• Home
  • About Me
  • Category
    • Sharing
    • Info & Tips
    • Parenting
    • Family
    • Homeschooling
    • Review
    • Traveling
    • Tentang Buku
    • Gelora Madani Batam
    • Event
Youtube Instagram Twitter Facebook

Cerita Umi


Jika mengingat kembali masa sekolah dulu, memang benar, banyak perbedaan tipe dan gaya belajar teman-teman saya. Bahkan, ada yang dianggap "kurang pandai" karena ia yang banyak bergerak saat belajar, atau cenderung dianggap mengganggu teman-teman. Anak yang duduk diam, belajar dan fokus memperhatikan gurulah anak yang pandai. Ternyata semua salah, memang itulah uniknya setiap orang dengan keunikan gaya belajar masing-masing. Astaghfirullah..

Dengan mengetahui ilmu gaya belajar anak, kita menjadi semakin memahami bagaimana cara mendampingi anak untuk belajar yang klop dengan gayanya. Kalau tidak klop, apakah ia bisa belajar dengan suka cita? Atau malah belajar menjadi beban baginya?

Hal ini yang saya pelajari dari materi kelas Bunda Sayang Sesi #4 ini, ilmu yang sangat saya butuhkan untuk mendampingi anak-anak dalam belajar. Ada 3 modalitas cara belajar anak, yaitu visual (belajar dengan cara melihat), auditory (belajar dengan cara mendengar) dan kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh). Di materi kali ini insyaAllah dibahas detail agar kita bisa mencapai hal-hal penting yang menjadi tujuan anak-anak belajar.

"Setiap anak PASTI BISA belajar dengan baik, setiap anak belajar dengan CARA yang BERBEDA..", Materi Kelas Bunda Sayang Sesi #4.

Untuk memulai game level 4, saya mencoba menelaah kembali, bagaimana sebenarnya gaya belajar Aal (3 tahun, 9 bulan). Selama ini saya sudah menerka, gaya belajar Aal visual auditory (melihat dan mendengar). Karena ia tampak nyaman belajar dengan cara melihat, mendengar, bisa melalui video dan suara. Berbicara, berdiskusi, bercerita adalah cara terbaik untuk "mengomel" padanya. Ketika mendapatkan test gaya belajar melalui beberapa checklist, hasilnya ternyata adalah auditory (mendengar).

Checklist Gaya Belajar Aal

Semoga dengan adanya game level 4 nanti gaya belajar Aal bisa semakin terdeteksi dengan tepat, agar saya bisa mendampinginya belajar dengan cara yang pas. Semoga Aal bisa terus menjadi anak yang mau belajar dan mau kembali belajar, anak pembelajar sesuai dengan fitrahnya.

"Don't Teach Me, I Love to Learn.."

Bismillah, siap menerima tantangan game level 4..

Juli Yastuti
Kelas Bunda Sayang Batch#3 - Sumatera 1
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Mas Edi Sutrisno (Kaos berwarna kuning) bersama Blogger Kepri

Alhamdulillah, senang sekali berkesempatan hadir di workshop dan sharing bersama Mas Edi Sutrisno, penulis buku Wonderful Kepri, Wonderful Anambas, Wonderful Natuna, dan berbagai buku bertema wisata lainnya, yang juga penulis di berbagai majalah penerbangan (inflight magazine). Saat membaca tawaran workshop ini dari Teh Lina di Whatsapp Grup (WAG) Blogger Kepri, saya pengen banget. Tapi satu pertanyaan penting yang saya tanyakan kepada Teh Lina: "Boleh bawa anak, Teh?". Alhamdulillah responnya baik, boleh, karena anak bukan menjadi penghalang untuk orang tuanya belajar. Bagi saya, saat seperti itu juga merupakan kesempatan anak untuk belajar juga. Alhamdulillah anak-anak saya memang sudah biasa ikut kami kemana-mana, insyaAllah aman terkendali.

Workshop ini dimulai pukul 19.30 dan mengupas tema "Teknik Menulis Artikel dari Blog Menjadi Tulisan di Majalah Penerbangan" yang diadakan di Ruang Kreasi Komp. Nusantara Golden B10 (belakang Ikan Bakar Cianjur), Batam Centre. Setahu saya, Majalah Penerbangan berisi tulisan bertema wisata, seni budaya dan masyarakatnya, serta informasi-informasi terkait lainnya. Memang agak berbeda dengan tema blog saya yang mayoritas tentang parenting. Tapi, saya dan suami tetap semangat untuk gabung belajar dengan Mbak dan Mas Blogger Kepri, lumayan bisa curi-curi ilmu blogging. Selain itu, menjalin silaturrahmi kepada para Blogger Kepri juga menjadi alasan yang tidak kalah pentingnya.

Setibanya di lokasi, para Blogger sudah mulai hadir dan saling menyapa. Senangnya, mereka semuanya ramah dan mayoritas juga emaks, hehe. Sambutan selamat datang disponsori oleh cookies lucu dan cantik dari Mbak Evi. Langsung jadi perhatiannya anak-anak, dong. Maryam ambil yang hello kitty dan Aal yang gambar abang-abang, katanya. Setelah puas foto-foto dan makan cookies, workshop dimulai. Seru banget, karena suasana santai tapi penuh dengan sharing pengalaman dan ilmu. Walaupun mata tetap menjadi CCTV mengawasi Maryam yang mondar-mandir, tapi telinga saya tetap aktif mendengarkan Mas Edi. Subhanallah ya, beliau sangat memotivasi kami untuk bisa terus menulis, khususnya menulis buku.

Cookies lucu ala Mbak Evi. Foto: Lina S.

Cookies Blogger Kepri. Foto: Rina


Mendengar pengalaman Mas Edi membuat saya juga ingin menulis tentang wisata, travelling, atau mengangkat hal-hal unik yang ada di Kepri. Saya anak kelahiran Kepri, tapi banyak yang saya tidak ketahui tentang Kepri. Sedih, yah.. Jujur, setelah bergabung di WAG Blogger Kepri barulah saya banyak mengetahui tempat wisata dahsyat yang ternyata ada di tempat kelahiran saya, Kepri. Ah, banyak cerita dan catatan yang harus kita abadikan lewat tulisan, nih, bisa juga sebagai bacaan anak-anak kelak agar mereka tahu tentang daerahnya sendiri. Rasanya tidak ada kenangan dan sejarah yang tercatat jika kita tidak menulis.

Suasana sharing bersama Mas Edi

Sayangnya anak-anak yang sedang bermain tidak tertangkap kamera. Foto: Ahmad Fauzi

Pesan Mas Edi untuk para blogger, menulislah, ceritakan dan deskripsikan apapun dengan cara kita. Namun yang harus diingat adalah kaidah-kaidah penulisan yang baik dan benar tetap diperhatikan. Meskipun ini hanya blog pribadi yang berisi curhatan-curhatan emak sehari-hari. Kaidah penulisan disini misalnya, penggunaan huruf besar atau kecil, pemakaian titik dan koma, pemakaian spasi, dan lain sebagainya. Catatan penting nih bagi saya untuk meningkatkan kualitas dalam penulisan. Dengan berada di komunitas dan rumah belajar menulis inilah sarana saya untuk belajar dan mengharapkan para mastah untuk mau menegur atau mengingatkan saya. InsyaAllah.

Mbak Evi, Mbak Unna, Saya dan Mbak Iffah. Teman-teman di Rumbel Menulis IP Batam.

Tidak terasa diskusi santai dan asyik berakhir hampir jam 22.00 malam. Serunya workshop hari itu diramaikan juga dengan suara anak-anak yang juga ikutan heboh bermain. Ah, tapi belum seberapa kok ini, pernah ada yang lebih heboh lagi.

Terima kasih Mas Edi atas sharing dan ilmu yang bermanfaat dan terima kasih Blogger Kepri atas kesempatannya.

Juli Yastuti


Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Iklan layanan masyarakat. Captured from Youtube.

"Umi lihat, tante itu dibuang ke tempat sampah loh...", teriak Aal yang saat itu sedang nonton TV.

Aal memang suka memandang aneh tayangan iklan yang ada di TV. Wajar saja, dia memang jarang nonton iklan karena lebih sering di-skip. Karena iklan ini pula saya dihujani pertanyaan oleh Aal. "Umi, kenapa tante itu dibuang? Emangnya dia sampah?", daan pertanyaan lainnya, setelah saya jawab muncul lagi pertanyaan baru lainnya. Ngga usah dibahas ya, bakal panjang, hehehe.

Tulisan ini dipersembahkan untuk Mbak Intan selaku pemenang arisan menulis di Rumah Belajar Menulis IP Batam dengan tema "Review Iklan Layanan Masyarakat". Tema yang menarik dan saya memilih iklan di bawah ini untuk saya review..


Menurut saya, pesan yang ada di iklan ini sangat baik dan perlu ditonton oleh semua pengguna sosial media. Maraknya berita-berita hoax penebar berita fitnah membuat saya miris karena menjadi penyebab buruknya keadaan. Bahkan kadang berita-berita seperti itu bersliweran di Whatsapp Group (WAG) keluarga yang memancing pembahasan dan berdebatan yang enggak banget! Dan berada di dalam WAG seperti itu sangat menyiksa saya, tidak nyaman tapi tidak enak untuk keluar grup. Sedihnya lagi, kebanyakan kita hanya terpaku hanya karena judul sebuah tulisan. Judulnya sudah "panas", langsung share tanpa membaca banyak refresnsi atau dicari kebenarannya, lalu akhirnya suasana menjadi panas berjamaah. Ini terjadi dan menyedihkan.

Dengan adanya iklan ini, kita sebagai masyarakat diingatkan kembali bahwa setiap persoalan di Negara ini telah diatur oleh Undang-Undang, diharapkan kita sebagai pengguna sosial media untuk lebih smart dalam menyebarkan berita. Dalam Agama Islam juga dikenal dengan ber-tabayyun, dimana tabayyun adalah mencari kejelasan tentang sesuatu hingga jelas dan benar keadaannya. Hati-hati dan pilih-pilih dalam menyebarkan berita atau informasi, jangan sampai jadi dosa jariyah.

Semoga kita bisa menjadi pengguna media sosial yang smart. Yuk kita manfaatkan media sosialsebagai sarana untuk menebar manfaat dan kebaikan, bukan sebaliknya.

😊
Share
Tweet
Pin
Share
1 comments
Maryam di dalam gendongan ring sling

Gendongan adalah salah satu barang yang sangat penting bagi saya. Lebih baik saya ketinggalan bedak dan lipstik dari pada ketinggalan gendongan. Dari sekian banyak jenis gendongan, ring sling adalah pilihan ternyaman bagi saya. Sejak Aal bayi, sampai Maryam usia 1 tahun sekarang, hanya ring sling yang cocok buat saya. Dan, ring sling saya hanya itu satu-satunya, tidak ada ring sling yang lainnya.

Saya berkerudung hitam dengan Maryam di gendongan.

Memangnya jenis gendongan ada apa aja sih? Banyak, baiklah, saya coba jabarkan satu per satu. Berikut adalah jenis-jenis gendongan yang saya ketahui:

1. Jarik/selendang
Nah, ini gendongan tradisional yang menggunakan ikatan atau simpul. Biasanya sih pakai kain panjang yang bermotif batik ya, tapi sekarang sudah banyak yang menjual jarik bermotif lebih modern. Saya menggunakan jarik beberapa hari ketika Aal lahir, saya menyerah karena tidak berhasil mengikat gendongannya di bagian punggung dan membuat bayi saya suka melorot. Anehnya, suami saya lebih jago menggendong dengan jarik, meskipun harus saya yang mengikat di bagian punggungnya. Dan ternyata cara itu adalah cara yang sudah old, pelajari menyimpul kain jarik disini agar lebih mudah dan nyaman.

2. SSC
Ini gendongan masa kini yang bentuknya seperti ransel dan bersabuk pinggang. Ada juga yang tersedia dudukan bayinya (hipseat), ini direkomendasikan untuk bayi sekitar 3-4 bulanan. Gendongan ini banyak diminati para ayah, mungkin karena modelnya yang seperti ransel ya, jadi terlihat lebih keren. Saya pernah mencoba gendongan model ini, nyaman, tapi agak sulit ketika ingin menyusui. Kalau yang pakai hipseat bagi saya kurang nyaman, panggul dan perut bagian bawah saya terasa agak tertekan oleh berat badan bayi. Ah, mungkin saya yang belum terbiasa dan tidak minat untuk membiasakannya.

3. Ring sling
Gendongan ini seperti jarik, berupa kain panjang tapi menggunakan ring sebagai pengunci. Ring ini juga mempermudah kita untuk mengencangkan atau melonggarkan gendongan. Ini dia gendongan andalan saya. Nyaman banget dipakai untuk berbagai posisi gendong, dan yang terpenting nyaman untuk menyusui.

4. Onbuhimo
Gendongan ini mirip ransel juga, tapi cenderung tidak bersabuk seperti SSC. Biasanya nyaman untuk dipakai gendong belakang. Kelihatannya nyaman, saya belum pernah coba, tapi saya selalu mempertimbangkan kemudahan akses menyusui dalam memilih gendongan. Mungkin gendongan ini nyaman digunakan di rumah sambil beraktifitas kegiatan rumah tangga, si kecil digendong di belakang sambil menemani. Ah, so sweet.

5. Wrap (stretchy wrap & woven wrap)
Gendongan yang cara pakainya dililitkan di tubuh dengan teknik tertentu. Ada bahan yang stretchy/melar, ada juga yang bahan tenun. Gendongan ini menjadi hadiah yang diberikan saudara saya saat kelahiran Aal. Selama memakainya nyaman, cuma saya kurang cocok dengan lilit-lilitannya yang menurut saya ribet. Apalagi kalau harus gantian menggendong, duh kainnya panjang bisa sampai ke lantai. Tapi untuk menggendong sambil jalan-jalan sore, ya boleh juga.

6. Meh Dai
Gendongan yang modelnya seperti SSC tapi tidak bersabuk, tapi mempunyai 2 panel bagian pinggang dan 2 panel bagian bahu untuk diikat/simpul. Gendongan ini bisa dipakai menyusui juga dengan cara melonggarkan ikatan pada bagian bahu. Saya belum pernah coba sih, tapi kelihatannya nyaman, namum tetap terlihat ribet bagi saya kalau sistemnya ikat mengikat, hehe.

7. Pouch
Gendongan sling instan, biasa berbahan katun atau kaos yang biasa dikenal geos (gendongan kaos). Saya punya gendongan model, nyaman sih, tapi tidak bisa diatur ketat-longgarnya. Membeli gendongan ini menikuti size yang disesuaikan dengan berat badan ibu.

Cara simple menyimpan gendongan, sumpel di tas. Foto saat Aal masih 1 tahun lebih dengan gendongan yang sama.

Jadi, saat itu ring sling adalah solusi ketika saya kesulitan menggunakan jarik. Saya membaca dan mencari refrensi tentang gendongan dan pilihan jatuh ke ring sling. Kenapa? Karena pemakaiannya simple, akses menyusui mudah, gampang mengatur ketat-longgar gendongan dan bisa berbagai posisi gendong (depan, samping, belakang). Ring sling saya merk "Kekhan", saat ini sudah tidak produksi lagi. Sayang, padahal menurut saya produknya bagus loh. Buktinya awet saya pakai sejak Aal bayi 2014 hingga Aal berusia 2 tahun kurang, dan terpakai lagi untuk menggendong Maryam adiknya sampai saat ini ia berusia 1 tahun. Ringnya kokoh, berbahan nylon. Bahannya katun yang sejuk dan lembut karena semakin sering dicuci. Terdapat bantalan busa dibagian bahu untuk mengurangi sakit ketika menggendong lama. Kainnya panjang bisa berfungsi sebagai apron (penutup menyusui) saat menggendong dan juga sebagai penutup kepala bayi ketika panas terik dan hujan, atau kadang dililit saja kebagian ring agar terlihat lebih pendek. Minusnya, karena ring sling hanya tertumpu pada 1 bahu, pakai bergantian bahu jika menggendong dalam waktu yang lama.


Tips memilih ring sling:


Inti dari gendongan ring sling ada pada ring-nya, yang berfungsi sebagai pengganti simpul pada jarik. Dengan adanya ring, gendongan bisa diatur ketat-longgarnya sesuai kebutuhan. Jadi, teliti memilih ring pada ring sling. Bahan ring biasanya nylon dan besi. Nah, untuk ring berbahan besi, jangan memilih ring yang terdapat celah besinya. Ring yang terdapat celah besi tidak kuat menopang berat badan bayi yang bertambah berat. Alhasil, besi menjadi melebar, celah besi terbuka, ring sling harus digudangkan.

Ring nylon yang super kuat.

Ring nylon.


Selain jenis gendongan, pelajari juga ilmu gendong menggendong yang kini bisa kita dapatkan dengan mudah melalui internet, komunitas menggendong yang biasanya sudah ada di setiap wilayah (Untuk wilayah Kepri). Pelajari dan pilih gendongan yang ternyaman menurut ibu dan bayi ya.. Perhatikan posisi tubuh bayi di dalam gendongan dan beberapa rumus seperti TICKS atau menggendong dengan CINTA.




Selamat menggendong.. Karena kelak kita akan rindukan ia yang melekat dalam pelukan. Tenang ibu, masa ini tidaklah lama, nikmati tiap detak jantung dan aliran nafas yang seirama antara kita dan si buah hati.

Juli Yastuti
Share
Tweet
Pin
Share
5 comments

Setelah tantangan 10 hari game level 3 berlalu dan membaca review, saya sadar masih sangat banyak kekurangan di titik ini. Jujur, saya tidak terpikir banyak tentang family project dalam game kali ini. Yang saya lakukan hanyalah belajar meningkatkan kecerdasan anak lewat kegiatan sehari-hari yang mayoritasnya adalah kejadian spontan. Ah, ada rasa sesal kenapa saya tidak membuat suatu project yang lebih rapi. Beberapa hari ini saya banyak memilih diam (silent reader) di dalam WAG kelas bunsay, saya agak terdiam dengan review game level 3 yang membuat saya pelan-pelan menelan intisarinya. Sambil menjalani kesibukan aktifitas domestik dan keseharian Aal yang sebentar lagi genap 4 tahun, saya mulai terpikirkan oleh jadwal harian.

Family project berupa jadwal harian Aal agar waktu dapat digunakan dengan sebaik-baiknya. Selama ini kami sudah mempunyai jadwal, namun sebatas jadwal keseharian seperti makan, tidur, sholat, dan lain sebagainya. Saya merasa ada yang kurang. Melihat dan membaca kembali jadwal dan rutinitas yang pas untuk anak seusia Aal, tabel perkembangan dan stimulasi-stimulasi/permainan pengembangan dirinya, hingga pada akhirnya memutuskan untuk MEMULAI. Ya, family project kami baru akan dimulai. Rasanya ini lebih dari tantangan 10 hari.

For things to CHANGE, I must CHANGE first.


Kalimat ini sangat saya garis bawahi. Untuk memulai suatu proyek di dalam sebuah keluarga, konsistensi yang sangat dibutuhkan. Ini dia, konsistensi. Semoga bisa bertahan dengan apa yang akan dimulai, menjaga dan selalu membangun konsistensi demi tercapainya harapan besar. Teman-teman seperjuangan sangat saya butuhkan, dan Alhamdulillah saya berada di tempat yang tepat. Terima kasih, Ibu Profesional..

Aliran Rasa,
Juli Yastuti


Badge Game Level 3


Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Food truck Barli Cake

Weekend di malam hari saatnya refreshing bareng keluarga, sekalian hunting makanan dan bawa anak bermain. Satu tempat lengkap menjadi satu favorit kami di D'Crown Kings Bussines Centre (KBC), Batam Centre. Tempatnya asyik banget, ada live music, area bermain anak-anak yang ada beberapa pilihan permainan edukatif, dan tentunya sederet kios-kios penjual makanan yang menggiurkan untuk dicicipi.

Rame para Barli Lovers

Serunya ngumpul di Barli Cake

Satu tempat nongkrong favorit kami adalah di Barli Cake, food truck yang menyajikan cake unik kesukaan kami sekeluarga. Awalnya hanya mencicipi tester yang mereka tawarkan ke orang-orang di sekitar KBC, salah satunya kami sekeluarga. Wuih, enak, manis, lembut, pengen, hehehe. Jadilah sampai sekarang tiap nongkrong di KBC ya pasti di Barli Cake. Sudah bisa disebut Barli Lovers belum ya?

Proses pemanggangan Barli Cake yang unik

Uniknya Barli Cake

Barli Cake ini kue punya keunikan pada bentuk dan rasanya. Dibuat dengan adonan yang fresh, dililit dan dipanggang dengan cara yang unik pula. Saya dan anak saya Aal, suka sekali dengan semua varian rasa di Barli Cake. Terakhir kali kami mencoba tester yang green tea, langsung Aal order ke oomnya, "Om, yang hijau 1 ya..", katanya. Kalau suami saya yang kurang menyukai makanan manis lebih suka yang original. Yang original juga enak banget, apalagi ditambahi varian filling spesial lainnya seperti peanut, nutella, ovaltine, tiramisu, cream cheese, coffee, dan ice cream. Kebayang gimana enaknya?

Aal menikmati Barli Cake dengan filling rasa green tea

Nongkrong seru rame-rame disini juga asyik, Barli Cake punya menu paket juga, loh. Bagi yang malas keluar rumah, order via Go Food juga bisa. Ah, pokoknya Barli Cake favorite!

Menu paket Barli Cake

Menu Barli Cake

Follow their social media





Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hari ini, 21 Januari 2018 Ibu Profesional Batam mengadakan Launching Rumah Belajar (Rumbel) dan Workshop Basic Fotography di Tea Box Cafe Khazanah Plaza, Sukajadi. Acara berlangsung mulai jam 8.30 sampai jam 12.00 siang. Peserta yang hadir sebanyak 30 orang dari berbagai Rumbel. Acara dibuka oleh Mbak Evi sebagai pembawa acara (MC), lalu dilanjutkan dengan pembacaan lantunan ayat suci Al-Qur'an oleh Mbak Resha Nesia dan sambutan dari Mbak Erli Oktania selaku Ketua Ibu Profesional Batam.

Pembawa acara (MC) - Evi

Pembacaan ayat suci Al-Qur'an - Resha Nesia

Ketua Ibu Profesional Batam - Erli Oktania

Tausiah - Ustadzah Afifatun Nisa, Lc

Sebelum acara inti dimulai, peserta mendengarkan tausiah dari Ustadzah Afifatun Nisa, Lc. Beliau menyampaikan bahwa kita sebagai perempuan tidak boleh berhenti untuk belajar, gali potensi yang ada pada diri kita untuk menebarkan kebaikan. Teruslah belajar dan pasang niat karena Allah, jangan lupa dengan restu dan izin suami tentunya. MasyaAllah, sejuk sekali tausiah pagi ini membuat semangat terisi ulang kembali.

Peserta menikmati coffee break yang disediakan oleh Tea Box Cafe

Launching Rumbel dibuka oleh Mbak Intan selaku Manager Offline Ibu Profesional Batam. Rumbel yang launching beserta Penanggungjawab (PJ) antara lain:

1. Qur'an Learning Centre (QLC) - Resha Nesia
2. Rumbel Bisnis - Evi
3. Rumbel Memasak - Syafri
4. Rumbel Menulis - Lubnah Lukman
5. Rumbel Menjahit - Meylisa
6. Rumbel Crafting - Annisa

Manager Offline - Intan

Manager Offline beserta jajaran PJ Rumbel

Rumbel yang ada di Ibu Profesional Batam adalah tempat dimana para ibu bisa belajar, menggali potensi diri agar bisa dikembangkan menjadi lebih berkembang dan bermanfaat. Untuk anggota rumbel berasal dari member Ibu Profesional Batam sesuai dengan minat dan bakat masing-masing. Rumbel Ibu Profesional Batam sudah berjalan dengan kegiatannya masing-masing, diharapkan semoga Ibu Profesional Batam beserta Rumbelnya semakin maju menjadi wadah ilmu bagi para ibu pembelajar di Batam. Semoga selalu mengalir keberkahan dan pahala kebaikan-kebaikan membawa ilmu yang bermanfaat, Aamiin, Aamiin Ya Rabbal'alaamiin.

Acara berikutnya yang ditunggu-tunggu adalah Workshop Basic Photogrphy oleh Mbak Yayuk Wulan. Peserta rumbel bisnis sangat antusias, khususnya yang punya bisnis  makanan karena materi bertema Basic Food Photography. Seperti yang kita ketahui, melalui foto yang indah, makanan menjadi sangat mengiurkan. Penting nih, untuk menjadi sarana promosi, daripada bayar fotografer lain lebih baik kita sendiri belajar ilmunya. Tidak hanya teori, peserta juga langsung terjun praktek food photography dipandu oleh Mbak Yayuk lengkap dengan pernak pernik fotografi seperti backround, assesoris untuk mempercantik foto dan lain sebagainya. Semangat belajar sangat luar biasa, semua mencoba dan praktek mengambil gambar yang terbaik. Sharing dan diskusi bebas para peserta dengan Mbak Yayuk pun berlangsung seru dan interaktif. Salut dengan semangat Ibu Profesional Batam!

Workshop Basic Photography - Yayuk Wulan. Photo: Vidi

Peserta praktek dan sharing bersama Yayuk Wulan

Semangat mencoba!

Diujung waktu, acara ditutup oleh Mbak Evi dan diakhiri dengan sesi foto bersama. Alhamdulillah acara berjalan lancar, penuh semangat, jalinan silaturrahmi yang semakin erat beserta ilmu-ilmu yang bermanfaat tentunya.

Terima kasih kepada Ibu Profesional Batam. Maju terus selalu untuk berbagi dan melayani. Terima kasih para ibu pembelajar, tumbuhlah lebih kuat karena kita adalah pondasi generasi masa depan yang cemerlang.

Foto bersama peserta yang hadir di Launching Rumbel dan Workshop Basic Photography
Saya bersama Ketua Ibu Profesional, Manager Offline, PJ Rumbel, Manager Online dan Yayuk Wulan


Salam, Ibu Profesional.

Juli Yastuti
Share
Tweet
Pin
Share
15 comments


Mengajarkan anak tentang kasih sayang adalah hal yang penting, terlebih kepada keluarga. Membuat anak sadar akan perasaannya bisa melalui ungkapan rasa sayang itu secara langsung, cerita kejadian sehari-hari dan juga bisa melalui buku cerita. Senangnya, jaman now sudah sangat banyak buku cerita untuk anak tentang kasih sayang.



Membacakan buku adalah salah satu cara terbaik untuk saya "mengomeli" anak-anak. Buku seri cerita balita itulah yang menjadi favorit. Awalnya memang butuh buku cerita tentang Sayang Adik untuk Mas Aal, tapi juga sekalian Sayang Ibu, Sayang  Ayah, dan terakhir yang ia beli Sayang Binatang. Menurut saya bagus sekali untuk menyadari dan menumbuhkan rasa kasih sayangnya terhadap keluarga, terlebih pada adiknya karena memang selalu saya sounding untuk menyayangi adiknya.

Buku seri cerita balita ini masih banyak lagi judul menariknya, Aku Sayang Nenek, Sayang Kakek, Sayang Tanaman, Sayang Paman, Sayang Bibi, Sayang Teman dan lain sebagainya. Sekarang juga sudah bisa didapatkan di Toko Buku Gramedia. Banyak manfaat yang bisa diambil dari buku ini, selain karena ceritanya, saya juga suka bukunya yang hardcover membuat bukunya menjadi lebih awet, tidak cepat robek atau rusak kalau dipakai Maryam bereksplorasi. Harganya juga terjangkau, sekitar Rp50ribuan. InsyaAllah mau tambah koleksinya lagi untuk bacaan Aal dan Maryam.

Semoga bermanfaat buat para Mamah-Mamah, semoga bisa menjadi refrensi untuk menambah koleksi bacaan putra putrinya. 😊

Juli Yastuti

#tantanganHariKe10
#kuliahBunSayIIP3
#gameLevel3
#kamiBisa
Share
Tweet
Pin
Share
4 comments
Aal di atas panggung.

Pada tanggal 14 Januari 2018 adalah hari ulang tahun Posyandu Beringin Putih, Posyandu dekat rumah kami di Villa Pesona Asri RW 10. Sejak bayi, Maryam aktif cek kesehatan setiap bulan dan imunisasi disini. Untuk memperingati ulang tahunnya yang ke 12 tahun, Posyandu Beringin Putih bersama pengurus RW mengadakan acara untuk masyarakat sekitar. Acaranya antara lain lomba fashion show anak-anak, lomba foto anak-anak, dan lomba memanah balon. Diramaikan pula dengan badut, organ tunggal dan senam aerobic untuk ibu-ibunya. Acara mulai sekitar jam 7.30, diawali oleh sendunya cuaca Batam yang hampir seminggu ini hujan gerimis dengan suhu mencapai 23° dinginnya.

Aal ikut di atas panggung bersama kader Posyandu Beringin Putih dan Pak RW & RT

Aal dan badut Doraemon

Aal dan badut Winny The Pooh

Kami berencana akan hadir karena disitu akan ada badut, ya setidaknya Aal bisa ketemu badut dan foto bersama. Karena ramainya anak-anak yang pada berbondong-bondong mengikuti perlombaan, pikiran iseng untuk ikutin anak-anak juga. Aal pun mau dan semangat, baiklah kita coba. Ini pertama kalinya Aal ikutan lomba. Saya langsung mendaftarkan Aal dan Maryam untuk lomba foto. Saat menunggu sesi foto, lomba fashion show pun berlangsung seru. Iseng menawarkan Aal dan dia mau, hehhe. Baiklah, langsung saya daftarkan.

Persiapan menunggu giliran, Aal pun mempersiapkan diri. Sst, dia belum mandi pagi loh karena cuaca dingin dan sedikit pilek, masih muka bantal, hehehe. Abi pun sibuk membasuh wajah Aal, merapikan rambut dan pakaiannya yang seadanya. Jauh lah dibanding teman-teman lain yang sudah prepare kostum, seperti kostum dokter, perawat, tentara, dan kostum keren lainnya.

Aksi Aal saat fashion show:


Intinya, kami mengajarkan Aal untuk berani dan percaya diri tampil di depan umum. Dia pun antusias dan tidak sabar untuk maju, "Umi, kok lama sih dipanggilnya?", hehe. Begitu namanya dipanggil, semangat naik ke panggung. Teman-temannya bagus-bagus banget, ekspresi ceria dan kostum yang keren banget. Aal pun tampil dengan gaya apa adanya dia, senyum tipis dan mata tajamnya, MasyaAllah, berbeda dengan anak lain yang ceria dan ekspresif. Dia malah bergaya cool ala-ala model pria profesional, (Uminya lebay, hahaha), ya itu apa adanya dia. Wajah berekspresi apa adanya dan masih muka bantal.

Setelah mengikuti fashion show, Aal mengikuti lomba foto, adik Maryam pun ikut serta. Maryam yang saat itu baru bangun tidur, segar dan ceria bermain di depan Posyandu yang merupakan lokasi pemotretan anak-anak untuk lomba. Mulai dari bayi sampai balita meramaikan lomba foto ini. Seru, kehebohan emak-emak yang antusias anaknya mau difoto.

Ikutin lomba ini juga iseng, tidak berharap menang atau mereka harus menang. Ya meramaikan acara saja dan mengajarkan anak-anak untuk percaya diri dan berani tampil di muka umum. Saat pengumuman fashion show, kami kaget ketika nama Aal disebut menang juara 3. Aal pun bilang, "Aal dipanggil...", semangatnya, lalu dia maju ke panggung untuk penyerahan hadiah. Setelah itu, saat pengumuman lomba foto, salah satu kader Posyandu memanggil saya, "Mbak, coba lihat, kayaknya anak foto anakmu menang..". Penasaran saya coba lihat dan ternyata Maryam menang, hehe. Ada beberapa foto bayi dan anak yang terpilih dari hasil penilaian juri, Maryam salah satunya. Alhamdulillah, iseng-iseng berbuah manis.
Aal juara 3 lomba fashion show, foto bersama Pak RW

Maryam mrnang lomba foto
Aal dan Maryam mendapatkan voucher kuliner di DD Coffee dan Durian Ummaya masing-masing sebesar Rp100.0000. Hari itu kami mendapatkan 2 voucher kuliner, Alhamdulillah. Kami mengingatkan Aal bahwa ini adalah salah satu rejeki dari Allah yang kita dapatkan hari ini. Mengajaknya mengucap syukur Alhamdulillah, mengapresiasi semangat dan keberaniannya tentunya.

Voucher kuliner, hadiah memenangkan lomba

Lalu sore itu kami habiskan waktu bersama sambil menikmati makanan di DD Coffee, asyik dan senangnya Aal atas pengalamannya hari ini. Kalau voucher kuliner di Durian Ummaya nanti saja bersama Mama Papa (Nenek Kakek Aal Maryam), karena Mama yang doyan banget sama durian, hehehe. Dan Aal belajar lagi berbagi kesenangan dengan keluarga atas rejeki yang didapat hari itu. Alhamdulillah.

Share
Tweet
Pin
Share
2 comments

Jujur, mungkin saya kurang terbiasa mengungkapkan perasaan sedih, senang, kecewa, dan lainnya pada orang tua. Canggung, begitulah kira-kira rasanya untuk saya mengungkapkan perasaan. Hal ini yang ingin saya perbaiki, keinginan saya adalah agar saya bisa menjadi teman dan sahabat bagi anak-anak.

Mengungkapkan perasaan menurut saya adalah hal yang penting, perasaan negatif khususnya. Lelah, sedang tidak enak hati dengan suami atau orang lain, lagi ada masalah lain, atau lainnya, ada baiknya kita ungkapkan juga pada anak. Tentu tidak detail, mungkin bisa dengan kata-kata, "Perasaan Umi sedang tidak enak, sayang. Maaf ya kalau kurang menyenangkan..". Kemarin saya beri tahu Aal tentang ini, kami sepakat untuk saling mengungkapkan perasaan. Saya juga mengatakan pada Aal, "Kalau Umi lagi marah, tolong diingatkan ya untuk Umi tenang..".

Begitu pula halnya pada Aal, saya ingin Aal juga bisa mengungkapkan segala perasaannya pada saya. Sedang marah sama adik atau teman, sedang tidak enak badan, sedih karena mainannya rusak atau lain sebagainya. Ungkapkan saja..

Jadi, saya mencoba flashback kembali pada memori Aal.

Umi: Sayang, Umi pernah ngga buat Aal sedih?
Aal: Hmm, enggak..
Umi: Aal seneng ga sama Umi?
Aal: Iya..
Umi: Umi pernah marah sama Aal ga?
Aal: Pernah..
Umi: Gimana kalo Umi marah?
Aal: "Udahlah, Umi ga suka. Aal makan pake sambel?"
Umi: (ngakak) Hoax banget itu kalimat terakhir, itu kan emang Umi nawarin sambel pas makan..
Umi & Aal: (ngakak berjamaah)

Ah..inilah masa belajar. Saya tidak ingin hanya mengajarinya, tapi saya juga yang banyak belajar disini. Dan tak jarang pula ia menjadi guru saya, si guru kecil saya.

Share
Tweet
Pin
Share
2 comments
Newer Posts
Older Posts

About Me




Hai, saya Juli Yastuti, akrab dipanggil Juli atau Yasti. Bagi saya, menulis adalah cara menebar manfaat termudah. Mau tahu lebih lengkap tentang saya?


Baca Selengkapnya >

Contact


Email : ceritaumi2017@gmail.com / Whatsapp : 083184213939

Find Me Here

Followers

Part Of



My Books




Recent Post

Popular Posts

  • Pohon Literasi, Stimulasi Anak Suka Membaca
  • Aku Sayang Ibu, Catatan Literasi Pertama Aal
  • Review Materi Bunda Sayang Sesi 5: MENSTIMULASI ANAK SUKA MEMBACA
  • Pengalaman Melepas IUD Lama dan Memasang IUD Baru. Kapok?
  • Belajar Memanah Di Mall, Asyik Juga!

Member Of




Categories

  • Sharing
  • Info & Tips
  • Parenting
  • Family
  • Traveling
  • Institut Ibu Profesional (IIP)
  • Homeschooling
  • Batam
  • Review
  • Event
  • Tentang Buku
  • Kuliner
  • Gelora Madani Batam
  • Kolaborasi Blog
  • Mahasiswa
  • Puisi

Blog Archive

  • ►  2011 (11)
    • Jun 2011 (5)
    • Jul 2011 (6)
  • ►  2012 (2)
    • Nov 2012 (2)
  • ►  2013 (7)
    • Jan 2013 (1)
    • Feb 2013 (3)
    • Mar 2013 (1)
    • May 2013 (1)
    • Jun 2013 (1)
  • ►  2014 (13)
    • May 2014 (4)
    • Jun 2014 (4)
    • Jul 2014 (3)
    • Sep 2014 (2)
  • ►  2015 (3)
    • May 2015 (2)
    • Nov 2015 (1)
  • ►  2016 (3)
    • Jan 2016 (2)
    • Mar 2016 (1)
  • ►  2017 (56)
    • Feb 2017 (1)
    • Jun 2017 (1)
    • Aug 2017 (10)
    • Sep 2017 (1)
    • Oct 2017 (5)
    • Nov 2017 (25)
    • Dec 2017 (13)
  • ▼  2018 (142)
    • Jan 2018 (21)
    • Feb 2018 (15)
    • Mar 2018 (18)
    • Apr 2018 (13)
    • May 2018 (17)
    • Jun 2018 (7)
    • Jul 2018 (9)
    • Aug 2018 (11)
    • Sep 2018 (5)
    • Oct 2018 (8)
    • Nov 2018 (7)
    • Dec 2018 (11)
  • ►  2019 (67)
    • Jan 2019 (8)
    • Feb 2019 (6)
    • Mar 2019 (7)
    • Apr 2019 (4)
    • May 2019 (5)
    • Jun 2019 (10)
    • Jul 2019 (6)
    • Aug 2019 (3)
    • Sep 2019 (6)
    • Oct 2019 (5)
    • Nov 2019 (2)
    • Dec 2019 (5)
  • ►  2020 (28)
    • Jan 2020 (7)
    • Feb 2020 (3)
    • Mar 2020 (4)
    • Apr 2020 (1)
    • May 2020 (3)
    • Jun 2020 (3)
    • Jul 2020 (2)
    • Aug 2020 (1)
    • Oct 2020 (1)
    • Nov 2020 (1)
    • Dec 2020 (2)
  • ►  2021 (28)
    • Jan 2021 (1)
    • Apr 2021 (2)
    • May 2021 (2)
    • Jun 2021 (2)
    • Jul 2021 (4)
    • Aug 2021 (4)
    • Sep 2021 (1)
    • Oct 2021 (4)
    • Nov 2021 (4)
    • Dec 2021 (4)
  • ►  2022 (14)
    • Mar 2022 (2)
    • Apr 2022 (1)
    • May 2022 (1)
    • Jun 2022 (2)
    • Jul 2022 (2)
    • Aug 2022 (2)
    • Sep 2022 (3)
    • Oct 2022 (1)
  • ►  2023 (6)
    • Jan 2023 (3)
    • Feb 2023 (2)
    • Mar 2023 (1)

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates