jun 2021 (2)
    • Jul 2021 (4)
    • Aug 2021 (4)
    • Sep 2021 (1)
    • Oct 2021 (4)
    • Nov 2021 (4)
    • Dec 2021 (4)
  • ►  2022 (14)
    • Mar 2022 (2)
    • Apr 2022 (1)
    • May 2022 (1)
    • Jun 2022 (2)
    • Jul 2022 (2)
    • Aug 2022 (2)
    • Sep 2022 (3)
    • Oct 2022 (1)
  • ►  2023 (6)
    • Jan 2023 (3)
    • Feb 2023 (2)
    • Mar 2023 (1)

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates