Seminar Parenting Bersama Rumah Inspirasi: Meningkatkan Minat Belajar dan Prestasi Anak

by - 2:04 PM

Seminar Parenting Bersama Rumah Inspirasi

Seminar Parenting Bersama Rumah Inspirasi: Meningkatkan Minat Belajar dan Prestasi Anak - Sabtu lalu, 19 Oktober 2019, Gelora Madani Batam atau yang biasa disebut GEMA Batam mengadakan Seminar Parenting bersama Rumah Inspirasi dengan tema "Meningkatkan Minat Belajar dan Prestasi Anak: Mempersiapkan Anak Menjadi Pembelajar Mandiri  dengan Memanfaatkan Keseharian Untuk Proses Belajar". Mbak Mira Julia atau lebih akrab dipanggil Mbak Lala yang menjadi narasumber seminar parenting ini. Beliau adalah founder rumahinspirasi.com dan juga praktisi homeschooling untuk ketiga anaknya.

Baca di sini untuk mengetahui tentang Rumah Inspirasi 


Seminar Parenting ini dilaksanakan di aula lantai 4 Politeknik Negeri Batam. Mulai pukul 07.30 pagi, satu per satu perserta berdatangan dan melakukan registrasi ulang di meja registrasi yang sudah disediakan oleh Tim Relawan GEMA Batam. Kemudian, acara dibuka oleh MC, menyanyikan lagu Indonesia Raya, sambutan dari Ketua Yayasan Gelora Madani Batam dan berdoa. Materi seminar dimulai tepat pada pukul 09.00 wib dan berakhir pukul 12.00 wib, ditutup dengan pembagian doorprize dan foto bersama.



REVIEW MATERI SEMINAR PARENTING BERSAMA RUMAH INSPIRASI: BANYAK BINTANG DI LANGIT

"Banyak Bintang di Langit" merupakan kalimat pembuka pada slide materi yang akan disampaikan oleh Mbak Lala. Seakan-akan mengingatkan kita, bahwa anak-anak itu bagaikan bintang di langit yang punya cahaya dan keindahan masing-masing.

Sebelum membahas tentang bagaimana cara meningkatkan minat belajar dan prestasi anak, kita lihat dulu apa saja yang menjadi tantangan pendidikan di zaman yang serba maju seperti sekarang ini. Salah satunya adalah perubahan zaman sangat cepat saat ini, khususnya di bidang teknologi. Kalau dulu, kita harus belanja langsung ke toko, sekarang sudah tidak lagi. Kalau dulu, kita belajar hanya bisa di sekolah, sekarang bisa via Youtube atau aplikasi saja. Kalau dulu cita-cita kebanyakan anak-anak adalah pilot, polisi, guru, dan lain sebagainya, sekarang sudah banyak bergeser ke profesi-profesi baru seperti youtuber, digital marketing, dan lain semacamnya.

Untuk itu, mau nggak mau, kita harus siap beradaptasi dengan kemajuan. Kita harus mau membuka diri untuk menerima banyaknya ilmu baru, bahkan sampai bisa melahirkan sebuah profesi baru. Sebagaimana Rasulullah SAW pernah berkata, "Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian". Nah, kita sebagai orang tua harus benar-benar camkan ini baik-baik.

Sumber: Materi seminar Mbak Lala

Menyegarkan Makna "Prestasi"

Pada umumnya, anak-anak sekolah dituntut untuk menjadi anak yang berprestasi. Makna kata "prestasi" bagi sebagian banyak orang (termasuk sejak jaman saya sekolah) adalah menjadi juara kelas, menang kompetisi, kaya raya dan terkenal. Kalau kita bukan termasuk salah satu diantaranya, maka, label bahwa kita bukan anak berprestasi secara otomatis akan tersetel di hati dan pikiran kita. Yaa, hal itu terbentuk karena lingkungan juga pastinya.

Sekarang, yuk, kita segarkan lagi makna prestasi. Anak yang tidak memenangkan sebuah kompetisi, bukan berarti dia tidak berprestasi. Dia adalah anak yang berprestasi jika dia bisa mengambil pelajaran dari kekalahannya dengan mengetahui dimana letak kekuatannya dan dimana letak kelemahannya. Bahkan, anak yang merasa nyaman dengan dirinya sendiri juga bisa dikatakan berprestasi, lho.

Ya, dengan anak nyaman dengan dirinya sendiri, bukankah anak bisa lebih bisa mengembangkan keterampilan dirinya dengan lebih baik?

Mbak Lala pun menceritakan kisah keluarga mereka sebagai praktisi homeschooling. Bagaimana anak-anaknya menjalani hari-hari sebagai pelajar di rumah, pembelajar mandiri, hingga akhirnya Yudhis (18th) berhasil masuk ke Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Kisah Yudhis bisa dibaca di buku karyanya sendiri yang berjudul Pembelajar Mandiri.

Pembelajar Mandiri, Karya Yudhis (18th), anak pertama Mbak Lala & Mas Aar.

Peran Orang Tua Meningkatkan Minat Belajar dan Prestasi Anak, Menyiapkan Pembelajar Sejati

Tidak hanya untuk keluarga homeschooler, bagi keluarga yang memilih jalur pendidikan formal pun harus memperhatikan beberapa hal di bawah ini untuk menyiapkan seorang pembelajar sejati.

1. Membangun Motivasi Interistik

Jenis motivasi ada 2, diantaranya adalah motivasi internal dan motivasi eksternal. Motivasi eksternal adalah motivasi yang datangnya dari luar, misalnya, seseorang belajar agar mendapat ranking, diiming-imingi hadiah, atau takut karena adanya ancaman atau hukuman. Jadi, seseorang melakukan sesuatu bukan karena dirinya sendiri, tetapi karena adanya faktor dari luar dirinya.

Sedangkan motivasi internal adalah motivasi yang datangnya dari dalam diri dan atas dasar minat seseorang tersebut. Misalnya, seorang anak melihat berita tentang gunung meletus, kemudian ia bertanya dan mempelajari tentang gunung. Apa itu gunung? Mengapa gunung bisa meletus? Apa yang dikeluarkan gunung saat meletus? Ia belajar karena keingintahuannya sendiri, tanpa ada faktor lain yang mengiming-iminginya atau adanya ancaman atau hukuman.

Sumber: Materi seminar Mbak Lala
Biasanya, sesuatu yang dipelajari karena motivasi eksternal itu tidak bertahan lama. Berbeda dengan sesuatu yang dipelajari karena motivasi internal, atau dorongan dari dalam dirinya sendiri, biasanya akan lebih tertanam dan mendapat kepuasan atas pencapainnya belajar secara mandiri.

Bagaimana Peran Orang Tua Untuk Membangun Motivasi Interistik/Internal Anak?

1. Mengenali hal-hal yang disukai anak dan menjadikannya sebagai "pintu masuk" untuk belajar. Biasanya anak-anak akan sangat bersemangat saat bertanya atau ingin mengetahui sesuatu atau mempersembahkan sesuatu. Maka, hati-hati dengan sebuah reaksi. Karena reaksi negatif (bahkan hanya sebuah ekspresi) akan mempengaruhi semangat belajarnya. Jangan sampai, reaksi negatif kita malah menutup pintu masuk belajarnya.

2. Menjelaskan pada anak, mengapa suatu hal harus dipelajari. Agar anak tahu, bahwa sesuatu yang ia pelajaari juga berhubungan dengan kebutuhannya.

3. Melakukan kegiatan bersama di dunia nyata. Ya, dampingi anak saat belajar. Jadilah fasilitator atau coach bagi anak. Bahkan, ajak anak untuk "magang" bersama orang tuanya lebih dulu (jangan buru-buru melepaskan anak magang keluar).

2. Membangun Budaya Belajar

Membangun budaya belajar ini sangat penting, mengingat kita yang ingin mempersiapkan anak menjadi seorang pembelajar mandiri. Bagaimana cara kita membangun budaya belajar? Misalnya, dengan membisakan diri membaca buku bersama, berdiskusi, atau menonton video-video yang edukatif.

Apa manfaat yang bisa kita  dari membangun budaya belajar?

1. Terpeliharanya semangat keingintahuan
2. Terbangunnya inisiatif dan rasa ingin selalu mencoba
3. Belajar komitmen dengan proses
4. Membangkitkan kegigihan dan pantang menyerah untuk mencapai tujuan
5. Menumbuhkan empati dan perhatian terhadap sekitar

Bagaimana Peran Orang Tua dalam Membangun Budaya Belajar Terhadap Anak?


Sumber: Materi seminar Mbak Lala

1. Memelihara keingintahuan anak. Seperti yang saya jelaskan di atas, hati-hati terhadap reaksi saat menanggapi pertanyaan anak. Jangan sampai reaksi sepele atau merendahkan yang keluar dari diri kita, sehingga bisa mematahkan semangat keingintahuan anak.

2. Memberikan ruang yang luas untuk mencoba. Katakan pada mereka, bahwa salah itu tidak masalah, asal kita mau belajar dari kesalahan dan memperbaiki kesalahan. Berikan anak kesempatan untuk mencoba, atas apa yang ingin ia coba untuk mempelajari sesuatu.

3. Menemani dan meneguhkan anak untuk bertekun. Orang tua juga bisa berperan sebagai obat di saat anak mulai merasa ingin menyerah dan putus asa. Jadilah penyemangat untuk anak, agar anak selalu on the track dalam mencapai keinginannya.

4. Menjadi mentor dan teladan untuk kegigihan dan kerja keras. Hmm, "teladan" adalah pelajaran paling berat dalam ilmu pengasuhan. Kenapa? Ya, karena anak-anak itu melihat, bukan mendengar. Mereka lebih mengikuti apa yang mereka lihat, bukan apa yang mereka dengar. Untuk itu, jadilah teladan. Jika ingin anak kita belajar, maka kita juga harus suka belajar, jika ingin anak kita bekerja keras, maka kita juga harus bekerja keras. Tidak bisa hanya dengan kata-kata tanpa contoh real dari kita, orang tuanya.

3. Membangun Keterampilan Belajar

Keterampilan belajar adalah keterampilan untuk mendapatkan pengetahuan/keterampilan baru sesuai dengan kebutuhan, tentunya dengan kualitas yang terbaik. Mengingat zaman sekarang serba digital, banyak ilmu dan pelajaran yang bisa kita dapatkan melalui internet. Bisa memanfaatkan kemajuan teknologi sebagai alat belajar dan membangun jaringan belajar.

Bagaimana Peran Orang Tua Dalam Membangun Keterampilan Belajar Anak?

1. Mengenalkan berbagai cara yang bisa dilakukan dalam proses belajar dan berkegiatan, yaitu bisa dilakukan di kelas, workshop, seminar, komunitas, belajar online via Youtube atau aplikasi belajar lainnya (kelas online). Zaman kita kecil mungkin kita hanya mengetahui bahwa belajar itu, ya, hanya di kelas. Iya, kan?

2. Dampingi anak agar terampil belajar melalui tutorial. Ini berlaku jika kita memilih proses belajar secara online, misalnya Youtube. Orang tua juga bisa menemani anak belajar sembari berkarya. Misalnya, fotografi, videografi, menulis, animasi dan media sosial. Kelak karya kita juga dapat dibutuhkan atau bermanfaat untuk orang banyak, kan?

4. Manajemen Diri

Ajak anak untuk bisa me-manage dirinya dengan cara bercerita atau berdiskusi tentang apa yang ingin ia capai dan ia tuju, susun rencana bersama untuk mencapai tujuan tersebut, latih anak untuk membuat jadwalnya sendiri dan belajar memanfaatkan waktu (manajemen waktu), lalu jangan lupa adakan sesi evaluasi dan refleksi diri.

Bagaimana Peran Orang Tua dalam Mendampingi Anak untuk Manajemen Diri?

1. Beri kesempatan anak mengambil keputusan tentang dirinya
2. Membuat kesepakatan bersama untuk menyusul jadwal kegiatan anak. Dalam arti, kegiatan anak bukan merupakan kemauan/ambisi/ekspektasi orang tua.
3. Adakan projek keluarga. Libatkan anak dalam mengambil keputusan dalam menentukan rancangan projek keluarga. Atau bahkan, izinkan anak menjadi leader dalam projek keluarga.
4. Libatkan anak dalam rencana kegiatan kelurga, misalnya rencana akhir pekan, rencana liburan atau bahkan sekedar rencana makan malam bersama sekeluarga.

Akhir Kata

Sumber: Materi seminar Mbak Lala
Semua anak itu lahir membawa keunikannya masing-masing. Dunia ini luas dan pasti selalu ada tempat untuk keunikan mereka. Tidak ada anak yang bodoh, melainkan mereka adalah anak-anak yang hebat dengan sinarnya masing-masing. Mereka itu...bagaikan banyaknya bintang di langit, semuanya bercahaya indah.

---

Seminar berkahir, rasanya waktu sangat cepat berlalu karena kita terbawa oleh suasana seminar yang penuh ilmu dan seru. Alhamdulillah, saya bisa khusyuk mengikuti seminar, karena anak-anak aman dan betah bermain dan berkegiatan sendiri di Kids Zone yang letaknya di lantai 1 Gedung Politeknik Negeri Batam.

Ya, ruangan ini disediakan oleh Tim GEMA Batam khusus untuk anak-anak bermain dan berkegiatan selama orang tuanya mengikuti seminar. Di dalamnya terdapat beberapa mainan, seperti kolam bola, mobilan, lego block, mainan masak-masakan dan lain sebagainya.


Bukan hanya bermain, anak-anak juga diajak berkegiatan seperti menulis, lomba, bagi-bagi snack dan berjoget bersama kakak-kakak yang bertugas menjaga, mengawasi dan menemani mereka bermain. Bahkan, sampai ada anak-anak yang belum mau pulang, lho. Hehehe.

Semoga kedepannya GEMA Batam bisa mengadakan kegiatan lain yang nggak kalah seru dan inspiratif lagi kedepannya. Aamiin.

Terima kasih kepada Ikatan Alumni Politeknik Negeri Batam (IAPOLBAT) yang mendukung penuh seminar ini serta kepada para sponsor dan media partner yang sudah berkontribusi sehingga seminar ini terlaksana dengan baik.

Saya mewakili Tim GEMA Batam mohon maaf jika ada khilaf dan kurang dari kami, semoga kedepannya Tim GEMA Batam bisa lebih baik dan matang lagi dalam menyelenggarakan kegiatan yang lebih bermanfaat. AAMIIN.

Di tulisan saya berikutnya, mungkin akan saya ceritakan behind the scene Seminar Parenting bersama Rumah Inspirasi, ya.. Semoga bisa jadi cerita, minimal untuk diri saya sendiri. Hihi.

You May Also Like

2 comments

  1. MasyaAllah lengkap, jazakillah mb Juli review-nya. Sedikit mengobati kesedihan karena gak bisa hadir langsung. Walaupun selengkap apapun review pasti jauh berbeda dengan ada disana langsung ya. Semoga next time ada lagi��

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waiyyaki, mbak......
      Iya, lbh enak kalau langsung ya. Hehhee. Semoga bs hadir di next event yaaa Mbaaa... :-)

      Delete