Menanamkan Ideologi Pancasila Pada Anak Sejak Dini

by - 1:30 AM


Menanamkan Ideologi Pancasila Pada Anak Sejak Dini - Seperti yang kita ketahui, ideologi yang digunakan bangsa kita adalah Pancasila. Pancasila terdiri dari dua kata Sansekerta, yaitu panca yang berarti 'lima' dan sila yang artinya 'prinsip atau asas'. Pancasila adalah rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Orang tua jaman now tidak boleh lupa untuk menanamkan ideologi Pancasila pada anak-anak sejak dini karena disinilah nilai-nilai luhur bangsa kita, Indonesia.

Pancasila diharapkan menjadi cita-cita normatif yang memasuki tulang dan daging putra putri bangsa. Ok, sampai disini paham kan maksud dan tujuan dari tulisan ini? Kesampingkan dulu urusan politik karna tulisan selanjutnya kita akan fokus membahas peran orangtua terhadap anak dalam menanamkan ideologi pancasila.

Peran orangtua harus dijalankan dengan sebaik-baiknya, tentu ada baiknya jika nilai-nilai Pancasila juga dimasukkan sebagai landasan dalam mendidik anak-anak. Nah, mari kita bahas masing-masing sila dari Pancasila dan bagaimana cara menanamkannya pada anak sejak dini.

Sila pertama: Ketuhanan yang maha esa.

Mengajarkan anak tentang agama adalah yang utama. Menanamkan nilai keagamaan bisa dilakukan dengan mengajarkan anak beribadah seperti sholat, berdoa, berpuasa, belajar membaca kitab suci dan lain sebagainya tentu sesuai dengan kepercayaannya masing-masing.

Sila kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab.

Sila kedua ini adalah tentang kehidupan sosial anak, bahwa setiap manusia harus diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang sama derajatnya. Orangtua bisa mengajarkan anak bagaimana cara memperlakukan orang lain. Misalnya, kepada yang lebih muda harus saling menyayangi, dengan yang sebaya harus saling menghargai, dan yang lebih tua harus menghormati.

Sila ketiga: Persatuan Indonesia.

Menumbuhkan nilai-nilai toleransi dalam kehidupan sosial anak, bahwa kita tinggal di negara yang punya banyak perbedaan, perbedaan agama, suku, bangsa, bahasa dan lain sebagainya. Seorang anak haruslah dibesarkan dengan nilai-nilai yang mendorongnya untuk melihat perbedaan sebagai hal yang indah dengan sikap yang saling menghormati dan menghargai satu sama lainnya.

Sila keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan.

Sila keempat ini nih yang terlihat sulit padahal gampang, terlihat gampang namun ternyata sulit. Kenapa? Karena orang dewasa sendiri juga sulit mempraktikkannya karna adanya rasa keegoisan. Nah, orangtua bisa mulai membiasakan diri untuk berdiskusi dengan anak-anak, memberikan pengertian bukan larangan dari sebuah kesalahan yang dilakukan. Mendengarkan pendapat anak tanpa memotong pembicaraan agar disaat orang dewasa berbicara juga si anak tidak terbiasa memotong pembicaraan. Mengutamakan budaya rembug atau musyawarah dalam mengambil keputusan bersama sampai mencapai consensus atau kata mufakat diliputi semangat kekeluargaan.

Sila kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kita bisa mengajarkan anak untuk bersikap adil mulai dari hal-hal yang kecil, seperti bermain bersama-sama, berbagi makanan kepada  teman-temannya, menolong temannya, menjenguk teman yang sakit, berkerja sama dan gotong royong. Kita juga perlu mengingatkan kembali sejarah dan budaya bangsa kita dengan berkunjung ke museum, membaca buku sejarah dan pahlawan Indonesia dan mengenalkan berbagai macam permainan tradisional Indonesia.

---

Setiap upaya menanamkan nilai Pancasila haruslah dikemas dengan menanamkan rasa bangga pada negara. Mari kita persiapkan anak-anak kita sebagai generasi penerus bangsa yang siap mengharumkan Tanah Air dengan nilai-nilai Pancasila yang tertanam di hatinya.

You May Also Like

0 comments