Tips Berhasil Menyapih Dengan Cinta

by - 1:19 AM


Tips Berhasil Menyapih Dengan Cinta - Alhamdulillah, setelah sekian lama saya berusaha menyapih Maryam, akhirnya berhasil juga di usianya 2 tahun 5 bulan. Cara saya menyapih Maryam agak berbeda dari cara saya menyapih Mamasnya. Baca cara saya menyapihnya di sini: Menyapih yang tak kunjung usai.

Tidak semudah yang dibayangkan sebelumnya, seperti itulah yang saya rasakan. Menyapih Maryam lebih menguras perasaan dan penuh drama. Mau nggak mau, ya saya harus sedikit tegas menyapihnya. Tegas tapi tetap dengan cinta.

Sebelum membahas tips berhasil menyapih dengan cinta ala-ala saya, izinkan saya bercerita tentang apa yang terjadi di antara kami selama proses menyapih ini berlangsung, ya..

Proses Menyesuaikan Diri & Ada Satu Hal Yang Hilang

Proses menyapih ini berhasil hanya membutuhkan waktu 3 hari saja. 1 hari pertama adalah hari yang paling luar biasa menguras hati dan perasaan kami berdua. Hari kedua lumayan, hari ketiga mendingan. Hehhee. Jadi, totalnya kurang lebih seminggu waktu penyesuaian itu terjadi. Saat itu dimana hari-hari kami berubah. Tidak ada lagi anak yang menyusu pada saya, dia pun sudah tumbuh menjadi anak yang sudah tidak lagi menyusu pada ibunya. Ah, time flies so fast.. :(

Kadang kami saling berpandangan, seolah-olah mengerti bahwa kita sudah tidak seperti yang dulu lagi (Drama banget, kan? 😆). Selama satu sampai dua minggu itu saya tidak berani memakai baju yang sedikit terbuka bagian atas karena takut dia teringat masa-masa menyusu dan gagal move on. Hahaha. Sampailah pada akhirnya dia terbiasa dengan kehidupannya yang baru. Haus ya minum, lapar ya makan, ngantuk yaa tidur. Tidak lagi menyusu.

Di awal-awal ketika proses menyapih ini mulai tampak berhasil, sempat ada rasa galau melanda hati saya. Dia semakin besar, yang biasanya kami tidur berpelukan sambil menyusu,  sekarang sudah tidak. Satu kenyamanan hilang. Ada rasa rindu, tapi tak mungkin juga untuk saya ulangi lagi moment-moment itu.

Alhamdulillah, saat saya menulis postingan ini kami berdua sudah lebih sangat menerima dan menikmati. Maryam bahkan sudah semakin percaya diri bahwa dia sudah menjadi seorang anak yang tumbuh semakin besar, sudah bisa loncat, berlari, dan tidak menyusu lagi. Dia bangga. Dia senang bercerita tentang dirinya kepada orang-orang di sekitarnya.

"Kakak udah besar..udah bisa loncat, udah bisa makan permen, sudah nggak nena lagiii...." Ucapnya bangga.

Saya pun bahagia, melepas masa-masa menyusui dengan indah meskipun berdrama. Hehhee. Buat para emak-emak yang sudah mempersiapkan proses menyapihnya atau yang pengen merencanakan cara menyapihnya nanti, silahkan dibaca pengalaman saya dan tips ala-ala saya agar berhasil menyapih dengan cinta di bawah ini, yaa...

Tips Berhasil Menyapih Dengan Cinta (Namun Sedikit Tegas)


Cara saya menyapihnya bisa di baca di postingn sebelumnya (link ada di paragraf pertama). Mengingat umurnya yang semakin bertambah, saya memutuskan untuk sedikit lebih tegas dalam menyapihnya. Sulit untuk saya terus-terusan menunggu waktu kesiapannya secara ikhlas untuk berhenti menyusu.

Dan inilah tips ala saya agar anak berhasil disapih:

1. Ajak bicara dua arah, tatap matanya saat bicara. Buat perjanjian kapan dia akan berhenti menyusu. Sepakati dan pegang perjanjian itu. Untuk Maryam, saya buat perjanjian selama 2 hari kesempatan terakhir untuk dia menyusu. "Dek, hari ini adek boleh nena, besok juga boleh. Besok hari terakhir adek nena, ya.. Besoknya lagi nggak boleh, ya? Karena adek udah kakak-kakak. Bukan baby lagi seperti Aisyah (sepupunya yang masih bayi).." Dan dia menyetujuinya.

2. Sounding. Ini pasti ya. Tiap dia minta menyusu, saya selalu ulangi lagi kalimat-kalimat bahwa kesempatan menyusunya akan berakhir.

3. Tiba di hari yang ditentukan, Bismillah, katakan padanya bahwa dia stop menyusu hari ini atau malam ini. Reaksi Maryam..dia sedih, nangis, dan sedikit meronta-ronta. Hati saya sempat hancur dibuatnya. Tapi perjanjian sudah disepakati, saya harus konsisten, tidak boleh "kalah" dengan segala macam jerit dan tangisannya.

4. Sabar dan tetap tenang. Jangan panik ketika dia menangis memohon untuk menyusu lagi, tetap lah tenang dan mentransfer ketenangan itu untuk dia. Usap dia, peluk dia dengan kasih sayang, katakan bahwa kita mencintai dan menyayanginya selalu.

5. Hindari pakaian terbuka di bagian dada, khawatir dia jadi teringat dan malah ingin menyusu lagi. Hehehe.

6. Beri apresiasi dan reward jika dia berhasil disapih. Baiknya diberikan sebagai surprise saja, jangan dijanjikan dan memberitahunya di awal.

7. Selamat! Anak kita sudah tumbuh semakin besar dan pintar!

Yaaaa, begitulah tips berhasil menyapih ala saya. Semoga bermanfaat, bisa menjadi refrensi dan inspirasi bagi yang membacanya. Aamiin.

So, bagaimana pengalaman kalian ketika menyapih sang buah hati yanh terkasih? Ceritain di kolom komentar, yah! :)

You May Also Like

3 comments

  1. Kebetulan banget baca postingan mba juli. Masih maju mundur cantik mau menyapih si adek nggak tega banget hiksss. Mau tidur biasanya sambil nenen soalnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehee iyaaa akupun begitu mbak. Tp krn sudah melewati masa teloleransi, mau ga mau harus sedikit tegas..😊

      Delete
  2. Halo Mba Juli, aku lagi nyari artikel menyapih, postingan Mba yang muncul nih. Bersyukur sekali karena ternyata kondisi kita agak mirip.

    Aku lagi dalam proses menyapih anak keduaku, kebetulan cewek juga. Anak pertamaku cowok juga dan proses menyapih kakaknya dulu jauh lebih mudah, padahal dulu kakaknya lebih intens nena (kenapa sebutan nyusu anak2 kita juga sama? 😂) daripada adiknya.

    Beberapa hari lalu, aku spontan nyapih anakku karena kupikir dia siap. Padahal masih ada waktu 3 minggu sampai dia ultah ke-2. Malam pertama, dramanya banget banget. Aku sampai nangis. Tapi yaudalah baru hari pertama, besok akan membaik. Jalan tiga hari, tetep gak ada perubahan, tiap malem mau bobo anaknya jerit. Padahal selama tiga hari itu dia bener2 nggak minta nena, cuma ngamuknya itu lho. Hari keempat, siangnya, pertahananku runtuh. Fix, ini mamanya yg belum siap. Akhirnya, dia nena lagi dan aku merasa amat sangat bahagia 🥹

    Proses menyapih yg gagal ini juga sempet bikin aku membandingkan kedua anakku, padahal kayak yang Mba bilang, anak satu rahim aja bisa berbeda, jadi aku nggak boleh membandingkan.

    Jadi ya begitulah. Aku mencoba untuk lebih santai sambil memantapkan hati untuk nyapih. Kata orang, percobaan kedua akan lebih susah. Menurutku, selama ada kesepakatan dua belah pihak, kurasa akan baik-baik aja ya.

    Duh, jadi curhat panjang banget lho ini, hahaha. Makasih banyak ya, Mba Juli, sharing-nya. Doakan aku berhasil 😊

    ReplyDelete