Bermain bersama anak-anak adalah cara terbaik bagi saya untuk selalu update dengan perkembangannya. Seperti cerita kali ini, ini cerita saya ketika bermain peran bersama anak-anak saya, Aal dan Maryam.
Ikut bermain bersama anak-anak itu seru dan banyak sekali adegan lucu. Sudah seperti nonton drama, loh. Kadang mereka bermain peran dan actingnya lumayan mendalami. Tingkah mereka yang lucu itu suka saya abadikan supaya kelak mereka bisa flashback melihat masa lalu mereka yang menggemaskan.
Aal yang usianya sekarang 4 tahun lebih, memang suka bermain peran. Bukan hanya sekarang, sejak dulu pun seperti itu. Tapi bak gayung bersambut, sekarang bermain perannya semakin menyenangkan karena si adik sudah bisa diajak kerjasama. Kebanyang kan, gimana 2 bocah bermain peran?
Peran yang sering mereka mainkan adalah dokter yang sedang memeriksa pasiennya. Kadang jadi dokter anak, kadang juga dokter kandungan. Aal lebih sering mengambil peran sebagai dokter, dan Maryam sebagai pasien. Bahkan kadang Maryam sebagai pasien yang sedang hamil dan akan segera melahirkan. Hahahaa.
Mereka juga punya alat-alat untuk mendukung mereka bermain perannya, loh. Dulu pernah saya belikan mainan doctor play set itu, tapi stetoskopnya sudah rusak. Tak kehabisan akal, stetoskop akhirnya dimodifikasi Aal menggunakan mainan yoyo yang juga sudah rusak.
Stetoskop ala Aal. |
Selain stetoskop, Aal juga punya mainan jarum suntik dan termometer. Termometernya termometer asli, cuma sudah rusak dan sudah serah terima untuk menjadi mainan mereka. Jarum suntik sebenarnya alat takaran obat, karena obatnya sudah habis, alat ini saya cuci dan jadi mainan mereka. Lumayan lah perlatan dokternya, walaupun hanya 3 alat yang sering mereka pakai, tapi percayalah acting mereka total. Hehehe.
Saya suka ikut bermain peran bersama mereka, saya menjadi ibunya pasien. Aal menetapkan pojokan ruang bermain di rumah kami sebagai tempat prakteknya. Dengan stetoskop yang sudah ia gantungkan di leher, ia pun memanggil nama pasien yang akan diperiksa. Maklum, dokternya belum punya perawat, jadi multiperan, deh. Hehehe.
"Siti Maryam." Panggil Dokter Aal.
Kemudian saya datang menggendong Maryam (pasien), "Assalamu'alaikum, Dokter."
"Wa'alaikumsalam, duduk. Ya, ini kenapa?" Aal sambil nahan tawa. Saya juga total actingnya dan penuh ekspresi sesuai peran. Biar lebih mendukung permainan drama mereka.
"Ini anak saya, Dok. Nggak enak badannya, tolong periksa, Dok."
"Baik, baring ya.."
Saya pun membaringkan Maryam ke kasur pasien. Kasur pasien ini terbuat dari bed cover yang kami lipat, kadang juga hanya pakai bantal saja, kadang juga langsung di atas tempat tidur kami.
"Coba buka mulut, Dek. Ok." Aal lanjut memeriksa dengan stetoskopnya ke arah dada dan perut Maryam "wah ini radang ini, demam. Coba saya ukur demamnya. Pakai ini ya, Dek. Nggak usah nangis, Dek."
Maryam pun berbaring dan menuruti kata mamasnya sebagai dokter. Serius, bayi 16 bulan ini menggemaskan sekali ketika mendalami acting! MasyaAllah.
"Oh, suhu demamnya 45 ratus." Aal ngarang, hahaha.
"Trus saya harus gimana, Dok? Adakah obatnya?"
"Harus ambil darah ini." Aal dulu pernah demam dan harus ambil darah, makanya ia masukkan ke dalam skenario ceritanya.
"Baik, Dok. Sabar ya, Nak. Nanti darahnya di ambil Pak Dokter, ya.." Saya bicara kepada Maryam dan dia memberikan ekspresi lemah. Total!
Drama selesai setalah Aal melakukan pengambilan darah dan memberikan resep obat kepada kami. Maryam pun duduk dan berdiri lagi, sambil ketawa dia kembali bermain seperti biasa seakan-akan baru selesai menjalankan tugasnya.
Keseruan ini sering sekali terjadi di rumah kami, Aal kadang bercita-cita menjadi seorang dokter. Kasusya beda-beda, seperti tadi Aal menjadi dokter anak yang mengobati seorang anak yang sakit, kadang hanya imunisasi, kadang Aal menjadi seorang dokter kandungan. Aal memasukkan boneka kecil ke dalam baju Maryam agar seperti ibu hamil, dan kemudian melahirkan.
Pernah juga mereka berganti peran, Maryam jadi dokter dan Aal jadi pasiennya. Kasus ini terjadi ketika Aal benar-benar sakit, adiknya langsung datang mengambil peralatan dokter dan siap menjalankan tugas.
Maryam sebagai dokter yang memeriksa Mas Aal yang sakit. |
Di setiap peran itu, mereka total mendalami peran. Ya, sesuai usia mereka. Pastilah mereka tertawa atau menahan tawa tiap kali ada kejadian lucu atau tingkah lucu yang mereka lakukan.
Bermain peran ini selain seru dan menyenangkan, juga banyak manfaatnya, loh. Di bawah ini saya list beberapa manfaat bermain peran bagi anak, ya.
1. Meningkatkan percaya diri
Untuk anak usia 3-4 tahun, bermain peran bisa meningkatkan percaya dirinya karena ia "merasakan" menjadi peran tersebut. Seperti Aal yang tadi berperan sebagai dokter dan ia mendalami perannya memeriksa pasien, melakukan diagnosa, melakukan tindakan, dan memberi obat.
2. Meningkatkan kemampuan bahasa
Dengan bermain peran, anak akan berbicara sesuai perannya. Pemilihan kata dan intonasi pun pasti menyesuaikan perannya. Awalnya mungkin ia pernah menjadi pasien, ia mendengar dan memperhatikan bagaimana dokternya berkomunikasi, hingga akhirnya ia meniru dengan sangat baik.
3. Membangun kreatifitas
Bermain peran membuat anak semakin kreatif. Apalagi ini peran tanpa skenario tertulis atau terarah, kan? Murni semua hasil kreasi pikirannya sendiri saat itu juga untuk mengembangkan cerita.
4. Belajar mencari solusi atau memecahkan masalah
Ketika berhadapan dengan seorang yang sakit, maka ia berpikir bagaimana agar pasiennya sembuh. Dengan cara mengambil darahnya untuk mengetahui penyakit, kemudian memberikan obat adalah cara ia menyelesaikan masalah. Secara tidak langsung ia belajar mencari solusi, tentu saja ini terinspirasi dari pengalamannya yang kemudian ia pindahkan menjadi cerita drama.
5. Belajar bersosialisasi dan membangun empati
Anak belajar bersosialisasi saat bermain peran bersama teman atau saudaranya sehingga terjalin komunikasi yang baik untuk pemilihan da pembagian peran. Dia menempatkan dirinya sebagai orang lain membuatnya belajar membangun rasa empati.
6. Observasi kegemaran/minat bakat anak
Bagi orangtua, bermain peran seperti ini bisa menjadi salah satu cara kita mengobservasi apa kegemaran/minat bakat anak sejak dini. Kita bisa mencatatnya ke dalam sebuah portofolio, apa saja peran yang ia suka peragakan, misalnya dokter, pilot, atau lainnya. Kemudian bisa kita kembangkan dan kenalkan lebih dalam agar bisa membantunya menemukan bakat alami di dalam dirinya.
Itu dia 6 manfaat bermain peran bersama anak-anak. Dampingi dan ikutlah bermain peran bersama mereka tentang apa saja yang anak-anak sukai. Rasakan keseruan dan manfaat dari bermain peran bersama anak-anak.
Silahkan dicoba ya, Mak-Bapak.. Selamat bermain!