• Home
  • About Me
  • Category
    • Sharing
    • Info & Tips
    • Parenting
    • Family
    • Homeschooling
    • Review
    • Traveling
    • Tentang Buku
    • Gelora Madani Batam
    • Event
Youtube Instagram Twitter Facebook

Cerita Umi


Bermain bersama anak-anak adalah cara terbaik bagi saya untuk selalu update dengan perkembangannya. Seperti cerita kali ini, ini cerita saya ketika bermain peran bersama anak-anak saya, Aal dan Maryam.

Ikut bermain bersama anak-anak itu seru dan banyak sekali adegan lucu. Sudah seperti nonton drama, loh. Kadang mereka bermain peran dan actingnya lumayan mendalami. Tingkah mereka yang lucu itu suka saya abadikan supaya kelak mereka bisa flashback melihat masa lalu mereka yang menggemaskan.

Aal yang usianya sekarang 4 tahun lebih, memang suka bermain peran. Bukan hanya sekarang, sejak dulu pun seperti itu. Tapi bak gayung bersambut, sekarang bermain perannya semakin menyenangkan karena si adik sudah bisa diajak kerjasama. Kebanyang kan, gimana 2 bocah bermain peran?

Peran yang sering mereka mainkan adalah dokter yang sedang memeriksa pasiennya. Kadang jadi dokter anak, kadang juga dokter kandungan. Aal lebih sering mengambil peran sebagai dokter, dan Maryam sebagai pasien. Bahkan kadang Maryam sebagai pasien yang sedang hamil dan akan segera melahirkan. Hahahaa.

Mereka juga punya alat-alat untuk mendukung mereka bermain perannya, loh. Dulu pernah saya belikan mainan doctor play set itu, tapi stetoskopnya sudah rusak. Tak kehabisan akal, stetoskop akhirnya dimodifikasi Aal menggunakan mainan yoyo yang juga sudah rusak.

Stetoskop ala Aal.

Selain stetoskop, Aal juga punya mainan jarum suntik dan termometer. Termometernya termometer asli, cuma sudah rusak dan sudah serah terima untuk menjadi mainan mereka. Jarum suntik sebenarnya alat takaran obat, karena obatnya sudah habis, alat ini saya cuci dan jadi mainan mereka. Lumayan lah perlatan dokternya, walaupun hanya 3 alat yang sering mereka pakai, tapi percayalah acting mereka total. Hehehe.

Saya suka ikut bermain peran bersama mereka, saya menjadi ibunya pasien. Aal menetapkan pojokan ruang bermain di rumah kami sebagai tempat prakteknya. Dengan stetoskop yang sudah ia gantungkan di leher, ia pun memanggil nama pasien yang akan diperiksa. Maklum, dokternya belum punya perawat, jadi multiperan, deh. Hehehe.

"Siti Maryam." Panggil Dokter Aal.

Kemudian saya datang menggendong Maryam (pasien), "Assalamu'alaikum, Dokter."

"Wa'alaikumsalam, duduk. Ya, ini kenapa?" Aal sambil nahan tawa. Saya juga total actingnya dan penuh ekspresi sesuai peran. Biar lebih mendukung permainan drama mereka.

"Ini anak saya, Dok. Nggak enak badannya, tolong periksa, Dok."

"Baik, baring ya.."

Saya pun membaringkan Maryam ke kasur pasien. Kasur pasien ini terbuat dari bed cover yang kami lipat, kadang juga hanya pakai bantal saja, kadang juga langsung di atas tempat tidur kami.


"Coba buka mulut, Dek. Ok." Aal lanjut memeriksa dengan stetoskopnya ke arah dada dan perut Maryam "wah ini radang ini, demam. Coba saya ukur demamnya. Pakai ini ya, Dek. Nggak usah nangis, Dek."

Maryam pun berbaring dan menuruti kata mamasnya sebagai dokter. Serius, bayi 16 bulan ini menggemaskan sekali ketika mendalami acting! MasyaAllah.


"Oh, suhu demamnya 45 ratus." Aal ngarang, hahaha.

"Trus saya harus gimana, Dok? Adakah obatnya?"

"Harus ambil darah ini." Aal dulu pernah demam dan harus ambil darah, makanya ia masukkan ke dalam skenario ceritanya.

"Baik, Dok. Sabar ya, Nak. Nanti darahnya di ambil Pak Dokter, ya.." Saya bicara kepada Maryam dan dia memberikan ekspresi lemah. Total!

Drama selesai setalah Aal melakukan pengambilan darah dan memberikan resep obat kepada kami. Maryam pun duduk dan berdiri lagi, sambil ketawa dia kembali bermain seperti biasa seakan-akan baru selesai menjalankan tugasnya.

Keseruan ini sering sekali terjadi di rumah kami, Aal kadang bercita-cita menjadi seorang dokter. Kasusya beda-beda, seperti tadi Aal menjadi dokter anak yang mengobati seorang anak yang sakit, kadang hanya imunisasi, kadang Aal menjadi seorang dokter kandungan. Aal memasukkan boneka kecil ke dalam baju Maryam agar seperti ibu hamil, dan kemudian melahirkan.

Pernah juga mereka berganti peran, Maryam jadi dokter dan Aal jadi pasiennya. Kasus ini terjadi ketika Aal benar-benar sakit, adiknya langsung datang mengambil peralatan dokter dan siap menjalankan tugas.

Maryam sebagai dokter yang memeriksa Mas Aal yang sakit.

Di setiap peran itu, mereka total mendalami peran. Ya, sesuai usia mereka. Pastilah mereka tertawa atau menahan tawa tiap kali ada kejadian lucu atau tingkah lucu yang mereka lakukan.

Bermain peran ini selain seru dan menyenangkan, juga banyak manfaatnya, loh. Di bawah ini saya list beberapa manfaat bermain peran bagi anak, ya.

1. Meningkatkan percaya diri

Untuk anak usia 3-4 tahun, bermain peran bisa meningkatkan percaya dirinya karena ia "merasakan" menjadi peran tersebut. Seperti Aal yang tadi berperan sebagai dokter dan ia mendalami perannya memeriksa pasien, melakukan diagnosa, melakukan tindakan, dan memberi obat.

2. Meningkatkan kemampuan bahasa

Dengan bermain peran, anak akan berbicara sesuai perannya. Pemilihan kata dan intonasi pun pasti menyesuaikan perannya. Awalnya mungkin ia pernah menjadi pasien, ia mendengar dan memperhatikan bagaimana dokternya berkomunikasi, hingga akhirnya ia meniru dengan sangat baik.

3. Membangun kreatifitas

Bermain peran membuat anak semakin kreatif. Apalagi ini peran tanpa skenario tertulis atau terarah, kan? Murni semua hasil kreasi pikirannya sendiri saat itu juga untuk mengembangkan cerita.

4. Belajar mencari solusi atau memecahkan masalah

Ketika berhadapan dengan seorang yang sakit, maka ia berpikir bagaimana agar pasiennya sembuh. Dengan cara mengambil darahnya untuk mengetahui penyakit, kemudian memberikan obat adalah cara ia menyelesaikan masalah. Secara tidak langsung ia belajar mencari solusi, tentu saja ini terinspirasi dari pengalamannya yang kemudian ia pindahkan menjadi cerita drama.

5. Belajar bersosialisasi dan membangun empati

Anak belajar bersosialisasi saat bermain peran bersama teman atau saudaranya sehingga terjalin komunikasi yang baik untuk pemilihan da pembagian peran. Dia menempatkan dirinya sebagai orang lain membuatnya belajar membangun rasa empati.

6. Observasi kegemaran/minat bakat anak

Bagi orangtua, bermain peran seperti ini bisa menjadi salah satu cara kita mengobservasi apa kegemaran/minat bakat anak sejak dini. Kita bisa mencatatnya ke dalam sebuah portofolio, apa saja peran yang ia suka peragakan, misalnya dokter, pilot, atau lainnya. Kemudian bisa kita kembangkan dan kenalkan lebih dalam agar bisa membantunya menemukan bakat alami di dalam dirinya.

Itu dia 6 manfaat bermain peran bersama anak-anak. Dampingi dan ikutlah bermain peran bersama mereka tentang apa saja yang anak-anak sukai. Rasakan keseruan dan manfaat dari bermain peran bersama anak-anak.

Silahkan dicoba ya, Mak-Bapak.. Selamat bermain!
Share
Tweet
Pin
Share
9 comments

Dulu olahraga yang saya sukai adalah jogging dan badminton. Itu sudah lama sekali, jadi rindu ingin mengulangnya kembali. Tapi di usia anak-anak yang masih pada balita, agak sulit untuk saya mengajak mereka jogging dan badminton. Jadi sekarang saya harus memikirkan olahraga yang sehat dan ceria karena saya ingin berolahraga bersama mereka

Saya mencari informasi tentang olahraga yang bisa dilakukan bersama anak, dan saya menemukan beberapa refrensi olahraga asyik, bisa dilakukan di rumah bersama anak, sehat dan ceria pastinya.

Simak yuk, silahkan dipraktekkan di rumah ya, Mak..

1. Senam lantai 

Ini bisa dilakukan bersama bayi 3-12 bulan. Murah meriah hanya bermodal matras, kalau tidak ada matras bisa pakai handuk tebal, atau lainnya yang bisa dijadikan alas. Namanya senam lantai, tubuh kita berada di lantai, bergerak dengan beberapa gerakan ringan sambil berinteraksi dengan bayi.

Gerakan senam lantai ini bermanfaat untuk mengencangkan kembali otot-otot perut kita setelah melahirkan. Selain bermanfaat bagi kesehatan, senam ini juga bisa mengikat bonding antara kita dan bayi.

Caranya mudah, letakkan bayi di dada, di paha, atau di lantai sambil kita melakukan gerakan senam. Jangan lupa ajak bicara bayi, agar bayi juga menikmati gerakan senam kita.

Tutorial senam lantai bersama bayi bisa ditonton di sini:


2. Yoga

Kurang lebih sama dengan senam lantai, bisa dilakukan dengan bayi 3-12 bulan. Tapi kalau kuat mengangkat bayi di atas 12 bulan sambil melakukan gerakan ya, silahkan aja ya, Mak. Hehehe.

Yoga yang mau saya share di sini dilakukan dengan posisi berdiri sambil menggedong bayi. Gerakan ini bermanfaat untuk mengencangkan otot paha, kaki, dan lengan. Manfaat lainnya masih sama, yaitu mengikat bonding antara ibu dengan anak.

Tutorial yoga bersama bayi bisa ditonton di sini:



3. Senam ceria

Ini adalah olahraga yang sering kami lakukan di rumah. Dengan modal kekuatan hengpong canggih (yang penting bisa youtube), kita bisa melakukan olahraga senam ceria bersama anak-anak.

Senam ceria favorit saya dan anak-anak adalah senam anak sholeh. Selain gerakannya yang membuat badan jadi bugar, lagunya juga Islami. Biasanya kami senam sambil nyanyi, riang dan senangnya mereka bergerak mencoba menyamakan gerakan dengan kakak-kakak yang senam di video.

Senam ceria ini bisa dilakukan bersama anak 1 tahun ke atas yang sudah bisa berdiri dan berjalan. Semakin seru kalau dilakukan bersama anak 3-4 tahun ke atas seperti Aal saat ini, karena sudah mulai bisa meniru gerakan yang benar.

Tutorial senam anak sholeh bisa ditonton di sini:



Nah, itu dia 3 refrensi olahraga sehat dan ceria yang bisa kita lakukan di rumah bersama anak-anak. Simple, seru, sehat, dan menyenangkan, kan?

Dapat sehatnya, dapat cerianya! Jangan lupa dipraktekkan di rumah ya, Mak...

Baca juga Cerita Mbak Lilies, pemenang arisan Rumbel Menulis Ibu Profesional Batam.
Share
Tweet
Pin
Share
4 comments

Pernah nggak anaknya dibanding-bandingkan dengan anak lain?

Atau, anak bungsu dibanding-bandingkan dengan kakaknya?

"Wah, si adek agak lambat, ya? Kakaknya dulu sudah bisa jalan umur 9 bulan.."

"Wah, lambat ya bicaranya.. Anakku umur 1 tahun sudah cerewet.."

Ah, banyak lagi komentar netijen. Pasti pernah, kan?

Kesel, kadang kebawa pikiran juga. Tapi sebagai orangtua, kita tidak boleh lemah. Jangan langsung sedih dan down saat ada nyinyiran orang lain yang membanding-bandingkan anak-anak kita. Justru kita yang harus kuat, harus jadi benteng pertahanan terkuat untuk anak-anak, agar anak-anak (yang dibandingkan) tetap percaya pada dirinya.

Baca juga: Tiap Anak Adalah Bintang

Kita tidak bisa mengatur tiap kata yang akan dikeluarkan oleh orang lain. Kita tidak bisa menghindar dari beragamnya watak orang lain. Tipe orang-orang yang mudah "nyeletuk" untuk membanding-bandingkan anak-anak kita tetap harus kita hadapi.

Caranya bagaimana?

1. Kuatkan diri kita sebagai orang tua

Jangan terlalu beper (bawa perasaan) terhadap komentar netijen. Yang tahu semua tentang anak kita, ya kita, orangtuanya. Dan yang percaya pada anak-anak kita, ya kita, orang tuanya. Apa jadinya jika kita sebagai orangtua malah lemah dan terbawa oleh komentar kurang bermanfaat dari orang lain?

Kuatkan, percayakan. Biarlah orang berkata apa, percayakan selalu bahwa cahaya yang ada pada diri anak kita sangatlah indah.

2. Kuatkan anak

Setelah kita sebagai orangtua sudah cukup kuat, tularkan kekuatan itu pada anak. Tiap anak tidak harus sama, tiap anak unik, tiap anak itu hebat.

Saya pernah berkata pada suami, "Alhamdulillah, Dek Maryam usia 10 bulan sudah bisa jalan, ya. Kalau Aal dulu slow banget, tapi tiba-tiba di usia 1 tahun langsung lancar jalannya."

Aal mendengarnya, dan saya khawatir kalimat itu mengarah pada perbandingan antara dia dan adiknya, dan saya khawatir dia malah merasa tidak lebih baik dari pada adiknya.

Kemudian saya langsung melanjutkan pembicaraan yang mengarah pada Aal, "ya begitulah anak-anak, ada anak yang umur 9 bulan sudah jalan, ada juga yang 1 tahun lebih baru bisa jalan. Itu tidak masalah, ya.. Karena perkembangan tiap anak beda-beda, tidak bisa disamakan. Semua anak Umi insyaAllah hebat." Aal menangkap maksud pembicaraan saya.

Suatu hari ketika kami sedang makan siang bersama, Aal dan Maryam yang mempunyai selera makan yang cukup berbeda pun menjadi bahan perbandingan salah satu personil keluarga besar kami.

"Wah, Dek Maryam pintar ya bisa makan pedas. Mas Aal nggak bisa makan pedas, ya? Adek aja bisa, loh.."

Dengan percaya dirinya Aal menjawab, "ya iyalah, tiap anak kan beda-beda! Kalau Maryam dia memang kuat makan pedas, kalau Aal enggak.." Nah loh!

Pernah juga..,

"Aal makan sayur buncisnya, dong. Adek aja suka, loh.." Kata salah seorang personil keluarga besar kami lainnya.

"Iya, adek suka buncis, kalo Aal enggak. Aal sukanya kacang panjang, bayam, brokoli, toge.    Tiap orang kan beda-beda kesukaannya." Jawab Aal gemesin.

Mendengar jawaban seperti itu saya berikan Aal apresiasi, saya senang melihat Aal yang percaya diri dalam mengungkapkan pendapatnya. Aal benar, tiap anak itu berbeda, orang dewasa pun berbeda, semua orang berbeda. Dan kita semua tidak harus sama, cukup kita saling menghargai tiap perbedaan yang ada. Jadi, tidak perlu bawa ke hati apa komentar orang.

Ya, komentar membanding-bandingkan seperti itu kadang bermaksud untuk menjadi motivasi si anak. Tapi ada cara lain yang lebih tepat untuk memotivasi, kok. Jika harus membandingkan, bandingkan anak dengan dirinya sendiri.

Misalnya, "ingat nggak? Aal umur 2 tahun sudah makan sendiri, loh. Ada tuh videonya, kan? Sekarang sudah mau 4 tahun, sudah semakin besar dan pintar. Ayo dong makan sendiri.." Ketika dulu saya memotivasinya untuk konsisten makan sendiri mulai usia 4 tahun..

Intinya, benteng dari dalam rumah kita harus kuat lebih dulu. Setidaknya benteng di dalam diri si Ibu dan si anak harus kuat lebih dulu, karena yang kebanyakan baper kan mamak-mamak, ya. Kalau sudah kuat, InsyaAllah, tidak akan terpengaruh negatif karena pedasnya komentar membanding-bandingkan dari para netijen.

Bagaimana, setuju?

Baca juga: Cara Menghadapi Anak Yang Pintar Bernegosiasi

Juli Yastuti
Tantangan 10 hari
• Hari ke-6
• Game Level 7
• Semua Anak Adalah Bintang
• Kuliah Bunda Sayang IIP




Share
Tweet
Pin
Share
19 comments

Semakin besar usia anak, semakin besar pula cobaan yang akan dihadapi orangtua. Terlebih ketika anak sudah pandai bicara dan mengemukakan pendapat dan keinginannya. Tak jarang mereka bernegosiasi dan melakukan presentasi untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Usia Aal 4 tahun ini, dia semakin cerdas bernegosiasi untuk memenuhi keinginannya. Beragam alasan ia sampaikan dengan manis agar saya segera memenuhi keinginannya.

"Umi, lihat...ada fire truck, loh.. Ini fire trucknya sama kayak yang di video di TV Aal. Bagus ini buat belajar Aal, kalau ada orang yang butuh bantuan untuk memadamkan api, bisa kok pake fire truck ini." MasyaAllah, itu pelayan toko juga ikut membantu presentasi kebolehan barang jualannya.

"Iya, bagus ya fire trucknya. Tapi kita nggak beli itu sekarang, Sayang.."

"Loh, kenapa? Ini kan bagus buat Aal belajar membantu orang lain.." Uhh, alasan yang mulia.

"Iya, Aal baik, suka membantu Umi kok walaupun tidak pakai fire truck itu. Bantu orang dengan cara lain, ya.."

"Loh, kenapa?"

(saya menjelaskan lagi)

"Loh, kenapa?"

(saya menjelaskan lagi)

"Loh, kenapa?"

Pingsan.

Ya begitulah, kesabaran harus selalu diisi ulang saat menghadapi balita yang pikirannya out of the box. MasyaAllah, pintarnyaa bernegosasi.

Menghadapi anak seperti ini, selain kesabaran kita juga butuh rules yang jelas. Tentunya rules ini harus disepakati bersama. Kami menyebutnya sebagai "rules of the game".

Tentang apapun dikeseharian kami, selalu ada rules of the game yang kami sepakati bersama demi kesejahteraan bersama. Termasuk rules of the game saat berbelanja, karena saat belanja inilah gagal fokus terjadi pada barang-barang yang semestinya dibeli atau tidak perlu dibeli.

Begini cara kami menghadapi Aal yang pintar bernegosiasi untuk mendapatkan keinginannya:

1. Komunikasi

Ini yang terpenting dari segala yang penting. Kami selalu melakukan komunikasi sebelum membuat rules of the game. Komunikasi dengan cara bercerita saja, ceritakan tentang apa yang akan kita lakukan hari itu.

Misalnya, hari ini kita akan pergi ke supermarket, Umi mau membeli beberapa kebutuhan rumah yang sudah habis. Biasanya dia bertanya dan saya menjawab detail barang-barang yang akan kami beli. Dan sampaikan bahwa kita tidak membeli barang lainnya selain barang yang kita butuhkan itu, lalu sepakati bersama.

2. Konsisten

Setelah komunikasi dan terjalin kesepakatan, konsisten adalah kunci keberhasilannya. Namanya bocah, pasti ada saja magnet yang menariknya ke arah rak-rak mainan yang dijual. Ikuti saja, melihat kan tidak mungkin dilarang. Tapi tetap harus konsisten dengan kesepakatan, jangan sampai jebol tembok pertahanan karena negosiasinya yang jitu. Katakan tidak jika memang kesepakatan awal adalah tidak.

3. Beri motivasi, bukan sekedar janji

Seperti contoh di atas tadi, dia presentasi sebaik mungkin agar saya mau membelikannya mainan saat itu. Jawaban saya, "kita tidak beli mainan itu sekarang, " atau "kita ke sini beli sabun, bukan beli mobilan, Nak.."

Hindari berikan janji "besok, ya..," atau "minta sama Abi," atau "tunggu Abi libur."

Berikan motivasi seperti "iya ya, mobilnya bagus. Aal menabung, Aal berdoa sama Allah semoga kita murah rezekinya. Kalau mobil itu rezeki Aal, pasti nanti Aal bisa punya mobil seperti itu."

Meskipun harga mobil itu hanya Rp30.000, intinya bukan pada mampu atau tidak mampunya membeli, tapi mengajarkan anak untuk berusaha lebih dulu untuk mendapatkan sesuatu. Biasanya dia akan lebih menghargai dan menjaga barang itu, karena ia dapatkan dengan usaha dan doa di setiap selesai sholatnya.

Doa Aal, "Ya Allah, sehatkan aku, Umi Abiku, adikku semua keluargaku. Jauhkan kami dari orang jahat. Ya Allah, mudahkan rezekiku, aku mau beli fire truck yang kemarin ada di Botania, bagus deh, tangganya panjang, ya Allah. Trus bisa buatku belajar membantu orang-orang yang kebakaran.. Aamiin."

4. Apresiasi

Di lain kesempatan, jika ia mendapatkan apa yang ia inginkan, apresiasikan dirinya atas segala kesabaran, usaha dan doanya selama ini.

"Wahh, Aal sudah menabung, ya? Tiap dikasih uang disimpan, ya? Alhamdulillah ya, Allah berikan Aal rezeki, akhirnya bisa beli mainannya. Bilang apa sama Allah?"

"Alhamdulillah... Terima kasih, Ya Allah.."

Itu dia 4 cara kami menghadapi Aal yang pintar bernegosiasi untuk mendapatkan keinginannya. Banyak pelajaran lain yang bisa kita sisipkan di sini, misalnya melatih kesabaran, giat berusaha, tawwakal kepada Allah, mengajarkan anak bahwa rezeki kita datangnya dari Allah, dan tiap keinginan itu kita dapatkan dengan usaha dan doa.

Kalau bu-ibu pak-bapak lainnya ada pengalaman yang sama, kah?

Berbagi di kolom komentar, yuk!

Semoga bermanfaat.. :)

Baca juga: Pra Toilet Training Anak 16 bulan (tantangan hari ke-4)

Juli Yastuti
• Tantangan 10 hari
• Hari ke-5
• Game Level 7
• Semua Anak Adalah Bintang
• Kuliah Bunda Sayang IIP

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Banyak orang yang beranggapan bahwa menjadi seorang ibu rumah tangga itu mudah, pekerjaannya dianggap sepele. Padahal menjalankan tugas sebagai ibu rumah tangga itu berat. Bayangkan saja, kita bekerja 24 jam dalam 7 hari, tidak berlaku hari libur nasional, tanpa cuti, dan lain sebagainya layaknya pekerja pada umumnya. Untuk itu, tidak dipungkiri akan ada banyak hal yang bisa menjadi penyebab stres pada ibu rumah tangga.

Stres pada ibu rumah tangga sangat berbahaya karena bisa berdampak buruk pada anak-anak. Misalnya, ibu menjadi beeperilaku buruk seperti mudah marah dan berteriak, bahkan parahnya sampai bisa ringan tangan, na'udzubillah mindzalik. Dan ingat, anak usia balita sangat cepat meniru lingkungan sekitarnya. Besar kemungkinan anak juga bisa meniru perilaku buruk ibu, loh. Nah, efek buruknya jadi melebar!

Lalu, apakah anak-anak termasuk penyebab stres pada ibu rumah tangga? Saya rasa tidak. Tidak ada seorang ibu yang merasa 'disusahkan' oleh anak-anaknya sesusah apapun realitanya. Kecuali jika ibu tersebut tidak dalam keadaan sehat lahir dan bathin, alias mengalami stres.

Berikutnya akan saya tuliskan beberapa penyebab stres pada ibu rumah tangga beserta solusinya.

Caution! Bagi para suami juga silahkan ikut membaca karena peran Anda sangat penting.

1.Komunikasi yang Tidak Lancar Dengan Suami

Faktor kesibukan pekerjaan dan minimnya waktu berkumpul bersama keluarga kadang membuat komunikasi tidak lancar. Waktu untuk bercerita, berdiskusi tentang visi misi keluarga, atau sekedar curhat pun menjadi tersita. Hal ini menyebabkan seringnya terjadi kesalahpahaman, pemikiran yang buruk (su'udzon), dan kejadian kurang menyenangkan lainnya yang dapat memicu stres pada istri.

Solusi:
Butuh waktu ngobrol berdua setiap harinya. Paling asyik kalau pillow talk, bicara berdua tentang apapun sebelum tidur setelah anak-anak sudah tidur. Tutup harimu dengan berbagi cerita dengan pasangan, tentang hari itu, atau tentang apa saja. Ingat, pillow talk itu tanpa pencat-pencet gadget, ya! Biar lebih manjah..

2. Kurangnya Bersosialisasi

Menjadi ibu rumah tangga cukup menyita waktu sang ibu setiap harinya. Mengurus rumah dengan segala tugas 'inem'nya, mengurus anak, mengurus suami, mendidik anak, dan lain sebagainya membuat kita lupa bersosialisasi. Walaupun di sekitar rumah ada tetangga, tapi rasanya berbeda, apalagi jika berbeda visi dengan tetangga. Teman-teman dan keluarga lainnya juga tidak berada dekat dengan kita, alhasil kita jadi merasa sepi dan sendiri.

Solusi:
Bicarakan dengan baik pada suami, minta izin suami untuk bisa berkunjung ke rumah teman, hang out bersama teman-teman, atau berbelanja bulanan bersama teman-teman. Asalkan anak-anak tetap di-handle dengan baik, dan tetap dalam pengawasan.

3. Kurang Me Time

Me Time adalah sesuatu yang langka bagi sebagian besar Ibu Rumah Tangga. Bisa menikmati makanan tanpa gangguan dari anak-anak atau ke toilet tanpa digedor-gedor dan diteriaki anak saja itu sudah me time, loh. Bisa juga me time dengan melakukan hobby, misalnya membaca buku, menulis, dan lain sebagainya.

Solusi: Berbagi tugas dengan suami. Pak, saat weekend ajaklah anak-anak bermain, luangkan untuk quality time bersama mereka. Di kesempatan ini, istri Anda bisa melakukan sesuatu yang ia sukai, atau hanya sekedar luluran sendiri di kamar mandi.

4. Kurang We Time

Selain butuh waktu untuk diri sendiri (me time), waktu untuk we time dengan pasangan tak kalah penting. Kesempatan ini bisa digunakan untuk me-recharge kembali rasa cinta yang ada. Ibarat tanaman, tentu harus disiram dan diberi pupuk setiap hari, kan? Sama halnya dengan sepasang suami istri.

Solusi: We time bisa dilakukan sama seperti menjaga komunikasi berdua dengan pillow talk. Selain itu, coba beraktifitas berdua seperti masak berdua, main game berdua, nonton film berdua, dan saling berpelukan setiap harinya. Coba deh, Pak, pasti istrinya nggak bakal ngomel-ngomel lagi! Hehehe.

5. Hubungan Kurang Baik dengan Keluarga Besar

Menikah bukan berarti kita hanya menikah dengan pasangan, melaikan juga dengan keluarga pasangan yang akhirnya terbentuklah keluarga besar. Ketidakcocokan atau konflik memang akan ada saja, secara kita dari latar belakang, kebiasaan, pola pikir, cara didik yang berbeda.

Solusi: Sadari bahwa ini adalah hal yang biasa terjadi. Kita yang harus bisa menempatkan diri, jangan berharap atau menuntut mereka harus menjadi seperti yang kita inginkan, perbanyak kata yang menerima dari pada kata yang membantah. Segala perbedaan yang ada tidak bisa dipaksa untuk harus sama. Sesekali bawalah buah tangan ketika berkunjung, atau bisa juga memberi hadiah. Tetap berbuat dan bersikap baik dan ramah, cintai dan sayangi mereka seperti menyayangi pasangan kita.

Cara Mengurangi Stres Ibu Rumah Tangga:

1. Menyadari bahwa tugas ibu adalah itu mulia, gaji termahal yang tidak dari tangan manusia, melaikan tangan Allah berupa pahala.
2. Berdoa dan kerjakan semua karena Allah agar senantiasa ringan dan mudah.
3. Segala cobaan dan permasalahan adalah tantangan, bergantunglah hanya pada Allah saja, Dia sebaik-baiknya penulis jalan cerita hidup kita.
4. Berharaplah hanya pada Allah saja, jangan berharap pada selain-Nya.
5. Ingatlah anak, mereka adalah ladang amal terbesar. Jangan jadikan mereka pelampiasan, jika tidak mau ladang itu terbakar.

Itulah beberapa penyebab stres pada ibu rumah tangga beserta solusi dan cara menguranginya. Semoga ada manfaat yang bisa diambil dari tulisan ini.

Tetap semangat, Bu-ibu...
Kalian itu manusia luar biasa kuat!

Realita memang tidak semudah barisan kata di sebuah tulisan. Semoga tulisan ini bisa menjadi pengingat di kala kita lupa bahwa menjadi ibu rumah tangga itu mulia. Berat memang, tapi ingatlah balasannya adalah Surga!

Share
Tweet
Pin
Share
2 comments

Di Sijori Resort & Spa, liburan impian saya akhirnya terbayar sudah. Sudah sejak lama berangan-angan berlibur ke tempat yang asri, sejuk, teduh dengan rindang barisan pepohonan, danau yang tenang dan pemandangan hijau yang menyegarkan mata. Rasanya sulit mendapatkan kenikmatan ini di Kota Batam yang mayoritas tempat wisatanya adalah pantai dan pusat pebelanjaan yang penuh dengan keramaian.

Segala yang dimiliki resort ini berhasil memanjakan mata dan hati saya, saat itu saya merasa sedang tidak berada di Kota Batam. Berat rasa hati ketika tiba waktunya untuk check out dan kembali ke realita.

Hari Sabtu (19/05/2018), di Ramadhan ketiga yang lalu saya dan keluarga menghabiskan waktu bersama di Sijori Resort & Spa Sekupang, Batam. Pertama kali memasuki pintu gerbang, saya terkagum dengan hamparan hijaunya lahan yang luas. MasyaAllah, rasanya pikiran saya sedang di-refresh ulang saat itu

Memasuki lobby dan front office, saya melihat sebuah meja yang berjejer botol-botol minuman jamu, minuman tradisional khas Indonesia. Ternyata Sijori Resort & Spa memilih jamu sebagai welcome drink-nya. Kagum dengan resort ini, mereka bangga dengan minuman tradisional Indonesia.

Lobby resort tampak dari lantai 2.

Jamu yang lengkap dengan deskripsi khasiat masing-masing jamu.

Sofa-sofa dan kursi cantik tertata rapi di area lobby, luas sekali. Pelayanannya sangat baik, ramah, dan mereka juga sangat baik menyapa anak-anak saya. Sangat berhasil membuat kami sekeluarga merasa nyaman.

Sofa loby yang luas.

Masih di area lobby. Bisa juga untuk tempat berkumpul atau menunggu buggie car.

Ternyata Sijori Resort & Spa ini sudah berdiri 27 tahun lamanya. Namun mereka sempat tutup selama 3 tahun, melakukan renovasi dan sekarang mereka lahir kembali dengan pembaruan konsep pada resort dan spa-nya. Inilah Sijori Resort & Spa, resort pertama di Batam dengan konsep wellness.

Ah, perasan semakin tidak sabar ingin memasuki kamar dan menikmati kelesuruhan fasilitas yang ada di resort ini. Kamar kami berada di Bungalow, lokasi bangunan yang tinggi dengan view yang MasyaAllah asrinya. Karena lokasinya yang tinggi, kita bisa berjalan kaki menaiki anak tangga sambil menikmati view yang indah. Berat? Tenang, Sijori Resort & Spa juga menyediakan fasilitas buggie car, kendaraan yang siap mengantarkan kita ke Bungalow atau kembali lagi ke lobby. Tinggal pencet telepon menghubungi front office sambil duduk cantik di kamar, buggie car segera menjemput kita ke kamar.

Buggie Car
Bungalow deluxe room nomor 133 adalah kamar kami. Kamarnya cukup luas dengan king size bed, bersih, dan ada bakloni. Saya terkagum lagi dengan view balkoni yang hijau dan asri, ahh saya menghirup udara segar sedalam-dalamnya, jarang ada tempat senyaman ini di Batam. Batam rasa puncak ini mah!

King size bed di Bungalow deluxe room.

Area kamar bersih dan luas.

View balkoni.




Closet duduk dan shower yang dilengkapi air hangat dan dingin.

Di Bungalow, kamar terasa seperti rumah sendiri. Di sekitar Bungalow ada area yang bisa dipakai untuk BBQ. Resort ini cocok sekali untuk keluarga, komunitas, atau untuk honey moon, asyik!

Selain di Bungalow, tersedia juga kamar-kamar yang terletak di main building. Kamar-kamar di sini tidak kalah luas dan nyaman, hanya saja tidak dilengkapi dengan balkoni. Totalnya nanti akan ada 96 kamar secara keseluruhan, saat ini sudah ready 46 kamar.

Ayo, tinggal pilih mau kamar yang mana? Hehehe.

Fasilitas Di Sijori Resort & Spa

Sijori Resort & Spa mempunyai beberapa fasilitas yang sayang jika dilewatkan, berikut diantaranya:

1. Sparadise SPA



Resfreshing akan lengkap sempurna jika kita juga mencoba SPA di Sijori Resort & Spa. Semua bahan yang digunakan dari bahan alami yang kaya akan manfaat. Ada 3 jenis perawatan yang ditawarkan, body massage, scrub, dan body mask. Cocok buat mamak-mamak yang ingin me time dan refreshing dari kesibukan rumah tangga, nih. Kode Suami!

2. Swimming Pool / Kolam Renang



Seperti tempat penginapan lainnya, Sijori Resort & Spa juga dilengkapi dengan kolam renang. Kedalaman kolam renang mencapai 2,8m dan bisa digunakan sebagai tempat latihan diving. Tapi untuk saat ini pihak resort hanya menyediakan kolam saja, belum untuk peralatan diving. Semoga segera, ya! Biar tamu bisa mencoba diving di kolam ini.

Kolam renang ini juga mempunyai kolam khusus anak-anak yang cukup luas. Pastinya seru dipakai untuk anak-anak bermain air dan belajar berenang.

3. Kolam Ikan (Memancing)


Kolam pancing ini seperti danau, berada di tengah-tengah pepohonan yang membuatnya cantik dan rindang. Di kolam ini ada beberapa ekor bebek yang berenang-renang, menambah hidup suasana. Ada jembatan kecil yang menuju ke sebuah pulau kecil, di sini kita bisa duduk bersantai untuk memancing. Ada juga pondok-pondok kecil di pinggir kolam yang disediakan untuk memancing.

Peralatan mancing disediakan oleh resort dengan harga Rp100.000/pax. Hasil pancing bisa kita nikmati, loh. Tinggal serahkan hasil pancing ke pihak restaurant untuk diolah, kemudian kita nikmati lezatnya ikan hasil pancingan. Tentunya dengan biaya tambahan, ya.

4. Archery (Memanah)


Sayang untuk melewatkan fasilitas yang satu ini. Hanya dengan Rp100.000/10 arrows kita bisa menguji kebolehan untuk memanah. Yuk, latihan dulu di sini sebelum memanah hati si doi!

5. Jogging Track


Asyiknya jogging di pagi hari menikmati udara pagi ditemani hijau dan segarnya pemandangan. Dengan luas lahan 10 hektar, resort ini dilengkpi jogging track dengan jalan yang berkelok dan sedikit berbukit. Jogging track ini mengelilingi kolam ikan dan melewati beberapa pondok yang bisa kita pakai untuk beristirahat dan menikmati suasana. Oh ya, ada sebuah jembatan melengkung yang di bawahnya terdapat kandang bebek, di sekitarnya tumbuh tanaman air cantik yaitu bunga teratai. Jatuh cinta dengan pemandangan ini! MasyaAllah..

6. Mini Golf


Para tamu bisa mencoba permainan golf di lapangan golf mini yang dimiliki Sijori Resort & Spa. Terdapat beberapa lapangan mini golf di sekitar resort, tinggal pilih lokasi, dan mainkan! Peralatan disediakan oleh pihak resort. Free! Sayang kalau melewatkan kesempatan ini.

7. Wifi

Wifi adalah fasilitas wajib yang dimiliki tiap resort atau penginapan. Berselancar di internet dengan wifi di Sijori Resort & Spa sangat lancar dan cepat. Alhasil, sosial media selalu update membagikan cerita asyiknya resort ini.


8. Demo Jamu

Seperti yang sudah saya ceritakan sebelumnya, jamu menjadi welcome drink di resort ini. Demo jamu menjadi perhatian para tamu, terlebih bagi tamu asing. Saya bangga dengan resort ini yang memperkenalkan khasiat rempah-rempah khas Indonesia yang bisa diolah menjadi minuman kaya akan khasiat.

9. Shuttle Bus

Sijori Resort & Spa menyediakan shuttle bus bagi tamu yang ingin jalan-jalan dan berbelanja ke mall. Tentunya ada waktu khusus yang ditentukan pihak resort untuk shuttle bus, informasinya bisa kita tanyakan langsung pada front office.

10. 64 Channel Internasional

Fasilitas di dalam kamar dilengkapi LCD TV dengan 64 channel internasional. Dijamin tidak akan bosan meskipun hanya di kamar saja. Tapi jangan di kamar saja, ya. Sayang, fasilitas di luar keren dan mengasyikkan!

11. Function Room

Ruangan berkapasitas 150-250 orang ini terlihat mewah dengan lampu hiasnya yang cetar. Cocok digunakan untuk seminar, workshop, dan sejenisnya. Lokasi function room tidak jauh dari gerbang dan lobby resort.

12. Restaurant Courtyard


Restaurant Courtyard menyediakan makanan yang bervariasi, sehat, dan lezat. Meja dan kursi makan yang nyaman, ada beberapa sofa, ada juga meja makan outdoor yang menghadap ke arah kolam ikan. Nikmat, menyantap makanan lezat sambil menikmati view yang indah. Perfect!


Spesial bulan Ramadhan (1439 H) 2018 kali ini, Restaurant Courtyard menyedikan Paket Ramadhan "Gema Iftar Ramadhan Karem". Dengan kapasitas 100 orang, paket buka puasa prasmanan ini harganya mulai Rp128.000 net/orang. Tersedia 21 menu berbeda tiap harinya, diantaranya 3 appetizer, 1 soup, 5 main course, 3 live cooking, minuman teh dan kopi yang disajikan hangat. Tidak lupa pula aneka tak'jil untuk berbuka puasa seperti kurma, kolak pisang/ubi, selendang mayang, aneka gorengan, dan jajanan pasar.

A post shared by Pusat Informasi Kuliner Batam (@kulinerkotabatam) on May 19, 2018 at 5:40am PDT


Fasilitas selanjutnya yang akan menyusul adalah flying fox dan area kebun hidroponik  Wah, pasti semakin seru dan ingin sekali kembali menikmati resort ini. Saya menyesal, karena ternyata satu hari saja di resort ini tidak cukup. Rindu dengan view, fasilitas, dan makanannya yang enak.

Berlibur di bulan puasa, saya dan suami menikmati sahur di resort ini. Pelayanannya serba cepat dan ramah membuat saya betah dan nyaman. Makanan sahur diantar ke kamar kami jam 03.30 pagi. Menunya lengkap, nasi, 2 jenis lauk, lalapan, buah, dan secangkir teh hangat. Senangnya hari itu karena saya libur dari tugas masak makanan sahur.


Terima kasih Sijori Resort & Spa, liburan kami sekeluarga sangat menyenangkan saat itu. Impian saya untuk berlibur ke tempat yang hijau dan asri akhirnya terbayar sudah di resort ini. Meskipun berat untuk check out, tapi kami sudah meninggalkan kenangan indah di sini. Semoga lain kesempatan kami bisa berlibur lagi di resort ini.

Sijori Resort & Spa
Alamat: Jl. Irsutami No.6 Sekupang, Batam.
Telp: 0778 - 323388
Fax: 0778 - 322864
Antony 0812-6652-9130
Viki 081-267-01612
Email: info@sijoriresort.com.sg

Share
Tweet
Pin
Share
9 comments


Asyiknya punya anak kedua, dia suka mengikuti kebiasaan kakaknya. Kali ini saya mau menceritakan tentang pra toilet training-nya Maryam.

Kenapa pra toilet training?

Ya, karena saya belum menerapkan toilet training kepada Maryam yang masih 1 tahun 4 bulan, masih full diaper. Sebelum toilet training dimulai, jadi boleh lah ya disebut sebagai pra toilet training? Hehe.

Hari ini Maryam menunjukkan kalau dia sudah mulai paham tentang Buang Air Besar (BAB) yang kami sebut "ook" dan dari beberapa hari yang lalu dia paham tentang Buang Air Kecil yang kami sebut pipis. Awalnya saya melihat dia terdiam dan tampak konsentrasi, wajahnya mulai menegang, hidungnya juga agak mengembang. Itu ciri khas kalau dia sedang BAB. Hehehe.

Biasanya saya langsung menghampiri dan menanyakan "adek ook ya?", tapi tidak untuk kali ini. Dia datang menghampiri saya dan bilang "Umi, ook Umi...ook..."

Dengan wajah berbinar saya apresiasikan dia, "wahh Adek ook? Adek sudah bisa kasih tau ke Umi kalau Adek ook? Iya, kita cebok, yah?"

"Ebok..ebok Umi.." Lalu dia pergi ke toilet dan saya pun mengikutinya. Di toilet pun saya terus sounding dia, agar nanti kalau buang air kecil atau besar di toilet, tidak di diapers lagi.

Ini langkah awal sebelum saya memulai toilet training ke Maryam, sebut saja sebagai pemanasan supaya semua tidak mendadak. Karena baik saya atau pun Maryam harus sama-sama siap.

Ah, tidak terasa Maryam menuju 2 tahun. Beberapa perubahan besar dalam hidupnya nanti akan kami hadapi, lepas dari diapers (toilet training) dan lepas dari ASI (menyapih).

Semoga kami bisa menjalaninya bersama dengan baik dan lancar, terutama saya.

Baca juga: Cara Membiasakan Batita Berjilbab (tantangan hari ke-3)

Juli Yastuti
• Tantangan 10 hari
• Hari ke-4
• Game Level 7
• Semua Anak Adalah Bintang
• Kuliah Bunda Sayang IIP

Share
Tweet
Pin
Share
1 comments

Di postingan hari ke-3 tantangan level 7 kuliah Bunda Sayang IIP kali ini saya ingin menulis tentang Maryam (1y4m) dan jilbabnya. Banyak yang bertanya tentang Maryam yang terlihat nyaman dengan jilbabnya. Padahal, biasanya anak-anak batita (bawah tiga tahun) belum betah memakai jilbab.

Alhamdulillah, Maryam betah memakai jilbab. Justru dia yang berinisiatif untuk mengambil dan memakai jilbabnya sendiri ketika saya memberi kode untuk pergi keluar rumah. MasyaAllah. Mngkin ia terbiasa melihat saya berjilbab jika keluar rumah atau ada tamu yang ke rumah. Namanya anak, dia pasti meniru apa saja yang kita lakukan.

Anak itu peniru ulung. Dia melihat, dia merekam, lalu dia ikuti.

Tips membiasakan anak batita memakai jilbab ala Umi:

  1. Bersiap bersama-sama

Asyiknya punya anak perempuan, saya selalu mengajaknya untuk bersiap bersama-sama sebelum berpergian. Menyiapkan pakaian, berdandan (dandan seadanya, Uminya Aal Maryam tidak jago dandan! hehe), termasuk memilih dan memakai jilbab.

  2. Komunikasi dan berinteraksi

Sambil bersiap bersama-sama, jangan lupa untuk selalu berkomunikasi dan berinteraksi dengannya.

"Mana jilbab Umi, ya? Oh, ini dia. Kalau jilbab adek mana?"

"Umi pakai jilbab dulu, ya. Begini cara pakainya.."

"Dek, cantik nggak jilbab Umi?"

Dengan berinteraksi seperti itu, anak menjadi terpancing untuk terus memperhatikan kita dan akhirnya mau meniru kita.

  3. Jangan memaksa

Ini sangat dilarang! Apalagi untuk anak batita seusia Maryam. Ajak dan buat dia enjoy dengan apa yang dia pakai sesuai apa yang ia tiru. Jika ia melepaskan jilbabnya, biarkan saja. Bangun komunikasi dan bertanya mengapa ia lepaskan, mau atau tidak ia memakainya lagi?

  4. Apresiasi

Saya selalu memujinya ketika berhasil memakai jilbab sendiri, atau hanya sekedar mengambil jilbab sendiri dari lemari, atau menyimpan jilbabnya kembali setelah dipakai. Bukan pujian yang berlebihan, hanya sekedar tepuk tangan "horeeee...masyaAllah, pintarnya jilbab adek disimpan lagi dengan baik." Semacam itu, kalimat sederhana yang bisa menjadi penyemangatnya.

Itu dia deretan tips ala Umi untuk membiasakan anak batita berjilbab. Ingat, yang kita ajarkan ini baru fase mengenalkan, secara dia masih batita. Santai saja, tidak usah memasang target. Minimalisirkan ekspektasi, nikmati prosesnya.

Adakah tips lainnya untuk membiasakan anak batita berjilbab? Silahkan komentar di bawah, ya! :)

Baca juga: Cara Menghadapi Anak yang Banyak Bertanya (tantangan hari ke-2)

Juli Yastuti
• Tantangan 10 hari
• Hari ke-3
• Game Level 7
• Semua Anak Adalah Bintang
• Kuliah Bunda Sayang IIP

Share
Tweet
Pin
Share
3 comments

Aal berusia 4 tahun 2 bulan tepatnya, MasyaAllah, cerdasnya dia dalam hal berbicara. Soal bercerita, mengemukakan pendapat, meminta sesuatu dengan negosiasi, bantahan, dan runtutan pertanyaan adalah keadaan selalu saya hadapi setiap harinya.

Saat dia memberikan pertanyaan, tak jarang saya diserang dengan banyak pertanyaan yang beranak-pinak, yang kadang membuat saya mati gaya.

"Sabar ya, Sayang. Setelah Umi cuci piring ini, kita bahas pertanyaan Aal." Cara saya menghindar sementara.

Hal ini menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi saya. Alhamdulillah saya mempunyai seorang suami yang tak henti-hentinya mengingatkan untuk selalu berpikiran positif. Mengajak saya untuk membuka mata, bahwa Aal adalah anak yang cerdas. Dia anak yang mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, dia mau bertanya dan selalu bertanya, berarti dia percaya pada kita untuk bisa memberikan jawaban yang sebenar-benarnya.

Itu yang selalu saya ingat. Jika lelah melanda, kadang saya tidak siap dengan runtutan pertanyaannya. Kalau pertanyaan yang real pertanyaan dan bisa dijawab sih, OK. Tapi kadang banyak pertanyaan yang menurut orang dewasa itu tidak perlu dipertanyakan. Ah, kita lupa kalau sedang berhadapan dengan anak-anak, bukan orang dewasa.

Ada sebuah cerita, Aal bertanya "Umi, mana ya mobil dump truck Aal?"

"Mana, ya? Aal yang simpan bukan, ya? Umi nggak ada pindahin, loh.."

"Kenapa Umi nggak ada pindahin?"

"Kan Umi nggak pake, Sayang. Waktu itu Aal yang pake, kan? Coba diingat-ingat.."

"Lah, kenapa Umi nggak pake?"

Lalu saya sempatkan ambil nafas dalam-dalam dan menjawab, "Umi kan masak, Sayang. Ya nggak pakai dump truck."

"Kenapa masak nggak pakai dump truck? Terus dimana ya dump truck Aal?"

Aarghh, netijeeennn....pada tahu nggak dimana ujungnya pertanyaan dan pembahasan ini??? Hahaha.

Rasanya saat itu saya mau nangis, pertanyaan macam apa itu. Tapi pertanyaan itu keluar dari mulut seorang anak kecil. MasyaAllah.

Lalu bagaimana cara saya menghadapi Aal yang banyak bertanya?

1. Hadapi

Jangan menyuruhnya untuk berhenti dan diam apalagi dengan nada bentakan. Hal itu bisa membuatnya takut dan trauma untuk bertanya lagi. Padahal dengan banyak bertanya, dia bisa belajar banyak hal.

2. Tenang

Hadapi dan tanggapi dengan tenang. Jangan terbawa emosi kalau pertanyaannya aneh atau absurb. Namanya juga pertanyaan yang keluar dari mulut anak-anak yang pikirannya bercampur dengan imajinasi. Tenang, calm, atur nafas, jangan lupa senyum, dan pikirkan jawabannya.

3. Percaya diri

Kita orang dewasa, kita orangtuanya. Percaya pada diri sendiri kalau kita pasti bisa menghadapinya dan memberikan tanggapan dan jawaban terbaik untuknya. Zaman sekarang bukannya sudah serba mudah? Segala informasi bisa kita cari di mesin pencari. Biasanya saya menjawab "oh, coba nanti Umi cari tahu dulu di Google ya, Sayang?" Dengan begitu akan lebih baik dari pada kita hanya menjawab "nggak tau!"

4. Beri jawaban yang jujur

Nah, kadang ada beberapa orang yang ngawur menjawab pertanyaan anak kecil dengan menganggap kalau dia cuma anak kecil, tidak masalah diberi jawaban ngawur. Ini bahaya menurut saya, mereka menyerap setiap informasi yang kita sampaikan, loh. Jadi, berikan jawaban yang jujur agar kita bisa dipercaya oleh mereka.

5. Jawab dengan gaya bahasa yang mudah dicerna dan diterima

Kadang pertanyaan yang keluar adalah pertanyaan yang tergolong sulit dijelaskan kepada anak balita. Pilih gaya bahasa yang mudah dicerna sesuai usianya, bukan gaya bahasa yang berat dan membingungkannya.

Itulah cara saya menghadapi anak yang banyak bertanya seperti Aal saat ini. Sadar, bahwa dengan banyak bertanya dia akan banyak belajar. Sadar, inilah sisi keunikan dan kelebihan yang dimiliki buah hati kita. Dan sadar, mereka hanya menjalankan fitrahnya untuk senantiasa belajar.

Belajarlah, Nak. Cari tahu apa yang ingin kamu ketahui. Kejarlah ilmu, Nak. InsyaAllah, semoga Aal tumbuh menjadi anak cerdas yang sholeh dan baik hati.

Aamiin

Baca juga: Cara menghibur adik ala Aal (tantangan hari ke-1)
Juli Yastuti
• Tantangan 10 hari
• Hari ke-2
• Game Level 7
• Semua Anak Adalah Bintang
• Kuliah Bunda Sayang IIP

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Pict by: Aal (4yo)

Bicara tentang keunikan anak-anak, pasti selalu ada saja hal yang membuat gemas setiap harinya. Apalagi kalau anak dua, ada saja dramanya.

Hari ini saya mengamati Aal, anak sulung saya. Ada beberapa keunikan, ya, memang anak ini selalu unik setiap harinya. Hehehe. Paling lucu kalau saya minta menghibur adiknya yang sedih atau rewel karena perbuatannya.

Kejadian yang sering terjadi, si Dek Maryam, begitu penggilan kesayangannya, tidak diperbolehkan meminjam mainan Mas Aal. Alhasil, Dek Maryam menangis sedih. Kalau sudah kejadian seperti ini, saya meminta Aal untuk berusaha mendiamkan adiknya.

Tampak wajahnya berpikir dan panik mendengar suara tangisan Maryam yang semakin menjadi. Minta maaf, ditolak.. Mau cium, ditolak.. Hehehe. Kasiannya, tapi dia tidak kehabisan akal.

Aal tahu, Dek Maryam sangat suka kucing. Jadi, dia berusaha menghibur adiknya dengan iming-iming kucing.

Cara pertama, "Deekkk..... Ini ada kucing.." Sambil membawa boneka kucing milik adik, Aal berusaha menghibur dan menenangkan adiknya. Hasilnya? Nihil. Boneka dihempas...

Cara kedua, dia mengambil bukunya, dia diam sambil khusyu' menggambar selama beberapa menit. Selama itu pula akhirnya Dek Maryam lelah menangis, dan dia menyusu dengan saya sampai hatinya menjadi sedikit lebih tenang.

Lalu Aal kembali berusaha, ternyata dia menggambar kucing lucu yang sedang naik motor. Kucing yang satu naik motor besar, di belakangnya terdapat box sandaran, satu lagi kucing naik motor biasa. Ada juga pesawat di atasnya. Lagi-lagi kucing, kesukaan Dek Maryam.

"Dek, lihat ini ada kucing naik motor! Di atasnya ada pesawat, loh..." Dengan ekspresi "wow" dia menceritakan karyanya kepada Dek Maryam. Dek Maryam melihat dan sejenak terdiam, mungkin berpikir dan memastikan, apa benar itu kucing? Hehehe.

Akhirnya Dek Maryam tersenyum ceria, "Cingg.. Umi, cingg..." Dia berusaha berbicara dan menunjuk gambar itu untuk memberitahu saya, ada gambar kucing yang sedang naik motor.

Akhirnya mereka bermain bersama lagi dengan hati senang, tertawa dan bahagia bersama. Aal berhasil menghibur dan menenangkan adiknya. Senangnya..

Begitulah drama adik kakak, kelak mereka akan merindukan masa-masa ini. Begitu juga saya, saksi hidup yang 24 jam menemani hari-hari mereka. Meskipun kadang membuat sakit kepala, tapi kelak pasti akan saya rindukan juga.

Share
Tweet
Pin
Share
2 comments
Aal & Maryam, bintang hatinya Umi.

Alhamdulillah, berlalu sudah 6 bulan kuliah Bunda Sayang Institut Ibu Profesional (IIP). Setelah habis 1 semester perkuliahan, ternyata di IIP ada liburan semesternya juga, loh. Hehehe.

Liburan telah usai, sekarang masuk bulan ke-7 dan materi sesi #7. Ada yang spesial untuk saya, tentunya berbeda dengan bulan-bulan sebelumnya. Yes, kali ini saya kebagian tugas menjadi Koordinator Bulanan (Korlan). Senangnya mendapatkan tugas tambahan, terlebih lagi ini mulai memasuki bulan suci Ramadhan. Ah, merasa spesial!

Alhamdulillah, tugas menjadi Korlan tidak memberatkan karena Fasilitator kami yang baru, Mbak Ika Pratidina dan teman-teman perangkat kelas lainnya yang baik hati, selalu siap berbagi dan melayani. Terima kasih, Mbak Ika dan teman-teman!

Kembali lagi membahas review materi sesi #7 tentang Semua Anak Adalah Bintang. Saat membaca materi ini, masyaAllah luar biasa. Semua anak adah bintang, tak jarang hal ini kadang kita lupakan. Berekspektasi tinggi terhadap anak, sehingga melupakan "bintang" yang sesungguhnya bisa bersinar terang benderang.

Kesalahan terbesar kita adalah membanding-bandingkan anak kita dengan anak lainnya. Si A sudah bisa jalan, si B kok belum? Ah, banyak lagi topik perbandingan anak lainnya, susah untuk saya jabarkan satu per satu.

Sakit nggak, sih? Ketika anak kita dibanding-bandingkan? Ya, iyalah! Terlebih lagi diri si anak. Dia akan merasa tidak percaya diri dan merasa tidak dihargai.

Disela diskusi kami mengenai materi ini, Mbak Ika menyebutkan bahwa ada 4 hal yang biasanya menajdi bahan perbandingan pada anak:

1. Fisik
2. Karakter
3. Kemampuan belajar
4. Kepandaian

4 hal ini jelas tidak bisa dibandingkan dengan anak lain. Bukankah itu semua sudah menjadi anugerah dari Allah untuk masing-masing anak?

"Kakaknya berisi ya, kok adiknya kurus, sih?" Pedih.

"Itu temannya sudah bisa baca, masa kamu belum?" Sakit.

Berdasarkan pengalaman, kejadian ini terjadi bukan hanya  dari orangtua si anak. Bisa juga dari tetangga, nenek, kakek, tante, om, dan lainnya.

Jika hal ini terjadi, apa yang harus kita lakukan untuk "menguatkan" anak?

Kunci diri mereka dengan kalimat motivasi yang positif. 

Saya pernah mengatakan pada Aal, "Sayang, tiap anak, tiap orang, itu berbeda. Tidak bisa disamakan, dan tidak harus sama. Aal tidak suka makanan pedas, adik suka makanan pedas, itu tandanya Aal dan Maryam berbeda. Tidak masalah, ya. Semua anak Umi pintar, makannya banyak, walaupun makanannya beda."

Suatu ketika ada seorang family yang berkunjung pas di jam makan pagi mereka dan berkomentar "masa' Mas Aal nggak kuat makan pedas, sih? Adik saja kuat, tuh."

Lalu Aal menjawab, "lah, kan tiap anak beda-beda. Aal memang nggak suka pedas, adik suka pedas."

Jleb!

Yuk, ah, berenti membandingkan anak. Tantangan kami di materi sesi #7 ini adalah mencari satu saja sisi unik dan kelebihan anak setiap harinya.

Fokus pada kelebihannya, bukan pada kekurangannya.

MEMBUAT GUNUNG, BUKAN MERATAKAN LEMBAH

Melalui materi Bunda Sayang kali ini, kami belajar untuk membantu anak menemukan misi spesifiknya berada di muka bumi. Apa passion-nya, apa kebisaannya, lagi-lagi apa kelebihan dan keunikannya?

Apa hal yang membuat matanya berbinar (enjoy)? Apa hal yang membuatnya rela berlama-lama memperlajari hal tersebut meskipun itu berat (easy)? InsyaAllah mereka akan hebat di bidangnya (excellent) dan muncul produktivitas dan apresiasi karya di bidangnya (earn).

Ikan jago berenang, jangan buang waktunya untu belajar terbang agar bisa seperti burung. Ajarkan dia berbagai macam teknik renang, maka dia akan menjadi perenang hebat. Ini namanya membuat gunung.

ALLAH TIDAK PERNAH MEMBUAT PRODUK GAGAL

Tidak ada anak bodoh di muka bumi ini. Yang ada hanyalah anak-anak yang kurang mendapat kesempatan belajar dengan orangtua/guru yang tepat, yang senantiasa mau belajar untuk bisa mengajar, yang mau mengajarinya sesuai metode belajar yang sesuai dengan gaya belajar anak tersebut.

Tugas kita, selalu belajar dan memantaskan diri agar layak di mata Allah, memegang amanah besar anak-anak yang luar biasa. Bantu mereka menemukan cahaya bintang dalam dirinya, karena mereka semua adalah BINTANG.

Baca juga: Review Materi Sesi #6, Menstimulus Matematika Logis Pada Anak Usia Dini

Share
Tweet
Pin
Share
13 comments
Batam kian tumbuh mengembangkan tempat wisatanya. Sekarang tidak hanya pantai, beberapa taman dan kebun juga dilestarikan agar bisa menjadi pilihan destinasi liburan masyarakat dalam atau luar kota.

Baca juga: Taman Rusa dan Taman Kelinci Batam

Begitu juga dengan wisata kuliner, kota Batam sekarang mempunyai beragam jenis kuliner yang memikat selera, kekinian dan hits banget di sosial media. Karena ketenarannya di jagat sosial media, tak jarang kita butuh kesabaran ekstra untuk mendapatkannya karena harus antre panjang. Luar biasa yaa hanya untuk sepiring makanan, heehee.

Selain makanan berat, beragam oleh-oleh kekinian pun meramaikan kuliner kota Batam. Buat yang membutuhkan buah tangan untuk dibawa keluar kota, oleh-oleh kekinian Batam yang kekinian ini bisa menjadi pilihan.

Beragam kuliner kekinian dan hits ini kadang tidak hanya sebagai pengisi perut untuk memenuhi kebutuhan makan kita, tapi juga untuk mengisi koleksi foto instagram kita. Iya, saking hitsnya, sebelum dimakan harus difoto dan posting dulu, gaes..

Dengan ketenaran yang luar biasa, bagaimana dengan rasanya, ya?

Atau membeli hanya sekedar untuk update instagram saja? Hehehe.

Yuk, kita lihat, mana saja kuliner kekinian kota Batam yang wajib dicoba menurut Umi.

1. Mie Masak Itam

A post shared by Pusat Informasi Kuliner Batam (@kulinerkotabatam) on Apr 4, 2018 at 4:54am PDT

Kuliner kekinian yang wajib banget dicoba, gaes. Sesuai namanya, mienya berwarna hitam tapi menggoda untuk dinikmati. Warna hitamnya berasal dari tinta sotong, diracik dengan bumbu yang menjadikannya sedap mantap.

2. Recheese Factory

A post shared by Batam Dine (Aji & Yunita) (@batamdine) on Mar 24, 2018 at 6:43pm PDT


Ini makanan cepat saji kekinian yang hiitss abis di beberapa kota besar Indonesia, salah satunya Batam. Sensasi makan ayam goreng krispi super pedas (fire chicken) membuatnya terkenal di sosial media karena sering dijadikan challange para youtuber atau selebgram untuk menguji ketahanan makan makanan pedas.

3. Geprek Bensu

A post shared by Pusat Informasi Kuliner Batam (@kulinerkotabatam) on Apr 14, 2018 at 12:45am PDT

Ayam Geprek Bensu by Ruben Onsu tidak diragukan lagi ketenarannya. Secara pemiliknya saja sudah tenar. Menu spesialnya ayam geprek pedas dengan berbagai topping seperti keju, mozarella, sambel telur asin dan lain sebagainya. Uniknya, ada menu khusus anak yaitu Bensu Kids yang tidak pedas dan non-MSG agar anak-anak bisa ikut makan ayam geprek bersama orangtuanya di lokasi.

4. Roti Duo

A post shared by toko roti batam (@rotiduobatam) on Apr 25, 2018 at 12:21am PDT

Kalau yang ini bukan makanan berat, tapi tidak bisa juga disebut sebagai cemilan. Porsinya jumbo, kalian bakal berat untuk menghabiskannya sendiri. Tapi cocok disantap saat sarapan ditemani dengan teh hangat, beuh!

5. Oleh-oleh kekinian ala Artis

Nah, ini oleh-oleh kekinian di seluruh Indonesia. Hampir di tiap kota besar pasti sudah mempunyai oleh-oleh khas yang dimiliki para artis. Hits-nya tidak usah ditanya, secara artis yang followers-nya jutaan. Apa saja sih, oleh-oleh kekinian ala artis yang ada di kota Batam?

1). Batam Ogura milik artis Irwansyah dan Zaskia Sungkar

A post shared by Oleh-oleh Kekinian Batam (@batamogura) on Apr 26, 2018 at 6:14pm PDT

2). Zapin Batam milik artis Andhika Pratama dan Ussy Sulistiawati

A post shared by Zapin Batam (@zapinbatam) on May 3, 2018 at 11:03pm PDT

3). Bolu Awak milik artis Arie Untung dan Fenita Arie

A post shared by BOLU AWAK (@boluawak) on May 2, 2018 at 10:14pm PDT

4). Batam Olehlo milik artis Oki Setiana Dewi

A post shared by Pusat Informasi Kuliner Batam (@kulinerkotabatam) on Feb 24, 2018 at 6:05am PST

Nah, itu dia deretan kuliner kekinian kota Batam yang lagi hits dan wajib dicoba. Kamu sudah coba yang mana? Atau ada rekomendasi kuliner kekinian di kota Batam yang belum saya sebutkan? Silahkan berbagi di kolom komentar, ya...

---

Tulisan ini adalah kolaborasi para momblogger #MamakSetrong
Baca juga:
Kuliner Kota Batam yang Tak Terlupakan oleh Bubun Unna
dan 
Kuliner Favoritnya Ibuk Dessy
Share
Tweet
Pin
Share
1 comments
Ramadhan tahun lalu (1438H / 2017).

Melatih Anak Puasa Sejak Dini


Marhaban Ya Ramadhan.

Beberapa hari lagi bulan suci Ramadhan akan segera tiba. Seperti bulan Ramadhan sebelumnya, saya dan suami akan melatih anak puasa sejak dini. Menurut kami, melatih anak puasa sejak dini itu penting, begitu juga dengan ibadah lainnya yang diajarkan dalam agama Islam.

Melatih anak puasa sejak dini, bukan berarti kita langsung menyuruh anak untuk menahan haus dan lapar. Tentu saja caranya bertahap, pelan, lembut, dan penuh cinta. Bukankah sesungguhnya ibadah itu kita lakukan karena cinta kita kepada Allah SWT? Nah, menanamkan rasa cinta itulah yang harus kita bangun sedini mungkin di dalam hati si buah hati.

Baca juga: Menjadikan Ananda Cinta Ramadhan

Yang harus digarisbawahi, saya masih dalam tahap belajar untuk melatih anak puasa sejak dini, sama dengan mak-bapak lainnya yang punya anak balita seperti saya. Kita masih sama-sama belajar. Syukurnya, di zaman sekarang kita bisa banyak mendapatkan informasi dan panduan-panduan melatih anak puasa sejak dini lewat internet. Belajar bisa dimana saja dan kapan saja!

Ini adalah puasa ke-5 bersama Mas Aal dan puasa ke-2 bersama Dek Maryam. Selalu ada keseruan tiap tahunnya, melihat mereka yang juga semakin tumbuh besar. Pastilah cara-cara kami melatih mereka untuk berpuasa selalu berbeda. Simak, yuk, ini cara kami melatih anak-anak puasa sejak dini:

1. Komunikasi

Ini adalah cara pertama melatih anak puasa sejak dini. Cara ini saya gunakan sejak mereka belum lahir ke dunia. Percayalah kalau janin mendengar suara kita, terutama suara ibu yang satu tubuh dengan tubuh mungilnya.

Cara ini biasanya saya gunakan sampai mereka berusia 1-2 tahun, hanya saja isi ceritanya yang berbeda. Di usia 1-2 tahun bisa ditambahi kalimat sounding atau ajakan seperti "Umi nggak makan, Sayang. Umi puasa, jadi makannya nanti malam. Kalau Aal sudah agak besar, kita nanti puasa sama-sama ya, anak sholeh.."

Sedangkan di usia 2 tahun ke atas, Mas Aal sudah semakin kritis dan ingin banyak tahu. Beragam pertanyaan tentang puasa pun terlontar, bahkan pertanyaannya beranak-pinak. Ya, kami berusaha memberikan jawaban yang benar dengan bahasa yang mudah ia pahami dan cara yang menyenangkan, karena ini kesempatan baik untuk menumbuhkan fitrah keimanannya.

2. Latihan Puasa

Cara ini baru akan dicoba bulan Ramadhan tahun ini di Aal yang sudah berusia 4 tahun berawal dengan mengajaknya untuk sahur bersama. Kalau sebelumnya pasti selalu ikut buka puasa bersama, tentu berbeda dengan sahur bersama yang dilakukan di jam tidurnya. Pastinya ini menjadi tantangan sendiri, mau atau tidaknya dia bangun di jam tidur yang lagi pules-pulesnya.

3. Berikan Motivasi

Anak-anak membutuhkan motivasi dan semangat dari kita, orang tuanya. Jika anak berhasil ikut sahur bersama, semangati ia agar bisa menahan haus dan lapar sekuatnya. Sekuatnya ya, tanpa paksaan, agar dia tidak trauma atau menganggap puasa itu tidak menyenangkan. Hindari motivasi dengan cara membanding-bandingkan anak satu dengan anak lainnya.

4. Reward

Memberi apresiasi atau reward juga sangat penting sebagai bentuk motivasi tambahan untuk anak. Hargai setiap proses pencapaian belajar anak, puji ia ketika berhasil (ikut sahur bersama, misalnya). Tetap berikan kata-kata semangat (tidak menjatuhkan) jika belum berhasil, beri kepercayaan bahwa suatu saat dia akan berhasil.

Itulah cara-cara kami untuk melatih anak puasa sejak dini. Beberapa sudah pernah kami terapkan, beberapa insyaAllah baru akan kami terapkan Ramadhan beberapa hari kedepan.

Bagaimana caramu melatih  anak puasa sejak dini? Yuk, sharing di kolom komentar.

Semoga kita senantiasa diberi kesehatan dan kelancaran dalam melaksanakan ibadah puasa, diberi kelancaran dan kesabaran pula dalam melatih anak puasa. Aamiin Ya Rabbal'alaamiin.


Share
Tweet
Pin
Share
29 comments
Newer Posts
Older Posts

About Me




Hai, saya Juli Yastuti, akrab dipanggil Juli atau Yasti. Bagi saya, menulis adalah cara menebar manfaat termudah. Mau tahu lebih lengkap tentang saya?


Baca Selengkapnya >

Contact


Email : ceritaumi2017@gmail.com / Whatsapp : 083184213939

Find Me Here

Followers

Part Of



My Books




Recent Post

Popular Posts

  • Pohon Literasi, Stimulasi Anak Suka Membaca
  • Aku Sayang Ibu, Catatan Literasi Pertama Aal
  • Review Materi Bunda Sayang Sesi 5: MENSTIMULASI ANAK SUKA MEMBACA
  • Pengalaman Melepas IUD Lama dan Memasang IUD Baru. Kapok?
  • Menyenangkan! Pengalaman Berlayar Menggunakan Kapal Roro Dari Batam ke Riau Selama 18 Jam

Member Of




Categories

  • Sharing
  • Info & Tips
  • Parenting
  • Family
  • Traveling
  • Institut Ibu Profesional (IIP)
  • Homeschooling
  • Batam
  • Review
  • Event
  • Tentang Buku
  • Kuliner
  • Gelora Madani Batam
  • Kolaborasi Blog
  • Mahasiswa
  • Puisi

Blog Archive

  • ►  2011 (11)
    • Jun 2011 (5)
    • Jul 2011 (6)
  • ►  2012 (2)
    • Nov 2012 (2)
  • ►  2013 (7)
    • Jan 2013 (1)
    • Feb 2013 (3)
    • Mar 2013 (1)
    • May 2013 (1)
    • Jun 2013 (1)
  • ►  2014 (13)
    • May 2014 (4)
    • Jun 2014 (4)
    • Jul 2014 (3)
    • Sep 2014 (2)
  • ►  2015 (3)
    • May 2015 (2)
    • Nov 2015 (1)
  • ►  2016 (3)
    • Jan 2016 (2)
    • Mar 2016 (1)
  • ►  2017 (56)
    • Feb 2017 (1)
    • Jun 2017 (1)
    • Aug 2017 (10)
    • Sep 2017 (1)
    • Oct 2017 (5)
    • Nov 2017 (25)
    • Dec 2017 (13)
  • ▼  2018 (142)
    • Jan 2018 (21)
    • Feb 2018 (15)
    • Mar 2018 (18)
    • Apr 2018 (13)
    • May 2018 (17)
    • Jun 2018 (7)
    • Jul 2018 (9)
    • Aug 2018 (11)
    • Sep 2018 (5)
    • Oct 2018 (8)
    • Nov 2018 (7)
    • Dec 2018 (11)
  • ►  2019 (67)
    • Jan 2019 (8)
    • Feb 2019 (6)
    • Mar 2019 (7)
    • Apr 2019 (4)
    • May 2019 (5)
    • Jun 2019 (10)
    • Jul 2019 (6)
    • Aug 2019 (3)
    • Sep 2019 (6)
    • Oct 2019 (5)
    • Nov 2019 (2)
    • Dec 2019 (5)
  • ►  2020 (28)
    • Jan 2020 (7)
    • Feb 2020 (3)
    • Mar 2020 (4)
    • Apr 2020 (1)
    • May 2020 (3)
    • Jun 2020 (3)
    • Jul 2020 (2)
    • Aug 2020 (1)
    • Oct 2020 (1)
    • Nov 2020 (1)
    • Dec 2020 (2)
  • ►  2021 (28)
    • Jan 2021 (1)
    • Apr 2021 (2)
    • May 2021 (2)
    • Jun 2021 (2)
    • Jul 2021 (4)
    • Aug 2021 (4)
    • Sep 2021 (1)
    • Oct 2021 (4)
    • Nov 2021 (4)
    • Dec 2021 (4)
  • ►  2022 (14)
    • Mar 2022 (2)
    • Apr 2022 (1)
    • May 2022 (1)
    • Jun 2022 (2)
    • Jul 2022 (2)
    • Aug 2022 (2)
    • Sep 2022 (3)
    • Oct 2022 (1)
  • ►  2023 (6)
    • Jan 2023 (3)
    • Feb 2023 (2)
    • Mar 2023 (1)

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates