Pentingnya Manajemen Kebersihan Menstruasi Diedukasi Sejak Dini

by - 7:10 AM


Pentingnya Manajemen Kebersihan Menstruasi Diedukasi Sejak Dini - Saya exited banget saat mengikuti webinar "Sehat dan Bersih Saat Menstruasi" yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Obstetri & Ginekologi Indonesia (POGI), Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia dan Mundipharma Indonesia pada tanggal 27 Mei 2021 dalam rangka menyambut Hari Kebersihan Menstruasi. Webinar ini diikuti oleh 1.000 perempuan Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman perempuan mengenai pentingnya Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM), bahkan sejak dini.

Apalagi untuk kita nih para mommies, kita harus belajar dan mempersiapkan diri, apalagi ketika putri-putri kita sudah memasuki fase remaja awal. Peran kita sebagai ibu akan sangat diharapkan sebagai pemberi informasi pertama kepada putri-putri kita nantinya. Supaya putri-putri kita kelak akan menjadi perempuan-perempuan yang bisa menjaga kebersihan dan kesehatan reproduksinya. Jangan sampai, putri-putri kita tidak paham atau malah bingung apa yang harus ia lakukan ketika terjadi menerke (menstruasi untuk pertama kalinya).

Sebelum membahas pentingnya Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) lebih dalam bersama narsumber-narasumber yang berkompeten di bidangnya, saya akan cerita dulu tentang Hari Kebersihan Menstruasi. Hari Kebersihan Menstruasi diperingati setiap tanggal 28 Mei. Kenapa ada Hari Kebersihan Mensruasi?

Hari Kebersihan Menstruasi diperingati untuk meningkatkan kesadaran perempuan akan pentingnya Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM), serta mematahkan stigma dan norma sosial negatif terkait menstruasi yang dianggap tabu oleh masyarakat. Lalu mengapa tanggal 28 Mei?

Ternyata tanggal 28 Mei itu bukan sembarang tanggal, loh. 28 adalah rata-rata siklus menstruasi pada umumnya dan 5 adalah rata-rata lama periode menstruasi pada umumnya. 28 dan 5 maka jadilah 28 Mei, Hari Kebersihan Menstruasi.


Kenalan dengan para narasumber dan host-nya, yuk!

1. Prof. Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, SP.OG (K), MPH - Anggota Pengurus Besar Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesisa (POGI)
2. Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si - Ketua Ikatan Psikolog Klinik (IPK) Indonesia Wilayah Jakarta
3. dr. Dwi Oktavia Handayani, TLH, M.Epid - Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
4. Adi Prabowo - Head of Marketing, Digital & E-Commerce Mundipharma Indonesia
5. Novita Angie - Public Figure


Sehat dan Bersih Saat Menstruasi

Prof. Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, SP.OG (K), MPH menjelaskan bahwa menstruasi itu adalah sebuah kondisi normal seorang wanita. Yaitu keluarnya darah selama beberapa hari (3-7 hari) dari organ intim, satu periode setiap bulannya sekitar 21-35 hari (rata-rata 28 hari). Menstruasi menandakan bahwa seorang anak perempuan siap untuk bereproduksi (memiliki anak), karena menstruasi didahului oleh proses matangnya sel telur yang siap dibuahi.

Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) sangat penting diperhatikan agar terhindar dari beberapa masalah kesehatan  akibat penjagaan kebersihan dimasa menstruasi yang buruk. Masalah kesehatan yang sering terjadi apabila kita kurang memperhatikan kebersihan saat menstruasi, antara lain:
  • Infeksi saluran reproduksi
  • Infeksi saluran kemih
  • Infeksi jamur
  • Peningkatan resiko kanker serviks

Sebenarnya kita harus memperhatikan kebersihan organ intim kita setiap saat, ya. Bukan hanya saat menstruasi. Tentunya kita tidak ingin mengalami berbagai masalah seperti keputihan, gatal, bau tidak sedap, peradangan hingga penyakit serius seperti kanker serviks. Namun, saat mengalami menstruasi kebersihan harus ekstra lebih dijaga dibandingkan saat sedang tidak menstruasi. Kenapa? Karena ada darah, darah ini bisa menjadi tempat perkembangbiakan bakteri. Nah, bakteri inilah yang akan menyebabkan banyak masalah kesehatan seperti yang disebutkan tadi.

Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM)



Perlu diperhatikan, bahwa pembalut sebaiknya diganti setiap 4-5 jam sekali. Bahkan sebelum 4 jam pun harus diganti apabila terasa sudah penuh. Jangan lupa mencuci tangan menggunakan sabun sebelum dan sesudah mengganti pembalut. Cuci vagina menggunakan air mengalir dari arah depan menuju anus, jangan terbalik, karena bisa menyebabkan bakteri dari anus pindah ke vagina. Apabila menggunakan cairan pembersih vagina, gunakan cairan pembersih yang sesuai dengan pH normal vagina, yaitu sekitar 3,5-4,5. Sabun mandi tidak cocok untuk membersihkan vagina karena memiliki pH yang cukup tinggi (sekitar 7).

Untuk pemilihan pembalut, tidak ada kriteria khusus untuk memilih pambalut mana yang lebih baik karena semua pembalut itu baik. Yang terpenting itu tadi, pembalut harus diganti setiap minimal 4 jam sekali. Jika menggunakan pembalut kain atau cuci ulang, cuci pembalut sampai benar-benar bersih, keringkan dan jangan lupa disetrika. Jika menggunakan mestrual cup, boleh juga, asal jangan biarkan darah tertampung di dalam terlalu lama. Tetap harus mengganti mestrual cup setiap minimal 4 jam sekali, bersihkan dan sterilkan menstrual cup dengan benar, pasang dan lepas menstrual cup dengan cara yang benar, jangan sampai teriritasi akibat pemakaian dan pembersihan menstrual cup yang salah.

Jika kita menggunakan pembalut sekali pakai, jangan lupa untuk membuang pembalutnya dengan baik dan benar.



Pernah ada isu yang beredar mengatakan bahwa, penggunaan pembalut sekali pakai dapat menyebabkan kanker serviks. Isu ini tidak benar, lebih tepatnya kanker serviks disebabkan oleh virus HPV. Pembalut apapun bisa membuat masalah kesehatan salah satunya kanker serviks apabila tidak memperhatikan MKM-nya. Selain dengan memperhatikan MKM, kanker serviks dapat dicegah dengan vaksin HPV. Bagi yang sudah pernah melakukan hubungan seksual, kanker serviks dapat dicegah dengan menggunakan IVA atau Pap Smir.


Ibu Bicara Menstruasi

Ngerasa nggak, sih, kalau pembicaraan tentang kesehatan reproduksi dan menstruasi ini sering dianggap tabu?

Ternyata benar, narasumber berikutnya seorang Psikolog Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si menyajikan data yang menunjukkan bahwa 1 dari 4 anak Indonesia tidak pernah menerima informasi tentang menstruasi sebelum menarke (haid yang pertama kalinya). Iyaa, kebanyakan ibu-ibu di negara kita tuh ternyata merasa sulit bicara soal menstruasi kepada remaja putrinya. Kenapa sulit?

Menurut Psikolog Anna Surti Ariani atau yang kerap disapa Nina, ibu-ibu sulit bicara tentang menstruasi kepada anak karena:
  • Tabu: Pembicaraan mengenai menstruasi dinilai tabu
  • Bingung memulai: Ibu bingung memulai pembicaraan menstruasi dari mana
  • Kurang pengetahuan: Ibu kurang pengetahuan atau pengalaman untuk bicara menstruasi karena mungkin dulunya juga tidak jelaskan oleh ibunya
  • Remaja ragu: Remaja meragukan kemampuan ibunya untuk menjelaskan menstruasi
Melihat penjelasan di atas, saya jadi bertanya pada diri sendiri, "Sudah siapkah saya menjadi sumber informasi tentang menstruasi?" Harus siap, ya. Harus bisa, ya. Itulah mengapa kita harus selalu belajar terus menerus ya, Moms!

Apa efeknya jika kita tidak membicarakan menstruasi sejak dini?
  • Adanya emosi negatif: takut, cemas, marah, dll
  • Ketidaksiapan menghadapi menarke: remaja putri akan bingung harus melakukan apa jika terjadi menarke
  • Kesalahpahaman tentang menstruasi: remaja putri mengira ia sakit parah karena adanya darah yang keluar dari vagina
Lalu apa efeknya jika kita membicarakan menstruasi sejak dini?
  • Kesehatan reproduksi remaja lebih baik: remaja menyadari bahwa menstruasi adalah pertanda baik, remaja tahu apa yang harus ia lakukan jika terjadi menarke
  • Menunda hubungan seksual pertama: remaja sadar bahwa dirinya sudah bisa bisa bereproduksi (memiliki anak), maka remaja harus memperhatikan pergaulannya dengan lawan jenis
  • Mengurangi resiko masalah kesehatan mental terkait seksualitas: remaja yang teredukasi tidak khawatir dan tidak mengalami berbagai emosi negatif saat terjadinya menarke
  • Relasi ibu dan remaja akan semakin lebih dekat: tentunya dengan banyak ngobrol dan diskusi, hubungan ibu dan remaja akan semakin terjalin baik, remaja pun akan semakin percaya dengan ibunya sebagai sumber informasi yang tepat bagi kebaikan dirinya

Beberapa pertanyaan yang sering ditanyakan terkait menstruasi.

Hal-hal yang dibicarakan sebelum dan sesudah menstruasi,


7 Tips Bicara Menstruasi:

1. Ingat, ibu yang paling diharapkan
Kita harus membekali diri tentang pengetahuan menstruasi, kita harus paham membedakan mana mitos dan mana yang fakta tentang menstruasi.

2. Bicara menstruasi itu tidak tabu
Buang mindset lama bahwa pembicaraan tentang menstruasi atau pendidikan seksualitas itu tabu. Justru pembicaraan ini penting dilakukan sejak dini (sesuai usia anak/remaja) untuk meningkatkan kesehatan reproduksi perempuan generasi penerus bangsa.

3. Lakukan berulang kali
Pembicaraan mengenai menstruasi tidak bisa hanya dilakukan 1 kali saja. Bertahap, sejak ada tanda-tanda pubertas awal atau bahkan sebelumnya. Diawali dengan cerita, misalnya, "Iya, Umi hari ini sedang tidak sholat. Umi haid." Atau, "Umi mau beli pembalut karena sebentar lagi umi akan haid." Jika muncul pertanyaan-pertanyaan dari anak, pilihlah jawaban yang tepat sesuai dengan usianya dan kesiapannya menerima informasi.

4. Bersikap positif
Isu pubertas (termasuk menstruasi) bisa menjadi topik yang sensitif bagi remaja. PR nih buat kita para mommies untuk selalu bisa berkomunikasi postif kepada anak-anak agar ketika hendak membicarakan topik yang sensitif, anak tidak merasa terusik.

5. Banyak bertanya dan berdiskusi
Lebih baik banyak bertanya dan mendengarkan jawaban remaja daripada banyak menceramahi. Ibu juga bisa berbagi pengalaman positif.

6. Jelaskan secara kongkrit
Gunakan anatomi tubuh sederhana saat menjelaskan. Tunjukkan pembalut dan praktekkan cara penggunaannya. Dulu saya gini, nih, sering kali ibu saya menunjukkan cara memakai pembalut yang benar dan mengingatkan saya agar tidak khawatir jika tiba-tiba mengalami menarke.

7. Jelaskan juga kepada anak laki-laki
Anak laki-laki juga harus diedukasi tentang menstruasi, tujuannya agar anak laki-laki dapat lebih memahami dan menghargai perempuan. Anak laki-laki diharapkan tidak mem-bully atau mempermalukan teman perempuannya yang sedang mentruasi. Akan lebih baik jika anak laki-laki mau membantu teman perempuannya dengan memberikan air minum hangat untuk temannya yang lesu karena menstruasi, atau membantu menutupi teman perempuan yang mengalami 'bocor menstruasi di roknya'.

Saya mau cerita sedikit tentang pengalaman saya dulu ketika masih duduk di bangku kelas 6 SD. Ada seoarang teman perempuan saya yang mengalami bocor menstruasi. Mungkin saat itu dia sedang tidak memakai pembalut dan dia tidak sadar bahwa bocor menstrusi terlihat jelas di rok merahnya. Dia dipermalukan. Banyak teman-teman yang mayoritas laki-laki menertawakannya sampai dia malu. Karena itu, dia jadi tidak berani berdiri dari kursinya sampai jam pulang sekolah tiba. Kasihan dan miris. Kami beberapa anak perempuan akhirnya membantu menutupi rok belakangnya dengan jaket agar tidak terlihat lagi oleh anak-anak lain di luar kelas dan dia bisa pulang dengan aman tanpa dipermalukan lagi.

Semoga jangan ada lagi kasus-kasus bullying seperti ini. Karena jelas sekali bahwa bullying berdampak buruk terhadap mental korbannya.


Dukungan Pemerintah Dalam Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM)

Narasumber berikutnya adalah perwakilan dari Dinkes Prov. DKI Jakarta, dr. Dwi Oktavia, TLH, M.Epid yang menjelaskan bahwa ada peraturan pemerintah terkait kesehatan reproduksi.


Pemerintah juga sudah menyediakan beberapa program kesehatan yang mendukung kesehatan reproduksi remaja, antara lain:
  • UKS  (Unit Kesehatan Sekolah) yang berkolaborasi dengan puskesmas dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat atau kemampuan hidup sehat bagi warga sekolah.
  • Posyandu remaja, yaitu sebuah wadah Pos Kesehatan Remaja yang memfasilitasi dalam memahami seluk beluk remaja selama masa puber.
  • Aku Bangga Aku Tahu (ABAT) yang merupakan penyuluhan rutin ke sekolah terkait kesehatan reproduksi dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
  • Vaksinasi HPV yang menjadi salah satu pelaksanaan program Bulan Imunisasi Anak Sekolah dengan sasaran anak kelas 5 dan 6 SD untuk mengurangi resiko kanker serviks.
Dengan begitu, pemerintah berharap baik remaja putri atau wanita dewasa harus mendapatkan informasi Manajemen Kebersihan Menstruasi sejak dini agar dapat menjaga keseharan reproduksinya dengan baik.

Untuk para ibu, kita diharapkan agar dapat memberikan informasi dan edukasi yang tepat terkait Menejemen Kebersihan Menstruasi kepada putri-puti kita. Dimana informasi tersebut valid yang diperoleh dari tenaga kesehatan atau puskesmas terdekat untuk menghindari informasi atau mitos menstruasi yang tidak tepat.


Rekomendasi Rangkaian Lengkap untuk Menjaga Kesehatan & Kebersihan Area Kewanitaan

Faktanya, 1 dari 2 wanita membersihkan area kewanitaannya menggunakan sabun mandi. Stop! Itu salah, ya. Sabun mandi memiliki pH yang lebih tinggi daripada pH area kewanitaan kita, karena itu membersihkan area kewanitaan menggunakan sabun mandi tidaklah tepat.

Adi Prabowo selaku Head of Marketing, Digital & E-Commerce Mundipharma Indonesia memperkenalkan Rangkaian Lengkap untuk Menjaga Kesehatan & Kebersihan Area Kewanitaan dari produknya Betadine. Rangkaian produknya cukup lengkap, mulai dari pembersih area kewanitaan sehari-hari (Daily Protection), pembersih yang digunakan khusus pada saat menstruasi (Red Days), pembersih saat mengalami infeksi, dan tisu pembersih yang bisa kita gunakan saat sedang berada di perjalanan.


Jadi, mulai sekarang, hentian menggunakan sabun mandi biasa untuk membersihkan area kewanitaan dan pilihlah #yangideal untuk kesehatan reproduksi kita!

You May Also Like

5 comments

  1. Untuk area kewanitaan memang harus pembersih khusus ya bun, biar terjaga kebersihannya

    ReplyDelete
  2. Aku sudah siaga 1 jul, Aqila bulan lalu deteksi isk ringan #sad. Jadi memang harus maksimal memperhatikan area ini apalagi punya anak perempuan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah iya, Uni. Pas toilet training hrs diajari gmn membersihkan area sensitif yang benar kan ya.. Semangat Uni, sehat2 Aqilaa...

      Delete
  3. Banyak banget point penting yang mesti dibahas bersama anak mengenai menjaga kebersihan daerah kewanitaan ya, dan tentunya menyampaikan nya pun bertahap supaya apa yang kita sampaikan mudah dipahami.
    Agar nantinya mereka dapat menjaga kebersihan dengan baik.

    ReplyDelete