Komunitas Homeschooler Batam dan Pentingnya Komunitas Bagi Para Praktisi Homeschooling

by - 1:44 AM


Komunitas Homeschooler Batam dan Pentingnya Komunitas Bagi Para Praktisi Homeschooling - Komunitas Homeschooler Batam adalah sebuah komunitas atau kelompok para praktisi homeschooling yang ada di Kota Batam. Komunitas ini terbentuk secara tidak sengaja sejak bulan Oktober 2018 lalu oleh Bibi Lina dan Bibi Ratih (Bibi dan Paman adalah panggilan untuk para orang tua di komunitas ini). Berawal dari obrolan ringan yang sama-sama sedang mencari praktisi homeschooling yang ada di Batam. Hingga akhirnya dipertemukan dengan beberapa orang praktisi homeschooling, lalu berinisiatif membentuk sebuah grup Whatsapp dan Alhamdulillah berjalan hingga sekarang ini.

Saat ini, ada 30 member atau partisipan di Komunitas Homeschooler Batam (atau sebut saja HS Batam). Nggak nyangka, akhirnya bertemu banyak keluarga yang memilih homeshcooling sebagai jalur pendidikan anak-anaknya. Terharu...karena mengingat homeschooling masih terdengar awam bagi sebagian orang, masih banyak juga yang meragukan bahwa homeschooling itu bisa menjadi alternatif jalur pendidikan selain pendidikan formal seperti pada umumnya.

Saya sendiri mengetahui adanya Komunitas Homeschooler Batam ini dari postingan salah seorang teman saya di sosial media. Saat itu, anak-anak HS Batam berkunjung ke perusahaan air di Kota Batam, PT. Adhya Tirta Batam (ATB). Dalam hati saya berbisik, "Wahh, apa ini? HS Batam? Wahh..wahhh.." Saya langsung mencari tahu tentang komunitas ini dan...dapat!

Tanggal 2 Januari 2019, saya bergabung di grup Whatsapp HS Batam ini. Betapa senang dan kagumnya saya dipertemukan dengan ibu-ibu para praktisi homeschooling yang sudah berpengalaman dan keren-keren seperti mereka.

Pertemuan pertama kali dengan member HS Batam.

Hari Kamis, tanggal 10 Januari 2019 adalah moment pertama kalinya saya bertemu dengan mereka di Kiddy Kiddy Playground, Mall Botania 2. Mayoritas dari mereka sudah saya kenal dari Komunitas Ibu Profesional, ya, bertemu lagi di "rumah" yang bebeda tapi tetap dengan visi yang sama. Senangnyaa... Saat itu anak-anak bebas berbaur dan bermain sedangkan kami para ibu-ibunya asyik mengobrol dan berdiskusi tentang agenda HS Batam selanjutnya.

Berdiskusi dan masing-masing menuang harapan terhadap komunitas HS Batam.

Hari Kamis berikutnya, tanggal 17 Januari 2019, kami mengadakan kopdar lagi di alun-alun Engku Putri. Kali ini kami sudah punya agenda belajar untuk anak-anak, yaitu anak-anak belajar tentang tubuh manusia. Seruu banget! Kegiatan dimulai jam 9.30, anak-anak berkumpul mendengar Bibinya berbicara untuk memulai pelajaran. Circle time dibuka oleh Bibi Lina, lalu dilanjutkan oleh Bibi Ayu untuk pengenalan Our Body dengan menggunakan fun english ke anak-anak.

Bibi Ayu memperkenalkan anggota tubuh manusia menggunakan bahasa Inggris.

Selanjutnya, anak-anak dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu toodler (below 6yo) dan kids 6+. Untuk toodler, agendanya mereka belajar mengenal panca indera melalui permainan sensorik. Mereka menganal aneka macam rasa seperti asin, manis, asam, dan lain sebagainya menggunakan lidah. Setelah itu mata mereka ditutup dan menebak masing-masing rasanya. Seruuu! Harusnya anak saya, Aal, ada di grup ini. Tapi dia malah gabung ke grup kids 6+, walaupun pada akhirnya dia juga "mencicipi" main tebak rasa di akhir kegiatan.

Bibi Lina memandu anak-anak untuk mengenal aneka rasa menggunakan lidah.

Mata ditutup dan anak menebak rasa.

Nah, untuk kelompok kids 6+, mereka belajar menganal organ tubuh manusia dan DIY organ tubuh menggunakan kain flanel. Ini kreatif banget, saya langsung terinspirasi untuk berkreasi dengan kain flanel membentuk organ tubuh manusia seperti itu. Bahannya mudah, kain flanel, jarum jahit, benang (boleh benang biasa atau wol), dacron, dan velcro untuk menempel organ-organnya sesuai dengan posisinya di dalam tubuh kita.

Mengenal organ tubuh manusia dari kain flanel oleh Bibi Syafri.

Anak-anak antusias banget. Akhirnya mereka diberi kesempatan untuk membuat sendiri organ tubuh menggunakan kain flanel. Kali ini mereka bermain dengan gunting dan jarum. Saat itu Aal memilih membuat paru-paru, dia ngeri-ngeri gimana gitu waktu saya ajarkan menjahit tepi flanelnya. Akhirnya saya yang jahit, dia yang memasukkan dacron ke dalamnya. Jadilaah, sebelah paru-paru karya Umi dan Aal. Baru sebelah, agak-agak sesak gitu yaa nafas kalau cuma sebelah. Hehehe. Pengen dilanjutkan di rumah, tapi bahan-bahannya belum ada. Order dulu, deh, jadi next kegiatan kami di rumah nantinya.

DIY organ tubuh manusia dari kain flanel.

Paru-paru Aal yang baru jadi sebelah, hehehe.

Setelah semua agenda selesai, anak-anak bermain bebas. Mereka berbaur, bermain, dan berlari di lapangan alun-alun yang luas. Di hari kerja seperti ini alun-alun memang sepi sekali, memudahkan kami untuk memantau mereka yang berlarian kesana kemari sambil menikmati potluck dan ngobrol santai.

Next kopdar insyaAllah hari kamis berikutnya di rumah Bibi Icha. Kopdar di adakan setiap hari Kamis di tempat-tempat dan agenda yang berbeda. Nah, bicara soal komunitas HS ini, memangnya seberapa penting sih untuk diikuti para praktisinya? Khususnya untuk saya, praktisi HS yang masih fakir ilmu soal HS, yang masih butuh suntikan semangat dan refrensi kuat soal HS.

Pentingkah Komunitas Bagi Praktisi Homeschooling? Penting, menurut saya. Berikut ini adalah alasan mengapa komunitas itu penting bagi praktisi homeschooling:

1. Ajang silaturrahmi dan sosialisasi

Banyak yang bilang anak homeschooling (HS) itu nggak bersosialisasi karena di rumah saja. Beda dengan sekolah pada umumnya yang mamang banyak teman-temannya. Salah. Anak HS bersosialisasi dimana-mana, dengan siapa saja dan lintas usia. Salah satunya dengan ikut komunitas, di sana ada anak-anak HS lainnya. Mereka bisa berbagi cerita dan kegiatan di rumah masing-masing (bagi anak yang sudah di atas 6 tahun).

Selain itu, masing-masing orang tua juga pasti menyediakan kegiatan untuk anak-anaknya bersosialisasi. Kalau saya, Aal saat ini sedang mengikuti tarung drajat di komplek. Teman-temannya ada yang dari dalam maupun luar komplek, ada yang seusia dan ada juga yang di atasnya. Pernah juga kami makan malam di angkringan favorit kami di dekat rumah. Di sana Aal kami beri challange untuk berkenalan dengan seorang teman dan mengajaknya menggambar bersama. Dan dia bisa, mereka asyik bercerita dan menggambar di buku yang Aal siapkan. Bahkan lucunya, dia sampai meminta nomor Whatsapp ibunya supaya bisa chatting dan bertemu lagi di lain hari. Duh, anak jaman now yaaa. Hehehe.

2. Tempat berbagi informasi tentang homeschooling

Bisa dibilang, saat ini homeschooling masih minoritas, antimainstream kalau kata Bibi Lina. Melalui komunitas, kita bersatu saling bertukar ilmu, bertukar informasi tentang homeschooling, tentang kegiatan anak-anak, tentang bahan ajar atau buku-buku anak, dan banyaaak lagi.

Bukan hanya untuk anak, ibu dan ayahnya juga belajar. Melalui komunitas kita bisa berbagi informasi jika ada seminar/webinar, kuliah Whatsapp (kulwap) atau apapun tentang pengembangan diri dan pengetahuan orang tua sebagai pendidik utama anak.

3. Merancang aneka kegiatan bersama

Bersama komunitas kita bisa merancang kegiatan bersama-sama, seperti misalnya kunjungan ke perkebunan hidroponik, mengadakan kegiatan belajar dan mengajar di ruang terbuka seperti yang kami lakukan beberapa hari yang lalu, kunjungan ke pemadam kebakaran, berkemah, dan banyak lagi. Seru!

4. Komunitas sebagai rumah kedua

Belajar di rumah adalah yang utama, dan komunitas adalah rumah keduanya. Ya, dari ke 3 alasan di atas, jelas sekali komunitas ini sangat penting diikuti oleh para praktisi HS. Komunitas banyak membawa manfaat tidak hanya untuk anak-anak, namun juga untuk orang tua. Orang tua bersama-sama di sini, di rumah ini, kita satu visi, kita punya pandangan yang sama tentang HS. Tidak dipungkiri, kadang kita lelah, kadang kita ragu di tengah-tengah perjalanan. Komunitas ini yang membakar kembali semangat juang dan meyakinkan kita untuk lanjutkan perjuangan (lagi).

Kita mulai bersama-sama, kita tumbuh bersama-sama, kita belajar bersama-sama, kita sukses bersama-sama. Itulah di atas, 4 alasan pentingnya komunitas bagi praktisi homeschooling. Untuk Komunitas Homeschooler Batam, semoga bisa terus saling "memeluk", tumbuh bersama-sama dengan anak-anak untuk mewujudkan cita-cita bahwa kita bisa sukses dari rumah.

"Rumah adalah ruang ilmu terbesar bagi anak-anak, bahkan sejak mereka lahir ke dunia."
- www.ceritaumi.com -

You May Also Like

7 comments

  1. seru ya kak bisa bermain bersama-sama seperti itu. bukan sekedar main, tapi juga ada nilai edukasi yang bisa dipetik. beruntungnya bisa bertemu teman-teman yang se-frekuensi.

    ReplyDelete
  2. Wah baru tau juga nih ada komunitas home schooling di Batam. Pasti jadi lebih nambah pengetahuan tentang hal ini yah kak. Ku pribadi juga sebenernya asih sama metode sekolah yang ini. Tapi mungkin juga karna gak ngerti gimana programnya. Lain kali boleh kak bedah program home schooling buat nambah info gitu hehe

    ReplyDelete
  3. komunitas dlm aktivitas yg sama bisa bikin kita saling sinergi ya

    ReplyDelete
  4. kopdarnya gak kaleng2 ya. silaturahmi dan edukasi,
    bikin anak2 pinter.
    masya Allah.

    jadi kepikiran nanti anak ku kalo gede mau diHSin.

    ReplyDelete
  5. Saya sepakat banget komunitas sebagai rumah kedua. Karena memang disana kita ketemu dengan keluarga baru yang care dengan kita kayak sebuah keluarga.

    ReplyDelete
  6. Wah makin banyak ya anggotanya, sudah 30 keluarga ya... Dan makin aktif ni para Umminya apalagi ada bimbingan dr Ibu Profesional ya, great lah pokoknya.

    ReplyDelete
  7. Komunitas home schooling Batam kece juga ya aktifitasnya.

    btw, boleh minta kontaknya mba? send by WA aja ya. Thx

    ReplyDelete