• Home
  • About Me
  • Category
    • Sharing
    • Info & Tips
    • Parenting
    • Family
    • Homeschooling
    • Review
    • Traveling
    • Tentang Buku
    • Gelora Madani Batam
    • Event
Youtube Instagram Twitter Facebook

Cerita Umi

"Apa artinya tambahan uang dan kepuasan profesional jika akhirnya anak saya tidak dapat saya timang sendiri, saya bentuk pribadinya sendiri." -Ibu Hasri Ainun Habibie-

Saya adalah (ex) karyawan kontrak BP Batam, tempat dimana ribuan orang menginginkan bekerja disana, termasuk saya. Kesempatan bekerja disana amat sangat mahal, dan Alhamdulillah Allah mempercayai saya untuk berada disana meskipun hanya untuk sementara.

Segala Puji Bagi Allah, rejeki saya ternyata tidak hanya berkerja disana, tetapi juga seorang anak, saya hamil setelah dua minggu bekerja. Sebenarnya status saya di tempat kerja belum diperbolehkan untuk hamil/melahirkan. Namun berlaku kebijakan, bagi karyawan kontrak yang hamil/melahirkan, maka cuti hanya berlaku 30 hari kerja saja. Bimbang. Tetapi apapun yang terjadi, anak tetaplah nomor satu.

Selama menjalani masa kehamilan, saya bekerja dan menikmati menjadi wanita (bumil/makbun) karier.  Sampai pada akhirnya pangeran pertama saya lahir, dan saya memutuskan untuk berhenti.

Kenapa? Apakah tidak disayangkan? Apakah saya rugi karena kesempatan untuk bekerja disana itu mahal?  Ya, saya akui sangat sayang. Tapi saya lebih menyayangi pangeran saya.

Mayoritas wanita karier mempercayakan buah hatinya kepada para orang tua. Tidak salah, itu adalah solusi terbaik bagi mereka yang memilih bekerja. Ada juga wanita karier yang mempercayakan kepada suster, pengasuh anak, atau mungkin penitipan anak. Itu juga termasuk solusi bagi wanita bekerja dan berpenghasilan memadai. Semua adalah pilihan, dan pilihan setiap orang pun tak sama.

Saya mempunyai orang tua yang sudah berusia kepala 5, karena berbagai faktor kesehatan mereka, saya tidak tega melihat mereka mengasuh bayi saya di rumah ketika saya dan suami bekerja. Saya juga belum memiliki finansial yang memadai untuk menyewa pengasuh ataupun penitipan anak. 

Sebenarnya masalah finansial itu bukanlah alasan yang mutlak. Intinya adalah saya hanya ingin merawat dan mengasuh anak saya sendiri dengan tangan dan kasih sayang saya secara utuh.

Hal ini mengingatkan saya dengan kata-kata almarhumah Ibu Ainun yang tertulis dalam buku Ainun-Habibie, berikut kutipannya :
“Mengapa saya tdk bekerja? 
Bukankah saya dokter? 
Memang. Dan sangat mungkin saya bekerja waktu itu. 
Namun saya pikir: buat apa uang tambahan dan kepuasan batin yang barangkali cukup banyak itu jika akhirnya diberikan pada seorang perawat pengasuh anak bergaji tinggi dengan resiko kami kehilangan kedekatan pada anak sendiri?

Apa artinya tambahan uang dan kepuasan profesional jika akhirnya anak saya tidak dapat saya timang sendiri, saya bentuk pribadinya sendiri ?

Anak saya akan tidak memiliki ibu.

Seimbangkah anak kehilangan ibu bapak, seimbangkah orang tua kehilangan anak, dengan uang dan kepuasan pribadi tambahan karena bekerja? 

Itulah sebabnya saya memutuskan menerima hidup pas-pasan." -Ibu Hasri Ainun Habibie-

Sangat memungkinkan dan sangat amat bisa saya untuk tetap melanjutkan bekerja, tetapi anak saya akan kehilangan kasih sayang dari sosok ibunya beberapa jam di setiap hari-hari emas perkembangannya. Waktu tidak pernah bisa terulang, saya tidak ingin kehilangan masa-masa itu.

Finansial adalah salah satu alasan mengapa wanita memilih untuk bekerja. Tidak lain bermaksud demi kebahagiaan dan kesejahteraan anak-anaknya di masa depan. Benar sekali, saya setuju mengingat jaman sekarang yang serba mahal.. Tapi lagi-lagi itu adalah pilihan. Saya memilih mempercayakan kepada Allah tentang rezeki anak-anak saya. Bukankah Allah Maha Kaya? 

Saya hanya memilih untuk sepenuhnya menjalankan tugas saya sebagai seorang ibu dan seorang istri secara penuh, belajar dan berusaha menjadi pendamping terbaik untuk suami saya yang setiap harinya melangkah mencari nafkah, dan berusaha menjadi madrasah terbaik untuk buah hati saya.

Kembali lagi pada pribadi masing-masing, bahwa semuanya adalah pilihan. Seperti itulah pilihan saya, semoga Allah meridhoi..aamiin.
Mohon maaf atas segala kekhilafan dan kekurangan saya.. :-)

-yst-
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Assalamu'alaykum...
Setelah bercerita tentang Inisiasi Menyusui Dini (IMD), kali ini saya ingin bercerita tentang Keluarga Berencana (KB) yang juga berkaitan dengan menyusui.
Sudah pernah saya ceritakan sebelumnya, anak saya lahir melalui jalan caesar. Untuk itu, sangat disarankan untuk menjarakkan minimal 2 tahun dengan kehamilan saya yang berikutnya demi kesehatan atau kepulihan bekas operasi caesar anak pertama saya. Selain itu juga menurut saya, kasihan bayinya nanti kalau kita terlalu cepat memberikan dia adik, dia masih butuh kasih sayang penuh dari kita, dan juga Air Susu Ibu (ASI) yang cukup kalau bisa sampai 2 tahun tanpa bantuan susu formula.
Untuk itu, saya dan suami mencari-cari informasi tentang alat kontrasepsi apa sih yang aman untuk ibu menyusui ASI Ekslusif seperti saya dan alat kontrasepsi yang digunakan tidak mengganggu produksi dan kualitas ASI. Singkat cerita, belum ada KB yang kira-kira pas di hati. Dan akhirnya kami menunda penggunaan KB tersebut. Tetapi tahukah Ibu, bahwa ternyata ASI Eksklusif itu merupakan KB alami bagi kita, loh. Awalnya saya berkonsultasi dengan kakak sepupu saya yang juga seorang bidan tentang saya yang sampai sekarang belum pernah lagi mengalami menstruasi. Bukannya setelah melahirkan dan nifas seharusnya saya kembali menstruasi? Dibalik kekhawatiran saya, beliau menjelaskan tentang Laktasi Amenorea yaitu terhambatnya kesuburan karena ASI Eksklusif sehingga dapat menjadi KB alami untuk kita. Yah, pastinya pas untuk Ummi yang belum merasa cocok dengan pilihan alat kontrasepsi lainnya.
Disini saya bantu mencarikan bacaan yang lebih detail tentang KB dengan Metode Laktasi Amenorea. Semoga bermanfaat untuk para Ibu dan calon Ibu.. ^^
---
Banyak pasangan suami istri yang takut untuk langsung kembali mengandung sesaat setelah melahirkan. Usia anak yang masih sangat kecil biasanya menjadi alasan pasangan suami istri untuk mengatur kehamilannya, dan hal tersebut
adalah benar, anak yang masih sangat kecil membutuhkan perhatian yang sangat besar dari kedua orang tuanya bahkan hingga mereka melewati fase balita. Karena kekhawatiran tersebut, banyak ibu setelah masa nifas langsung menggunakan berbagai metode kontrasepsi untuk mencegah kehamilan.
Biasanya pilihan ibu adalah kontrasepsi suntik, pil KB, implan, atau IUD/AKDR. Walaupun masih menjadi perdebatan tentang pemberiannya, namun pemberian kontrasepsi hormonal, terutama pil KB kombinasi estrogen-progesteron (estrogen paling memiliki pengaruh), dikhawatirkan dapat menekan produksi ASI walaupun tidak mengurangi kualitas ASI itu sendiri, akibatnya ini akan sangat merugikan bagi bayi. Kontrasepsi paling aman untuk ibu menyusui ialah IUD/AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), karena tidak mengandung hormon yang mampu mempengaruhi produksi ASI ibu.
Tapi tahukah ibu, dalam masa 6 bulan pertama setelah melahirkan ibu dapat tidak hamil tanpa menggunakan berbagai kontrasepsi tersebut?
Jawabannya adalah ‘dapat’. Kini telah dikenalkan Metode Laktasi Amenore (MLA), yang telah diteliti dapat menghambat kehamilan hingga 98%.
Apa itu MLA (Metode Laktasi
Amenore)?
Anda pernah mendengar mengenai Metoda Laktasi Amenore (MLA)? Jika belum, MLA adalah metode kontrasepsi alamiah di mana ibu-ibu pasca melahirkan dapat tidak hamil tanpa menggunakan KB hormonal, namun cukup hanya dengan memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan pertama pasca persalinan, dengan kata lain ibu hanya memberikan ASI sebagai makanan utama bayi tanpa makanan pendamping lain termasuk air putih. Rangsangan puting susu ibu saat menyusui dapat merangsang otak untuk menghambat proses kesuburan ibu, sehingga kehamilan dapat dicegah.
Syarat dan Kriteria MLA Penggunaan metode ini harus memenuhi tiga kriteria, adapun kriteria tersebut ialah:
1. Memberikan ASI secara eksklusif sesering mungkin sesuai keinginan bayi (feeding on demand ), baik siang maupun malam. Frekuesi pemberian ASI paling sedikit 10-12 kali sehari dalam satu bulan pertama sesudah melahirkan, dan 8-10 kali sehari (termasuk 1 kali pada malam hari) untuk usia bayi di atas satu bulan. Menyusukan bayi sebaiknya tidak melibihi 4 jam antara satu waktu pemberian ke pemberian berikutnya di siang hari, dan pada malam hari waktu pemberian ASI tidak boleh lebih dari 6 jam.
2. Usia bayi kurang dari 6 bulan.
3. Ibu belum mendapat menstruasi. Jika ibu telah menstruasi dalam 6 bulan pertama pasca persalinan, maka sudah pasti metode ini tidak dapat digunakan.
Jika salah satu kriteria tersebut tidak dapat dipenuhi maka penggunaan MLA tidak dianjurkan, dan ibu dapat berkonsultasi dengan dokter atau tenaga kesehatan lainnya mengenai metode kontrasepsi lain yang sesuai dan aman bagi ibu.
Bagaimana Pelaksanaan MLA pada
Ibu yang Bekerja di Luar Rumah?
Selama tiga kriteria pemberian MLA masih dapat diterapkan oleh ibu yang bekerja di luar rumah maka cara ini masih dapat digunakan, terutama jika bayi dapat dibawa ke tempat kerja. Pada zaman sekarang telah banyak ditemukan tempat lingkungan kerja yang dilengkapi dengan ruangan khusus untuk ibu menyusui, bahkan membawa bayi ke tempat kerja telah menjadi tren di lingkungan wanita karir yang memiliki
bayi, tentunya dengan bantuan pengasuh bayi. Pada intinya tetap sesuai dengan ketentuan di mana jika ibu tetap ingin menerapkan MLA bayi tidak boleh terpisah lebih dari 4 jam dari ibunya.
ASI perah dalam fungsinya sebagai kontrasepsi agak kurang menguntungkan dan memiliki angka kegagalan kontrasepsi yang lebih tinggi yaitu berkisar 5 dari 100 ibu pekerja yang menggunakan MLA, hal ini dikarenakan hisapan pompa tidak sekuat hisapan bayi, sehingga mengurangi respon neuroendokrin di otak untuk mencegah kesuburan ibu.
Cara Kerja
Cara kerja dari MLA adalah menunda atau menekan terjadinya ovulasi. Pada saat laktasi/menyusui, hormon yang berperan adalah prolaktin dan oksitosin. Semakin sering menyusui, maka kadar prolaktin meningkat dan hormon gonadotrophin melepaskan hormon penghambat (inhibitor). Hormon penghambat akan mengurangi kadar estrogen , sehingga tidak terjadi ovulasi .
Efektifitas
Efektifitas MLA sangat tinggi sekitar 98 persen apabila digunakan secara benar dan memenuhi persyaratan sebagai
berikut: Digunakan selama enam bulan pertama setelah melahirkan, belum mendapat haid pasca melahirkan dan menyusui secara eksklusif (tanpa memberikan makanan atau minuman tambahan). Efektifitas dari metode ini juga sangat tergantung pada frekuensi dan intensitas menyusui.
Manfaat
MLA memberikan manfaat kontrasepsi maupun non kontrasepsi .
>Manfaat Kontrasepsi
Manfaat kontrasepsi dari MLA antara lain:
1. Efektifitas tinggi (98 persen) apabila digunakan selama enam bulan pertama setelah melahirkan , belum mendapat haid dan menyusui eksklusif.
2. Dapat segera dimulai setelah melahirkan.
3. Tidak memerlukan prosedur khusus, alat maupun obat.
4. Tidak memerlukan pengawasan medis .
5. Tidak mengganggu senggama .
6. Mudah digunakan.
7. Tidak perlu biaya.
8. Tidak menimbulkan efek samping sistemik.
9. Tidak bertentangan dengan budaya maupun agama.
> Manfaat Non Kontrasepsi
Manfaat non kontrasepsi dari MLA antara lain:
*Untuk bayi
1. Mendapatkan kekebalan pasif.
2. Peningkatan gizi .
3. Mengurangi resiko penyakit menular .
4. Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi air, susu formula atau alat minum yang dipakai.
*Untuk ibu
1. Mengurangi perdarahan post partum /setelah melahirkan.
2. Membantu proses involusi uteri ( uterus kembali normal ).
3. Mengurangi resiko anemia .
4. Meningkatkan hubungan psikologi antara ibu dan bayi.
Keterbatasan
Metode Laktasi Amenore (MLA) mempunyai keterbatasan antara lain:
1. Memerlukan persiapan dimulai sejak kehamilan .
2. Metode ini hanya efektif digunakan selama 6 bulan setelah melahirkan, belum mendapat haid dan menyusui secara eksklusif.
3. Tidak melindungi dari penyakit menular seksual termasuk Hepatitis B ataupun HIV/AIDS .
4. Tidak menjadi pilihan bagi wanita yang tidak menyusui.
5. Kesulitan dalam mempertahankan pola menyusui secara eksklusif.
Yang Dapat Menggunakan MLA
MLA dapat digunakan oleh wanita yang ingin menghindari kehamilan dan memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Wanita yang menyusui secara eksklusif.
2. Ibu pasca melahirkan dan bayinya berumur kurang dari 6 bulan.
3. Wanita yang belum mendapatkan haid pasca melahirkan.
Wanita yang menggunakan Metode Laktasi Amenore (MLA), harus menyusui dan memperhatikan hal-hal di bawah ini:
1. Dilakukan segera setelah melahirkan.
2. Frekuensi menyusui sering dan tanpa jadwal.
3. Pemberian ASI tanpa botol atau dot.
4. Tidak mengkonsumsi suplemen.
5. Pemberian ASI tetap dilakukan baik ketika ibu dan atau bayi sedang sakit.
Metode Laktasi Amenore (MLA) tidak dapat digunakan oleh:
1. Wanita pasca melahirkan yang sudah mendapat haid.
2. Wanita yang tidak menyusui secara eksklusif.
3. Wanita yang bekerja dan terpisah dari bayinya lebih dari 6 jam.
4. Wanita yang harus menggunakan metode kontrasepsi tambahan.
5. Wanita yang menggunakan obat yang mengubah suasana hati.
6. Wanita yang menggunakan obat-obatan jenis ergotamine, anti metabolisme , cyclosporine, bromocriptine, obat radioaktif, lithium atau anti koagulan.
7. Bayi sudah berumur lebih dari 6 bulan.
8. Bayi yang mempunyai gangguan metabolisme.
Metode Laktasi Amenore (MLA) tidak direkomendasikan pada kondisi ibu yang mempunyai HIV/AIDS positif dan TBC aktif . Namun demikian, MAL boleh digunakan dengan pertimbangan penilaian klinis medis, tingkat keparahan kondisi ibu, ketersediaan dan penerimaan metode kontrasepsi lain.
Sumber 1
Sumber 2
Semoga bermanfaat.. ^^/
Wassalamu'alaykum...
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Assalamu'alaykum.. Saya mau menceritakan pengalaman pribadi tentang Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Banyak para Ibu dan Ayah yang belum mengetahui tentang IMD, termasuk saya dan suami ketika saya sedang hamil anak pertama kami. Awalnya, saya mengetahui IMD dari kakak ipar saya yang berhasil IMD dengan bayinya. Karena merasa kurang dengan pengetahuan tentang itu, saya coba googling tentang IMD.
Ternyata, banyak sekali manfaat dari IMD. Sayangnya, kita harus jeli memilih rumah sakit/tempat bersalin yang pro-ASI dan menerapkan IMD baik si ibu melahirkan secara normal maupun caesar.
Jujur, saya sedikit kecewa karena kami belum berhasil IMD dengan pangeran kami dikarenakan rumah sakit tersebut belum menerapkan IMD dengan proses melahirkan caesar. Tapi alhamdulillah, berkat semangat dan perhatian suami saya dalam pentingnya pemberian ASI Ekslusif, pangeran kami Muhammad Al Fatih insyaAllah masih dalam program ASI Eksklusif sampai detik ini. Ya, peran suami sangat berpengaruh!
Disini saya akan berbagi tentang pengetahuan IMD yang saya dapatkan sebagai bahan bacaan bagi para calon orang tua agar dapat mempersembahkan yang terbaik bagi sang buah hati. Inilah hak mereka para bayi, mendapatkan ASI Eksklusif demi kecukupan gizi, kekebalan tubuh, dan manfaat lainnya untuk kelangsungan hidup mereka.
---
INISIASI Menyusu Dini adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, di mana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan ke puting susu). Inisiasi Menyusu Dini akan sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI eksklusif (ASI saja) dan lama menyusui. Dengan demikian, bayi akan terpenuhi
kebutuhannya hingga usia 2 tahun, dan mencegah anak kurang gizi.
Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan Unicef yang merekomendasikan inisiasi menyusu dini sebagai tindakan ‘penyelamatan kehidupan’, karena inisiasi menyusu
dini dapat menyelamatkan 22 persen dari bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan. “Menyusui satu jam pertama kehidupan yang diawali dengan kontak kulit antara ibu dan bayi dinyatakan sebagai indikator global. Ini merupakan hal baru bagi Indonesia, dan merupakan program pemerintah, sehingga diharapkan semua tenaga kesehatan di semua tingkatan pelayanan kesehatan baik swasta, maupun masyarakat dapat mensosialisasikan dan melaksanakan
mendukung suksesnya program tersebut, sehingga diharapkan akan tercapai sumber daya Indonesia yang berkualitas,“ ujar Ibu Negara pada suatu kesempatan.

Tahap-tahap dalam Inisiasi Menyusu Dini
1. Dalam proses melahirkan, ibu disarankan untuk mengurangi/tidak menggunakan obat kimiawi. Jika ibu menggunakan obat kimiawi terlalu banyak, dikhawatirkan akan terbawa ASI ke bayi yang nantinya akan menyusu dalam proses inisiasi menyusu dini.
2. Para petugas kesehatan yang membantu Ibu menjalani proses
melahirkan, akan melakukan kegiatan penanganan kelahiran seperti biasanya. Begitu pula jika ibu harus menjalani operasi caesar.
3. Setelah lahir, bayi secepatnya dikeringkan seperlunya tanpa menghilangkan vernix (kulit putih). Vernix (kulit putih) menyamankan kulit bayi.
4. Bayi kemudian ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Untuk mencegah bayi kedinginan, kepala bayi dapat dipakaikan topi. Kemudian, jika perlu, bayi dan ibu diselimuti.
5. Bayi yang ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dibiarkan untuk mencari sendiri puting susu ibunya (bayi tidak dipaksakan ke puting susu). Pada  dasarnya, bayi memiliki naluri yang kuat untuk mencari puting susu ibunya. Itulah kuasa Tuhan.
6. Saat bayi dibiarkan untuk mencari puting susu ibunya, Ibu perlu didukung dan dibantu untuk mengenali perilaku bayi sebelum menyusu. Posisi ibu yang berbaring mungkin tidak dapat mengamati dengan jelas apa yang dilakukan oleh bayi.
7. Bayi dibiarkan tetap dalam posisi kulitnya bersentuhan dengan kulit ibu sampai proses menyusu pertama selesai.
8. Setelah selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap, diberi vitamin K dan tetes mata.
9. Ibu dan bayi tetap bersama dan dirawat-gabung. Rawat-gabung memungkinkan ibu menyusui bayinya kapan saja si bayi menginginkannya, karena kegiatan menyusu tidak boleh
dijadwal. Rawat-gabung juga akan meningkatkan ikatan batin antara ibu dengan bayinya, bayi jadi jarang menangis karena selalu merasa dekat dengan ibu, dan selain itu dapat memudahkan ibu untuk beristirahat dan menyusui.

Manfaat Kontak Kulit Bayi ke Kulit Ibu
1. Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat. Kulit ibu akan menyesuaikan suhunya dengan kebutuhan bayi. Kehangatan saat menyusu menurunkan risiko kematian karena hypothermia (kedinginan).
2. Ibu dan bayi merasa lebih tenang, sehingga membantu pernafasan dan detak jantung bayi lebih stabil. Dengan
demikian, bayi akan lebih jarang rewel sehingga mengurangi pemakaian energi.
3. Bayi memperoleh bakteri tak berbahaya (bakteri baik) yang ada antinya di ASI ibu. Bakteri baik ini akan membuat koloni di usus dan kulit bayi untuk menyaingi bakteri yang lebih ganas dari lingkungan.
4. Bayi mendapatkan kolostrum (ASI pertama), cairan berharga yang kaya akan antibodi (zat kekebalan tubuh) dan zat penting lainnya yang penting untuk pertumbuhan usus. Usus bayi ketika dilahirkan masih sangat muda, tidak siap untuk mengolah asupan makanan.
5. Antibodi dalam ASI penting demi ketahanan terhadap infeksi, sehingga menjamin kelangsungan hidup sang bayi.
6. Bayi memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak mengganggu pertumbuhan, fungsi usus, dan alergi. Makanan lain selain ASI mengandung protein yang bukan protein manusia (misalnya susu hewan), yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh usus bayi.
7. Bayi yang diberikan mulai menyusu dini akan lebih berhasil menyusu ASI eksklusif dan mempertahankan menyusu setelah 6 bulan.
8. Sentuhan, kuluman/emutan, dan jilatan bayi pada puting ibu akan merangsang keluarnya oksitosin yang penting karena:
>Menyebabkan rahim berkontraksi membantu mengeluarkan plasenta dan mengurangi perdarahan ibu.
>Merangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi tenang, rileks, dan mencintai bayi, lebih kuat menahan sakit/nyeri (karena hormon meningkatkan ambang nyeri), dan timbul
rasa sukacita/bahagia.
>Merangsang pengaliran ASI dari payudara, sehingga ASI matang (yang berwarna putih) dapat lebih cepat keluar.
SOP Inisiasi Menyusu Dini Pada Partus Spontan/Normal.
1. Dianjurkan SUAMI atau keluarga MENDAMPINGI ibu dikamar bersalin.(ABM protocol#5 2003, UNICEF dan WHO: BFHI Revised, 2006).
2. Dalam menolong ibu melahirkan disarankan untuk mengurangi / tidak menggunakan obat kimiawi
3. Bayi lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali tangannya; tanpa menghilangkan vernix Mulut dan hidung bayi dibersihkan, talipusat diikat.
4. Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, Bayi di TENGKURAPKAN di dada-perut ibu dengan KULIT bayi MELEKAT pada KULIT ibu dan mata bayi setinggi puting susu. Keduanya diselimuti. Bayi dapat diberi topi.
5. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi. Biarkan bayi mencari puting sendiri.
6. Ibu didukung dan dibantu mengenali perilaku bayi sebelum menyusu.
7. Biarkan KULIT kedua bayi bersentuhan dengan KULIT ibu selama PALING TIDAK SATU JAM ; bila menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, tetap biarkan kulit ibu – bayi bersentuhan sampai setidaknya 1 jam (UNICEF dan WHO: BFHI Revised, 2006 and UNICEF India : 2007, ( Kausand Kennel 2001; American College of OBGYN 2007 and ABM protocol #5 2003).
8. Bila dlm 1 jam menyusu awal belum terjadi, bantu ibu dengan MENDEKATKAN BAYI KE PUTING tapi jangan memasukkan puting ke mulut bayi. BERI WAKTU kulit melekat pada kulit 30 MENIT atau 1 JAM lagi.
9. Setelah setidaknya melekat kulit ibu dan kulit bayi setidaknya 1 jam atau selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap, diberi vit K.
10. RAWAT GABUNG BAYI : Ibu – bayi dirawat dalam satu kamar, dalam jangkauan ibu selama 24 jam. (American College of OBGYN 2007 and ABM protocol #5 2003).
11. Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi medis. Tidak diberi dot atau empeng.
SOP Inisiasi Menyusu Dini Pada Operasi Caesar
1. Dianjurkan SUAMI atau keluarga MENDAMPINGI ibu dikamar operasi atau dikamar pemulihan.( ABM protocol#5 2003, UNICEF dan WHO: BFHI Revised, 2006).
2. Begitu lahir diletakkan di meja resusitasi untuk DINILAI , dikeringkan secepatnya terutama kepala tanpa
menghilangkan vernix ; kecuali tangannya. Dibersihkan mulut dan hidung bayi, talipusat diikat.
3. Kalau bayi tak perlu diresusitasi; bayi dibedong, dibawa ke ibu. Diperlihatkan kelaminnya pada ibu kemudian mencium ibu.
4. Tengkurapkan bayi didada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Kaki bayi agak sedikit serong/melintang
menghindari sayatan operasi. Bayi dan ibu diselimuti. Bayi diberi topi.
5. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi mendekati puting. Biarkan bayi mencari puting sendiri.
6. Biarkan KULIT Bayi bersentuhan dengan kulit ibu PALINGTIDAK selama SATU JAM , bila menyusu awal selesai sebelum 1 jam; tetap kontak kulit ibu-bayi selama setidaknya 1 jam (UNICEF dan WHO: BFHI Revised, 2006 and UNICEF India : 2007, Klaus and Kennel 2001; American College of OBGYN 2007 and ABM protocol #5 2003).
7. Bila bayi menunjukan kesiapan untuk minum, bantu ibu dg MENDEKATKAN BAYI KE PUTING tapi tidak memasukkan
puting ke mulut bayi. Bila dalam 1 jam belum bisa menemukan puting ibu, beri tambahan WAKTU melekat pada dada ibu, 30 menit atau 1 jam lagi.
8. Bila operasi telah selesai, ibu dapat dibersihkan dengan bayi tetap melekat didadanya dan dipeluk erat oleh ibu. Kemudian ibu dipindahkan dari meja operasi ke ruang pulih (RR) dengan bayi tetap didadanya.
9. Bila ayah tidak dapat menyertai ibu di kamar operasi, diusulkan untuk mendampingi ibu dan mendoakan anaknya saat di kamar pulih.
10. RAWAT GABUNG: Ibu – bayi dirawat dalam satu kamar, bayi dalam jangkauan ibu selama 24 jam. (American College of OBGYN 2007 and ABM protocol #5 2003). Berikan ASI saja
tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi medis. Tidak diberi dot atau empeng.
SOP Inisiasi Menyusu Dini Pada Gemelli/Kembar
1. Dianjurkan SUAMI atau keluarga MENDAMPINGI ibu dikamar bersalin.(ABM protocol#5 2003, UNICEF dan WHO: BFHI Revised, 2006) .
2. Bayi pertama lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali tangannya; tanpa menghilangkan vernix. Mulut dan hidung bayi dibersihkan, talipusat diikat.
3. Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, Bayi di TENGKURAPKAN di dada-perut ibu dengan KULIT bayi MELEKAT pada KULIT ibu dan mata bayi setinggi puting susu. Keduanya diselimuti. Bayi dapat diberi topi.
4. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi. Biarkan bayi mencari puting sendiri.
5. Bila ibu merasa akan melahirkan bayi kedua, berikan bayi pertama pada ayah. Ayah memeluk bayi dengan kulit bayi
melekat pada kulit ayah seperti pada perawatan metoda kanguru. Keduanya ditutupi baju ayah.
6. Bayi kedua lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali tangannya; tanpa menghilangkan vernix.
Mulut dan hidung bayi dibersihkan, talipusat diikat.
7. Bila bayi kedua tidak memerlukan resusitasi, bayi kedua DITENGKURAPKAN di dada-perut ibu dengan KULIT bayi MELEKAT pada KULIT ibu . Letakkan kembali bayi pertama di dada ibu berdampingan dengan saudaranya, Ibu dan kedua
bayinya diselimuti. Bayi – bayi dapat diberi topi.
8. Biarkan KULIT kedua bayi bersentuhan dengan KULIT ibu selama PALING TIDAK SATU JAM; bila menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, tetap biarkan kulit ibu – bayi bersentuhan
sampai setidaknya 1 jam (UNICEF dan WHO: BFHI Revised,2006 and UNICEF India : 2007, ( Klausand Kennel 2001;
American College of OBGYN 2007 and ABM protocol #5 2003).
9. Bila dlm 1 jam menyusu awal belum terjadi, bantu ibu dengan MENDEKATKAN BAYI KE PUTING tapi jangan memasukkan puting ke mulut bayi. BERI WAKTU 30 MENIT atau 1 JAM lagi kulit melekat pada kulit
10. RAWAT GABUNG BAYI :Ibu – bayi dirawat dalam satu kamar, dalam jangkauan ibu selama 24 jam. (American College of OBGYN 2007 and ABM protocol #5 2003). Berikan ASI saja
tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi medis. Tidak diberi dot atau empeng.
Sumber: 
www.dinkes.kulonprogokab.go.id/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=12
Semoga bermanfaat untuk para pembaca. Ayo para Ayah dan Bunda, sukseskan IMD demi anak-anak kita, generasi bagi agama dan negara.

Wassalamu'alaykum..

Share
Tweet
Pin
Share
1 comments

Hal tersulit adalah ketika kita terpaksa berbicara tanpa bersuara.
Dimana hati berteriak tetapi tiada satu pun orang yang mendengar.
Ketakutan dan ketakutan pun tumpah berupa titikan air yang tertahan.
Aku takut gelap, tanpa cahayaNya.
Aku takut sendiri, tanpa mereka.
Bagaimana dengan mereka?
Semoga semua ini tercatat indah,
Walaupun terlalu naif aku mengharap.
Ya Allah, aku tahu Engkau Maha Melihat dan Maha Mengetahui.

-xxxxx-

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

About Me




Hai, saya Juli Yastuti, akrab dipanggil Juli atau Yasti. Bagi saya, menulis adalah cara menebar manfaat termudah. Mau tahu lebih lengkap tentang saya?


Baca Selengkapnya >

Contact


Email : ceritaumi2017@gmail.com / Whatsapp : 083184213939

Find Me Here

Followers

Part Of



My Books




Recent Post

Popular Posts

  • Pohon Literasi, Stimulasi Anak Suka Membaca
  • Aku Sayang Ibu, Catatan Literasi Pertama Aal
  • Review Materi Bunda Sayang Sesi 5: MENSTIMULASI ANAK SUKA MEMBACA
  • Pengalaman Melepas IUD Lama dan Memasang IUD Baru. Kapok?
  • Menyenangkan! Pengalaman Berlayar Menggunakan Kapal Roro Dari Batam ke Riau Selama 18 Jam

Member Of




Categories

  • Sharing
  • Info & Tips
  • Parenting
  • Family
  • Traveling
  • Institut Ibu Profesional (IIP)
  • Homeschooling
  • Batam
  • Review
  • Event
  • Tentang Buku
  • Kuliner
  • Gelora Madani Batam
  • Kolaborasi Blog
  • Mahasiswa
  • Puisi

Blog Archive

  • ►  2011 (11)
    • Jun 2011 (5)
    • Jul 2011 (6)
  • ►  2012 (2)
    • Nov 2012 (2)
  • ►  2013 (7)
    • Jan 2013 (1)
    • Feb 2013 (3)
    • Mar 2013 (1)
    • May 2013 (1)
    • Jun 2013 (1)
  • ▼  2014 (13)
    • May 2014 (4)
    • Jun 2014 (4)
    • Jul 2014 (3)
    • Sep 2014 (2)
  • ►  2015 (3)
    • May 2015 (2)
    • Nov 2015 (1)
  • ►  2016 (3)
    • Jan 2016 (2)
    • Mar 2016 (1)
  • ►  2017 (56)
    • Feb 2017 (1)
    • Jun 2017 (1)
    • Aug 2017 (10)
    • Sep 2017 (1)
    • Oct 2017 (5)
    • Nov 2017 (25)
    • Dec 2017 (13)
  • ►  2018 (142)
    • Jan 2018 (21)
    • Feb 2018 (15)
    • Mar 2018 (18)
    • Apr 2018 (13)
    • May 2018 (17)
    • Jun 2018 (7)
    • Jul 2018 (9)
    • Aug 2018 (11)
    • Sep 2018 (5)
    • Oct 2018 (8)
    • Nov 2018 (7)
    • Dec 2018 (11)
  • ►  2019 (67)
    • Jan 2019 (8)
    • Feb 2019 (6)
    • Mar 2019 (7)
    • Apr 2019 (4)
    • May 2019 (5)
    • Jun 2019 (10)
    • Jul 2019 (6)
    • Aug 2019 (3)
    • Sep 2019 (6)
    • Oct 2019 (5)
    • Nov 2019 (2)
    • Dec 2019 (5)
  • ►  2020 (28)
    • Jan 2020 (7)
    • Feb 2020 (3)
    • Mar 2020 (4)
    • Apr 2020 (1)
    • May 2020 (3)
    • Jun 2020 (3)
    • Jul 2020 (2)
    • Aug 2020 (1)
    • Oct 2020 (1)
    • Nov 2020 (1)
    • Dec 2020 (2)
  • ►  2021 (28)
    • Jan 2021 (1)
    • Apr 2021 (2)
    • May 2021 (2)
    • Jun 2021 (2)
    • Jul 2021 (4)
    • Aug 2021 (4)
    • Sep 2021 (1)
    • Oct 2021 (4)
    • Nov 2021 (4)
    • Dec 2021 (4)
  • ►  2022 (14)
    • Mar 2022 (2)
    • Apr 2022 (1)
    • May 2022 (1)
    • Jun 2022 (2)
    • Jul 2022 (2)
    • Aug 2022 (2)
    • Sep 2022 (3)
    • Oct 2022 (1)
  • ►  2023 (6)
    • Jan 2023 (3)
    • Feb 2023 (2)
    • Mar 2023 (1)

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates