Review Materi Bunda Sayang Sesi #1: Komunikasi Produktif

by - 9:09 AM


Review Materi Kelas Bunda Sayang Sesi #1: KOMUNIKASI PRODUKTIF

Sering sekali terjadi selisih paham dalam komunikasi, akibatnya pesan yang ingin disampaikan tidak dapat diterima dengan baik, atau malah bisa memicu terjadinya konflik baru. Ternyata ini terjadi karena cara komunikasi yang kita gunakan masih kurang tepat, tidak produktif.

"Niat yang baik tapi dengan cara yang kurang tepat adalah sia-sia.."

Mungkin niat kita untuk mengingatkan, tapi cara bicara kita malah "menyakiti". Ini yang sering terjadi pada saya di awal2 tahun pernikahan. Mungkin karena berbedanya latar belakang keluarga, itu membuat kami benar2 butuh waktu beradaptasi, khususnya dalam hal komunikasi.

Seiiring berjalannya waktu dan suami yang senantiasa membimbing, saya mulai menyadari pentingnya komunikasi yang baik dan produktif bersama beliau, suami saya. Namun tantangan baru pun kembali muncul, berkomunikasi pada anak kami yang sudah mulai pintar bertanya dan menyanggah pernyataan.

Begitulah hidup ya, selalu ada tingkatan yang membuat kita untuk terus dan terus belajar. Berkomunikasi dengan balita bukanlah hal yang mudah. Saya tidak mau hanya asal berkomunikasi tanpa memikirkan akibat2 yang akan terjadi jika saya menjawabnya dengan "asal".

"Kosakata kita adalah output dari struktur berpikir dan cara kita berpikir..", kutipan materi Komunikasi Produktif.

Maka berpikir positiflah, maka kata2 yang keluar dari mulut kita juga positif. Ketika berbicara dengan pasangan, hati haruslah ikut berbicara. Kalau saya berbicara abcd, dia gimana ya, marah, tersinggung, atau bisa menerima ya.... Pertimbangan sudut pandang semacam itu yang memang sangat dibutuhkan, sehingga dapat mengeluarkan kata2 yang sejuk tapi tetap mengenai tujuan. Dan yang tidak kalah penting: eye contact saat bicara.

"Mungkin mereka belum memahami perkataan kita, namun mereka tidak pernah salah meng-copy.", kutipan materi Komunikasi Produktif.

Mak jleb! Jangan salahkan anak ketika dia berintonasi keras, ngaca. Jangan salahkan anak ketika dia membentak, ngaca. Ngaca, banyak2 ngaca mak! Menampar sekali yaa... Tapi bersyukurlah jika kita merasa ketampar, semoga kita bisa berubah menjadi lebih baik lagi.

Dulu saya pernah berkata, "Jangan sibuk meminta orang lain untuk menjadi yang kita harapkan, ubah dirimu lebih dulu menjadi pribadi yang kamu harapkan."

Mengubah diri sendiri lebih dulu, jangan hanya menuntut. Jadilah teladan, maka sekelilingmu akan mengikuti arus kebaikanmu, terutama anak2mu. Kita yang belajar memahami mereka, kita yang belajar memilih cara komunikasi yang pas dan bisa mereka terima. Perhatikan intonasi dan keramahan suara dan wajah.

Alhamdulillah, banyak bersyukur pada Allah karena saya kecemplung di Institut Ibu Profesional. Disini banyak sekali ilmu yang sangat saya butuhkan dan bermanfaat. Semoga Allah berikan kelapangan hati dan kemudahan untuk mengaplikasikan ilmu karena banyak yang harus saya benahi dalam hal komunikasi.

Bismillah...
Siap menghadapi Game Level 1, Tantangan 10 hari Komunikasi Produktif.

Salam,
Juli Yastuti.

You May Also Like

0 comments