• Home
  • About Me
  • Category
    • Sharing
    • Info & Tips
    • Parenting
    • Family
    • Homeschooling
    • Review
    • Traveling
    • Tentang Buku
    • Gelora Madani Batam
    • Event
Youtube Instagram Twitter Facebook

Cerita Umi


Mempunyai anak dua adalah luar biasa bagi saya. Aal adalah anak yang sangat baik, jarang terlihat kalau dia cemburu pada adiknya. Tapi tidak dipungkiri, dia pernah juga cemburu.

Maryam 10 bulan menjelang 11 bulan usianya, dia anaknya cerita, aktif dan sedang baper2nya. Sebentar saja saya tinggalkan, dia menangis.. Bahkan saya ke toilet, mandi, ke dapur, dll pun dia menangis. Bagi saya ini wajar di usianya, memang sedang takut berjauhan dari ibunya. Tidak apa2 nak... 😘

Karena ini, Aal kadang suka bersikap aneh. Tiba2 dia membesarkan perkara yang kecil, lalu menangis. Saya heran, karena tidak biasanya dia seperti ini. Huaaa dua2nya menangis kencang sekali..... Tak jarang rasanya pun saya ingin juga ikutan menangis, hehee.

Setelah saya tenangkan adeknya, saya lalu berbicara pada Aal. Kenapa dia bersikap seperti itu? Setelah saya tanyakan dan bicara dari hati ke hati, dia akhirnya berkata, "Aal mau sama umi.. Aal ga suka adeknya rewel nangis terus. Aal kan mau sama umi..". Opsss.....jleb.

"Ya ampun sayang, oke umi ngerti. Maafin umi ya, tapi memang adek lagi masanya seperti itu. Waktu Aal bayi dulu juga seperti ini.. Bantu umi, kita jaga adek sama2, sabar yaaa....InsyaAllah kalau adek sudah besar dia akan jadi teman yang menyenangkan buat Aal.. Kalau Aal mau sama umi, bilang aja nak. Umi pasti datang. Aal mau peluk, bilang aja sayang. Umi pasti peluk... Ya?", saya berusaha meyakinkannya bahwa saya pun selalu padanya. Apalagi hati saya, tidak ada bedanya antara Aal dan Maryam.

Kelebihan Aal juga memiliki perasaan dan hati yang lembut. Jadi, berbicara lembut, berdua, menyetuh atau sambil memeluknya...itu adalah cara terbaik untuk berbicara padanya. Ada rasa sedih di hati jika dia sampai cemburu pada adiknya. Saya tidak mau berat sebelah dalam memberikan perhatian dan kasih sayang.

Jadikanlah umi teman bagimu sayang, ungkapkan apapun yang ingin kamu ungkapkan. Sampaikan apapun perkara kesedihanmu, bagilah sedihmu kepada umi. Kabarkan juga kebahagiaanmu pada umi, agar kita bisa tersenyum bersama. Yakinlah, kalian adalah separuh jiwa umi. Tidak ada beda.. Kalian sama, buah hati umi tersayang.

Tumbuhlah kalian selalu dalam kasih sayang..

Umi selalu sayang Aal..dan Maryam.. ❤
Share
Tweet
Pin
Share
6 comments

Review materi ke dua kuliah Bunda Sayang IIP, Alhamdulillah dapat materi dan tantangan yang luar biasa berguna.

Melatih kemandirian pada anak bukanlah perkara yang instan. Butuh kesabaran ekstra, komitmen dan konsisten terhadap ini. Ternyata, melatih kemandirian pada anak bisa dimulai sejak bayi, lho.. Misalnya, bayi memegang botol susunya sendiri. Luar biasa ya, hal kecil seperti itu ternyata termasuk ajaran kemandirian pada anak yang kadang kita lewatkan.

Melatih kemandirian juga harus diklasifikasikan sesuai usia anak. Misalnya, anak usia 1-3 tahun itu bisa diajarkan kemandirian dalam hal toilet (toilet training); berbicara atau kode jika ingin ke toilet, makan sendiri, berbicara jika menginginkan sesuatu. Nah, dalam proses pembelajaran ini, orang tua haruslah sabar untuk membersamai anak2 dalam berlatih mandiri, komitmen dan konsisten dengan aturan yang sudah disepakati bersama. Jangan maju mundur cantik ya mak.. 😂

Untuk anak usia 3-5 tahun, tantangannya pun lebih tinggi nih.. Karena di usia ini anak sedang suka mencontoh kita, oranngtuanya. Lalu kita harus bagaimana? Tidak perlu banyak larangan, hargai saja keinginannya, lakukan dengan proses sambil bermain, jangan buru2 menawarkan pertolongan pada anak, hargailah prosesnya belajar (bukan hasilnya), terima ketidaksempurnaannya dalam melakukan proses. Yaa, ingat loh...mereka itu masih anak2. Jadi jangan berekspektasi terlalu tinggi, mak. Hargai mereka berproses. 😘 (jedotin kepala sendiri)

Untuk anak usia sekolah, jika kemandirian sudah kita ajarkan sejak bayi, insyaAllah anak akam tumbuh menjadi pembelajar mandiri. Hati2, jangan terlalu fokus dengan tugas2 sekolah anak seperti PR, les, dsb yang menyebabkan kemandiriannya terabaikan. Percayakan pada anak kalau dia bisa menyelesaikan tugasnya, percayakan manejemen waktu yang mereka buat, buat kesepakatan dan kenalkan konsekuensi. 

Keterampilan dasar yang harus dilatihkan pada anak usia sekolah:
1. Menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya
2. Keterampilan literasi
3. Mengurus diri sendiri
4. Berkomunikasi
5. Melayani
6. Menghasilkan makanan sendiri
7. Melakukan perjalanan sendiri
8. Menggunakan teknologi
9. Transaksi keuangan
10. Membuat karya

Untuk mendukung semua hal di atas, orang tua haruslah selalu konsisten, menanamkan motivasi dan menjadi teladan bagi anak2. Yuk kita berkaca, sudahkah kita menjadi orangtua/pribadi yang mandiri? Dapatkah anak2 menjadikan kita teladan untuk mandiri? Nah loh!

Anak2 tidak selamanya bersama kita.. Jadi, melatih kemandirian pada anak sangatlah penting bagi keluarga kita.

Terima kasih, insyaAllah materi ini sangat bermanfaat sekali. Tantangannya juga sangat bermanfaat untuk saya mengaplikasikan ilmu. Alhamdulillah. Begitulah review singkat saya, semoga ada manfaat yang bisa diambil ya.. Aamiin. 😊

Bismillah, siap menghadapi tantangan 10 hari di game level 2, kuliah Bunda Sayang IIP. 😉

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Kasur adalah tempat favorit semua orang, tempat merehatkan badan setelah lelahnya beraktifitas seharian. Apa jadinya jika ternyata kasur kita itu juga tempat favorit makhluk lainnya pula, nah loh.. Makhluk apakah itu? Ini dia...


Tungau debu rumah - Dermatophagoides pteronyssinus (bahasa Inggris: house dust mite, HDM) adalah hewan sangat kecil yang umum dijumpai di permukiman manusia. Dengan ukuran tubuhnya sekitar 420 µm (sekitar 0,5 mm) panjang dan 250-320 µm lebar, tungau ini memakan sisa-sisa materi organik seperti kelupasan kulit manusia yang banyak ditemui di tempat tinggal manusia. Tungau ini diketahui sebagai pemicu serangan asma dan gejala-gejala alergi di seluruh dunia. Penyebabnya adalah enzim-enzim (terutama protease) yang keluar dari perut bersama-sama kotorannya. (Sumber: Wikipedia)

Makhluk ini adalah musuh kami sekeluarga. Setelah batuk dan pilek yang tak kunjung usai sejak 6 bulan ke belakang, Aal didiagnosa alergi. Alergi tidak ada obat yang spesifik, satu2nya cara adalah di jauhkan dari pencetus alergi. Setelah berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Anak di RS. Awal Bros Batam Dr. Indrayanti, Sp.A, beliau menyarankan untuk tes alergi melalui cek darah untuk mencari tau apa pencetus alerginya Aal ini. Spontan langsung kami menyetujuinya..

Di hari yang sama ketika kami konsultasi, kami langsung mendatangi lab Prodia untuk mengambil darah Aal untuk segera dicek. Hasilnya, Dermatophagoides pteronyssinus. Makhluk ini lah pencetus alergi anak kami.

Tanpa pikir panjang, saya yang sudah lama tertarik dengan Hydroclean, sudah save contact nya, sudah pernah iseng bertanya tarifnya, buru2 langsung memintanya untuk segera datang dan membasmi makhluk2 itu.. Serius, masalah ini cukup menguras emosi dan perasaan saya. Sedih dan sakit hati saya melihat Aal yang batuk terus menerus kadang mengganggu tidurnya.

Ikhtiar akan terus kami maksimalkan. Tim Hydroclean pun datang bagaikan superhiro bagi imajinasi lebay saya. Dalam hati saya berdoa, "Ya Allah, semoga ini salah satu caranya menyembuhkan Aal, menjauhkan pencetus alerginya.. Sembuhkanlah ya Allah, jadikanlah seperti sedia kala, jauhkan batuk alerginya.. Kami akan berusaha menjauhkan penyebabnya."

Allah lah tempat saya mengadu, bolak balik ke klinik dan rumah sakit, obat dan obat yang sintetis dan herbal sudah kami coba. Pusing dan stres juga sempat saya alami. Tapi saya kembali lagi pada Allah, sabar dan sholat, ikhtiar berdoa dan tawakal. Demi anak, apasih yang tidak akan kita lakukan meskipun mahal, karena merekalah sesungguhnya harta paling mahal.

Terima kasih sekali untuk Hydroclean sudah membantu kami, menjadi solusi atas pertanyaan2 kami. Semoga bisa rutin menggunakan jasa mereka dalam jangka waktu tertentu untuk selalu menjaga anak kami dari tungau.






Cara kerja Hydroclean menggunakan Hydroallergenic System yang dilengkapi dengan separator yang mampu memisahkan udara, partikel debu dan tungau yang terhisap, dipastikan 100% kering dan bebas bahan kimia sehingga aman bagi kesehatan. Bukan iklan dan promosi sih, tapi memang saya rekomendasikan sekali untuk kita yang punya anak2 kecil. Dilakukan 3 kali hisapan, hisapan pertama jelas terlihat keruh debu dan busa yang merupakan tungau yang terhisap, hisapan kedua mulai bersih dan hisapan ketiga bersih.

Hasil isapan pertama, kedua dan ketiga. Busa itu adalah tungau yang terisap.

Semoga dengan cara ini semua masalah alergi Aal selesai. Dia sembuh kembali, tidur nyenyak tanpa terbatuk2 lagi.. Aamiin.

Bagi yang penasaran dengan Hydroclean boleh langsung cek Instagramnya @hydroclean.id. Untuk harganya, 150.000 untuk kasur ukuran queen dan 100.000 kasur ukuran single. Bisa juga untuk sedot tungau di sofa, karpet, boneka, dll. Untuk list harga selengkapnya bisa hubungi kontak WA Hydroclean Batam 081280067855. Pelayanannya fast response dan ramah..


Yuk sebarkan kebaikan dan hidup sehat. Semoga bermanfaat yaa... 😊
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Komunikasi adalah kegiatan sehari2 di dalam kehidupan manusia. Komunikasi produktif adalah hal sulit yang harus dipelajari, ternyata tidak semudah teori.. Keluar dari pembiasaan hari2, mulai dengan yang lebih baik demi cita2 yang terbaik. Damailah terlebih dulu dengan diri sendiri, maafkan masa lalu yang mungkin membentuk komunikasi kurang baik, lahirkan diri sendiri (yang baru).

Keluarga adalah tempat merealisasikan komunikasi produktif nomor satu. Membentuk sebuah lingkaran untuk saling bicara, mengutarakan perasaan, membicarakan permasalahan, mencari solusi dan merangkai cerita baru yang lebih indah.

Memang tidak mudah... Kadang saya masih suka terlupa akan komunikasi produktif. Ya Allah maafkan kekurangan dan khilaf.. Tapi insyaAllah saya terus belajar dan belajar terus.

Terima kasih... ❤

#AliranRasa
#gamelevel1
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayIIP

Badge Game Level 1

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Foto dari IG @laluna_tarempa

Weekend adalah hari dimana kami sekeluarga berkumpul dan menghabiskan waktu bersama setelah hari2 sebelumnya suami sibuk bekerja. Biasanya kami makan di tempat favorit yang tempatnya nyaman, asyik, dan makanannya enak.

Laluna Tarempa adalah salah satu tempat makan favorit kami. Menu yang disediakan enak dan bikin kami ingin kembali lagi. Ada menu khas Tarempa seperti Mie Tarempa, Luti Gendang, dll.. Tapi, menu makanan favorit saya dan suami disini adalah Ikan Asap Pete Cabe Merah dan Ayam Bakar Bumbu Rujak.

Menu makan malam berdua

Ayam bakar bumbu rujak

Ikan Asap Pete Cabe Merah

Saya bukan penikmat pete awalnya. Saya biasanya tidak mau makan makanan yang di dalamnya ada pete. Tapi entah kenapa, ikan asap pete di Laluna Tarempa ini bikin saya penasaran ingin mencoba makan pete.. hehe. Keren, disinilah pertama kali saya mau makan pete! Dan akhirnya, Laluna Tarempa menjadi salah satu tempat favorit untuk kami makan siang  bersama ketika weekend.

Penasaran kan? Cobain deh. Lokasinya di depan perumahan BCL Batam Centre, tidak jauh dari bandara. Harganya juga standart dan terjangkau..

Selamat menikmati weekend bersama keluarga... 😊
Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Kopdar + Playdate Rumbel Homeschooling IIP Batam

Alhamdulillah, hari ini adalah kopdar kedua dan playdate pertama Rumbel HS IIP Batam dengan tema "Bekreasi Dengan Cat Air" di rumah saya.. Sudah saya siapkan dan uji coba, Aal juga sudah uji coba duluan tadi pagi, Alhamdulillah hasilnya sangat baik.

Aal belajar membuat cat air sendiri

Saya juga menyiapkan bahan2, siapa tau ada anak2 yang mau coba bikin sendiri cat airnya.

Bikin cat air sendiri itu tidak sulit kok. Bahan2nya juga sangat mudah ditemukan di sekitar. Apa saja sih? Yuk kita lihat:

Bahan-bahan membuat cat air.

Bahan2nya gampang;
1. Baby Lotion / lotion apapun (asal jangan lotion anti nyamuk ya..),
2. Baby Oil biar lebih glossy,
3. Tepung maizena,
4. Pewarna makanan, bebas mau warna apa aja. Bisa dicampur2 juga warnanya, sekalian anak2 belajar warna..

Alat2 yang dibutuhkan:
1. Mangkok, untuk wadah adonan.
2. Stik es krim, untuk mengaduk adonan.
3. Gelas2 kecil/tempat puding, untuk tempat adonan yang sudah dikasih pewarna.

Cara membuatnya mudah, dengan takaran yang kira2 saja ya... Begini caranya:
1. Masukkan tepung maizena ke dalam mangkok,
2. Masukkan baby lotion + baby oil sedikit,
3. Aduk2 sampai adonan menyatu seperti di foto,
4. Pisahkan adonan di gelas2 kecil/tempat puding,
5. Teteskan pewarna makanan sesuai keinginan, bisa juga mencampur warna seperti merah + kuning = jingga. Sekalian anak belajar percampuran warna, silahkan dikreasikan..
6. Aduk2 sampai warna menyatu,
7. Cat air siap digunakan, jangan lupa diberi air secukupnya ketika hendak melukis.



Alhamdulillah anak2 senang dan antusias. Wajarlah ada beberapa yang tidak tertarik, mungkin bukan passionnya.. Tapi ada juga anak yang fokuss banget melukis dan hasilnya bagus..

Karya Mbak Raya

Aal Melukis Abstrak

Anak2 Bermain, Ibu2nya Sharing

Terima kasih yaa bunda2 Rumbel Hs IIP Batam sudah mau mampir bermain ke rumah saya. InsyaAllah nanti kita agendakan bermain yang lebih seru lagi.

Selamat mencoba bermain cat airnya di rumah, semoga bermanfaat..

Tetap semangat bermain dam belajar bersama ananda ya, bunda..

Salam sayang dari saya.. ❤

-Rumbel Homeschooling IIP Batam-
Share
Tweet
Pin
Share
4 comments

Maryam....Sudah semakin besar anak gadis sholehah umi abi, MasyaAllah. Semakin hari selalu ada kejutan baru dari bayi yang sudah mulai aktif ini. Sekarang usianya 10 bulan 14 hari, sudah semakin cerdik, kejar2an sambil merangkak, ketawa diajak bermain, joget dan bisa berjalan beberapa langkah. MasyaAllah.

Kebiasaan setiap hari kami, pasti selalu mengajaknya bicara. Bahkan mamasnya pun selalu mengajaknya bicara. Maryam, dia menoleh ketika namanya dipanggil atau kami biasa memanggilnya "adek..".

Berkomunikasi dengannya sangat menyenangkan. Dia sudah mulai bisa memanggil, meniru bahasa dan cara bicara kita.

"Adek... Mandi?", saya bertanya padanya hanya dengan satu per satu kata.
"Aaa.....", jawabnya.

"Adek, mana mamas?",
"Uuuhh....", jawabnya sambil menunjuk.

"Adek... Makan?",
"Mmm.....", jawabnya.

MasyaAllah. Dia bayi, tapi bukan berarti dia tidak mengerti. Dia bayi, dia itu manusia kecil, dia mengerti. Berkomunikasilah pada bayi..

Maryam, tumbuhlah nak.. Umi siap jadi teman curhatmu.. ❤

#HariKe12
#Tantangan10Hari
#GameLevel1
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP

Juli Yastuti
Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Rumah Belajar (Rumbel) Homeschooling mengadakan kuliah whatsapp (kulwapp) pertama kalinya yang bertema Darimana Sebaiknya Memulai Homeschooling?. Finally, setelah saya kebingungan mencari narasumber. Memang sudah lama naksir dengan Homeschoolingnya Rumah Inspirasi, diberi amanah menjadi Ketua Rumbel HS di IIP Batam dan niat banget mau berguru langsung dengan Mbak Lala dan Mas Aar (founder Rumah Inspirasi).

Berawal dari bergabung di grup telegram dan mengikuti diskusi telegram yang diselenggarakan oleh Rumah Inspirasi, tergerak pula hati untuk men-chat Mbak Lala secara pribadi. Eh....alhamdulillah, langsung dibalas dan beliau humble banget. Tanpa banyak bicara saya tawarkan menjadi narasumber kuliah whatsapp (kulwapp) di Rumbel HS IIP Batam. Alhamdulillah Mbak Lala bersedia dan respon teman2 rumbel pada semangat..

Kulwapp berjalan lancar, pertanyaan2 dari para bunda pembelajar yang luar biasa. Mbak Lala yang santai dan menjawab semua pertanyaan para bunda dengan baik dan jelas. Terima kasih Mbak Lala dan teman2, kulwapp hari itu benar2 informatif, kami semakin  tercerahkan, semakin semangat, dan semakin mantap untuk memilih HS sebagai jalur pendidikan anak2 kami. Begitulah testimoni teman2 Rumbel HS yang mengikuti kulwapp bersama Mbak Lala.

Dan tidak hanya itu, saya juga menginginkan Mbak Lala dan Mas Aar datang ke Batam dan bersedia mengisi acara Rumbel HS di awal tahun nanti. Insya Allah!

Keinginan terbesar saya di Rumbel HS ini, saya bisa berusaha memberikan "rumah" untuk saya pribadi dan teman2 belajar bersama, berkegiatan bersama, berkumpul.. Rumah yang nyaman, membawa semangat, tempat kita "memeluk" di saat kita mulai gundah. Kita.. para ibu yang berjuang mendidik anak2 sesuai mimpi dan harapan masing2, mendampingi mereka tumbuh sesuai dengan fitrahnya.

Tetaplah semangat ya, Bunda.. 😊

Juli Yastuti,
Rumbel Homeschooling IIP Batam
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hari ini jadwalnya Adek Maryam imunisasi campak. Telat sebulan sih, harusnya bulan lalu tapi saat itu dia batuk pilek jadi lebih baik ditunda. Biasanya tiap ke posyandu ditemani abi atau papa mama (kakek nenek Aal dan Maryam). Tapi hari ini enggak, papa mama baru saja kemarin datang ke rumah, dan abi hari itu harus berangkat lebih pagi.

"Sayang, kita ke posyandu ya? Temani adek imunisasi campak..", saya mengajak Aal.
"Iya....Aal tunggu di mobil?", jawabnya tapi dengan wajah yang ragu.
"Kita jalan kaki, sayang. Mobil di bawa abi kerja, nanti Aal duduk aja di dekat ibu2 posyandu ya..", jawab saya.
"Kenapa mobil dibawa abi? Atau naik go car aja?", jawabnya karena biasanya dia memang hanya menunggu di mobil kalau adeknya disuntik.
"Kan dekat sayang, masa naik gocar..", jawab saya sambil tersenyum.

Tepat jam 9 kami sudah siap untuk berangkat, Aal saya tawarkan memakai payung besar supaya dia semangat. Dari kemarin2 pengen keluar pake payung, katanya. Aal memang selalu menunggu di luar ketika adeknya imunisasi. Karena tiap dia ikut dan lihat adeknya disuntik, entah kenapa dia demam. Aal nya loh yang demam. Dua kali itu terjadi, yang kedua kalinya saya tanyakan dan dia menjawab dia kasihan melihat adeknya disuntik dan menangis kencang.

MasyaAllah... Semenjak itu, Aal selalu menunggu di mobil atau di lapangan kalau adeknya imunisasi. Kali ini, dia harus ikut. Tidak mungkin saya biarkan dia di lapangan sendiri, tidak akan tenang saya.

"Sayang, adek mau imunisasi. Aal mau nunggu?",
"Mau.. tunggu disini aja.", jawabnya sambil menunjuk kursi di dekat meja petugas posyandu..
"Ok. Tunggu umi dan adek disini ya.. Oh ya, Aal boleh menunggu sambil nonton video English..", saya menawarkan hp yang diinstall aplikasi kumpulan percakapan bahasa Inggris anak2.
"Main hp nya selesai setalah adek selesai diimunisasi ya..", Aal boleh main hp, tapi dengan waktu yang dibatasi dan tidak asal main hp, pasti dia nonton sambil belajar.
"Iya...", jawabnya senang.

Setelah adeknya selesai imunisasi dan saya menenangkan adeknya yang nangis karena disuntik, saya menghampirinya lagi untuk pulang.

"Sudah hpnya ya sayang, yuk kita pulang..",
"Adek udah imunisasi ya?", katanya sambil mengembalikan hp.
"Alhamdulillah udah, terima kasih sayang sudah temani umi dan adek ke posyandu..", cium pipinya.
"Sama2...".

Pulanglah kami berjalan kaki, dia senang sekali bisa jalan2 sambil pakai payung dan adeknya tertidur di dalam gendongan sambil menyusu.

Kelembutan hatinya memang salah satu kelebihannya. Memang bicara dengan Aal sangat ampuh jika kita berkomunikasi dengan lembut pula kepadanya.

MasyaAllah, Tabarakallah ❤

#HariKe11
#tantangan10hari
#gamelevel1
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP

Juli Yastuti
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Oppa Song Jong Ki & Aal

Dulu, Drama Korea memang sangat menjadi solusi ketika saya sedang bosan di waktu luang. Di tengah mumetnya masa kuliah, tugas, presentasi, organisasi dan lain2. Tak jarang saya bisa menikmati drama korea sampai tengah malam bahkan sampai pagi. Alur dan cerita drama korea yang memang menguras perasaan, sampai menangis-nangis, sampai terbawa dan naksir sama oppa2 korea yang mukanya kinclong berseri..
OPPA
Beda negara, beda makna.

Kebiasaan ini pun terbawa hingga saya menikah dan punya 1 anak. Meskipun tak sesering masa kuliah, tapi drama korea masih menjadi andalan ketika waktu saya sedang luang dari tugas keseharian sebagai IRT, khususnya saat anak saya tidur.

Kebiasaan nonton drama korea mulai berkurang ketika saya hamil Maryam, anak kedua. Drama korea terakhir yang saya tonton adalah DOTS (Descendants of the Sun). Pemainnya si ganteng oppa Song Jong Ki dan si cantik eonnie Song Hye Kyo yang akhirnya benar2 berjodoh dan menikah baru2 ini, sering disebut sebagai SongSongCouple.

Setelah kelahiran anak kedua, saya benar2 sudah tidak lagi bisa menikmati drama korea. Selain waktu luang yang sudah tidak sebanyak dulu, drama korea malah terasa membuang-buang waktu saya. Semakin banyak tugas, tanggung jawab dan tantangan sebagai ibu dari 2 anak membuat saya harus segera move on dari kebiasaan lama. Kalau dulu masih sempat belajar + drama korea, sekarang harus saya relakan salah satunya untuk ditinggalkan. Ya jelas saya pilih drama korea untuk saya hentikan.

Say goodbye dengan drama korea malah membuat hidup saya lebih sehat. Tidak lagi penasaran dan kecanduan dengan episode per episodenya hingga pagi. Waktu luang dimanfaatkan untuk belajar bagaimana mengasuh anak 2 dengan baik tanpa cemburu dan kerempongan berlebih. Meminimalisir lelah, stres, dan memaksimalkan istirahat, me time yang bermanfaat.

Alhamdulillah. Sampai sekarang masih istiqomah tanpa drama korea, tidak ada alasan kuat untuk saya kembali lagi menikmati drama korea. Bagi saya sekarang, waktu luang itu mahal dan langka. Jadi, sebisa mungkin saya manfaatkan untuk hal2 yang bernilai, bermanfaat, membaca, menulis, makan, tidur, sesekali buka sosmed dan nonton video2 singkat yang lucu2 biar ngakak. Karena ngakak bisa menghilangkan stres dan lelah, ini teori menurut saya. Heehhee. (Tersangka yang suka share video lawak di instagram --> Nadra Anasis, terima kasihhh... 😘)

Terima kasih kepada mba Ovi atas tantangannya menulis dengan tema "Waktu Luang".. Yuk baca juga cerita beliau yang tidak kalah seru! 😊

(Rumah Belajar Menulis - IIP Batam)

Share
Tweet
Pin
Share
17 comments

Hari ini kami kedatangan keluarga yang baru pulang dari kampung dan akan pulang kembali ke Johor. Sebelum ke Johor, mampir dulu ke rumah mama di Sekupang karena rencana kami makan siang bersama disana. Di rumah mama ada banyak mainan mobil2an Aal. Kebetulan keluarga dari Johor juga ada anak laki2 usia 1 tahun 3 bulan, jadi bisa dong Aal bermain bersama.

"Sayang, kan mobilnya banyak nih...Kasih ya adek Aqif 1 mobilnya?", bujuk papa kepada Aal.
"Ga mau. Boleh kok main, tapi jangan dibawa ke Johor ya.",
"Jangan gitulah. Kasih aja 2, kan banyak..", masih dibujuk papa.
"Enggak.", kekeuh dong. hehehe
(Wajah papa langsung ngga enak, hehehee. Saya masih cuek aja sambil ngunyah.....)

Setelah siap makan, saya kenyang dan Aal kenyang.. Saya mulai mengajak Aal negosiasi.
"Sayang, mobilnya banyak sekali ya ini..",
"Iyaa..... Ada pick up, jeep, balap, jeep yang ga ada atap, banyak..", jelasnya.
"Bolehlah kasih 2 aja untuk adek Aqif. Untuk hadiah. Biar di Johor nanti adek Aqif ingat Aal. Dia pasti senang.. Mau?",
(Dia langsung sibuk memilih...)

"Yang ini dan yang ini buat Aqif lah..", Alhamdulillah..
"Alhamdulillah, baik banget ya anak umi mau berbagi..",
(Tersenyum ganteng..)

Memang bicara itu harus menunggu waktu yang tepat, walaupun berbicara dengan anak2. Tidak boleh memaksa, apalagi ini tentang berbagi. Biar dia berbagi dengan ikhlas. 😘

#harike10
#tantangan10hari
#gamelevel1
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP

Juli Yastuti
Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Pagi hari ini kami semua pergi sarapan bersama di food truck langganan. Setelah itu abinya anak2 lanjut berangkat kerja, sementara saya dan anak2 berencana mampir ke rumah sahabat saya, Tia. Rumahnya tidak jauh, masih satu perumahan hanya beda blok. Karena ini rencana dadakan, saya bertanya pada Aal,
"Mau ke rumah adek Adam ngga sayang?", Adam nama anaknya sahabat saya.
"Hmm, mau mau mau.", semangat sekali dia.
"Oke..", karena ini rencana dadakan, jadi saya langsung chat suami untuk meminta izin. Selagi menunggu balasan chat suami, kami masih duduk di food truck itu.

Tiba2 muncul pertanyaan2 dari Aal yamg berkali2 ia tanyakan.
"Kok kita masih disini sih?",
"Sabar sayang, umi lagi nunggu balasan WA abi..
(Tidak lama kemudian,..)
"Umi katanya mau ke rumah adek Adam...kenapa kita ga pergi?",
"Sabar sayang, abi belum balas...
"Kenapa belum balas?",
"Mungkin abi masih belum sempat buka hp sayang.. Sabar ya...".
"Kenapa beluk sempat?",
"Mungkin masih ada kerjaan sayang.. Sabar ya..

Beberapa kali pertanyaan yang sama bahkan dengan nada meninggi.
"Umi! Kapan kita ke rumah adek Adam?", ini benar2 membuat saya yang harus SABAR.

(Tarik nafassss, buang, tarik lagi, buang.... Untungnya saat itu saya kenyang.)

"Sabar sayang. Aal tau sabar itu bagaimana? Tidak usah bertanya2 itu terus, kan sudah umi kasih tau tadi kalau abi belum balas WA umi. Cukup tunggu saja.. Kita pergi kalau abi balas dan mengizinkan. Kalau tidak, kita pulang.",
"Kenapa kalau tidak, kita pulang?", Allahu Akbar, masyaAllah anak ini cerdasnya!

"Kalau kita pergi kemanapun, kita harus izin abi dulu. Kalau abi izinkan, kita pergi. Kalau abi tidak mengizinkan dan mau kita cepat pulang, ya kita pulang. Kita tunggu abi balas ya..",
"Nah ini abi balas, kata abi tidak apa2... Tuh abi udh izinkan.. Yuk kita pergi..".
"Yuk yukkk...".

Aal ini masyaAllah. Pertanyaan2 pun bisa beranak2 dibuatnya. Kadang kami sampai lewalahan dan khawatir bablas saat menghadapinya. "Kenapa...kenapa...dan kenapa....".
Sayang, semoga umi bisa mendampingimu sebaik mungkin dengan segala keunikanmu.

#HariKe9
#Tantangan10hari
#Gamelevel1
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP

Juli Yastuti
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Kemarin kami membawa Aal ke dokter lagi. Batuk dan pilek yang tidak kunjung sembuh sudah beberapa bulan ini. Khawatir banget, jadi kemarin mau minta rontgen paru saja biar jelas. Tapi setelah bertemu dokter anak dan saya konsultasi tentang keluhan2 Aal, ternyata dokter mendiagnosa batuk Aal ini karena alergi. Nah loh, jadi sekarang saya seperti bermain teka teki, apa pencetus alerginya..?

Karena beberapa kali mondar mandir ke klinik dan ke praktek dokter, Aal mungkin sempat berpikiran aneh2. Terakhir sebulan lalu ke praktek dokter senior di daerah nagoya, dia menangis meronta2 tidak mau diperiksa. Alhasil pemeriksaan tidak sempurna, wong anaknya ngamuk. Jadi, ketika akan memeriksakannya kembali ke rumah sakit kemarin, saya sounding jauh2 hari.

"Sayang capek ga batuk terus?",
"Iya, Aal kan mau makan es krim..",
"Besok2 kita ke dokter lagi yah?",
(Nggeleng)
"Kenapa? Kalau kita mau sembuh, kita kan harus periksain sakitnya ke dokter dulu. Kalau diperiksa dokter ga perlu takut dan nangis, kan ada umi abi yang temani.",
(Diam aja)
"Mau ya sayang? Umi mau Aal sembuh, ngga batuk lagi, kita bisa makan es krim lagi..",
"Kalau Aal nangis dokternya ngga bisa priksa?", tanyanya.
"Enggak dong sayang, ga fokus dokternya priksa. Kalau Aalnya tenang, insyaAllah dokternya bisa priksa dengan baik. Ituloh seperti Aal main dokter2an dan adik jadi pasiennya kan...",
(Senyum)
"Mau yah..? Umi percaya kok Aal pasti berani, kan mau sembuh kan ya...",
"Iyah..", Alhamdulillah..

Dan Alhamdulillah, kemarin berjalan lancar, aman, damai dan tenang selama diperiksa. Dia pun bilang, "Tadi Aal ngga nangis kok diperiksa dokter, disuruh baring ya Aal baring, disuruh buka mulut ya Aal buka mulut.. Dokternya bisa priksa deh..",
"Pintaaaarr sayang umi, terima kasih nak.. Semoga cepet sembuh yaa...Cepet hilang batuknya..",
"Iyah umi..".

Doain yaaa tante, om, kakak, abang, semuanya.. Mudah2an Aal cepat sembuh dan cepat ketahuan pencetus alerginya... 😇

#HariKe8
#Tantangan10Hari
#GameLevel1
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP

Juli Yastuti
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Papa, Mama, Aal dan Maryam

Papa Mama Ketika Bermain dengan Aal

Setiap orang tua pasti punya harapan yang tinggi pada anaknya. Begitu halnya juga dengan orang tua saya. Papa saya banting tulang bekerja sejak subuh hingga tengah malam supaya bisa menyekolahkan saya. Papa saya seorang PNS golongan rendah dan bertugas sebagai supir. Masih teringat dulu itu hampir setiap hari tidak pernah ketemu papa karena pergi pagi disaat kami belum bangun dan pulang tengah malam disaat kami sudah tidur. Ya, papa orang yang sangat loyal dan gigih dalam bekerja. Terang saja semua itu karena harapnnya agar anaknya bisa sekolah, kuliah, bekerja, dan hidup senang.

Keinginan papa saat itu agar saya bisa menjadi PNS bergolongan tinggi dan hidup senang. Tapi entah kenapa itu tidak masuk ke dalam hati saya, malah saya cenderung ogah banget menjadi PNS. Hehe. Tapi saya sangat memahami keinginan beliau yang menginginkan saya hidup senang.

Waktu terus berjalan.. Saya kuliah di Politeknik Negeri Batam jurusan Akuntansi. Jurusan ini juga rekomendasi dari papa karena menurut beliau jurusan ini bagus untuk mencari pekerjaan nanti. Meskipun agak kurang cocok dengan hati saya yang ingin sekali kuliah jurusan Psikologi, tapi saya tetap kuliah sebaik mungkin dan Alhamdulillah lulus dengan nilai Cumlaude. Saya juga sudah bekerja sebelum wisuda. Hampir tidak sempat menganggur, semenjak selesai magang di tingkat akhir kuliah saya langsung mendapatkan pekerjaan di salah satu perusahaan swasta sebagai accountant ala2.. 😂

Alhamdulillah, papa sangat senang dengan semua pencapaian saya itu. Pada akhirnya saya wisuda, dilamar lalu menikah. Sangat cepat ya... Iya, saya menikah usia 22 tahun. Cita2 saya juga nih untuk menikah muda, Alhamdulillah Allah kabulkan dan orang tua saya juga sangat bahagia.

Tidak lama setelah menikah, saya diterima bekerja di BP Batam (Otorita Batam namanya dulu). Disini tempat papa saya bekerja dan saya menjadi honorer dan calon pegawai. Subhanallah, tempat ini juga menjadi keinginan saya untuk bekerja dan Allah mengizinkan saya berada disana. Bukan main orang tua saya bahagianya karena harapan mereka tercapai, begitu pula dengan saya.

Saya hamil setelah dua minggu saya bekerja disana. Saya mengambil keputusan untuk resign ketika anak saya lahir karena ingin mengurus sendiri anak kami. Itu keinginan dan cita2 saya tertinggi. Suami saya sangat mendukung, walaupun saat itu gaji saya lebih besar nominalnya dari pada gaji beliau yang masih dosen belum tetap. Tapi kami percaya Allah dan niat kami karena Allah, rejeki will follow. Di bulan2 ke tujuh kehamilan ini saya utarakan ke orang tua saya. Responnya? Nolak banget dong!

Beberapa hari saya lihat rasanya orang tua saya galau, terlebih papa. Berat hati beliau membiarkan saya menjadi Ibu Rumah Tangga (saja) ketika beliau sudah bersusah payah menyekolahkan saya.Tapi saya pun tidak henti meyakinkan beliau bahwa, "Tidak ada yang sia2 dari segala usaha papa menyekolahkan Yasti. Yasti berkeinginan keluar dan fokus membesarkan, merawat dan mendidik anak2 Yasti itu karena Yasti sudah papa sekolahkan. Makanya Yasti bisa berfikir seperti ini dan memilih menjadi  MADRASATUL ULA. Memang Yasti akan kehilangan gaji, tapi Yasti mengharapkan 'gaji' dari Allah. Menurut Yasti itu adalah 'gaji tertinggi' dari segala gaji dimanapun Yasti bekerja."

Papa tidak langsung menerima, papa memberikan pilihan, "Kerja saja, nanti papa mama yang menjaga anak Yasti, kita cari orang untuk bantu2 pekerjaan rumah, masak dan bersih2."
Entah kenapa dada saya sesak membayangkannya. Anak bayi yang "merepotkan" diasuh oleh mama yang tangannya suka terasa sakit bahkan kebas, papa yang juga sudah merasa cepat letih. Sekuat2nya tenaga mereka tapi mereka tetaplah orang tua yang sudah tidak sekuat dulu. Dan saya tidak mau memberikan tugas seberat itu kepada mereka.

"Yasti ngga mau anak Yasti diasuh papa mama. Papa mama itu kakek neneknya yang kerjaannya main aja dengan dia. Bukan repot ngurusin dia. Itu tugas Yasti. Mama kan sudah pernah kebagian tugas repot jaga Uda Wahyu (abang saya) dan Yasti. Sekarang giliran Yasti. Papa mama senangnya aja, bermain bersama cucu."
Mungkin dengan kata2 itu akhirnya mereka menerima keputusan saya meskipun berat.

Alhamdulillah rejeki memang follow, suami saya menjadi dosen tetap dan seakan2 gaji saya dipindahkan Allah ke penghasilan suami saya. Kebesaran Allah memang tidak diragukan lagi!

Papa mama saya mungkin awalnya ada rasa "malu" ketika orang2 tau anaknya keluar dari BP Batam dan menjadi IRT. Tapi saya biarkan saja dan bertekad akan membuat mereka bangga meskipun saya hanya IRT. Bertahun2 berlalu sampai anak pertama saya sudah besar, cerdas dan menyenangkan. Melalui dialah orang tua saya sadar, "Alhamdulillah cucuku dirawat dan dibesarkan langsung sama uminya. Dan kami (papa dan mama) bisa menikmati hari tua tanpa repot mengurus cucu dengan badan yang mulai lemah. Kasian teman2 papa harus ngurus cucunya saat anak2nya kerja, padahal mereka sudah suka sakit2an.."

Mendadak hati saya seperti disiram air sejuk. MasyaAllah harunya. Papa dan mama bangga dengan anaknya yang hanya IRT. Memang langkah ini tidaklah mudah. Tapi keyakinan saya yang sangat tinggi, walaupun HANYA IRT saya bertekad ingin membuat mereka bangga dan bahagia. Alhamdulillah mereka bangga berkata, "Anak perempuan saya tidak bekerja, dia IRT, dia menjaga dan mendidik anak2nya sendiri. Alhamdulillah saya bebas main sama cucu, mereka cerdas dan lucu2..". Itu adalah PENGHASILAN TERBESAR SAYA!

Ya, ini cerita hidup saya atas pilihan saya sendiri. Tentunya tiap orang mempunyai pilihan hidup dan cita2 masing2 ya.. Apapun pilihan dan cita2 kita haruslah Lillahita'ala.

Mohon maaf jika kepanjangan, hehe. Semoga ada yang bisa diambil manfaatnya dari kisah saya ini.. Aamiin ya Rabbal'alaamiin.

Terima kasih kepada Mbak Moniq, anggota Rumah Belajar Menulis IIP Batam. 😊
Share
Tweet
Pin
Share
12 comments

Pernah tau iklan Teh Sar*wan*i? Menurut saya iklan itu bagus. Ketika ada permasalahan, si istri membuatkan suaminya teh hangat lalu duduk santai minum teh bersama. Saat rileks bersama, saat itu mereka bicara tentang persoalan yang ada. Nah, tidak jauh beda juga dengan drama Korea. Kadang mereka menawarkan, "Apa kamu bisa minum teh denganku?", disaat itulah mereka juga bicara. (Ketauan korban drakor 😂)

Suami saya pernah mengajarkan saya tentang trik mengajak berbicara seperti ini. Dalam keadaan santai dan rileks, komunikasi pun terasa sejuk. Berbeda dengan keadaan yang sedang panas dan berasap, kepala tak terkontrol yang bisa menyebabkan komunikasi tidak produktif.

Hari ini, saya menerapkannya ke Aal, anak saya. Saya ajak dia minum teh jahe hangat bersama, satu gelas berdua. Pas sekali pagi ini hujan dingin sejak subuh. Saat itu juga saya bicara tentang apapun yang saya harapkan darinya. "Omelan2" saya yang saya bicarakan ala-ala drama Korea, berasa jadi Song Hye Kyoo dan Song Jong Kii. (Hapasihhh!!)

Tapi serius, bicara seperti itu indah. Kita bicara, dia mendengar dan merespon dengan sangat baik. Inilah omelan yang diubah menjadi obrolan cinta dan terkandung bait2 doa.

#karike7
#gamelevel1
#tantangan10hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP

Juli Yastuti
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Bagi saya, sahabat adalah harta. Memiliki mereka adalah nikmat yang tak terkira. Tapi, sejak kapan kami menyebutnya sebagai "sahabat"?

Tia Maria Sembiring
Saya mengenalnya saat masuk kuliah. Saat itu kami masih ospek dan sering duduk berdekatan karena nomor induk mahasiwanya bersebelahan. Sama2 merasa seperti pernah saling mengenal sebelumnya, tapi sama2 bingung entah kenal dimana. Wajahnya sangat familiar bagi saya, dan dia pun merasakan hal yang sama. (Cieh!) Karena itulah kami merasa dekat dan bisa saling bekerjasama.

Nadra Anasis
Saya bertemu dengannya di SMP, tempat kami bersekolah. Saat itu belum mengenalnya sama sekali. Lalu kami akhirnya bersama saat SMA. Saya mulai mengenalnya tapi tidak dekat. Masuk ke kampus yang sama, Politeknik Negeri Batam. Kami pun masih biasa saja, ngobrol jika ada keperluan, ya hanya sebatas itu. Seiiring berjalannya waktu, kami makin sering berinteraksi. Sebelumnya saya dan Tia yang suka berkumpul bersama, sharing, cerita, dll...diikuti pula oleh Nadra. Semakin nyaman! ❤

Setelah itu kami sering menghabiskan waktu di kampus bertiga. Bukan geng. Karena kami juga dekat dengan siapa saja. Tapi dalam hal tertentu, kami bertiga klop sehati. Makan, jalan, belajar, nginep di kampus karena berbagai kegiatan organisasi, dll membuat kami semakin dekat.

Denni Setiawan
Sobat lelaki yang juga suka ikut bersama kami. Paling sabar dengan sikap2 kami, hahaha. Tapi kedekatan dengan Denni agak renggang semenjak saya menikah, Nadra menikah dan Tia menikah. Karena kita perempuan dan sudah memiliki suami, pastinya kami akan lebih menjaga diri dari teman lawan jenis.

Saat itu..kami saling memberi hadiah, kejutan, silaturrahmi ke keluarga membuat orang tua kami saling kenal.

Tidak singkat waktu yang kami habiskan bersama hingga akhirnya kami memanggil mereka dengan sebutan "sahabat". Kita pernah punya masalah. Kami pernah menangis, pernah merasa tersakiti, pernah merasa dijahati. Tapi kami tidak pergi, mereka tidak pernah pergi, mereka tidak pernah meninggalkan saya. Atas ujian2 itulah...mereka saya panggil "SAHABAT".

Sahabat yang tidak hanya kata2 atau pujian semata. Tapi memang sahabat dari dalam hati yang juga terkandung rasa kasih sayang yang dalam.

Sahabat yang mau mengingatkan, mau mendengarkan, mau menerima. Sahabat yang ikhlas.

Untuk kalian, beruntungnya punya kalian..
Sahabat ❤
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Bagian atas: Fire truck menurut Aal. Bagian bawah: Fire truck menurut Umi

Seperti biasa saya sudah menyelesaikan tugas domestik, mandi dan dandan jam 6.30, lanjut isi amunisi (sarapan) dan siap menghadapi hari. Saya bertanya pada Aal, "Aal mau ngapain hari ini sayang?".
"Mau main...", sambil sibuk ngeluarin mainan. Baik, saya hanya mengikuti arahnya.. Banyak kegiatan dan permainan hari ini yang saya dampingi, namun ada salah satu cerita yang berkesan mengenai komunikasi produktif.

"Umi, lihat... Aal bikin fire truck..", tunjuknya antusias.
"Wah keren banget, bagus.. Tapi boleh umi kasih pendapat umi?", seperti biasa uminya ekspresif dong menanggapinya, dan bertanya dengan nada ramah.
"Hmm, boleh..", jawabnya dengan senyum khasnya.
"Bagaimana kalau ini dinaikin, jadi bannya sejajar deh, biar jalannya ga susah.. Mana yang lebih bagus menurut Aal?", sambil mengubah posisi shape nya.
"Ooh, enggak.. menurut Aal sih lebih bagus yang tadi...", katanya sambil mengembalikan shape ke posisi semula.
"Oh begitu ya.. Ok deh kalau memang itu yang menurut Aal lebih bagus..", saya menerima pendapatnya dengan senang hati.

Terpancar wajah puasnya dari obrolan kami saat itu.

"Umi seneng deh Aal mau mendengarkan saran dan pendapat umi, walaupun Aal tidak setuju dengan pendapat umi.. Tapi Aal sudah menghargai pendapat umi, terima kasih yaa.. Aal pinterr, umi senang sekali main sama Aal."
"Umi, kita harus mau dengar pendapat orang ya?", tanyanya.
"Iya sayang, kita harus dengarin pendapat orang. Kalau itu baik, Aal suka dan setuju, Aal boleh ikuti.. Kalau itu tidak baik, Aal ngga suka dan setuju, tidak perlu diikuti yang penting Aal dengarkan saja seperti tadi Aal mendengarkan umi.."

Aal anaknya kreatif. Dia suka bikin sesuatu yang out of the box dari beberapa mainannya. Seperti shape ini yang kadang dia bentuk menjadi beberapa jenis mobil, robot, excavator, dll. Pernah terjadi, saya atau abinya langsung mengkoreksi/mengubah karyanya tanpa izin untuk menyampaikan berpendapat, alhasil dia marah dan sedih. Seperti fire truck ini. Memang bentuk rodanya tidak sejajar, kalau saya langsung memperbaikinya, "Ini coba digeser biar rodanya sejajar..", dia akan sangat marah.   Tapi dengan berkomunikasi yang produktif, Alhamdulillah dia sangat menerima pendapat kita. Meskipun dia tetap pada pendiriannya.

Yes, komunikasi produktif sangat berpengaruh baik. Doakan umi ya nak, supaya bisa jadi lebih baik untuk Aal dan Maryam. 😊😘

#harike6
#gameslevel1
#tantangan10hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP

Juli Yastuti
Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Hari senin semangat. Saya udah beres urusan domestik jam 6.30 pagi. Udah mandi dan dandan pagi2 supaya lebih semangat menghadapi hari. Siap disambut anak2 dengan ceria ketika mereka membuka mata. Seperti biasa, senyum sapa, berdoa, peluk, cium dan canda aktifitas pagi kami.

Hari ini saya menawarkan Aal untuk membuat ikan. Gambar ikan di sebuah kertas A4, tapi Aal yang buat siripnya dari kertas yang digambar lingkaran, digunting dan ditempel. Kreasi ini terinspirasi dari postingan seorang sahabat di FB. Tapi yaa....gagal. Hehehe.

Lingkaran sudah saya contohkan, Aal pun mengikuti membuat lingkaran lainnya, lalu digunting. Setelah itu dia malah kemana2 dan memainkan mainan yang lain. Hmm, mungkin dia kurang tertarik dengan ikan. It's ok, nak.. 😘

Tapi ada percakapan indah ketika dia sedang menggunting lingkarannya..

"Umi, Umi doain Aal ya?", tiba2 dia bertanya begini.
"Iya dong sayang, umi doain Aal... Kenapa?",
"Umi doain Aal terus ya sampai Aal dewasa ya...", mendadak baper deh uminya.
"Iya insyaAllah umi akan selalu doain Aal, Aal juga yaa selalu doain umi sampai Aal nanti dewasa..",
"Iyah...Aal doain kok.."

MasyaAllah.
Membersamai...walaupun gagal dalam hal berkreasi, tapi kita berhasil mengikat kembali hati kita ya nak.
Membersamai...bukan tentang keberhasilan apa yang ia kerjakan, tapi lebih pada prosesnya yang indah.

Terima kasih, nak.. 😘

#hari5
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#KuliahBunSayIIP

Juli Yastuti
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hari minggu malam ini, kami menghabiskan waktu sambil makan bersama di salah satu tempat favorit. Tempatnya asyik, banyak pilihan makanan, ada live music, ada sewa mainan anak2 seperti mobil, motor, becak, memancing, magic sand, dll... Pastinya tempat ini akan membuat anak betah berlama2.

Beberapa kali Aal bermain mobil dan memancing disana. Tapi tentu tidak setiap kali kesana dia harus selalu bermain itu. Malam ini, sejak di perjalanan kami sudah berkomunikasi kalau kita kesana hanya untuk makan malam. Tidak untuk lainnya..

Tapi berbeda kenyataannya di tempat kejadian perkara. Aal beberapa kali meminta ingin naik mobil jeep, mau mancing, mau main pasir, de el el lah..hehe. Wajar sih, mungkin dia ngetes umi abinya, hehe.

"Umi, Aal mau mancing...", antusias sekali..
"Tidak sekarang sayang, kita mau pesan makan dan makan.."
...hening
"Umi, Aal mau naik jeep itu..", tetep usaha.
"Kesana aja, izin sama oomnya kalau Aal mau naik sebentar aja, tapi tidak sewa. Kalau makanan datang, Aal kesini dan kita makan.."

Akhirnya dia hanya pandangi, keburu mobil jeep itu disewa orang..

Aal datang lagi dan berkali-kali bilang,
"Umi, Aal mau naik becak..."
"Umi, Aal mau main itu..."
"Umi...Umi.........."
"Sayang, malam ini kita kesini hanya makan ya.. Lain kali kalau kita santai, boleh Aal sambil main. Bisa Aal mengerti?"
"Kenapa?? Kenapa cuma makan?", pertanyaan ini keluar ketika uminya lagi kepedesan.
....ambil nafas, minum aer....
"Sayang, malam ini belum waktunya kita santai disini dan Aalnya bisa bermain ya. Malam ini kita cepat pulang, kita cuma makan malam aja disini. Dan tidak setiap kesini Aalnya harus bermain itu. Umi lebih senang kalau Aalnya tidak memaksa dan merengek. Ada waktunya kalau Aal mau bermain kan? Aalnya ngerti?", umi nahan pedes, nahan asap keluar dari hidung.
"Kapan2 kalau kita santai baru bisa main ya?", tanyanya.
"Iya sayang."
"Sekarang buru2 ya?"
"Iya sayang.. Aal ngerti?"
"Iya..."

Akhirnya kami makan dan segera pulang.
Tantangan berat malam ini ketika harus tetap berkomunikasi yang baik dan tenang kepada anak di saat kondisi kita yang sedang kepedesan sambal ayam geprek.

#hari4
#tantangan10hari
#gamelevel1
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunsayIIP

Juli Yastuti
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Mandi sore ini lumayan panjang dramanya. Umi lagi nemenin adik makan sore, terdengar suara di kamar..
"Aal mau mandi sama umi aja...",
"Sama abi dong, abi juga pengen mandiin anak abi..",
"Sama umii...", mulai dengan rengekan.
"Aal kan maunya sama umi, mandi sama umi aja.", masih lanjut..

Beberapa menit berlalu, Aal nya tidak juga mandi. Abi pun sudah hening..

"Aal...sini dulu. I want to talk to you.", saya memanggil dengan nada ramah, masih sambil menyuapi adiknya.
"Aal, boleh mandi sama abi dulu? Abi kan juga pengen mandiin Aal..", saya bicara sambil mengusap kepalanya.
"Aal maunya sama umi. Emang umi lagi apa? Kan lagi ga sibuk..", masih negosiasi.
"Umi ngga sibuk sih, cuma lagi nemenin adik makan. Tapi abi pengen mandiin Aal, sekalian belajar mandi sendiri kan..",
Aalnya hanya diam.
"Kalo abi kerja dan pulang malam kan Aal pasti mandi sama umi, sayang... Ini mumpung abi di rumah, abinya pengen mandiin Aal. Kan abi kangen juga mandiin anaknya.. Mau ya?", saya menambahkan dan dia masih diam.

Abinya datang dan mengajak, "Al, yuk mandi...".
Akhirnya Aal pun mau mengikuti abinya ke kamar mandi, "Nanti mandi sendiri pake kran ya..."
"Oke....", sahut abinya..
Terdengar suaranya riang mandi sambil diarahkan mandi sendiri oleh abinya.

Komunikasi ituu.....mau lebih 'cerewet'. Mau lebih banyak menggunakan waktu untuk tidak lelah berkomunikasi. Mau memahami, mau bersabar. Ya, bersabar. 😊

#hari3
#gamelevel1
#tantangan10hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSay

Juli Yastuti 💐

(maafkan tidak ada foto lagi, karena saat itu sedang menyuapi anak makan, jadi tidak bisa pegang hp, hihi)

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Al-Qori'ah

Umi, Apa itu Hari Kiamat?
Pas banget sekarang hafalan Aal tiba di Surat Al-Qori'ah (Hari Kiamat). Sebelumnya sih saya beri penjelasan singkat dan simple mengenai hari Kiamat, "Hari Kiamat itu hari berakhirnya kehidupan kita di dunia. Saatnya kita kembali pulang kepada Allah.",
"Ngapain kita pulang mi?",
"Sebelum kita lahir, kita sama siapa?",
"Allah..", jawabnya.
"Nah, kita juga akan kembali pada Allah nanti.. Di dunia cuma sebentar aja. Nanti kita pulang bawa ibadah2 dan kebaikan2 yang sudah kita lakukan di dunia. Yuk kita baca surat Al-Qari'ah tentang Hari Kiamat..",
"Ayook ayook...", semangatnya anak sholeh..

Muncullah pertanyaan sulit, "Ngapain gunung kok dihambur-hamburkan?", uminya mikir dong, mikir jawaban bener yang tidak melampaui kapasitas ilmu saya.
"Wallahua'lam sayang, umi belum bisa menjawab itu. Kalau Aal sudah 7 tahunan nanti Aal bisa belajar sama Pak Ustadz yang memang lebih mengerti ini. Tapi yang pasti, di Al-Quran tertulis seperti itu, itu tandanya Allah Maha Besar, Maha Kuat..gunung yang besar gitu aja bisa berhamburan. Ya kan?",
"Iyaa..... Wallahua'alam itu apa?",
"Hanya Allah yang tau sayang.....", saya menjawab sambil tersenyum.
"Ohh... Trus, Allah nimbang2 kebaikan kita pake timbangan apa?", masyaAllah...ga kepikiran pula uminya, wkwk. Dia pikir timbangan badannya kali yak..
Lalu saya pun membuat ilustrasi simple dari lego2nya dan penggaris panjang.

Percobaan menimbang lego

Aal mencoba menimbang mainannya sendiri


"Mana yang lebih besar lego hijau atau ungu?", sambil menunjuk ke arah lego yang berbeda ukuran tersebut.
"Yanggg hijaaauu.....", jawabnya excited.
"Pinterrr...... Coba yaa kita timbang. Eh dia jatoh (dia ngakak eiu lihat ekspresi saya, maklum2 lah umi agak ekspresif kadang2), itu karena dia lebih berat dari pada yang ungu. Kalau timbangan kebaikan kita lebih berat seperti ini, insyaAllah kita akan di tempatkan di tempat yang baik, sangat indah, sangat cantik, namanya Surga. Tapi kalau timbangan keburukan kita yang lebih berat, yahh kita 'kena konsekuensi' dulu dari Allah.. Aal mau timbangan kebaikan atau keburukan yang lebih beratt...?",
"Kebaikaaannnn......", semangatnya.

Ya, saya belum mengenalkan tentang Neraka, siksaan dan semua yang akan menyeramkan baginya. Seperti yang kita ketahui, di usia dini anak2 harus diberikan imaji2 positif tentang keimanannya. Jadi yang saya kenalkan hanyalah Surga, tempat yang indah, mengalir sungai2, banyak taman yang cantik, buah2an, dan kita akan sangat senang tinggal disana. Sedangkan neraka, saya hanya menyebutnya dengan 'kena konsekuensi'. Karena hal ter'sakit' yang dia ketahui saat ini ya itu, konsekuensi sehari2 jika dia berbuat kesalahan atau penyimpangan. hehehhee.

Melalui obrolan kami selepas sholat Maghrib itu, dia semangat untuk berbuat kebaikan, dia mau timbangan kebaikannya berat. Saya juga minta Aal untuk berdoa, semoga kelak kita sekeluarga bisa berkumpul lagi di Surganya Allah. Aamiin...

Terima kasih, nak. Melalui kamu umi diingatkan lagi tantang Rukun Iman. Hari Kiamat yang akan datang tanpa sepengatahuan kita. Dan tugas kita hanyalah bersiap diri menghadapi waktu2 kita untuk kembali pada Allah. Terima kasih, nak... Melalui Aal umi diingatkan lagi untuk meningkatkan ibadah dan memperbanyak kebaikan. Semoga Allah lindungi kamu, berkahi kamu, kamu adalah guru kecil umi... Semoga Umi, Abi, Aal dan Maryam bisa berkumpul lagi di Surganya Allah ya sayang. Umi sayang Aal.... 😘 (menangis saat menuliskan paragraf terkahir ini 😭)

Salam dari umi yang masih belajar jadi ibu yang baik untuk anak2 umi, Aal dan Maryam tersayang. 😘😘
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Aal dan Maryam

Masih persoalan mainan pesawat barunya Mas Aal, kali ini cerita bersama adiknya. Di usia Aal sekarang (3y7m) masih ada sifat egosentris terutama pada mainan baru seperti ini. Karena pesawat itu heboh banget ya, bisa jalan sendiri, bersuara dan berlampu warna warni, otomatis adiknya penasaran pengen comot juga dong. hehe.

Dan bagainana reaksi Aal? Sibuk nerbangin pesawatnya biar tidak diambil adiknya. Maksud hati dan alasannya sih baik,
"Ini sayap2nya kan tajam, pesawat ini bukan mainan bayi, dek... Ini mamas aja, ini mainan anak2 3 tahun ke atas.".
And he's right. Tapi namanya dia lagi asyik, tiba2 pesawat diambil adiknya, ya kesel dan emosi juga...haha. Saya pun juga mengingatkan adiknya, kalau mamas belum izinkan, adik main yang lain saja, mamas sudah kasih pinjam mainan mamas yang lain untuk adik. Setelah itu, saya hanya lihatin aja, kadang pura2 tidak tahu sampai akhirnya Aal yang datang dan bilang,
"Umi, adiknya kan ngga boleh ambil pesawat ini. Ini ngga aman untuk bayi, kenapa sih adiknya ngga main jerapah itu aja?", dia juga sudah menawarkan adiknya untuk bermain papan alfabet miliknya untuk dimainkan adiknya, tapi adiknya tetep aja ngejar pesawat, disitu dia merasa kesal.. 😂

"Ya sayang, mungkin adiknya penasaran karena pesawatnya bagus, bisa jalan, bisa bunyi dan ada lampu2nya. Gimana kalo dipinjamin bentar? Paling dia megang bentar aja..",
"Ngga, ini tajam, ini bukan untuk bayi.. Aal aja main pesawat ini.. Kan adik ngga boleh penasaran, Aal aja yang penasaran..", kekeuh dong, dan kalimat terakhir itu tidak bisa saya terima, saya bersimpuh agar sejajar dengan wajahnya.
"Boleh tidak ngomong kayak gitu? Itu namanya apa sayang?",
pelan dia menjawab, "Tidak menerima anugerah Allah.."
"Itu hak Aal kalau belum meminjamkan pesawat ini ke adik dan itu tidak apa2, tapi Aal ngga boleh bilang begitu dan Aal tau itu kan?",
"Tau...", mungkin dia sadar dan ingat kalau dia sudah salah berucap. Sebelumnya memang hal seperti ini pernah terjadi, saya sudah memberi penjelasan dan kami sudah punya kesepakatan.
"Ini peringatan ya, kalau sekali lagi Aal bilang adik tidak boleh penasaran hanya Aal yang boleh penasaran, lebih baik pesawat ini umi simpan saja. Umi maunya Aal bersyukur punya adik yang penasaran mau belajar, itu anugerah Allah, semoga adiknya pintar kayak Aal..",
"Aal ngga mau pesawatnya disimpan..", jawabnya mewek.
"Main di dalam pagar saja, biar adiknya ngga bisa ambil..biar dia lihat saja dari pagar sambil belajar jalan.. Peluk adik dulu, kasih tau kalau mamas main di dalam pagar..", saya mencoba memberi saran dan dia lakukan.
Aal pun kembali bermain..

Waktu berlalu dan malam harinya kejadian yang sama terjadi lagi, adiknya comot pesawat itu ketika mamasnya lengah di luar pagar. Adiknya ini pun gesit, tiba2 udah perintilin pesawatnya aja sambil nyengir.. 😂
Mamasnya datang dengan ekspresi kesal dan bicara dengan nada yang agak tinggi,
"Kan mamas bilang ini bukan mainan bayi dek, ini mamas aja.....", suara mulai bergetar dan dia menangis datang kepada saya.
"Umi, adik ngga boleh pegang ini. Adiknya ngga boleh penasaran, Aal aja yang boleh penasaran..", dia meluapkan emosi sambil nangis dan adiknya pun menangis...huaaaaa riwehhh..

Dengan mencoba tenang saya bersimpuh sambil menggendong dan mendiamkan adiknya yang juga menangis, dalam hati berkata 'Ya Allah ampunn, sabarrrr.....Allahu Akbar!'

"Sayang tadi bilang apa? 'Adik ngga boleh penasaran hanya Aal yang boleh penasaran' lagi? Maafin umi ya sayang, umi harus simpan pesawat ini.", bagaikan drama korea saya berdiri dan menyimpan pesawat itu di atas kulkas. Dia nangis dong, sesenggukan, pilu perih dan merana. Apasih!

Adiknya saya amankan dengan berbagai mainan agar lengah, saya beri waktu Aal untuk menangis. Ketika mulai reda, saya hanya bilang,
"Umi ngerti Aal pasti sedih, ngga apa2, besok lagi main pesawatnya ya.."
"Umi Aal sedih, umi ngga mau kayak gitu lagi.", hati saya pun pilu mendengarnya masyaAllah.
"Iya, Aalnya belajar ya. Kita bersyukur kita punya mainan bagus, itu rejeki.. Kita bersyukur punya adik sholehah, cantik, penasaran, mau tau, mau belajar, insyaAlah pintar.. Itu semua rejeki dan anugerah dari Allah. Harus kita syukuri dan terima, sayang. Aal ngerti?",
"Ngerti, umi..", nangis mulai reda tapi raut wajahnya benar2 sedih.
Si adik pun datang mendekat dan puk-puk punggung mamasnya seperti menenangkan.
"Adiknya puk-puk tuh, adiknya sayang mamas, mamas ga usah sedihh...main yang lain sama adik, dia pengen dekat dan main sama mamas...", butuh beberapa menit untuk Aal move on dari keadaan ini. Alhamdulillah dia ceria lagi dan bermain bersama adiknya.

Yang mengejutkan saya, ketika abinya pulang kerja dia cerita,
"Abi, pesawat Aal disimpan dulu sama umi, besok main lagi..", cerita dengan legowo sekali.
"Oh ya? Kenapa kok disimpan?",
"Iya, soalnya tadi Aal tidak menerima anugerah Allah, ngga bolehin adik penasaran..",
"Oh...boleh seperti itu?",
"Engga boleh abi....",
"Pintar anak abi, Aalnya belajar ya, tdk begitu lagi..",
Aal angguk2 ceria...

Ahhh legaaaaa.. Indah ending-nya kalau begini.. Tapi memang perjuangan untuk tetap bersabar itu luar biasa, MasyaAllah.

Cerita hari ini panjang yaa, haha.
Begitulah, Aal memang tipe anak yang cerdas linguistik. Dalam hal komunikasi, memang panjang urusannya kalau sama dia, hehee. Alhamdulillah.. 😊

Semoga umi bisa terus diberi kesabaran yang tanpa batas, bisa terus membersamai kalian anak2 umi tercinta. Sayang kaliaann.... 😘😘😘

#hari2
#gamelevel1
#tantangan10hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP

(maafkan kali ini tidak ada fotonya, karena kesibukan hari ini rada jarang pegang hp... jadi ini pake foto anak2 yang lama..hihi)
Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Alhamdulillah, hari ini kedatangan keluarga dari Johor yang transit di Batam sebelum keberangkatannya ke Padang. Senangnya Aal karena dikasih oleh2 mainan Pesawat Malaysia Airlines yang besar dari Bunda Julie, Ayah Jasrul, Aunty Angah, Pak Ngah dan adek Aqif. Perkara ini mainan baru, pesawat ini akan lengket terus nih sama Aal. Apa2 pasti ingetnya pesawat ini, mau tidur, mau makan, mau pergi, pasti maunya sama pesawat.. Daannn, bener deh....drama dimulai. Jeng jeng!

Di perjalanan pulang dari bandara setelah mengantarkan keluarga dari Johor, langsung aja dia bilang,
"Aal mau main pesawaat Malaysia.."
Umi menjawab santai, "Tapi ini mau jam 2 sayang, waktunya Aal tidur siang. Itu mata Aal udah ngantuk.."
Bukan Aal dong kalo tidak menanggapi, hehe. "Tapi kan Aal mau main, mi...", mulai dengan nada sedih pedih galau merana alias merengek karena memang dia sudah ngantuk dan mulai merewel.

Lalu mendadak materi komunikasi produktif pun menari2 di depan mata umi.
"Sayang, umi juga maunya Aal main. Tapi umi senengnya lihat Aal main dan senang dan segar, bukan malah main tapi banyak rengek dan rewelnya.. Itu Aal udah ngantuk, lebih baik tidur dulu biar bangun segar dan bisa main dengan senang. Gimana?".
Dibales dong sama Aal nya...., "Aal kan mau main....", kekeuh euy.
"Jadi Aal mau main aja dan ga tidur siang? Kalo main tapi rewel gitu apa Aal seneng?", tanya umi lagi.
"Enggak.....", mulai menuju bener nih jawaban dia..
"Nah, makanya umi saranin sampai di rumah Aal tidur siang dulu, nanti bangun cepat, segar, dan bisa main dengan senang..mau?", negosiasi lagi dengan penuh harap.
Dan kemudian hening.....

Setibanya di rumah.
"Sayang yuk kita langsung ke kamar yuk, istirahat dulu, biar cepet bangunya.."
Aal nya langsung baring dan bilang, "Nanti bangun baru main ya..."
"Iyaa...sayang. Yuk baca doa..."
Tidak lama kemudian dia tertidur, Alhamdulillah......

Ah, memang menjadi seorang ibu harus banyak2 stok sabar.
Memang menjadi ibu harus selalu menjaga kewarasan pikiran dan hati..
Semangat ya ibu2, Allah lah yang membalas setiap lelahmu. Aamiin.. 😊

#hari1
#gamelevel1
#tantangan10hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP

Juli Yastuti

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Review Materi Kelas Bunda Sayang Sesi #1: KOMUNIKASI PRODUKTIF

Sering sekali terjadi selisih paham dalam komunikasi, akibatnya pesan yang ingin disampaikan tidak dapat diterima dengan baik, atau malah bisa memicu terjadinya konflik baru. Ternyata ini terjadi karena cara komunikasi yang kita gunakan masih kurang tepat, tidak produktif.

"Niat yang baik tapi dengan cara yang kurang tepat adalah sia-sia.."

Mungkin niat kita untuk mengingatkan, tapi cara bicara kita malah "menyakiti". Ini yang sering terjadi pada saya di awal2 tahun pernikahan. Mungkin karena berbedanya latar belakang keluarga, itu membuat kami benar2 butuh waktu beradaptasi, khususnya dalam hal komunikasi.

Seiiring berjalannya waktu dan suami yang senantiasa membimbing, saya mulai menyadari pentingnya komunikasi yang baik dan produktif bersama beliau, suami saya. Namun tantangan baru pun kembali muncul, berkomunikasi pada anak kami yang sudah mulai pintar bertanya dan menyanggah pernyataan.

Begitulah hidup ya, selalu ada tingkatan yang membuat kita untuk terus dan terus belajar. Berkomunikasi dengan balita bukanlah hal yang mudah. Saya tidak mau hanya asal berkomunikasi tanpa memikirkan akibat2 yang akan terjadi jika saya menjawabnya dengan "asal".

"Kosakata kita adalah output dari struktur berpikir dan cara kita berpikir..", kutipan materi Komunikasi Produktif.

Maka berpikir positiflah, maka kata2 yang keluar dari mulut kita juga positif. Ketika berbicara dengan pasangan, hati haruslah ikut berbicara. Kalau saya berbicara abcd, dia gimana ya, marah, tersinggung, atau bisa menerima ya.... Pertimbangan sudut pandang semacam itu yang memang sangat dibutuhkan, sehingga dapat mengeluarkan kata2 yang sejuk tapi tetap mengenai tujuan. Dan yang tidak kalah penting: eye contact saat bicara.

"Mungkin mereka belum memahami perkataan kita, namun mereka tidak pernah salah meng-copy.", kutipan materi Komunikasi Produktif.

Mak jleb! Jangan salahkan anak ketika dia berintonasi keras, ngaca. Jangan salahkan anak ketika dia membentak, ngaca. Ngaca, banyak2 ngaca mak! Menampar sekali yaa... Tapi bersyukurlah jika kita merasa ketampar, semoga kita bisa berubah menjadi lebih baik lagi.

Dulu saya pernah berkata, "Jangan sibuk meminta orang lain untuk menjadi yang kita harapkan, ubah dirimu lebih dulu menjadi pribadi yang kamu harapkan."

Mengubah diri sendiri lebih dulu, jangan hanya menuntut. Jadilah teladan, maka sekelilingmu akan mengikuti arus kebaikanmu, terutama anak2mu. Kita yang belajar memahami mereka, kita yang belajar memilih cara komunikasi yang pas dan bisa mereka terima. Perhatikan intonasi dan keramahan suara dan wajah.

Alhamdulillah, banyak bersyukur pada Allah karena saya kecemplung di Institut Ibu Profesional. Disini banyak sekali ilmu yang sangat saya butuhkan dan bermanfaat. Semoga Allah berikan kelapangan hati dan kemudahan untuk mengaplikasikan ilmu karena banyak yang harus saya benahi dalam hal komunikasi.

Bismillah...
Siap menghadapi Game Level 1, Tantangan 10 hari Komunikasi Produktif.

Salam,
Juli Yastuti.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Alhamdulillah...mulai kuliah lagi. Setelah beberapa waktu lalu kami sudah lulus matrikukasi, sekarang tiba saatnya naik kelas di kelas Bunda Sayang. Bunda Sayang ini mempelajari ilmu pengasuhan anak dan mempraktekkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Hmm, sangat menarik dan cukup bikin deg2an serrr!

Kelas ini terdiri dari 12 materi yang siap untuk dikunyah, dihadapi tantangannya, dan dialirkan rasanya...hihi. Setiap materi akan ada tantangan/games selama 10 hari. Jadi, butuh waktu 1 tahun untuk menyelesaikan perkuliahan ini. InsyaAllah. Semoga Allah selalu memberikan kemudahan untuk saya belajar, menjadi istri dan umi yang lebih baik lagi. Aamiin.

Bismillah.... ❤

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

About Me




Hai, saya Juli Yastuti, akrab dipanggil Juli atau Yasti. Bagi saya, menulis adalah cara menebar manfaat termudah. Mau tahu lebih lengkap tentang saya?


Baca Selengkapnya >

Contact


Email : ceritaumi2017@gmail.com / Whatsapp : 083184213939

Find Me Here

Followers

Part Of



My Books




Recent Post

Popular Posts

  • Pohon Literasi, Stimulasi Anak Suka Membaca
  • Aku Sayang Ibu, Catatan Literasi Pertama Aal
  • Review Materi Bunda Sayang Sesi 5: MENSTIMULASI ANAK SUKA MEMBACA
  • Pengalaman Melepas IUD Lama dan Memasang IUD Baru. Kapok?
  • Belajar Memanah Di Mall, Asyik Juga!

Member Of




Categories

  • Sharing
  • Info & Tips
  • Parenting
  • Family
  • Traveling
  • Institut Ibu Profesional (IIP)
  • Homeschooling
  • Batam
  • Review
  • Event
  • Tentang Buku
  • Kuliner
  • Gelora Madani Batam
  • Kolaborasi Blog
  • Mahasiswa
  • Puisi

Blog Archive

  • ►  2011 (11)
    • Jun 2011 (5)
    • Jul 2011 (6)
  • ►  2012 (2)
    • Nov 2012 (2)
  • ►  2013 (7)
    • Jan 2013 (1)
    • Feb 2013 (3)
    • Mar 2013 (1)
    • May 2013 (1)
    • Jun 2013 (1)
  • ►  2014 (13)
    • May 2014 (4)
    • Jun 2014 (4)
    • Jul 2014 (3)
    • Sep 2014 (2)
  • ►  2015 (3)
    • May 2015 (2)
    • Nov 2015 (1)
  • ►  2016 (3)
    • Jan 2016 (2)
    • Mar 2016 (1)
  • ▼  2017 (56)
    • Feb 2017 (1)
    • Jun 2017 (1)
    • Aug 2017 (10)
    • Sep 2017 (1)
    • Oct 2017 (5)
    • Nov 2017 (25)
    • Dec 2017 (13)
  • ►  2018 (142)
    • Jan 2018 (21)
    • Feb 2018 (15)
    • Mar 2018 (18)
    • Apr 2018 (13)
    • May 2018 (17)
    • Jun 2018 (7)
    • Jul 2018 (9)
    • Aug 2018 (11)
    • Sep 2018 (5)
    • Oct 2018 (8)
    • Nov 2018 (7)
    • Dec 2018 (11)
  • ►  2019 (67)
    • Jan 2019 (8)
    • Feb 2019 (6)
    • Mar 2019 (7)
    • Apr 2019 (4)
    • May 2019 (5)
    • Jun 2019 (10)
    • Jul 2019 (6)
    • Aug 2019 (3)
    • Sep 2019 (6)
    • Oct 2019 (5)
    • Nov 2019 (2)
    • Dec 2019 (5)
  • ►  2020 (28)
    • Jan 2020 (7)
    • Feb 2020 (3)
    • Mar 2020 (4)
    • Apr 2020 (1)
    • May 2020 (3)
    • Jun 2020 (3)
    • Jul 2020 (2)
    • Aug 2020 (1)
    • Oct 2020 (1)
    • Nov 2020 (1)
    • Dec 2020 (2)
  • ►  2021 (28)
    • Jan 2021 (1)
    • Apr 2021 (2)
    • May 2021 (2)
    • Jun 2021 (2)
    • Jul 2021 (4)
    • Aug 2021 (4)
    • Sep 2021 (1)
    • Oct 2021 (4)
    • Nov 2021 (4)
    • Dec 2021 (4)
  • ►  2022 (14)
    • Mar 2022 (2)
    • Apr 2022 (1)
    • May 2022 (1)
    • Jun 2022 (2)
    • Jul 2022 (2)
    • Aug 2022 (2)
    • Sep 2022 (3)
    • Oct 2022 (1)
  • ►  2023 (6)
    • Jan 2023 (3)
    • Feb 2023 (2)
    • Mar 2023 (1)

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates