Ah, senangnya yang baru melahirkan. Malaikat kecil yang sudah ditunggu-tunggu akhirnya hadir di dunia, di sisi kita. Saat ini kita menyandang status baru, yaitu sebagai seorang ibu. Tapi di masa-masa ini, belum tentu kebahagiaan yang mendominasi. Bukan karena si buah hati, bukan. Mungkin karena lingkungan yang belum mengerti dan memahami bagaimana lemah dan rapuhnya hati ketika menjadi seorang ibu baru. Apalagi ketika kita mengalami body shaming dari orang-orang sekitar. Nah, apa itu body shaming?
Sumber gambar: womantalk.com |
Body Shaming
Istilah ini belakangan sering bersliweran. Menurut bahasa, kita tahu sendiri bahwa "body" itu artinya tubuh, dan "shaming" artinya mempermalukan. Kalau saya menyimpulkan dari beberapa artikel yang saya baca tentang body shaming, body shaming itu adalah mencela atau mengomentari seseorang karena tubuh/fisiknya.Bagi ibu baru, banyak sekali perubahan yang terjadi pada dirinya dan kehidupannya. Perubahan bentuk tubuh atau fisik itu sudah jelas pasti terjadi pada setiap wanita yang sudah berstatus sebagai seorang ibu baru. Sayangnya, pembahasan tentang fisik ini sering kali menjadi topik pembicaraan saat bertemu dengan rekan atau teman, dan bahkan terpampang jelas di kolom komentar foto kita yang terpajang di sosial media.
"Setelah lahiran gemukan, ya.."
"Baru anak satu tapi udah melar, ya.."
"Kok setelah melahirkan perutnya masih buncit?"
Ahh, banyak lagi. Itu body shaming dan itu melukai hati si ibu baru. Sadarkah, kalau body shaming seperti itu berakibat buruk yang pastinya tidak diharapkan oleh si ibu baru atau siapapun. Bagaimana jika Anda di posisinya, atau bagaimana istri Anda berada di posisinya?
Body Shaming Terhadap Ibu Baru, Ini Akibatnya!
1. Baby Blues Syndrom
Banyak yang belum mengetahui apa itu baby blues syndrom. Baby blues syndrome adalah perasaan yang sangat sedih di hari-hari setelah bayi lahir dan itu sangat normal. Meskipun normal, bukan berarti ini tidak bisa dicegah atau diminimalisir. Body shaming ini salah satu penyebab baby blues syndrom menjadi lebih parah. Ibu baru sangat membutuhkan dukungan dan aura positif yang penuh motivasi di sekelilingnya, bukan komentar-komentar nyinyir yang tidak penting.
2. Tidak Percaya Diri
Dulunya dia dipuji karena body-nya yang aduhai, sekarang malah berbalik. Si ibu jadi tidak percaya diri di depan umum, difoto, bahkan malu bertemu dengan teman lama. Dia merasa kecil. Dia lupa bahwa di mata Allah dia bagaikan permata, tiap perjuangannya dalam mengurus buah hati itu sangat dekat dengan Surga.
3. Takut Ditinggal Suami
Tidak percaya diri di depan suami, sering merasa cemburu yang tidak penting. Apalagi jika suami bekerja dan disekelilingnya banyak wanita-wanita yang langsing dan menarik, si ibu baru merasa tidak berarti di mata suami. Peran Anda sangat diperlukan di sini, Pak. Pahamilah kondisinya, berikan pelukan hangat untuknya, yakinkan bahwa dialah istri dan ibu yang luar biasa dan ia sangat berharga.
4. Mempengaruhi ASI
Dari 3 akibat di atas, adanya kesedihan, ketakutan, kekhawatiran yang berlebihan bisa menyebabkan stres yang seharusnya dihindari oleh tiap ibu baru yang menyusui. Kualitas dan kuantitas ASI ibu akan menurun jika ibu mengalami stres. Ibu menyusui itu harus dan berhak bahagia, lho!
Itu dia 4 akibat yang bisa terjadi jika ibu baru mengalami body shaming. Yuk, kita budayakan berpikir dan menyaring kata-kata lebih dulu sebelum kita mengeluarkannya, khususnya kepada ibu baru.
Stop body shaming terhadap ibu baru! Berikan kata-kata positif penuh motivasi dan doa, jangan sampai kata-kata yang keluar dari mulut kita itu malah bagaikan ujung pisau yang mengiris-iris hatinya...si ibu baru.
Tulisan ini adalah tulisan kolaborasi saya dengan personil #mamakseterong. Yuk, baca juga tulisannya Si Ibuk dan Bubun Unna tentang Body Shaming!